Efek Fotografis Sinar - X
Efek Fotografis Sinar - X
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA
FILM ROENTGEN
• Pembuatan foto Roentgen dibagi dalam 2 fase:
– Fase pemotretan dalam ruangan pesawat
Roentgen.
– Fase processing film dalam kamar gelap.
• Sebelum melakukan pemotretan, maka
terlebih dahulu harus mengetahui hal-hal
sebagai berikut:
– Data-data elektrik
• Faktor mA (mili-Ampere)
• Faktor seconde (waktu expose)
• Faktor kV (kilovolt)
– Densitas dan contrast
– Scatter
• Unmodified scatter
• Modified scatter
• Secondary radiation
– Focal spot
– Faktor jarak
– Intensifying Screen
– Klasifikasi bagian tubuh
– Posisi penderita
– Film
– Waktu expose
Data Elektrik
• Perlu diperhatikan:
– Faktor mA (miliampere) dan seconde (waktu
expose).
• mA (miliampere) merupakan satuan arus tabung,
menentukan banyaknya elektron yang membentur
anoda/bidang fokus/ target.
• Waktu expose ini menentukan pula banyaknya sinar-X
yang terbentuk.
– Faktor kV (kilovolt)
• bila kV makin tinggi maka sinar-X yang dihasilkan akan
mempunyai sifat daya tembus (energi penetrasi,
fotonnya) yang makin besar, dengan panjang
gelombang makin pendek.
Densitas dan Kontrast
9 cm x 12 cm 13 cm x 18 cm 15 cm x 40 cm
18 cm x 24 cm 20 cm x 40 cm 20 cm x 96 cm
24 cm x 50 cm 30 cm x 30 cm 30 cm x 40 cm
30 cm x 30 cm 35 cm x 35 cm 35 cm x 43 cm
• Film dental:
2 cm x 3 cm 3 cm x 4 cm
4 cm x 5 cm 5,7 cm x 5,6 cm
PENYIMPANAN FILM
• Film harus di perlakukan dengan halus dan
hati-hati oleh karena film sangat peka
terhadap:
– Pengarah physis (panas).
– Pengaruh mekanis (gesekan-gesekan, penekanan,
penggulungan, pembengkokan).
– Cahaya.
– Uap/bahan-bahan kimia.
– Sinar-X.
• Jadi film hendaknya disimpan pada suatu
tempat khusus yang:
– Terlindung dari cahaya, sinar-X dan sinar Gama.
– Berhawa kering/lembab (kelembaban nisbi
maksimal 40 sampai 60%).
– Sejuk (suhu ruangan tidak lebih dari 200C).
– Tidak boleh/jangan disimpan bersama-sama
dengan bahan-bahan kimia.
– Jangan sampai terkena pengaruh gas arang, uap
cat, gas-gas pembuangan dari mototr, zat-zat
belerang dan uap amoniak.
• Kotak-kotak film hendaknya jangan ditumpuk
satu diatas yang lain, tetapi di berdirikan
secara berjejer.
• Waktu penyimpanan dalam keadaan normal.
– Sampai tanggal yang terjamin (expired date).
• Pakailah selalu film yang lebih tua terlebih
dahulu.
• Tempat penyimpanan harus terlindungi dari
radiasi primer dan radiasi sekunder.
• Harus dijaga selalu agar film jangan sampai
terkena sinar (Roentgen atau Gamma) atau
cahaya biasa sebelum atau sesudah exposi.
Waktu Exposi
• Pada anak-anak yang belum bisa diatur atau
diperintah menurut kemauan si pemeriksa,
dari pada organ-organ tubuh yang mutlak
otonom, maka waktu exposi diberikan
sesingkat—singkatnya, bisa sampai 0,01 detik
dan untuk mencapai nilai mAs yang optimum,
maka nilai mA dinaikkan.
• Jadi dalam phase pemotretan ini kiita harus
mengatur kV, mA dan S (seconds) dari
perangkat, agar:
– diperoleh mAs yang sesuai untuk tiap penderita ,
– memasang cassette dengan film dan intensifying
screen didalamnya,
– mengatur posisi penderita/bagian tubuh yang
hendak di foto agar sedekat mungkin pada film.
– melakukan usaha-usaha untuk mengurangi sinar
hambur mencapai penderita/film (memasang
conus, diaphragm dan grid).
Kamar Gelap
• Susunan kamar gelap:
– Ukuran kamar gelap harus ditentukan menurut
kapasitas bagian roentgen dan bahan kerja harian yang
diperkirakan.
– Kamar gelap harus cukup terlindungi dari cahaya
maahari dan cahaya dari ruang-ruang disebelahnya.
– Haruslah terjamin proteksi radiasi yang cukup bagi
pekerja yang ada didalam kamar gelap, dan bagi film
yang belum terpakai yang tersimpan didalamnya.
– Ventilasi harus cukup didalam kamar gelap.
– Pengaturan udara (air-conditioning) harus diatur
sedemikian rupa, sehingga suhu dipertahankan
sekitar 200C.
– Harus ada presedisi air mengalir yang cukup serta
sistim pembuangan air yang effesien.
– Lantai kamar gelap hendaknya dilapis dengan ubin
dan diberi alas dari kisi-kisi kayu.
– Dinding hendaknya dilapis dengan ubin sampai
setinggi 1,5 m – 2 m, dan sela-sela diantara ubin
ditutup rapat dengan semen murni sehingga tidak
dapat di tembus air.
PERLENGKAPAN KAMAR GELAP
• Kamar gelap terdiri dari 2 bagian yang
terpisah:
– Ruang/bagian kerja kering
– Ruanr/bagian kerja basah.
• Ruang/bagian Kerja Kering
– Disediakan untuk mengisi dan mengeluarkan
bahan potret (film roentgen).
– Pemasangan film pada bingkai atau jepitan film.
– Pencatatan nama atau nomor.
• Ruang/bagian Kerja Basah
– Diperuntukan bagi pekerjaan pengolahan film,
seperti:
• pembangkitan (developing),
• pembilasan,
• penetapan (fixation),
• pembasuhan terakhir,
• dan pengeringan.
• Perlengkapan lain yang penting untuk kamar
gelap:
– Penerangan ruang kerja.
– Thermometer dan pengukur waktu
pembangkitan.
– Fasilitas untuk menyelenggarakan suhu yang tetap
pada cairan-cairan pengolahan film seperti
thermostat, alat pemanas celup dan sebagainya.
CAIRAN PEMBANGKIT
(larutan developer)
• Bahan kimia yang dipakai untuk menghasilkan
kontras yang baik dalam pengolahan film.
• Cairan pembangkit atau developer ini terdiri
dari 4 bahan yang terlarut dalam air, yaitu:
– Developing agent
– Preservative agent
– Activator/akselerator
– Restrainer
Larutan Penetap
• Tujuan:
– Menghentikan (menetapkan) proses pembangkit.
– Melarutkan (membersihkan) AgBr yang tidak kena
exposi sinar-X.
– Menjernihkan daerah-daerah yang tidak ditempati
oleh butir-butirAg2O.
• Larutan penetap terdiri dari:
– Clearing Agent,
– Preservstive Agent,
– Hardering Agent,
– Acidifier,