Anda di halaman 1dari 41

BAHAN BERBAHAYA DAN

BERACUN (B3)

Eko Rustamaji W, SST,M.Tr.Kep


Materi ajar

Pengertian

Jenis dan sifat

Bahan B3 di fasilitas layanan Kesehatan

Pengelolaan Limbah B3

Penanggulangan bahaya B3
Pengertian

B3 adalah zat, energi, dan /atau komponen


lain yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau jumlahnya,baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : P.56/Menlhk-Setjen/2015
LIMBAH

• Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau


kegiatan.
• Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang
selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 1 :
Bahan-bahan
mudah
meledak
(Explosives)

Contoh :
Amunisi,
Amonium
Picrate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 2 : Gas-gas

Gas yang mudah


terbakar (Flammable
Gas)
Contoh : Gas Alam
Gas bertekanan yang
tidak mudah terbakar
(Non Flammable
Compressed Gas)
Contoh : Nitrogen
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 3 :
Flammable Liquids
(Cairan mudah
menyala)

Bahan kimia cair


yang mudah terbakar
Contoh :
Acetonitrile,
Acetone, CS2, LPG.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 4 :
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)

Bahan kimia padat yang


mudah menyala
(Flammable Solid)

Contoh : Benlate dan


Benomyl Composition.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 5 :
Oxidizing Agents &
Organic Peroxide
(Cairan mudah
menyala)

Contoh :
Calcium Hypochlorite,
H2O2, Acetyl
Peroxide.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 6 :
Bahan Beracun
(Toxic/Poison)

Bahan kimia
beracun (Toxic
Substances)

Contoh :
Lannate 25 WP,
Methomyl Comp,
Chloroform,
CCl4,
Dimethyl
Sulphate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 7 :
Bahan Radioaktif
(Radioactive Materials)

Bahan Radioaktif
adalah bahan kimia
yang mempunyai
kemampuan
memancarkan sinar
radioaktif dgn aktivitas
jenis lebih besar dari
0.002 microcurie/gram
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 8 :
Bahan korosif
(corrosive substances)

Yaitu bahan kimia yang


dapat mengakibatkan
kerusakan apabila
kontak dengan jaringan
hidup atau bahan
lainnya.

Contoh : asam asetat,


hcl, h2so4, hno3, naoh,
koh, nh4oh.
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Limbah B3 Limbah cair yang mengandung B3 antara lain
cair Limbah larutan fixer, Limbah kimiawi cair, dan
Limbah farmasi cair

Limbah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang


infeksius tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia rentan
Limbah Limbah dari bahan yang terkontaminasi
sitotoksik dari persiapan dan pemberian obat
sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang
mempunyai kemampuanuntuk
membunuh dan/atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
Ex. Vincristin, epirubicin ,
cyclopospamide, dll

Limbah Limbah berupa buangan selama kegiatan


patologis operasi, otopsi, dan/atau prosedur medis
lainnya termasuk jaringan, organ,
bagian tubuh, cairan tubuh, dan/atau
spesimen beserta kemasannya.
Limbah B3 yang dihasilkan faskes
(padat, Cair dan Gas)

MELIPUTI :
a. dengan karakteristik infeksius;
( darah, cairan tubuh, limbah lab, limbah kegiatan
isolasi)
b. benda tajam;
(Jarum, lancet, vial, kaca preparat dll)
c. patologis;
d. bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa
kemasan;
e. radioaktif;
g. farmasi;
h. Sitotoksik
k. peralatan medis yang memiliki
kandungan logam berat tinggi; dan
l. tabung gas atau kontainer bertekanan
Prinsip Pengelolaan B3

• Jangan memproduksi limbah B3


• Minimisasi Limbah B3
• Reduction, Reuse dan Recycling
• Pembuangan secara aman (tidak
membahayakan kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup)
Tahap Pengelolaan Limbah B3 dari fasilitas
pelayanan kesehatan terdiri dari :

a. Pengurangan dan pemilahan Limbah B3;


b. Penyimpanan Limbah B3;
c. Pengangkutan Limbah B3;
d. Pengolahan Limbah B3;
e. penguburan Limbah B3; dan/atau
f. Penimbunan Limbah B3
A. PENGURANGAN DAN PEMILAHAN LIMBAH B3

1 .PENGURANGAN:
 menghindari penggunaan material yang mengandung Bahan
Berbahaya dan Beracun jika terdapat pilihan yang lain;
 melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan atau material
yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau pencemaran
terhadap lingkungan;
 melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan
sesuai jadwal
 mengganti termometer merkuri dengan termometer digital atau
elektronik;
 penggunaan metode pembersihan yang lebih tidak berbahaya,
seperti menggunakan desinfeksi uap bertekanan daripada menggunakan
desinfeksi kimiawi
Penggunaan kembali (reuse).
melakukan penggunaan kembali akan lebih mengarahkan pada pemilihan
produk yang dapat digunakan kembali dibandingkan dengan produk
sekali pakai (disposable

Daur ulang (recycling).


Daur ulang merupakan upaya pemanfaatan kembali komponen yang
bermanfaat melalui proses tambahan secara kimia, fisika, dan/atau
biologi yang menghasilkan produk yang sama ataupun produk yang
berbeda
2. Pemilahan Limbah B3

 memisahkan Limbah B3 berdasarkan


jenis, kelompok, dan/atau karakteristik
Limbah B3;

 mewadahi Limbah B3 sesuai


kelompokLimbah B3.
B. PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Penyimpanan Limbah B3
A. menyimpan Limbah B3 di
fasilitasPenyimpanan Limbah B3;
B. menyimpan Limbah B3 menggunakan
wadahLimbah B3 sesuai kelompok Limbah B3;
C. penggunaan warna pada setiap kemasan
dan/atau wadah Limbah sesuai karakteristik
Limbah B3; dan
D. pemberian simbol dan label Limbah B3 pada
setiap kemasan dan/atau wadah Limbah B3
sesuai karakteristik Limbah B3.
Prinsip dasar penanganan (handling) limbah medis

• Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai


kategori Limbah
• Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah 3/4 (tiga
per empat) Limbah dari volume, sebelum ditutup
• dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari tertusuk benda tajam,
apabila Limbah benda tajam tidak dibuang dalam wadah atau kantong
Limbah
• penekanan Limbah dalam wadah atau
kantong Limbah dengan tangan atau
kaki harus dihindari

• Penggunaan wadah atau kantong


Limbah ganda harus dilakukan, apabila
wadah atau kantong limbah bocor,
robek atau tidak tertutup sempurna
Tata cara penanganan dan pengikatan Limbah
medis yang benar
Tata cara penanganan dan pengikatan Limbah
medis yang salah
Contoh fasilitas penyimpanan Limbah
B3 dari fasilitas pelayan kesehatan
dalam ruangan yang dilengkapi dengan
pembatas akses (kerangkeng

ruang pendingin untuk penyimpanan Limbah B3


berupa Limbah infeksius, benda tajam,
dan/atau patologis
C. PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN

1. Pengangkutan internal

Pengangkutan ini berawal dari


titik penampungan awal ke
tempat pembuangan atau ke
incinerator (pengolahan on-
site).
Syarat alat angkut internal

a. Mudah dilakukan bongkar-muat • Troli pengumpul kapasitas 300


liter (6 wadah x 50liter) dengan
Limbah, wadah plastik dan penutup
b. Troli atau wadah yang digunakan
tahan goresan limbah benda tajam
c. mudah dibersihkan.

• Troli pengumpul dengan kapasitas 120-


200 liter(bergantung ukuran wadah)
2. Pengangkutan eksternal

• Yaitu pengangkutan sampah medis ke tempat pembuangan di luar (off-


site)
Syarat Kendaraan

• kendaraan bermotor milik sendiri atau barang milik negara;


• Limbah B3 wajib ditempatkan dalam bak permanen
dan tertutup di belakang pengendara dengan
ukuran:
• wadah permanen Limbah B3 dilekati simbol sesuai
karakteristik Limbah B3;
• Limbah B3 wajib diberi kemasan sesuai persyaratan
kemasan Limbah B3; dan
• ketentuan mengenai kapasitas daya angkut Limbah B3 dan
spesifikasi alat angkut Limbah B3 mengikuti peraturan
perundang-undangan mengenai angkutan jalan.
PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN

• menggunakan alat angkut Limbah B3 yang telah mendapatkan


Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah
B3 dan/atau persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (3);
• menggunakan simbol Limbah B3;
• dilengkapi manifes Limbah B3
D. PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Pengolahan Limbah B3 secara termal :


a. autoklaf tipe alir gravitasi dan/atau tipe vakum;
b. Gelombang mikro;
c. iradiasi frekwensi radio; dan/atau
d. insinerator.

DILARANG digunakan untuk:


a. Limbah B3 radioaktif;
b. Limbah B3 dengan karakteristik mudah meledak
c. Limbah B3 merkuri.
E. PENGUBURAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Dilakukan Untuk Limbah :


1. Patologis;
2. Benda tajam.
Cara Penguburan

1. menguburkan Limbah B3 di fasilitas penguburan Limbah


B3 yang memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan teknis
penguburan Limbah B3;
2. mengisi kuburan Limbah B3 dengan Limbah B3 paling tinggi setengah
dari jumlah volume total dan ditutup dengan kapur dengan
ketebalan paling rendah 50 cm sebelum ditutup dengan tanah;
3. memberikan sekat tanah dengan ketebalan paling rendah 10 cm pada
setiap lapisan Limbah B3 yang dikubur;
4. melakukan pencatatan Limbah B3 yang dikubur; dan
5. melakukan perawatan, pengamanan, dan pengawasan kuburan
Limbah B3.
PENANGGULANGAN BAHAYA B3 SAAT KONDISI
EMERGENY
Penanganan bila terjadi Kontaminasi B3 Bila Terkena Kulit dan
Rambut

1. Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri darikonta


minan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yangmelepas uap b
erbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
2. Jangan digaruk / digosok jika gatal
3. Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju Savety water
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi
4. Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bilamungk
in air mengalir /shower selama 15 s/d 20 menit )
5. Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
6. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi RawatD
arurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh)
 Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi B3 bi
la Terkena Mata

1. Membaringkan dan memposisikan pekerja yang


terkontaminasi dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah
mata yang terkontaminasi b)
2. Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengansejumla
h air yang dingin dan bersih selama 15-20 menit
3. Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenaimata
sebelahnyad)
4. Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiramdi
sekitar kulit, alis dan kelopak matae
5. Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanyaf)
6. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan InstalasiRa
wat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
Kondisi Darurat Penanganan Masuk melalui
mulut/terminum
1.Kurangi kadar racun dengan memberi minum air putih
2.Korban segera ditolong ke rumah sakit.
3.Bahan kimia diisolasi agar tidak ada korban lain.

Terhirup/terpapar melalui pernafasan


1.Jika korban pingsan, baringkan ke tempat aman bebaskan
jalan nafas
2.Periksa bagian pernafasan atau denyut
3.Jika tidak dirasakan denyut/nafas, lakukan CPR
(dilarang melakukan bantuan nafas mouth to mouth)
4.Segera ke medical room, berikan oksigen.
5.Bahan kimia diisolasi agar tidak ada korban lain
6. Korban segera ditolong ke rumah sakit.
Terjadi kebakaran
1.Tidak usah panik, segera ambil tabung APAR
2.Padamkan api menggunakan APAR
3.Jika api meluas dan tidak bisa dipadamkan, hubungi Security
4.Singkirkan barang-barang yang dapat mengakibatkan api
meluas 5.Perintahkan orang lain untuk siaga dan evakuasi

Kondisi Darurat Penanganan Terjadi ledakan


1.Segera cari tahu sumber ledakan
2.Isolasi area ledakan
3.Hubungi ESH/Security
TERIMA KASIH ...............

Anda mungkin juga menyukai