Pendampingan OJL
Pendampingan OJL
Peserta Diklat (Tutik) : Saya ingin bisa membuat “Steak Cream Sauce” untuk suami saya.
Master Trainer (MT) : Baik, ibu ingin bisa membuat Steak Cream Sauce.
Coba sekarang pikirkan, kepada siapa ibu akan belajar membuat Steak Cream Sauce? Kira-kira siapa yang
ibu pandang ahli dalam membuat Steak Cream Sauce?
Peserta Diklat (Tutik) : Saya punya tetangga namanya ibu Siska, beliau ahli masak-memasak. Tentu beliau bisa membuat Steak
Cream Sauce dan beliau pasti mau mengajari saya membuat Steak Cream Sauce.
Master Trainer (MT) : Baik, ibu ingin belajar membuat Steak Cream Sauce pada ibu Siska tetangga ibu. Silahkan ibu datang ke
rumahnya dan belajar pada beliau.
(Ibu Tutik kemudian mendatangi Ibu Siska dan mohon ijin untuk diajari membuat Steak Cream Sauce.
Tetapi ternyata ibu Siska bilang bahwa beliau juga tidak bisa membuat Steak Cream Sauce karena beliau
adalah ahli masakan rumah tangga biasa. Beliau tidak ahli dalam memasak masakan restoran)
Master Trainer (MT) : Bagaimana Ibu Tutik, apakah ibu sudah belajar membuat Steak Cream Sauce pada Ibu Siska?
Peserta Diklat (Tutik) : Wah, Ibu Siska ternyata juga tidak bisa membuat Steak Cream Sauce, pak? Beliau tidak ahli dalam
memasak masakan restoran. Terus bagaimana saya, pak?
Master Trainer (MT) : Baiklah. Apa boleh buat, saya juga tidak bisa mengajari ibu membuat Steak Cream Sauce soalnya.
Peserta Diklat (Tutik) : Pak, mungkin saya ganti menu saja, boleh nggak, pak?
Selain ingin bisa membuat Steak Cream Sauce, saya juga ingin belajar membuat Nasi Kebuli Kambing,
pak?
Master Trainer (MT) : Boleh, silahkan. Ibu mau belajar ke siapa membuat Nasi Kebuli Kambing?
Peserta Diklat (Tutik) : Ke ibu Siska lagi, pak. Kan beliau bilang ahli dalam masakan rumah tangga.
ANALOG LANJUTAN:
(Ibu Tutik kemudian mendatangi Ibu Siska lagi dan mohon ijin untuk diajari membuat Nasi Kebuli
Kambing. Dan ibu Siska berkenan mengajari ibu Tutik membuatnya)
(lalu selama beberapa kali ibu Tutik mendatangi rumah ibu Siska untuk belajar membuat Nasi
Kebuli Kambing. Awalnya Ibu Siska menjelaskan bahan-bahan yang diperlukan, lalu menjelaskan
cara membuat nasi Aron, kemudian menjelaskan bumbu yang dihaluskan, lalu bahan taburan,
dan cara membuat Nasi Kebuli Kambing).
Ibu Siska : Ibu Tutik, hari ini cukup sampai di sini saja dulu ya. Nanti, ibu datang kembali ke sini sambil
membawa semua bahan-bahan tadi. Ini buku resep masakan saya berikan untuk ibu Tutik.
Silahkan, ibu baca-baca kembali seperti yang sudah saya jelaskan tadi. Minggu depan, ibu ke sini
lagi, kalau sudah semuanya siap, kita akan prakek membuat Nasi Kebuli Kambing. Kebetulan
minggu depan saya ada waktu untuk ibu Tutik.
Peserta Diklat (Tutik) : Baik, Ibu Siska. Terima kasih atas waktunya.
(Minggu depannya, ibu Tutik datang kembali dengan membawa semua bahan-bahan dan bekal
pemahaman yang sudah dari buku resep yang diberikan Ibu Siska. Merekapun praktek membuat
Nasi Kebuli kambing. Sambil praktek memasak, Ibu Tutik bertanya jawab dengan ibu Siska
tentang pembuatan Nasi Kebuli Kambing. Ibu Siska juga mendemonstrasikan cara membuatnya.
Mereka saling berdiskusi. Beberapa hal dalam buku resep yang Ibu Tutik belum paham
ditanyakan, dan Ibu Siska dengan senang hati menjelaskannya)
Master Trainer (MT) : Bagaimana ibu Tutik, apakah Ibu sekarang sudah bisa membuat Nasi Kebuli Kambing?
Peserta Diklat (Tutik) : Sudah, Pak. Sekarang saya sudah bisa membuat Nasi Kebuli Kambing.
Master Trainer (MT) : Coba, sekarang ibu jelaskan kembali ke saya bagaimana pemahaman ibu tentang pembuatan
Nasi kebuli kambing.
Peserta Diklat (Tutik) : (Ibu Tutik lalu menjelaskan bahan-bahan yang diperlukan, menjelaskan cara membuat Nasi Aron,
kemudian menjelaskan bumbu-bumbu yang dihaluskan, lalu bahan taburan, dan cara membuat
Nasi Kebuli Kambing dengan baik).
PENDAMPINGAN 3:
• Pendampingan ketiga dilakukan untuk mengidentifikasi
perkembangan pelaksanaan On The Job Learning (OJL) melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan On The Job Learning (OJL)
dan pembimbingan dalam penyusunan portofolio dan bahan
presentasi. Strategi pendampingan dilakukan berupa tatap muka di
kelas dengan Master Trainer (MT).
• Pendampingan ketiga sebaiknya dilakukan dalam tiga bulan setelah
kegiatan In Service Learning 1 berakhir (±hari ke 75-80).
• Permasalahan yang sering muncul adalah tentang penulisan
portofolio, sistematika laporan portofolio dan bahan presentasi.
• Prosentase ketercapaian pelaksanaan tugas OJL 80%; penilaian
sikap dari MT, laporan pendampingan OJL 3.
RAMBU-RAMBU PENDAMPINGAN
• Jumlah Master Trainer (MT) ditentukan sesuai dengan
kebutuhan jumlah peserta (15 calon kepala
sekolah/madrasah/Master Trainer (MT)) ditambah seorang
petugas monev.
• Pendampingan dilakukan selama satu hari di lokasi setara
dengan 10 JP.
• Metode pendampingan antara lain pengisian instrumen monev
perkembangan pelaksanaan On The Job Learning (OJL),
konsultasi individu, Focus Group Discussion, dan umpan balik
oleh Master Trainer (MT)).
LAPORAN PENDAMPINGAN 1-2-3