Anda di halaman 1dari 59

Macam-Macam Luka

dan Jenis Perawatannya


Cliff Clarence Haliman
Pembimbing:dr.Bajuadji,Sp.B, MARS
Pendahuluan

 Luka = hilang/rusaknya dari sebagian tubuh yang disebabkan oleh trauma benda
tajam/tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, gigitan hewan, tumor
 Penyembuhan luka ada tiga fase yaitu inflamasi, proliferasi dan penyudahan (perupaan
kembali/remodelling jaringan)
 Luka akut <4minggu
 Luka kronik: tidak menyembuh dalam waktu 4 minggu dan tidak ada kemajuan dalam
waktu 8 minggu
 Faktor penyebab luka kronik = insufisiensi vena, lymphedema, neuropati, tekanan,
neoplasma, radiasi, sindrom artheroemboli, pyoderma ganggrenosum, sickle cell,
calciphylaxis, necrobiosis lipoidica, luka vasculitis, anticoagulant-induced skin nekrosis,
actinomycosis, treponematosis, mucormycosis, dan cutaneous anthrax
 Penyulit penyembuhan luka (DIDN’T HEAL) Diabetes, Infection, Drugs, Nutritional
Problem, Tissue Necrosis, Hypoxia, Excessive tension on wound edge, Another wound, Low
temperature
 Luka akut  teknik penutupan dengan jahitan dan memperhatikan estetikanya
Anatomi Kulit

 3 lapisan : epidermis, dermis dan subkutan


 Kelopak mata memiliki lapisan yang tertipis
diantara tubuh lain. +-0,1mm
 telapak kaki memiliki epidermis yang paling
tebal.+-1,5mm
 Epidermis (terluar)  sel spesifik keratinosit u/
menghasilkan keratin yang bersifat sebagai
proteksi, avaskuler dan tipis, terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, sel
melanosit, Langerhans dan merkel.
 Fungsi = proteksi barier, organisasi sel, sintesis
vitamin D dan sitokin, pembelahan dan
mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans)
5 Lapisan Epidermis

 Stratum Korneum = sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti


 Stratum Lusidum = berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit
tebal telapak kaki dan telapak tangan
 Stratum Granulosum = mengandung protein kaya akan histidin
 Stratum Spinosum = terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi
 Stratum Basale (Stratum Germinativum) = aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan (28
hari), mengandung satu lapis sel melanosit.
Anatomi Kulit

 Dermis (tengah)  protein lentur : kolagen, terletak diatas subkutan yang


terdapat lobus kecil berisi lemak : liposit, memiliki tebal sekitar 30-40 kali
lebih tebal daripada epidermis, paling penting di kulit “True Skin”  jar. ikat
yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jar. subkutis.
2 Lapian dermis : lapisan papiler (tipis, jar. ikat jarang) dan lapisan retikuler
(tebal, jar. ikat padat). Fungsi : struktur penunjang dan kekuatan mekanis
lewat jaringan ikat fibrosa dan serabut kolagennya, suplai nutrisi dan
respon inflamasi.
 Subkutis  lap. di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jar. ikat yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di bawahnya. Fungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi, melekat ke struktur dasar, isolasi panas dan
cadangan kalori
Fungsi Kulit

 Fungsi perlindungan : proses mekanisme biologis  pembentukan lapisan tanduk secara


terus menerus keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan
pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV matahari, perlindungan invasi bakteri
dan benda asing lainnya
 Stratum korneum epidermis  barrier paling efektif terhadap faktor lingkungan, seperti zat-
zat kimia, sinar matahari, virus, fungus, gigitan serangga, luka karena gesekan angin, dan
trauma. Mampu menyerap air  mencegah kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan
dan mempertahankan kelembaban jar. subkutan.
 Evaporasi kulit : perspirasi tidak kasat mata (insensible perspiration) ± 600 ml per hari u/
orang dewasa yang normal, demam akan ↑. Ketika terendam dalam air, kulit dapat
menimbun air 3-4 kali berat normalnya
 Fungsi utama reseptor pada kulit  mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan yang ringan
dan tekanan. Berbagai ujung saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap stimuli
yang berbeda
Fase Penyembuhan Kulit

Fase Fase Fase


inflamasi Proliferasi Penyudahan
Proses
Pembekuan
Darah
Penyulit Penyembuhan Luka :
DIDN’T HEAL
 Diabetes : angiopati dan neuropati  sensasi nyeri dan aliran darah pada kaki
berkurang. Penurunan kardiak output, perfusi perifer yang berkurang, dan
rusaknya sel PMN u/ fagositosis  menyebabkan sulitnya penyembuhan luka
 Infections : kolagen lisis. Infeksi bakteri  peran penting akan tetapi bukan
merupakan penyebab dasar dari kesulitan pnyembuhan luka  harus cari
apakah ada benda asing, kondisi lingkungan yang buruk, dan
imunokompromais
 Drugs : steroid dan antimetabolite dapat menyebabkan terganggunya
proliferasi dari fibriblas dan pembentukan kolagen
 Nutritional problem : kekurangan energi protein (KEP) dan def. vitamin A, C dan
zinc akan memperburuk dari mekanisme penyembuhan luka
 Tissue necrosis : Nekrosis dari jar. sekitar sendiri menyebabkan sulitnya
penyembuhan karena iskemik lokal. Prinsip penyembuhan luka sendiri
membutuhkan perdarahan yang baik
Penyulit Penyembuhan Luka :
DIDN’T HEAL (2)
 Hypoxia : oksigenasi inadekuat akibat vasokonstriksi lokal yang disebabkan
oleh aktifitas simpatis (volume darah berkurang, nyeri tidak tertahankan
atau kedinginan terutama bag. distal)
 Excessive tension on wound edge : menyebabkan iskemik dan nekrosis jar.
 Another wound : kompetisi antara beberapa tempat akan memperlama
penyembuhan luka
 Low temperature : bag. bawah ektremitas bagian distal, suhu yang
didapat lebih rendah 1oC daripada ektremitas atas sehingga
memperlambat penyembuhan luka
Penyakit Spesifik yang Memperlambat
Penyembuhan Luka
 Insufisiensi vena : pasien varises/katup vena yang tidak berfungsi setelah deep
vein thrombosis  hipertensi vena  tekanan vena distal akan meningkat
walaupun dalam keadaan digerakan. Hipertensi ini menyebabkan sel darah
putih dan fibrin meningkat dimana akan menganggu growth factor dan aliran
darah kapiler
 Lymphedema : penekanan limfe yang edem akan memperkecil aliran darah
sehingga akan menyebabkan luka sulit menyembuh
 Neuropathi : hilangnya rasa nyeri akan menyebabkan tidak terasanya trauma
yang berulang baik pada kaki maupun tangan
 Decubitus : decubitus dihasilkan akibat tertekannya pembuluh darah sehingga
menyebabkan iskemik, biasanya pada daerah yang tulangnya menonjol.
Akibat iskemik maka jaringan akan mati dan menjadi nekrosis sehingga luka
yang ditimbulkan akan sulit sembuh
Penyakit Spesifik yang Memperlambat
Penyembuhan Luka (2)
 Neoplasma : luka terjadi secara tiba-tiba dan diakibatkan karena terdapat
proliferasi pada jaringan yang akan menekan kulit bagian atasnya
sehingga menyebabkan ulkus yang tidak sembuh dan terjadi secara
mendadak. Pada basal sel karsinoma misalnya, yaitu kanker pada sel basal
yang pluripotent pada epidermis
 Mucormycosis : pada pasien imunokompromais (terutama pasien
terbakar). Lesi primer = plak, ulserasi dan abses atau nodul ekimotik yang
nyeri. Terdapat nanah warna hitam dan dapat didiagnose dengan pasti
dengan cara memeriksa dengan KOH 10% di bawah mikroskop
 Cutaneous anthrax : akibat bakteri bacillus anthraxis yaitu gram positif
basilus. Gejala yang ditimbulkan adalah papul gatal menjadi luka ulkus
dalam 1 - 2 hari lalu menjadi jaringan parut yang hitam dalam 1 minggu ke
depan
Vulnus sectum/ scissum
Vulnus Lobatum
Vulnus caesum
Vulnus punctum/ictum
Vulnus contusum
Vulnus conguasatum atau guassum
Vulnus laseratum
Vulnus morsum
Vulnus Schlopectorum
Fungating cancer wound
Penatalaksanaan luka

 Nilai apakah ada pendarahan, potensial masuknya mikro organisme pathogen dan apakah
luka tersebut membuat ketidak mampuan atau organ tersebut sulit berfungsi seperti
sebelumnya mengontrol pendarahan, mencegah infeksi dan merekonstruksi organ agar
dapat berfungsi kembali.
 Pertolongan pertama : menutup luka dengan perban aseptic dan menggunakan tourniquet
untuk mengatasi perdarahan Pada keadaan patah tulang dan kerusakan jaringan lunak
yang sangat hebat maka harus di imobilisasi.
 Ketika sampai di rumah sakit pertolongan sesuai medis yaitu mengganti perban jika terlalu
longgar atau terlalu kencang, terdapat rembes yang banyak, jika pasien mengeluh sangat
sakit dan edem di sekitar luka.
 Sebelum mengganti dengan perban baru, maka luka dibasuh terlebih dahulu dengan
povidone iodine yang dapat dicampur dengan peroksida maupun diberikan sendiri sendiri
dan harus digosok agar terhindar dari benda asing yang masuk ke dalam.
 Karena nyeri maka jika dibutuhkan penjahitan sebelumnya dapat diseuntikan anestesi local
secara infiltrasi maupun blok.
 Torniquet diganti dengan kocher hemostatic
 Idealnya, seluruh luka diberi ATS
 Pada penaganan luka yang terinfeksi maka kita harus melakukan insisi
untuk melakukan drainase dari pus.
 Jika pada luka yang tidak rataeksisi untuk melakukan
 Jika terdapat benda asing yang mudah diambil maka kita harus
mengeluarkan benda asing tersebut.
 Pendarahan harus dihentikan dengan cara meligasi arteri.
 Untuk luka tembak maka kita harus dibuat agar terdapat drainase yang
baik dan balutan tidak boleh kencang karena mengganggu sirkulasi.
 Jika ternyata luka luas dan perlu ditangani dengan cara debridement pada
seluruh jaringan luka baik pinggiran dan dasar yang luasdilakukan di ruang
operasi.
 Tempat pendarahan dilakukan tamponisasi sementara.
 Teknik operasi ini adalah eksisi dimulai dari 1 cm dari tempat terlihatnya
pinggiran luka yang rusak. Jika terdapat lubang pada fasia dan aponeurosis
harus di potong dengan insisi oval dengan ujung ujung yang
bersatudiperuntukan agar kita bias mengekspose dari otot dan
menyingkirkan hematoma atau benda asing dan memebebaskan tekanan
akibat oedem dan obstruksi dari sirkulasi.
 Untuk jaringan otot mengikuti arah garis otot.
 Untuk cedera ototperhatikan pembuluh darah dan jalannya persarafan
tersebut agar tidak terjadi masalah setelah operasi.
 Pada luka tembus maka kita harus mengekplorasi salurannya.
 Penjahitan sendiri dibagi menjadi penjahitan primer, penjahitan primer yang tertunda,
penjahitan sekunder awal, penjahitan sekunder akhir.
 Yang dimaksud dengan penjahitan primer adalah menjahit luka dengan benang
untuk mempersatukan sisi- sisi luka untuk menutup defeknya ketika sudah tidak ada
lagi kotoran dan tidak ada jaringan nekrotik. Sebaiknya penjahitan dilakukan pada
luka akut yang berumur kurang dari 6 jam karena tidak terlalu terekspose dengan
kuman.
 Jahitan diangkat jika pada wajah 5-7 hari, tangan 10-14 hari dan pada tempat lain 7-
10 hari.
 Jika terdapat tanda tanda inflamasi, misalnya merah. Maka buka jahitan.
 jika terdapat pus maka harus dilakukan pencucian lagi dan diberikan antibiotic
topical dan oral.
 Penjahitan primer yang tertunda digunakan sebaiknya pada luka yang telah lebih dari
6 jam dan mengalami bengkak yang parah.
 Sebelum di jahit maka ditutup dengan kasa dengan cairan antiseptic selama 2-3 hari
lalu di jahit dengan harapan bengkak akan menurun sebelum dijahit sehinnga
penyembuhan akan sempurna.
 Jahitan sekunder awal digunakan untuk luka dengan jaringan nekrotik.
Jadi pada pada dasaranya jahitan dilakukan ketika luka telah
membersikan dirinya sendiri dan proses inflamasi sudah reda, jahitan
biasanya pada hari ke 8 dan 12, yaitu pada saat pembentukan jaringan
granulasi. Luka akan menyatu dalam waktu 4-5 hari kemudian.
 Jahitan sekunder akhir digunakan pada luka yang susah menyembuh
akibat terdapat infeksi pada penutupan sekunder.
 Jahitan dilakukan setelah pembentukan scar dan dilakukan eksisi di sisi luka
sesuai dengan kedalamnnya.
 Diperlukan juga antibiotic broadspektrum untuk mengkontrol dari
infeksinya.
Pencegahan infeksi

 Pada luka laserasi atau luka hantam yang terkena pada bagian ektremitas
bawah, bokong, dan selangkanangan adalah factor predisposisi dari
terjadinya GAS gangreneantibiotic broad spectrum.
 Untuk mencegah tetanusanti tetanus serum bovine sebanyak 50.000IU
sampai 100.000IU secara IM
Perawatan dan penanganan luka
keganasan
 Secara umum, terapi untuk tumor adalah radioterapi, kemoterapi, hormonal
dan pembedahan
 Radioterapi digunakan sebagai anti kanker dengan cara menggunakan sinar X
tenaga tinggi untuk memusnahkan sel-sel kanker dan mengusahakan hanya
sedikit sel-sel non kanker yang tercederaitumor mengecil dan mengeringnya
cairan yang keluar dari tumor.
 Kemoterapi obat anti kanker untuk menghancurkan sel sel kanker.
 Terapi pemberdahan tergantung ukuran dan letak dari tumor.
 Teknik pembedahan mungkin dapat mengangkat seluruh kanker atau hanya
sebagian saja.
 pada kasus fungating wound ini biasanya dihindari karena luka sendiri merusak
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan pendarahan
 Gejala mengeluarkan cairan dan berbau tidak sedap merupakan tanda
infeksi mengingat pada pasien dengan keganasan umumnya memiliki
daya tahan tubuh yang lemahpembalutan terhadap luka dengan pad
yang menyerap cairan&antibiotic gel serta madu untuk mengkontrol
pertumbuhan bakteri dan jamur.
 Untuk nyeri beri Opioid
 Jika pendarahan tidak terlalu banyak maka dapat dilakukan pembalutan
dengan sufratul misalnya agar tidak menempel pada luka. Untuk luka yang
berdarah secara hebat maka dapat digunakan adrenalin atau asam
treneksamat secara topical.
 Pengobatan gatal dapat diberikan suatu krim untuk pelembab kulit
dengan harapan kulit yang teregang akan menjadi lentur dan iritasi pada
saraf tereduksi.
Luka bakar

 Derajat luka bakar terdiri menjadi 3 yaitu:1


 Derajat 1: hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari. Misalnya
tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau
hipersensitivitas setempat.
 derajat 2: mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen epitel sehat yang
tersisia. Elemen epitel tersebut, misalnya sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa sel epitel ini, luka dapat sembuh
sendiri dalam dua sampai tiga minggu. Gejala yang timbul adalah nyeri, gelembung atau
bula berisi eksudat karena permeabilitas kapiler meninggi.
 derajat 3: meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin subkutis, atau organ yang lebih
dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang tersisa yang memungkinkan
penyembuhan dari dasar luka. Oleh karena itu untuk mendapatkan kesembuhan harus
dilakukan cangkok kulit. Kulit tampak pucat abu-abu gelao atau hitam, dengan
permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat. Tidak ada bula dan
tidak terasa nyeri.
Penentuan diagnosis

 Diagnosis ditentukan dengan uji tusuk jarum.


 Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh.
 Luka bakar menyebabkan syok karenakesakitan.
 Pembuluh darah terpajan suhu yang tinggirusakpermeabilitasnya
meningkatSel darah yang ada di dalamnya pun rusak sehingga bias
anemia.
 Akibat meningkatnya permeabilitas bula yang mangandung banyak
elektrolit.
 Pada luka bakar dapat terjadi kekurangan cairan karena menyebabkan
penguapan yang berlebihan, dan keluarnya cairan dan elektrolit pada
keropeng atau bula.
 Luka bakar lebih dari 20% dapat menyebabkan syok
 Luka bakar sering tidak steril.
 Kontaminasi pada kulit matimedium yang baik untuk pertumbuhan
kuman.Infeksi ini sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh
pembuluh kapiler
 Infeksi ringan dan noninvasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng
yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak.
 infeksi yang invasif ditandai dengan keropeng yang kering dengan
perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menjadi
nekrotik: akibatnya luka bakar yang mula-mula derajat dua menjadi
derajat tiga.
 infeksi kuman vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang
terbakarthrombosis jaringan yang didarahinya nanti.
 Bila penderita dapat mengatasi infeksi luka bakar derajat dua dapat
sembuh dengan meninggalkan cacat berupa parut.
 Penyembuhan dimulai dari sisa elemen epitel yang masih vital: sel kelenjar
sebasea, sel basal, sel kelenjar keringat, atau sel pangkal rambut.
 Luka bakar derajat dua yang dalam mungkin meninggalkan parut
hipertrofik yang nyeri, gatal, kaku, dan secara estetik sangat jelek
 Luka bakar derajat tiga yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami
kontraktur.
 Luka bakar ileus paralitik karena elektrolit menurun
Terapi luka bakar

 mematikan api pada tubuh,


 Menghilangkan panas menyiram di air mengalir 15 menit
 Resusitasi dengan cairan
 Jika edem laring  intubasi
 mengoleskan luka dengan antiseptik dan membiarkannya terbuka untuk
perawatan terbuka atau menutupnya dengan pembalut steril untuk
perawatan tertutup.
 diberikan pencegahan tetanus berupa ATS atau toksoid
 Analgesik diberikan bila penderita kesakitan
 Hitung banyak cairan dengan
 Persen luka bakar%xBBx4ml.
 Persen luka bakar menggunakan rule of 9
 Separuh diberikan 8 jam pertama dan separuhnya dihabiskan dalam 16
jam
 Larutan dipilih: ringer laktat
 Jari kedua diberi setenghah pada hari pertama
 Pemberian cairan dapat ditambah jika perlu,
 Antibiotik sistemik spektrum luas diberikan untuk mencegah infeksi. Yang
banyak dipakai adalah golongan aminoglikosida yang efektif terhadap
pseudomonas.
 Antasida diberikan untuk pencegahan tukak beban (tukak stres) dan
antipiretik diberikan bila suhu tinggi.1
 Nutrisi deiberikan 2500-3000 kalori melalui NGT atau parentral
Perawatan luka bakar

 Pada luka lebih dalam  perlu secepat mungkin membuang jaringan kulit yang mati dan
memberi obat topikal yang daya tembusnya tinggi sampai mencapai dasar jaringan
mati.
 Perawatan setempat dapat dilakukan secara terbuka atau tertutup.
 Keuntungan perawatan terbuka :
 mudah dan murah.
 Permukaan luka yang selalu terbuka menjadi dingin dan kering sehingga kuman sulit
berkembang.
 Kerugiannya:
 bila digunakan obat tertentu, misalnya nitras-argenti, alas tidur menjadi kotor.
 Penderita dan keluarga pun merasa kurang enak karena melihat luka yang tampak kotor.
 Sedapat mungkin luka dibiarkan terbuka setelah diolesi obat
 Perawatan tertutup : tutupnya dibuat sedemikian rupa sehingga luka masih
cukup longgar untuk berlangsungnya penguapan.
 Keuntungan perawatan tertutup:
 luka tampak rapi
 terlindung, dan enak bagi penderita.
 Kerugian:
 Diperlukan tenaga dan dana lebih banyak karena dipakainya banyak
pembalut dan antiseptik.
 Kadang suasana luka yang lempab dan hangat memungkinkan kuman untuk
berkembang biak.
 Penting: kasa yang menempel pada luka  dibiarkan sampai terlepas sendiri
 Kompres nitras- argenti yang selalu dibasahi tiap 2 jam efektif sebagai
bakteriostatik untuk semua kuman.
 Pada luka bakar derajat dua sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi
kering.
 Keropeng ini akan terlepas sendiri seperti kulit ular setelah 7-12 hariPada
waktu itu, kulit di bawahnya sudah sembuh.
 Pada luka bakar derajat tiga sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi kering
selama 10-18 haridilepaskan dan dilakukan cangkok kulit.
 Jika dengan test tusuk jarum tidak terasa tidak usah cangkok kulit
Luka sengat listrik

 Arus listrik  kelainan karena rangsangan terhadap saraf dan otot.


 Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui arusluka
bakar pada jaringan tersebut.
 Energi panas listrik2500oC
 kekuatan sebesar 60 miliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan
fibrilasi ventrikel.
 Bila kulit basah atau lembabarus akan mudah sekali masuk.
 Di tempat masuk akan tampak luka masuk yang berupa luka bakar
dengan kulit yang lebih rendah dari sekelilingnya.
 tempat arus keluar terkesan loncatan arus keluar.
 Panas yang timbul pada pembuluh darah akan merusak intima sehingga
terjadi trombosis yang timbul pelan-pelankematian jaringan pada luka
bakar listrik seakan-akan progresif dan banyak kerusakan jaringan baru
terjadi kemudian.
Penatalaksanaan sengatan listrik

 arus listrik harus diputuspenderita mengandung muatan listrik selama masih berhubungan
dengan sumber aruskalau perlu, dilakukan resusitasi jantung dengan masase jantung dan
napas buatan mulut ke mulut.
 Cairan parenteral
 Kadang luka bakar di kulit luar tampak ringan, tetapi kerusakan jaringan yang lebih dalam luas
dan berat.
 Umumnya perlu pemberian cairan lebih banyak dari yang diperkirakan karena sering kerusakan
jauh lebih luas daripada yang disangka.
 penderita ini perlu diberi manitol dengan dosis awal 25gr, disusul dosis rumat 12% gr/ jam.
 Manitol dapat diberikan sampai 6x.
 untuk memperbaiki filtrasi ginjal dan mencegah gagal ginjal. Bila ada udem otak, dapat
diberikan diuretik dan kortikosteroid.
 Debridement bertahap.
 Bila luka pada ekstremitas, mungkin perlu fasiotomi pada hari pertama untuk mencegah sindrom
kompartemen.
Tersambar petir

 Untuk pencegahan, sewaktu datang Guntur, dapat dicari perlindungan di


rumah, gedung, atau sangkar Faraday,seperti mobil.
 Sekali-kali jangan cari perlindungan di bawah pohon di lapangan, tetapi
hutan merupakan tempat perlindungan cukup aman.
 Di lapangan luas sebaiknya berjongkok supaya cedera menjadi sekecil
mungkin; kedua kaki harus saling berdekatan untuk mencegah terjadinya
tersambar petir langkah.
 Luka bakar meliputi 1—2% luas permukaan kulit dan dalamnya tingkat dua
sampai tingkat tiga.
 luka bakar superfisial berupa gambar kembang atau daun (gambar
Lichtenberg).
 Arus listrik di ekstremitas dapat menyebabkan vasokonstriksi hebat sampai
terjadi iskemia yang bertanda tungkai dan kaki pucat dan sianosis.
sedangkan nadi hilangpulih sendiri
Luka kimia

 Kerusakan yang terjadi sebanding dengan kadar dan jumlah bahan yang
mengenai tubuh, cara dan lamanya kontak, serta sifat dan cara kerja zat
kimia tersebut
 Zat kimia bereaksi sampai zat tersebut habis pada tubuh
 Zat kimia: alkali bersifat denaturasi protein
penatalaksanaan

 Baju yang terkena zat kimia harus segera dilepas.


 mengguyur penderita dengan air mengalir sambil kalau perlu. diusahakan
membersihkan pelan-pelan secara mekanis.
 dilakukan resusitasi perbaikan keadaan umum. serta pemberian cairan
serta elektroiit.
 Pada kecelakaan akibat asam fluoride: pemberian kalsium glukonat 10% di
bawah jaringan yang terkena bermanfaat mencegah ion fluor
menembus jaringan dan menyebabkan dekalsifikasi tulang.
 Pajanan zat kimia pada mata perlu tindakan darurat segera berupa irigasi
dengan air atau sebaiknya larutan garam 0.9% secara terus-menerus
sampai penderita dirawat di rumah sakit
 Penyiraman sering sukar dilakukan karena biasanya timbul b1efarospasme.
Cedera suhu dingin

 Pada waktu suhu jaringan turunvasokonstriksi arteriol sehingga sel


mengalami hipoksia.
 Pada waktu jaringan dihangatkan kembaliterjadi vasodilatasi.
 Akibat anoksiapermeabilitas dinding pembuluh meninggi timbul udem.
 Arus darah melambat sehingga berturut-turut terjadi stasis kapiler.
 aglutinasi trombosit dan nekrosis jaringan.
 Kerusakan jaringan akibat langsung dari suhu dingin terjadi karena cairan
sel mengkristal.
 Cedera akibat suhu dingin terutama terjadi pada bagian ujung tubuh
yang langsung terkena suhu dingin
 bagian yang terpajan dirasa dingindirasa tebalkehilangan daya rasa,Kadang
nyen' terasa menyengat atau berdenyutKulit mula-mula kemerahankemudian
pucat seperti lilin.
 Beratnya kerusakan dibagi menjadi beberapa derajat.
 Pada derajat satu:ditemukan hanya hiperemia dan udem. seperti pada luka bakar
derajat satu.
 Pada derajat dua terjadi nekrosis kulit sampai subkutis.
 Pada derajat tiga ditemukan nekmsis kulit dan subkutis: terdapat juga nyeri :seperti
pada luka bakar yang biasanya berlangsung lima minggu. Kemudian. terbentuk
keropeng yang berwarna hitam dan mengelupas. Luka ditangani seperti luka bakar
derajat tiga.
 Pada derajat empat terjadi kerusakan seluruh jaringanTerjadi mumifikasi.(bagian
tubuh tersebut berwarna hitam dan mengerut). Batas jaringan yang mati menjadi jelas,
dan dalam waktu satu bulan tampak demarkasi bagian tubuh yang mati sehingga
dapat dilakukan amputasi.
 Pengobatannya adalah Semua pakaian dan baju yang ketat dilonggarkan,Bagian
yang sakit secara perlahan-lahan dihangatkan kembali dengan merendamnya dalam
air suam~-suam kuku (kira-kira 30°C). Selanjutnya, diberikan perawatan seperti pada
luka bakar biasa.
Luka radiasi

 Radiasi= pancaran dan pemindahan energi melalui ruang dari suatu


sumber ke tempat lain tanpa perantaraan massa atau kekuatan listrik.
 Energi berupa :electromagnet (cahaya sinar Rontgen, sinar gamma dan
radiasi partikel sinar alfa, beta, proton, neutron atau positron).
 Patofisiologinya:pemindahan energi.
 selain menimbulkan panas yang tidak berarti, juga merangsang molekul sel
dan menimbulkan reaksi ionisasi yang bersifat destruktif bagi selDNA
menjadi rusakkeganasan
 Selain itu vaskulitis, deposisi kolagen interstisial, penebalan tunika media,
fibrosis dan akhirnya penutupan lumen Hipoksia jaringan dan nekrosis
merupakan akibat dini. tetapi juga dapat merupakan penyulit lanjut yang
timbul bertahun-tahun setelah penyiranan.
 Radiasi yang bersifat ionisasimerusak kromosom sehingga dapat
menimbulkan mutasi yang menjadi dasar perkembangan
keganasanberlaku seumur hidup.
 Gejala dan tanda:Luka bakar akibat radiasi elektromagnet atau akibat
partikel radioaktiferitem ringan sementara yang berlangsung 2-3 jam.
 Dosis 300-400 Gyrambut rontok tiga minggu setelah pajanan.
 Pada dosis 700 Gyepilasi permanen, sedangkan pada dosis kurang dari
itu akar rambut akan tumbuh kembali.
 Sindrom radiasi akut:gejala dari kerusakan organ yang sel-selnya cepat
bermitosis, misalnya sistem hemopoitik dan mukosa usus.
 Tahap I ditandai dengan malaise, muntah, diare yang akut yang mungkin
membaik sendiri.
 Tahap II disertai anemia, leukositopenia, dan trombositopenia yang
mungkin masih membaik setelah beberapa minggu. Pada tahap ini timbul
lagi diare dan muntah berat sehingga tubuh kehilangan cairan dan
elektrolit. juga terjadi perdarahan usus.
 Bila dosis radiasi lebih dari 50.000 Gy. muncul gejala susunan saraf pusat,
yaitu rasa terbakar, kesemutan. gelisah, koma, dan akhirnya kematian
dalam tiga hari akibat udem otak.
 Sindrom radiasi kronik:radiasi sedang dalam waktu lama atau setelah kumulasi radiasi
ringan.
 Tanda dan gejala berupa rasa kurang sehat kronik, depresi sumsum tulang, anemia.
radiodermatitis. ulkus yang susah sembuh, kematian jaringan, dan keganasan, terutama di
sistem darah, payudara, tiroid, tulang, atau paru.
 Prinsip menolong penderita atau korban radiasi ialah memakai sarung tangan, masker,
baju, pelindung, dan detektor sinar ionisasi.
 Sumber kontaminasi harus dicari dan dihentikan, dan benda yang terkontaminasi
dibersihkan dengan air sabun, detergen, atau secara mekanis disimpan dan dibuang di
tempat yang aman.
 Keseimbangan cairan dan elektrolit penderita perlu dipertahankan.
 Selain itu, perlu dipikirkan kemungkinan adanya anemia, leukopenia, trombositopenia,
dan ke- rentanan terhadap infeksi.
 Sedapat mungkin tidak digunakan obat-obat yang menekan fungsi sumsum tulang.

Anda mungkin juga menyukai