Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PENDERITA TYPOID


A g u s t i n a L i a F - 1 3 1 6 1 1 1 3 3 1 0 3 / A 3 _ 2 0 1 6
DEFINISI TYPOID
Etiologi

Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan


C. Ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam
typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam
typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih
selama lebih dari 1 tahun. Salmonella typhi yang menyebabkan infeksiinvasif
yang ditandai oleh demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi/diare. Komplikasi
yangdapat terjadi antara lain: perforasi usus, perdarahan, toksemia dan
kematian. (Ranuh, Hariyono,dan dkk. 2001)
Faktor Resiko
PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,
yang dikenal dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku),
Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada
penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang
lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat
akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.
Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti
mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk
ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung, terjadilah peningkatan produksi asam lambung. sebagian kuman
akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
C O N ’ T

Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk


ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi
darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk dan
bersarang di limpa dan kandung empedu. Te r j a d i l a h Hepata megali,
Splenomegali hal ini menimbulkan nyeri tekan pada rongga abdomen.
Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya
merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
j a r i n g a n y a n g m e r a d a n g . Te r j a d i l a h d e m a m t y p o i d m e n y e b a b k a n g a n g u a n
rasa nyaman dan nyeri
Manifestasi Klinis
M a s a t u n a s t yp h o i d 1 0 – 1 4 h a r i
 Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam
hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan
mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
 Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah
y a n g k h a s ( p u t i h , k o t o r, p i n g g i r n y a h i p e r e m i ) , h e p a t o m e g a l i , m e t e o r i s m u s ,
penurunan kesadaran
Kompikasi
TYPHOID FEVER
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
WOC
TYPHOID
ASUHAN KEPERAWATAN TYPHOID
. Pengkajian
Con’t
2. Masalah keperawatan yang muncul
3. Intervensi

Tujuan dan Kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Tujuan dan Kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Tujuan (NOC) dan kriteria hasil Intervensi

1. Adanya peningkatan berat badan sesuai


dengan tujuan
2. Tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti
3. Klien tidak menunjukan gejala mual dan
muntah
Daftar Pustaka
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai