Prinsip :
• Alternatif intubasi endotrakeal.
• Tidak melewati glottis, German Society of Anesthesiology and Intensive
Care Medicine (DGAI) menyebut sebagai "perangkat saluran napas faring".
SUPRAGLOTTIC
AIRWAY DEVICES
Devices with an esophageal and oropharyngeal
cuff
• LTS-D laryngeal tube berhasil dimasukkan oleh pemula pada 74% pasien yang dibius
dalam waktu 45 detik.
• Residen anestesi bulan pertama yang dilatih pemasangan ProSeal laryngeal mask
pada manikin dapat menempatkan LMA pada pasien dengan tingkat keberhasilan
yang lebih tinggi daripada intubasi laringoskopi konvensional (100% : 65%) dan
dengan waktu jalan napas efektif yang lebih pendek (42 detik : 89 detik).
Cara :
Pasien harus dibius head tilt Membuka mulut pasien
memasukkan device di sepanjang palatum durum ke
faring Ketika ujung distal cuff bersinggungan dengan
sfingter esofagus bagian atas, akan terasa adanya
tahanan, yang menandakan penempatan yang benar.
Kebocoran udara sering terjadi pada tekanan ≥18-20 cmH2O membatasi kualitas
ventilasi yang dapat dicapai pada pasien dengan compliance paru atau toraks yang
rendah.
Laryngeal Mask with an Esophageal Lumen
Yang tersedia saat ini adalah :
I-gel : sekali pakai dan tidak terbuat dari bahan seperti gel. Bagian laring sesuai
dengan anatomi hipofaring dan memiliki saluran yang memungkinkan penyisipan NGT
LMA ProSeal : re-useable dan memiliki lumen ekstra untuk NGT, serta memiliki
modified cuff yang dirancang untuk membuat seal yang lebih baik daripada classic
LMA.
LMA Supreme : sekali pakai, memiliki bentuk yang dirancang seperti anatomi
sehingga mudah dilakukan. Seperti ProSeal, memiliki seal yang lebih baik daripada
classic LMA.
• I-gel laryngeal mask memiliki tingkat keberhasilan 78% pada percobaan
pertama dan 100% pada percobaan ke 3. Tidak ada perbedaan signifikan
dalam airway leak pressure pada I-gel dan classic LMA, 25 : 22 cmH2O.
Endotrakeal tube dimasukkan ke trakea melalui laryngeal mask dengan
bimbingan fiberoptic.
• LMA Supreme dan ProSeal memiliki tingkat keberhasilan 92-95%, serta
memiliki airway leak pressure masing-masing 29 dan 26 cmH2O.
NGT dapat dimasukkan dengan baik pada semua kasus.
LMA Supreme dan ProSeal memungkinkan tekanan ventilasi yang lebih tiggi
dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan I-gel.
(LMA ProSeal)
Laryngeal Mask for Endotracheal Intubation
Fastrach intubating laryngeal mask airway (ILMA)
dirancang khusus untuk penempatan tabung endotrakeal
• Keberhasilan :
1. Coass : melakukan ILMA lebih cepat daripada classic LMA dan mencapai ventilasi
yang memadai dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi.
2. Keberhasilan intubasi dengan ILMA (92%) lebih besar daripada laringoskopi
langsung konvensional (40%).
3. Pasien dengan jalan nafas yang sulit (penurunan kemampuan membuka mulut dan
keterbatasan gerakan tulang belakang cervical), ahli anestesi berpengalaman
melakukan ILMA dengan tingkat keberhasilan 89% pada percobaan pertama dan
100% pada percobaan ketiga.
COMBITUBE
• Terdiri dari double lumen tube yang disatukan.
• Lumen yang tertutup pada ujung distal memiliki bukaan banyak sisi dan cuff proximal setinggi
orofaring yang menutupi jalan nafas oronasal
• Tersedia dalam dua ukuran 37F dan 41 F, dapat digunakan pada pasien yang tingginya min.
122 cm.
• Dua tanda pada poros tabung menunjukkan kedalaman yang benar.
• Karena cuff yang rapat, Combitube juga dapat digunakan selama resusitasi kardiopulmoner
tanpa harus mengganggu kompresi dada untuk ventilasi.
Kelemahan
- Obstruksi pada lubang tube oleh mukosa dapat menghambat atau
mencegah ventilasi
- manset mengandung lateks Kontraindikasi pada pasien dengan
alergi lateks.
KI Relative :
1. pasien dengan intact bite
2. reflex menelan.
KONTRAINDIKASI RELATIF :
pasien dengan intact bite atau refleks menelan.
LARYNGEAL TUBE SUCTION
• Alat yang lebih maju dibandingkan yang lainnya, karena memiliki lumen kedua yang
memungkinkan untuk dekompresi esophagus jika terjadi regurgitasi dan menyediakan
akses untuk memasukan NGT Sehingga untuk mengurangi resiko aspirasi.
• LTS dapat digunakan pada pasien kritis, terluka serius, dan dalam resusitasi
kardiopulmoner.