Infeksi Jamur
Infeksi Jamur
الر ْح َم ِن ه ِ بِ ْس ِم ه
َّللا ه
REFRESHING
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK dr. Heryanto Syamsudin, Sp.KK
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT ISLAM SUKAPURA
Disusun oleh :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Hasanah Suci Indriani
2019
(2014730040)
INFEKSI JAMUR
1. TINEA CAPITIS
Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita.
Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerahan, alopesia dan kadang-
kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion.
EPIDEMIOLOGI
Tinea capitis sebagian besar merupakan penyakit anak-anak pra-remaja. Usia onset
tipikal adalah antara 5-10 tahun.
MANIFESTASI KLINIS
• Tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh
genus microsporum dan sering ditemukan
Gray patch pada anak-anak.
• Papul yg melebar dan membentuk bercak,
Lampu Pemeriksaan
wood KOH
Kultur
TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Terapi non-medikamentosa bertujuan untuk menghilangkan faktor predisposisi.
Penting untuk membersihkan sisir, sikat, dan topi untuk mencegah infeksi ulang.
Medikamentosa
Sampo 2% ketokonazol dan sampo 1% atau 2,5% selenium sulfida (Selsun) harus
digunakan 2 hingga 3 kali seminggu selama 5 hingga 10 menit selama terapi untuk
mengurangi jumlah koloni jamur permukaan.
Griseofulvin dalam bentuk fine particle dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 gram
untuk orang dewasa dan 0,25-0,5 gram untuk anak-anak sehari atau 10-25
mg/kgBB diberikan 1-2 kali sehari, selama pengobatan bergantung pada lokasi
penyakit, penyebab penyakit dan keadaan imunitas penderita.
TATALAKSANA
Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari – 2 minggu pada pagi hari setelah
makan.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
2. TINEA BARBE
Terjadi pada pria
Sering disebabkan oleh T. mentagrophytes var mentagrophytes & T. verrucosum
Dermatofitosis pada dagu dan jenggot.
2 tipe tinea barbe : Tipe superfisial& tipe inflamatorik
Efloresensi : Rambut daerah yang terkena menjadi rapuh sifatnya dan tidak
mengkilat, tampak reaksi radang pada folikel berupa kemerahan, edema, pustula.
MANIFESTASI KLINIS
Gatal, nyeri
Papul eritematous atau pustul yang ditengahnya terdapat folikel rambut. Kadang
terlihat krusta dan eksudasi
Rambut yang terkena rontok dan mudah tercabut
Pada tipe inflamatorik, gambaran mirip seperti kerion pada tinea kapitis
PENATALAKSANAAN
Oral
1. Griseovulfin, dosis tunggal 10-15 mg/kg bb,microsize 15-25 mg/kg bb u/6-8 minggu
2. Ketokonazol, 200 mg/hari u/10 hr-2 minggu
Topikal
1. Golongan azole
2. Sampo anto jamur
3. TINEA FASIALIS
Tinea fasialis adalah suatu infeksi dermatofita superfisialis yang mengenai daerah
wajah. Pada wanita dan anak-anak, infeksi dapat terjadi pada semua daerah
wajah, termasuk pada daerah bibir bagian atas dan dagu
ETIOLOGI
Infeksi tinea fasialis bisa disebabkan oleh beberapa jenis jamur,
termasuk Trichophyton rubrum,yaitu jamur yang hidup pada tubuh
manusia, Microsporum canis dari kucing dan anjing, serta T. verrucosum dari hewan
ternak.
PENATALAKSANAAN
Non medikamntosa
Menghentikan kebiasaan berbagi pemakaian peralatan pribadi seperti pakaian,
sisir, alat cukur, handuk atau lap.
Gunakan alas kaki ketika berada di lingkungan yang lembap seperti di sekitar
kolam renang atau di tempat sauna.
Medikamentosa
Infeksi ini ditangani dengan pemberian salep dan obat antijamur, seperti
salep ketokonazole, miconazole, dan clotrimazole atau tablet antijamur terbinafine
dan itrakonazole. Membaik dalam kurun waktu empat hingga enam minggu.
TINEA FASIALIS
4. TINEA KORPORIS
Dermatofitosis pada kulit badan, tungkai, lengan
Efloresensi : lesi bulat/lonjong, berbatas tegas
terdiri dari eritema, skuama, kadang-kadang
dengan vesikel dan papul ditepi, adanya central
healing.
Klinis : Lesi bulat berbatas tegas, pada tepi lesi
tampak tanda radang lebih aktif dan bagian
tengah cenderung menyembuh (central healing)
Derajat inflamasi bervariasi, dengan morfologi dan eritem sampai dengan vesikel
dan pustul, tergntung pada spesies dan status imun tubuh
Penyebab zoofilik tanda inflamasi akut
Imunosupresi lesi sering menjadi luas
DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium yaitu
mikroskopis langsung dan kultur
ETIOLOGI
M. canis,T. verruccosum, E. floccosum,
T. rubrum
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
Jangan mengunakan handuk, baju, atau benda lainnya secara bergantian dengan orang yang
terinfeksi.
Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah penyebaran
jamur tersebut.
Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran agar
jamur tidak mudah tumbuh.
Jika memungkinkan hindari penggunaan baju dan sepatu yang dapat menyebabkan kulit selalu
basah seperti bahan wool dan bahan sintetis yang dapat menghambat sirkulasi udara.
Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi jamur. Gunakan sandal yang
terbuat dari bahan kayu dan karet
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Griseofulvin
Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama. Dosis untuk anak-anak 15-
20 mg/kgBB/hari, sedangkan dewasa 500-1000 mg/hari
Ketokonazol
Ketokonazol digunakan untuk mengobati tinea korporis yang resisten terhadap
griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya adalah 200 mg/hari selama 3 minggu.
5. TINEA MANUS Infeksi jamur pada tangan
Kontak dengan manusia, binatang,
tanah baik langsung atau tidak
>>keringat dan ada inflamasi
sebelumnya.
ETIOLOGI
T. rubrum, T. mentagrophytes varian
interdigitale, E. floccosum, M. canis,T.
verruccosum, M. gypseum
MANIFESTASI KLINIS
Vesikel disertai rasa gatal dan terbakar, atau makula
eritematosa ditutupi skuama tebal,dapat terjadi fisura
Biasanya unilateral, tu pada tangan, dan lesi pada dorsum
manus menyerupai gambaran tinea korporis.
6. TINEA UNGUINUM
Infeksi dematofita pada kuku.
Penularan karena kontak langsung
Kuku rapuh, tidak mengkilap,
seperti kapur
MANIFESTASI KLINIS
Awalnya guratan kekuningan pada lempeng kuku distal.
Bentuk Gambar
Bentuk subungual distalis
Penyakit ini mirip dengan SSJ dalam gejala klinis dan histopatologis, faktor risiko,
penyebab dan patogenesisnya, sehingga saat ini digolongkan dalam proses identik
yang dibedakan berdasarkan keparahannya saja.
PATOGENESIS
Sama dengan SSJ reaksi hipersensitif tipe II
Sel targetnya epidermis epidermollisis
MANIFESTASI KLINIS
Penyakit berat dan akut
Gejala prodromal
Eritema generalisata vesikel + bulla purpura
Epidermolisis nikolsky sign +
Dapat mengenai selaput lendir erosi, ekskoriasi, krusta
Dapat disertai kelainan pada mata
PENATALAKSANAAN
Mempertahankan keseimbangan cairan
Mempertahankan elektrolit
Nutrisi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan asupan
Perawatan kulit secara aseptik
Perawatan mata dan mukosa mulut
Kortikosteroid sistemik
PROGNOSIS
Angka kematian bisa di lihat berdasarkan Nilai SCORTEN
0-1 3,2
2 12,1
3 35,8
4 58,3
5 90
PENYAKIT KULIT ALERGI
1. URTIKARIA
Urtikaria adalah reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya
ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-
lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit
Akut : < 6 minggu
Kronik : > 6 minggu
EPIDEMIOLOGI
Umur, jenis kelamin, ras, kebersihan, keturunan, dan lingkungan dapat menjadi agen
predisposisi bagi urtikaria
National Ambulatory Medical Care Survey : wanita (69%) datang dengan
urtikaria
Distribusi usia paling sering 0-9 tahun dan 30-40 tahun
Akut: sering karena reaksi atau efek samping makanan, infeksi bakteri/virus
Kronik: idiopatik dan autoimun
Kejadian pada populasi: 1% - 5%
40% Urtikaria
49% Urtikaria + angioedema
11% Angioedema
ETIOLOGI
Obat: penisilin, sefalosporin, diuretik
Makanan: seafood, telur, kacang, coklat
Gigitan serangga
Inhalan: serbuk bunga, spora jamur, bulu binatang, debu
Kontaktan: kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang
Trauma fisik: panas, dingin, penekanan
Infeksi dan infestasi: bakteri, virus, jamur, parasit
PATOFISIOLOGI
-Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat,
sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan
setempat.
-Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan
mediator- mediator misalnya histamin, kinin, serotonin, slow reacting substance of
anaphylaxis (SRSA), dan prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil
-Baik faktor imunologik, maupun nonimunologik mampu merangsang sel mast atau
basofil untuk melepaskan mediator tersebut
-Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang kronik;
biasanya IgE terikat pada permukaan sel mast dan atau sel basofil karena adanya
reseptor Fc. Bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan IgE maka terjadi
degranulasi sel, sehingga mampu melepaskan mediator
MANIFESTASI KLINIS
Munculnya ruam atau lesi kulit berupa biduran yaitu kulit kemerahan dengan penonjolan
berbatas tegas dengan batas tepi yang pucat disertai dengan rasa gatal sedang sampai
berat, pedih, dan atau sesuai sensasi panas seperti terbakar
Jika mengenai bagian lebih dalam sampai dermis dan jaringan submukosa atau
subkutan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah, urin, feses rutin mencari
infeksi lain
IgE total dan eosinofilkemungkinan penyebab atopi
Uji tusuk kulit
Uji serum autologkronis
URTIKARIA AKUT
URTIKARIA KRONIK
TATALAKSANA
1. Terapi lini pertama
Antihistamin H1 generasi baru (non sedasi) digunakan teratur 2 minggu dan evaluasi
2. Terapi lini kedua
Dosis antihistamin H1-ns di naikkan mencapai 4x dosis biasa selama 1-4 minggu lalu evaluasi
3. Terapi lini ketiga
Mengubah jenis antihistamin menjadi AH1 sedasi atau AH1-ns golongan lain ditambah
antagonis leukotrien contoh zafirlukast atau montelukast selama 1-4 minggu dan evaluasi
4. Terapi lini keempat
Penambahan antihistamin H2 dan imunoterapi.
Imunoterapi dapat berupa siklosporin A, omalizumab, imunoglobulin intravena (IVIG)
2. ANGIOEDEMA
Definisi
Angioedema adalah suatu pembengkakan edematous yang difuse pada jaringan
lunak umumnya melibatkan jaringan penghubung subcutaneus dan submukosa tetapi
dapat juga mempengaruhi saluran pencernaan atau saluran pernapasan,
adakalanya dengan hasil fatal.
MANIFESTASI KLINIS
Angioedema pada bibir
- Serangan cepat onsetnya sedang
- Jaringan bengkak
- Solitari atau multiple
- Umumnya melibatkan wajah, bibir), lidah,
paring dan laring.
- Selain wajah, dapat juga melibatkan kulit
meliputi tangan, lengan, kaki, alat kelamin, dan
bokong.
- Biasanya tidak sakit, umumnya menimbulkan
rasa gatal dan dapat terlihat erithema. Angioedema mengenai kulit dan mukosa membran dap
menyebabkan pelebaran sampai beberapa centimeter
PENATALAKSANAAN
Jika kasus deficiency C1-INH obat antihistamin, kortikosteroid, atau jenis obat
adrenergik tidak memberikan respon.
Jika mengenai laring dapat dilakukan Intubasi dan trakheostomi.
Pemberian plasma freeze-dried dapat digunakan tetapi, beberapa hasil penelitian
tidak menganjurkan penggunaannya sebab resiko penularan infeksi, dan jika
penggantian tidak hanya C1-INH tetapi juga berpotensi berbahaya pada C1-
esterase, C1, C2, dan C4.
Konsentrasi C1-INH dan obat inhibitor-esterase (aprotinin atau tranexamic acid)
adalah pilihan perawatan untuk serangan akut.
TERIMAKASIH