KELAINAN PLASENTA
(infeksi pada plaseta, gangguan pembuluh darah plasenta)
KELAINAN RAHIM
(Keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus,
retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks, robekan serviks
postpartum)
Patofisiologi terjadinya keguguran
1. Terlepasnya sebagian /seluruh jaringan plasenta, yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan
oksigen dan nutrisi.
2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim
berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
3. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau
sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai
penyulit.
4. Oleh karena itu, keguguran memiliki gejala umum sakit perut
karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai
pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi (Manuaba,
2014).
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang
berlagsung, degan ostium yang sudah terbuka dan
ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi (Nugraha, 2015). Abortus insipiens
merupakan abortus spontan yang sedang berlangsung.
Hal ini terjadi ketika ada pembukaan serviks / OUE,
atau pecahnya selaput ketuban disertai perdarahan
dan nyeri pada abdomen bawah dan punggung, tidak
disertai dengan pengeluaran hasil konsepsi.
S :
• Ibu mengatakan hamil anak pertama, belum pernah
keguguran.
• Ibu mengatakan umurnya 19 tahun.
• Ibu mengatakan HPHT 08-05-2019.
• Ibu dirujuk dari BPM dan mengeluh keluar darah
berwarna merah segar seperti haid sejak pukul 11.00,
adanya sedikit gumpalan-gumpalan darah,sudah ganti
pembalut 1x, dan perut terasa mules.
• Ibu mengatakan sudah pernah ANC 1x di BPM
O :
Pemeriksaan Umum :
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV :
TD : 100/70 mmHg
T : 36,7 oC
N : 80 x/m
R : 20 x/m
• BB sekarang : 59 kg
• BB sebelum hamil : 57 kg
Wajah Muka tidak oedema, konjungtiva anemis
Bentuk Simetris, puting susu menonjol, terjadi
Payudara hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, air susu belum
keluar
a. Leopold I: 3 jari atas symphisis.
b. Leopold II : Belum teraba
Abdomen c. Leopold III : Belum teraba
d. Leopold IV : Belum teraba
DJJ : Belum terdengar
Tidak tampak oedema dan varices, pemeriksaan
inspekulo : tampak perdarahan dari introitus vagina
warna merah segar, tidak ada stolsel, tidak tampak
Genital jaringan janin, tidak tercium bau busuk dari vulva, OUE
tampak terbuka, VT : pembukaan 1 cm, portio tipis
lembut, dilatasi serviks 25%, teraba jaringan janin,
tidak ada nyeri goyang portio.
• Hb : 9 gr%
• Gol Darah : O, Rh (+)
• PP Test : (+)
• USG : Adanya kantung kehamilan, hasil konsepsi sesuai
usia kehamilan masih ada dalam kavum uteri, tidak ada
gambaran honey comb/mola hidatidosa.
Data dasar :
• Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan belum pernah keguguran
• HPHT : 08-05-2019
• TFU 3 jari atas simpisis, DJJ belum terdengar
• Pemeriksaan inspekulo tampak perdarahan dari introitus vagina, warna
merah segar, OUE tampak terbuka, VT : pembukaan 1 cm, portio tipis
lembut, dilatasi serviks 25%, teraba jaringan janin, tidak ada nyeri
goyang portio.
• PP Test (+)
• USG (+) : Adanya kantung kehamilan, hasil konsepsi sesuai usia kehamilan
masih ada dalam kavum uteri, tidak ada gambaran honey comb/mola
hidatidosa
12.30 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga ; Telah terbina hubungan baik dengan
Memberi tahu pada ibu dan keluarga bahwa saat ini keadaan ibu
kurang baik karena ibu mengalami keguguran yang ditandai perdarahan yang banyak
tetapi janin masih ada dalam uterus sehingga harus dibersihkan serta menjelaskan hasil
12.35
pemeriksaan yaitu TD 100/70 mmHg, nadi 80x/m, suhu 36,7 C; ibu mengetahui kondisinya
WITA
saat ini
12.45 Memasang Infus dengan cairal RL untuk rehidrasi cairan 20 tpm; infus telah terpasang
WITA
Memberikan obat pada ibu sesuai advice dokter yaitu antibiotic amoksilin dengan dosis
3x1/hari untuk mencegah terjadinya infeksi, asam mefenamat 500mg 3x1/hari untuk
megurangi nyeri, Uterotonikum Metergin 2x1 tab p.o untuk kontraksi uterus; Ibu langsung
12.50
meminum obat yang diberikan
13.00 Memberikan support mental kepada ibu dan keluarga; ibu dan keluarga menerima
WITA kestabilan keadaan fisik ibu; ibu melakukan bed rest total.
Menjelaskan pada ibu dan keluarga rasa nyeri setelah dilakukan kuretasse
dan mengajarkan teknik relaksasi
14.00
Evaluasi: Ibu dan keluarga mengerti akan timbul rasa nyeri setelah dilakukan
WITA
kuretase dan mau melakukan teknik relaksasi.
WITA pengeluaran lochea berbau busuk; ibu telah mengerti tanda – tanda infeksi
14.30 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar ibu cepat pulih ; ibu paham
S :
• Ibu mengatakan perut masih terasa mules.
• Ibu mengatakan masih keluar flek-flek darah dari kemaluan.
O :
Pemeriksaan Umum :
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV :
• TD : 100/70 mmHg
• T : 36,7 oC
• N : 80 x/m
• R : 20 x/m
• Infus RL masih terpasang 20 tetes/menit
A :
Diagnosa :
Ibu P0A1 post kuretase hari pertama
Jam Tindakan
17.40 Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dengan karbohidrat dan protein tinggi serta
WITA minum air yang banyak. Ibu telah makan dan minum diet dari RS
Memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 1x1/hari dan KIE cara meminum Fe yaitu pada
malam hari dan minum dengan air putih bukan dengan air kopi/air the serta
18.00 menganjurkan ibu minum obat amoksilin dengan dosis 3x1/hari asam mefenamat
500mg 3x1/hari, Uterotonikum Metergin 2x1 tab p.o. Ibu mengerti penjelasan bida
dan bersedia minum Tablet Fe sesuai ajuran
Memberikan KIE pada ibu megenai :
- Hindari melakukan hubungan seksual dengan pasangan terlebih dahulu, setidaknya
selama dua minggu atau sampai leher rahim kembali ke ukuran normal. Selain itu,
berhubungan seks setelah menjalani kuret biasanya dapat menyebabkan rahim
mudah terinfeksi.
18.10 - Gunakan pembalut dan hindari penggunaan tampon dan pembersihan vagina.
- Istirahat cukup dan batasi aktivitas fisik, jangan melakukan aktivitas berat atau pun
mengangkat beban berat.
- Memotivasi ibu untuk menggunakan KB pasca keguguran, sebab jaringan-jaringan
rahim akan pulih dengan baik 3 bulan pasca kuretase.
Hasil : ibu paham KIE yang diberikan, dan mau melakukan KB saat kujungan ulang.
Mengobservasi TTV dan perdarahan pasca kuretase 6 jam,
bila haemodinamik stabil ibu diperbolehkan pulang;
pemantauan pasca kuretase telah dilakukan, Hasil
19.40 pemeriksaan pasca kuretase; keadaan umum: baik, tanda-
tanda vital : TD: 110/80 Mmhg, nadi 80x/menit,
pernafasan 19x/m, suhu 36,7 C kandung kemih kosong,
dan perdarahan bercak.
Meganjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu yang
20.00 akan dating pada tanggal 24 agustus 2019; ibu paham dan
mau melakukan kujungan ulang
Seorang perempuan berusia 23 th hamil 4 bulan anak pertama
ke BPM mengeluh mengeluarkan darah dari kemaluan disertai
gumpalan darah, nyeri pada perut bawah. Hasil pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal, TFU 2 jari di bawah pusat
pemeriksaan inspekulo : tampak pendarahan pervaginam.
Terdapat dilatasi serviks.
1. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Abortus komplit
b. Abortus provokatus
c. Abortus insipiens
d. Abortus imminens
e. Abortus inkomplet
(Soal untuk no 2-5)
Ny. X umur 20 tahun datang ke pelayanan kesehatan mengeluh
keluar darah dari kemaluan dan nyeri pada supra symphisis.
Anamnesa menemukan telat haid 3 bulan yang lalu, tapi belum
periksa, kemarin sempat terpeleset di kamar mandi dan jatuh
terduduk. Pemeriksaan tanda vital dan antopometri dalam batas
normal, PP Test (+). TFU 1 jari diatas simfisis, pemeriksaan dalam
terdapat pembukaan serviks 1 cm, tidak ada jaringan-jaringan
yang keluar bersama darah, HB 11 gr%.