Anda di halaman 1dari 14

P BANGNAS

E T
R R T
REBUT A TAHAN / ISI
J MERDEKA G U
A E J
L PENJAJAH D U
A I T.A.H.G A
N N
A
1997
N s/d N
1908 1928 1945
2004 A
S
P W
I
A PANCA SILA WASAN O
BUDI SUMPAH & A
N UTOMO PEMUDA UUD 1945 TARA S N
B
J A A
A TANNAS N L
N G
UU
G
PERSATUAN & PERDA MANTAP
KESATUAN BANGSA BELA NEGARA
NBN merupakan benteng bagi negara dalam
menyelamatkan kelanggengan kehidupan berbangsa.

Peningkatan kualitas eksistensi Negara membutuhkan


semangat dan NBN di masyarakatnya, tanpa itu dapat
dipastikan kehidupan berbangsa akan mudah goyah,
luntur, dan pada akhirnya Negara itu akan hancur
( Budi S. Soepandji, 2008).
Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warga Negara yang teratur, menyeluruh, ter¬padu
dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bemegara
Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai ideologi Negara, kerelaan untuk berkorban
guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar
maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kemerdekaan dan kedaulatan Negara, kesatuan
dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan
yurisdiksi nasional, serta nilai-¬nilai Pancasila dan
UUD 1945. (Basrie, 1998: 8)
Bela Negara merupakan sikap setiap
individu dengan semangat kejuangan
pantang menyerah dalam jiwa Sapta Marga,
dilandasi keimanan dan ketaqwaan, berniat
tekad bulat tanpa pamrih dan berani rela
berkorban melaksanakan bela Negara
dengan didasari sikap profesionalitas dan
integritasnya untuk bersama-sama
mencapai tujuan Negara yang aman dengan
landasan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 demi kejayaan Negara.
(Yulianto, 2013:365).
KONSEP KEBANGSAAN
Konsep kebangsaan modern diperkenalkan pada abad XIX di Eropa.

Ernest Renan: bangsa ialah keinginan untuk bersama.


Otto Bauer: bangsa ialah suatu masyarakat tertib yang muncul dari
kesamaan karakter, atau karena kesamaan nasib.

Pengertian modern : terbentuknya suatu bangsa tidak dibatasi


oleh ras atau agama tertentu, tidak juga oleh bentuk-bentuk
geografis seperti aliran sungai, laut atau gunung.

Kebangsaan yang mencakup keinginan untuk bersatu dalam


mencapai tujuan dan atau dukungan dengan persamaan
sejarah, yang diikrarkan pada Konggres Pemuda pada tahun
1928, sudah tergolong maju dan modern.
KONSEP KEBANGSAAN

Nasionalisme merupakan tekat atau


semangat dari setiap warga Negara untuk
menjaga dan mempertahankan bangsa dan
Negara-nya agar selalu meningkat rasa
kenyamanan, keamanan dan
kesejahteraannya serta terjamin
kedaulatannya.
(Hardjosatoto, 1985: 42).
ANCAMAN
• Usaha mengganti Dasar Negara RI.

• Golongan  Negara Islam Indonesia

• Golongan yg membawa pandangan


Individualisme, Liberalisme, pragmatisme.

• Narkoba, Free sex.


COMMON ENEMY

PEMIMPIN :

KETIDAKADILAN, KETIDAKJUJURAN, KETIDAKBENARAN

Menimbulkan
KEMISKINAN

YANG DIPIMPIN :

KESENJANGAN, PENGANGGURAN, KETERBELAKANGAN


ENEMY RESOURCES
CARA PIKIR

UTUH – TERPADU - MENYELURUH

BULAT
PIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL

SISTEM – OBYEKTIF - POSITIF

PANCASILA
YANG SEBAIKNYA
DIPERBUAT
Memperkuat Komitmen dalam Perbuatan
Melawan Rasa Inferior & Apatisme
Turut Membangun Prestasi Nasional
Waspada thd pengaruh negative masyarakat

PRIDE, HONOUR, INTEGRITY


IMPLEMENTASI

PEMIMPIN  (RAKYAT TERPILIH)


PIKIR SIKAP TINDAK  UTAMAKAN P. KB

1. DAHULUKAN  KEPENTINGAN NASIONAL


2. BUAT KEP.  IKUTI NORMA/ATURAN BAKU
3. MATANG  (MORAL, EMOSI, SOSIAL)

“ KNOW WHAT TO DO, AND DO IT “


IMPLEMENTASI
RAKYAT  ( SUMBER PEMIMPIN )

KESADARAN BELA NEGARA

1. BANGKITKAN RASA P K B & K W.


a. SADAR BANGSA & NEGARA
b. BANGGA ANAK INDONESIA
c. CINTA TANAH AIR
d. RELA KORBAN UTK NUSA & BANGSA

2. YAKIN KEBENARAN “PANCASILA” (MORAL)

3. TERSEDIA WADAH KADER PEMIMPIN (ORMAS)

Anda mungkin juga menyukai