Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

“Malaria Cerebral”
Oleh :
Anggi Irianti Aronggear

Penguji/Pembimbinf :
dr. Gracia Y. V. Daimboa, Sp.PD

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
2019
PENDAHULUAN

• Malaria berat diartikan sebagai temuan parasit aseksual,


gejala-gejala klinis malaria dan tanda-tanda komplikasi pada
seseorang penderita
• Terdapat 5 jenis plasmodium sebagai penyebab infeksi : P.
Vivax, P. Falciparum, P. Malariae, P. Ovale, P. Knowlesi
• 3 proses yang khas pada Malaria cerebral : Sitoadeherens,
Sekuestrasi dan Rosetting
Laporan Kasus

Nama : Tn. J.K


Tempat & tanggal lahir : Jayapura, 23 Juli 1990
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Entrop
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Swasta
BB : 57 kg
TB : 160 cm
Tanggal MRS : 24 Februari 2019
Anamnesis (Allo-anamnesis)

 Keluhan Utama: Penurunan kesadaran

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang diantar keluarganya ke RSUD DOK II Jayapura dengan
keluhan peurunan kesadaran dan berbicara tidak nyambung serta tidak jelas
dan memberontak sejak 4jam SMRS. 2 hari yang lalu pasien sempat
mengeluhkan pusing dan demam, mual dan muntah sebanyak 5x yang
berisikan makanan bercampur air dan lendir. Keluarga juga mengatakkan bila
pasien mengalami penurunan nafsu makan. Sebelum masuk rumah sakit
pasien sempat mengeluh kepada keluarganya bila mana pasien belum BAB ±
seminggu, BAK (+) berwarna seperti air teh.
Lanjutan…

 Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat penyakit paru (-)
Riwayat Alergi (-)
 Riwayat penyakit Keluarga : Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita
sakit yang sama seperti pasien

 Riwayat Sosial : Pasien tinggal dirumah kedua orang tua pasien, di sekitar rumah
terdapat banyak tanaman dan pepohonan.

 Riwayat Kebiasaan : Pasien mempunyai kebiasaan tidur tidak menggunakan


kelambu, merokok(+), minum beralkohol(+)
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 103 kali/menit
Pernapasan : 24 kali/menit
Suhu Tubuh : 37,80 C
Lanjutan…
Kepala/leher :
Mata : Konjungtiva Anemis (+/+), Sklera Ikterik (-/-),
Hidung : Deformitas ( - ), sekret ( - )
Telinga : Deformitas ( - ), sekret ( - )
Mulut : Deformitas ( - ), bibir sianosis ( - ), oral candidiasis (+), Hipertrofi gusi (-), atrofi papil
lidah (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), Trakea di tengah

Thorax : Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Vocal FremitusD=S Palpasi : Ictus cordis teraba di linea
Perkusi : Sonor midclavikula Sinistra ICS V
Auskultasi : SN vesikuler (+), Rhonki(- Perkusi : Batas kanan jantung ICS IV linea
/-), Wheezing(-) parasternal dextra. Batas kiri jantung ICS V
linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I–II regular, murmur (-), gallop
(-)
Lanjutan…

Abdomen : Inspeksi : Tampak datar


Auskultasi: Bising Usus (+) Normal
Palpasi : Tampak datar, nyeri tekan epigastrium,
Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas Superior : Akral teraba hangat, Edema (-/-),CRT <2’
Ekstremitas Inferior : Akral teraba hangat, Edema (-/-),CRT <2’
Pemeriksaan penunjang
 Darah Lengkap
24/02/2019 26/02/2019 27/02/2019 Nilai rujukan
WBC 10.19 8.09 10,5 3.370-8.380/mm3
RBC 3.97 4,19 4,38 1400.000-4000.000/mm3
HGB 12,1 9,9 10,5 11,0-14,7 g/dl
HCT 35,2% 35,2-46,7 %
PLT 115.000 196.000 243.000 140.000-400.000/uL
MCV - 84,0 – 96,0 Fl
MCH - 28,0 – 34,0 pg
MCHC - 32,0 – 36,0 g/dL
DDR PF +2
GF +4
GDS 137
SEL BASOFIL 0.1 0.3-1.4
SEL EOSINIFIL 0.6 0.6-5.4

SEL NEUTROFIL 60.0 39.8-70.5


SEL LIMFOSIT 26.0 23.1-49.9
SEL MONOSIT 13.3 4.3-10.0
 Kimia darah

Pemeriksaan 24/02/2019 26/02/2019 27/09/2019 Nilai rujukan

Glukosa darah 137 ≤140 mg/dL


sewaktu
BUN 20.8 11,1 7-18 mg/dL

Creatinin 1.00 0,87 ≤ 0.95 mg/dL

Albumin - 2,8 2,5 3.5-5.20 g/dL

Kalium darah 3.95 3.50 -5.30 mEq/L

Natrium darah 137.20 135-148 mEq/L

CL darah 101.30 98-106 mEq/L

Calcium ion 1.15 1.15 - 1.35 1.15 – 1.36 1.35 - 1.37 mEq/L
Problem List
Problem list (I) Planning Planning

 Penurunan kesadaran dan Planning diagnosis Planning monitoring


berbicara tidak nyambung serta - Lab.: Evaluasi DL, ADT, DDR, - Keluhan utama
tidak jelas dan memberontak fungsi hati, fungsi ginjal, - TTV/ GCS
sejak 4jam SMRS albumin, bilirubin. - Pemeriksaan fisik
 Pusing
 Demam Planning terapi Planning edukasi
 Mual dan muntah sebanyak 5x - IVFD NaCl 0,9% : D5% 1:2 (1500 - Edukasi kepatuhan minum obat
cc/24 jam) - Edukasi cara
- Inj. Artesunat 1 x II vial mengatasi/mengawasi keadaan
- Inj. Ranitidin 2x50mg IV bila terjadi perburukan
- Primakuin 1x 15mg - Makan nasi, buah-buahan dan
- Vit B6 1x1 (p.o) sayur yang cukup.
- Antasida syr 3x1cth (p.o) - Edukasi penggunaan kelambu
- Paracetamol 3x2 (p.o)bila saat pulang nanti.
demam
- Sulfat ferosus 1x1 (p.o)
- Albuforce 3x1 (p.o)
Problem List
Problem list (II) Planning Problem list (II) Planning
 Conjungtiva Planning diagnosis  BAK seperti Teh Planning diangnosis
Anemis (+) - Lab: DL dan ADT - Lab: Fungsi ginjal
Planning terapi Planning terapi
- Sulfat ferosus 1x1 (p.o) - Penatalaksanaan sesuai diagnosis
serta sesuai diagnosis definitif.
definitif. - Pemberian cairan IVFD NaCl
Planning monitoring 0,9% : D5% 1:2 (1500 cc/24 jam)
- Keluhan Planning monitoring
- TTV - Keluhan
Planning edukasi: - TTV
- Edukasi kepatuhan minum - Produksi urine (jumlah, warna)
obat Planning edukasi
- Makan nasi, buah-buahan - Minum air yang cukup
dan sayur yang cukup. - Makan nasi, buah-buahan dan
Misalnya bayam, kacang sayur yang cukup.
hijau. - Mengawasi tanda-tanda
perburukan.
DIAGNOSA

 Malaria Tropika +2
 Malaria Berat
 Anemia
 Hipoalbumin
PENGOBATAN

 Antasida syr 3x1cth (p.o)


 Paracetamol 3x2 (p.o)bila demam
 Sulfat ferosus 1x1 (p.o)
 Albuforce 3x1 (p.o)
 IVFD NaCl 0,9% : D5% 1:2
 Inj. Artesunat 1 x II vial
 Inj. Ranitidin 2x50mg IV
 Primakuin 1x 15mg
 Vit B6 1x1 (p.o)
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Follow up
Tanggal S O A P
25/02/2019 Demam (-) KU: TSS, Kesadaran: Apatis GCS: E3V3M6 = Penurunan Terapi diagonosa
Pusing (+) 12 TD: 100/70, N: 64x/m, S:36,9°C, R:26x/m kesadaran - DL, DDR
Mual-muntah K/L: CA(+/+), SI(-/-), OC(-) ec.susp.malaria Terapi penyakit
(-) Pulmo : I: Simetris serebral ec.malaria - IVFD NaCl 0,9% :
Belum BAB 1 P: V/F D=S tropika +2 D5% 1:2
minggu P: Sonor
- Inj. Artesunat 1 x II
A: Suara Nafas vesikuler, Rhonki
vial IV
(-/-), Wheezing (-)
- Inj. Ranitidin
Cor : I: Ictus cordis tidak terlihat
2x50mg IV
P: Ictus cordis teraba
- Primakuin 1x
P: Pekak
15mg
A: BJ I=II regular, murmur(-), gallop(-)
Terapi monitoring
Abdomen : I: Datar, jejas (-)
- Vital sign
A: BU (+)
P: Supel, Nyeri tekan (-) - Keluhan
Hepar : tidakteraba, Lien : tidak teraba Terapi edukasi
P: timpani - Diet biasa
Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema - Makan bubur,
(-/-), CRT <2” sayur dan buah-
Inferior : akral hangat, edema (-/-), CRT <2” buahan.
Vegetatif : Makan/Minum: (sedikit/ sedikit), - Pakai kelambu
BAB/BAK : (Belum BAB/kuning pekat - Minum obat tepat
urin/24jam 800cc) waktu.
Follow up
Tggl S O A P
26/02/ Demam KU: TSS, Kesadaran: Composmentis GCS: Malaria Terapi diagonosa
2019 (-) E4V5M6 serebral - DL, DDR
Pusing TD: 110/60, N: 60x/m, S:36,5°C, R:20x/m ec.malaria Terapi penyakit
(+) K/L: CA(+/+), SI(-/-), OC(-) tropika - IVFD NaCl 0,9% : D5% 1:2
Mual (-) Pulmo : I: Simetris (perbaikkan) - Inj. Artesunat 1 x II vial
Muntah P: V/F D=S
- Inj. Ranitidin 2x50mg
(-) P: Sonor
- Vit B6 1x1 (p.o)
A: Suara Nafas vesikuler, Rhonki (-/-
- Antasita syr 3x1cth (p.o)
), Wheezing (-)
- Paracetamol 3x2 tab (p.o)bila
Cor : I: Ictus cordis tidak terlihat
demam
P: Ictus cordis teraba
- Sulfat ferosus 1x1 (p.o)
P: Pekak
- Albuforte 3x1 (p.o)
A: BJ I=II regular, murmur(-), gallop(-)
Terapi monitoring
Abdomen : I: Datar, jejas (-)
- Vital sign
A: BU (+)
P: Supel, Nyeri tekan (-) - Keluhan
Hepar : tidakteraba, Lien : tidak teraba Terapi edukasi
P: timpani - Diet biasa
Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema (- - Makan bubur, sayur dan buah-
/-), CRT <2” buahan.
Inferior : akral hangat, edema (-/-), CRT <2” - Pakai kelambu
Vegetatif : Makan/Minum: (baik/baik), - Minum obat tepat waktu.
BAB/BAK: (belum BAB/kuningpekat urin
/24jam 900cc)
Follow Up
Tggl S O A P
27/02/ Demam KU: TSS, Kesadaran: Composmentis GCS: Malaria serebral Terapi diagonosa
2019 (-) E4V5M6 ec.malaria - evaluasi DL, DDR,SGOT
Pusing TD: 110/60, N: 61x/m, S:36,8°C, R:22x/m tropika SGPT,Bun,Creatinin,GDS,PT/AP
(+) K/L: CA(+/+), SI(-/-), OC(-) (perbaikkan) TT,Albumin
Mual (-) Pulmo : I: Simetris Anemia
P: V/F D=S Terapi penyakit
Muntah hipoalbuminem
(-) P: Sonor ia - IVFD NaCl 0,9% : D5% 1:2
A: Suara Nafas vesikuler, Rhonki - Inj. Artesunat 1 x II vial
(-/-), Wheezing (-) - Inj. Ranitidin 2x50 mg
Cor : I: Ictus cordis tidak terlihat - Vit B6 1x1 (p.o)
P: Ictus cordis teraba
- Antasida syr 3x1cth (p.o)
P: Pekak
A: BJ I=II regular, murmur(-), gallop(- - Paracetamol 3x2 tab (p.o)bila
) demam
Abdomen : I: Datar, jejas (-) - Sulfat ferosus 1x1 (p.o)
A: BU (+) - Albuforte 3x1 (p.o)
P: Supel, Nyeri tekan (-) Terapi monitoring
Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba - Vital sign
P: timpani - Keluhan
Ekstremitas : Superior : akral hangat,
- Produksi urin
edema (-/-), CRT <2”
Terapi edukasi
Inferior : akral hangat, edema (-/-), CRT
- Diet biasa
<2”
- Makan bubur, sayur dan buah-
Vegetatif : Makan/Minum: (baik/baik),
buahan.
BAB/BAK: (baik BAB/kuning jernih urin
- Pakai kelambu
1100cc)
Follow Up
Tggl S O A P
28/02/ Demam KU: TSS, Kesadaran: Composmentis GCS: Malaria berat Terapi diagonosa
2019 (-) E4V5M6 ec.malaria - Evaluasi DL, DDR, SGOT, SGPT
Pusing (- TD: 110/60, N: 66x/m, S:36,6°C, R:20x/m tropika Terapi penyakit
) K/L: CA(+/+), SI(-/-), OC(-) (perbaikkan) - IVFD NaCl 0,9% : D5% 1:2
Pulmo : I: Simetris
- Inj. Artesunat 2 x 1 vial /24jam
P: V/F D=S
- Inj. Ranitidin 2x50mg
P: Sonor
- Vit B6 1x1 (p.o)
A: Suara Nafas vesikuler, Rhonki (-/-
- Antasida syr 3x1cth (p.o)
), Wheezing (-)
- Paracetamol 3x2 tab (p.o)bila
Cor : I: Ictus cordis tidak terlihat
demam
P: Ictus cordis teraba
- Sulfat ferosus 1x1 (p.o)
P: Pekak
Terapi monitoring
A: BJ I=II regular, murmur(-), gallop(-)
- Vital sign
Abdomen : I: Datar, jejas (-)
- Keluhan
A: BU (+)
- Produksi urin
P: Supel, Nyeri tekan (-)
Terapi edukasi
Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba
- Diet biasa
P: timpani
- Makan bubur, sayur dan buah-
Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema (-
buahan.
/-), CRT <2”
- Pakai kelambu
Inferior : akral hangat, edema (-/-), CRT <2”
Vegetatif : Makan/Minum: (baik/baik),
BAB/BAK: (baik BAB/Baik kuning urin
2500cc)
Follow Up
Tggl S O A P
01/03/ Demam KU: TSS, Kesadaran: Composmentis GCS: Malaria berat Terapi diagonosa
2019 (-) E4V5M6 ec.malaria - Evaluasi DL, DDR, SGOT, SGPT
Pusing (- TD: 100/60, N: 66x/m, S:36,6°C, R:20x/m tropika Terapi penyakit
) K/L: CA(+/+), SI(-/-), OC(-) (perbaikkan), - IVFD NaCl 0,9% : D5% 1:2
Pulmo : I: Simetris Anemia - Inj. Artesunat 2 x 1 vial /24jam
P: V/F D=S
- Inj. Ranitidin 2x50mg
P: Sonor
- Vit B6 1x1 (p.o)
A: Suara Nafas vesikuler, Rhonki (-/-
- Antasida syr 3x1cth (p.o)
), Wheezing (-)
- Paracetamol 3x2 tab (p.o)bila
Cor : I: Ictus cordis tidak terlihat
demam
P: Ictus cordis teraba
- Sulfat ferosus 1x1 (p.o)
P: Pekak
Terapi monitoring
A: BJ I=II regular, murmur(-), gallop(-)
- Vital sign
Abdomen : I: Datar, jejas (-)
- Keluhan
A: BU (+)
- Produksi urin
P: Supel, Nyeri tekan (-)
Terapi edukasi
Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba
- Diet biasa
P: timpani
- Makan bubur, sayur dan buah-
Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema (-
buahan.
/-), CRT <2”
- Pakai kelambu
Inferior : akral hangat, edema (-/-), CRT <2”
- Minum obat tepat waktu
Vegetatif : Makan/Minum: (baik/baik),
BAB/BAK: (baik BAB/Baik kuning urin
2000cc)
Follow Up
Tggl S O A P
02/03/ Demam KU: TSS, Kesadaran: Composmentis GCS: Malaria berat Terapi diagonosa
2019 (-) E4V5M6 ec.malaria - Evaluasi DL, DDR,
Pusing (- TD: 100/60, N: 66x/m, S:36,6°C, R:20x/m tropika Terapi penyakit
) K/L: CA(+/+), SI(-/-), OC(-) (perbaikkan), - IVFD NaCl 0,9% : D5% 1:2
Pulmo : I: Simetris Anemia - Darplex 3 tab
P: V/F D=S
- Vit B6 1x1 (p.o)
P: Sonor
- Paracetamol 3x2 tab (p.o)bila
A: Suara Nafas vesikuler, Rhonki (-/-
demam
), Wheezing (-)
- Sulfat ferosus 1x1 (p.o)
Cor : I: Ictus cordis tidak terlihat
Terapi monitoring
P: Ictus cordis teraba
- Vital sign
P: Pekak
- Keluhan
A: BJ I=II regular, murmur(-), gallop(-)
- Produksi urin
Abdomen : I: Datar, jejas (-)
Terapi edukasi
A: BU (+)
- Diet biasa
P: Supel, Nyeri tekan (-)
- Makan bubur, sayur dan buah-
Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba
buahan.
P: timpani
- Pakai kelambu
Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema (-
- Minum obat tepat waktu
/-), CRT <2”
Inferior : akral hangat, edema (-/-), CRT <2”
Vegetatif : Makan/Minum: (baik/baik),
BAB/BAK: (baik BAB/Baik kuning urin
2000cc)
DISKUSI KASUS
MALARIA

• Malaria berasal dari kata Italia (mala + aria) yang berarti “udara
yang jelek/salah”.
• Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa
dari genus Plasmodium yang secara klinis ditandai gejala berupa
demam, menggigil, anemia dan splenomegali.
• Malaria berat diartikan sebagai temuan parasit aseksual, gejala-
gejala klinis malaria dan tanda-tanda komplikasi pada seseorang
penderita.
• Komplikasi malaria disebabkan oleh Plasmodium falciparum,
Plasmodium vivax, dan Plasmodium knowlesi.
Etiologi

Kembali ke aliran darah (bentuk cincin, trofozoit,


skizon)

Plasmodium
Pembiakan
aseksual di
jaringan hati
(Merozoit)
Anopheles
betina (Seksual)
Mikropskopik Plasmodium

Penularan Menginfeksi
melalui gigitan eritrosit “Hasil laboratorium pada pasien dididapatkan
Anopheles (Sporozoit) plasmodium dan gamet falciparum atau penyebab dari
malaria Tropika.”
Patogenesis
Patogenesis penyakit
malaria dipengaruhi oleh
faktor parasit (agent), faktor
pejamu (host), dan faktor
lingkungan (environment).
Lanjutan…

• Pasien bertempat tinggal di jayapura yang (Endemis malaria). Di


sekitar rumah pasien terdapat banyak tanaman dan pepohonan
(faktor pendukung perkembang biakan dan siklus hidup nyamuk
Anopheles.
• Pasien datang dengan penurunan kesadaran diduga akibat malaria
berat dengan 3 proses utama yang khas : sitoaderens, sekuestrasi,
dan rosetting.
Klasifikasi

Malaria asimptomatik Parasit (+), gejala & keluhan (-).

Malaria tanpa komplikasi Parasit aseksual (+), komplikasi (-).

Malaria berat Parasit aseksual (+), komplikasi (+) Plasmodium falciparum,


Plasmodium vivax, dan Plasmodium knowlesi).

Malaria pada kehamilan Pada ibu hamil trisemester I dan II & pada serta pada masa
Nifas/Puerperium (penurunan imunitas yang menyebabkan
mudahnya terjadi infeksi pada ibu hamil).

Malaria pada pelancong Umumnya pada pelancong yang belum memiliki kekebalan (non-
(traveller) immune) pada parasit malaria.
Lanjutan…

“Pada pasien ditemukan penurunan kesadaran dan BAK seperti teh serta
peningkatan fungsi ginjal seperti BUN 20,8 mg/dL dan kreatinin 1,00 g/dL yang
dapat mengindikasikan adanya tanda gagal ginjal akut atau bagian dari
komplikasi dari malaria berat“
Manifestasi klinis

Masa Tipe
Rata-Rata
Plasmodium Inkubasi Panas Relaps Menifestasi klinik
(Hari)
(Hari) (Jam)
Gejala gastrointestinal; hemolis; anemia;
ikterus; gejala serebral; edema paru;
Falciparum 12 9-14 24,36,48 Tidak
hipoglikemia; syok; gangguan kehamilan;
kelainan retina.
Splenomegali ruptur limpa; anemia
Vivax 13 12-17 48 Ya
kronik.
Ovale 17 16-18 48 Ya Sama dengan P.vivax
Splenomegali menetap, ruptur limpa,
Malariae 28 18-40 72 Tidak
sindroma nefrotik
Demam, nyeri perut, trombositopenia,
Knowlesi 9-12 9-13 21 Tidak
gangguan ginjal, ikterik, hiperparistemia.
Gejala klasik malaria

• Trias malaria, yakni :


 Periode dingin (15-60 menit) diikuti dengan peningkatan
temperatur. (Menggigil).
 Periode panas (muka merah, nadi cepat, dan suhu badan tetap
tinggi beberapa jam.
 Periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan
temperatur turun, dan penderita merasa sehat.

Pada Plasmodium falciparum dapat berlangsung berat atau tidak ada.


Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada Plasmodium falciparum,
Beberapa keadaan klinik pada malaria

Serangan primer Dimulai dari akhir masa inkubasi dengan serangan paroksismal
(menggigil, panas dan berkeringat).

Periode laten Periode dimulai dari tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama
terjadinya infeksi malaria.

Rekrudensi Berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu


sesudah berakhirnya serangan primer. (relaps waktu panjang).

Rekurens Berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu


berakhirnya serangan primer.

Relaps atau Rechute Berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari waktu
diantara serangan periodik dari infeksi primer atau setelah periode
yang lama dari masa laten (sampai 5 tahun)
Lanjutan…

“Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan peurunan kesadaran


dan berbicara tidak nyambung serta tidak jelas dan memberontak
sejak 4jam SMRS. 2 hari yang lalu pasien sempat mengeluhkan pusing
dan demam, lemas, mual dan muntah sebanyak 5x yang berisikan
makanan bercampur air dan lendir disertai penurunan nafsu makan,
sesuai dengan teori pada malaria dapat ditemukan gejala-gejala sperti
diatas“
Diagnosis

 Anamnesis :

 Trias Malaria

 Riwayat malaria

 Gangguan kesadaran (Malaria berat)

 Pemeriksaan Fisik : Demam intermiten, anemia, pembesaran limpa,


penyakit kuning/jaundice.
Pemeriksaan penunjang
• Diagnosis pasti infeksi malaria dengan menemukan adanya
parasit malaria
• Pemeriksaan tes darah, tes antigen, tes serologi, dan tes
diagnosis molekular.
• Sediaan darah dengan pulasan Giemsa : Gold Standard
untuk diagnosis rutin.

• Metode semi - kuantitatif pada sedian darah tebal, yakni sebagai berikut :

+ 1-10 parasit per 100 lapang pandang

++ 11-100 parasit per 100 lapang pandang

+++ 1-10 parasit per 1 lapang pandang

++++ > 10 parasit per 1 lapang pandang


Lanjutan

Pada pasien berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik ditemukan keluhan


yang serupa dengan ciri dari penyakti malaria yaitu adanya demam subfebris,
mual, muntah, penurunan nafsu makan, lemas, BAK seperti teh, konjungtiva
anemis sebagai tanda anemia hingga penrunuan kesadaran akibat malaria
berat. Diagnosa juga ditegaskan dengan adanya temuan gamet dan
plasmodium falciparum +2 (11-100 parasit per 100 lapang pandang) pada
pemeriksaan mikroskopik sebagai bagian dari gold standar pemeriksan pada
malaria.
Komplikasi

• Hiperparasitemia • Hipoglikemi

• Manifestasi gastro-intestinal • Malaria Haemoglobinuri

• Hiponatremia (Blackwater Fever)

• Asidosis metabolik • Malaria Algid

• Hiperpireksi • Edema paru

• Anemia • Perdarahan spontan

• Gagal ginjal akut (GGA)


Lanjutan…

• Malaria serebral merupakan keadaan gawat darurat yang


harus segera ditangani. Sebagian penderita terjadi gangguan
kesadaran yang lebih ringan seperti apatis, somnolen, delirium
dan perubahan tingkah laku.
 Pada malaria berat, berdasarakan pemeriksaan fisik, dapat ditentukan jika
ditemukan minimal satu dari manifestasi klinis berikut ini, yaitu :
• Perubahan kesadaran (GCS<11)

• Hemoglobinuria

• Anemia berat

• Hiperparasitemia

• Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)

Pada pasien ditemukan penurunan/perubahan kesadaran dan BAK seperti teh


(hemoglobinuria) serta peningkatan fungsi ginjal seperti BUN 20,8 mg/dL dan
kreatinin 1,00 g/dL yang dapat mengindikasikan adanya tanda komplikasi dari
malaria berat yang menyerang organ-organ utama tubuh (otak dan ginjal) yaitu
malaria cerebral dan gagal ginjal akut. Pada pasien juga ditemukan salah satu
komplikasi dari malaria yaitu anemia walaupun bersifat ringan (hemoglobin 9,9 g/dL).
Tatalaksana

1. Malaria tanpa komplikasi

 Malaria falciparum, malaria knowlesi, malaria vivaks dan Ovale

- DHP + Primakuin.

- Primakuin pada hari pertama : 0,25 mg/kgBB (Falciparum & knowlesi)

- Primakuin selama 14 hari : 0,25 mg/kgBB (Vivaks, Ovale)

 Pengobatan Malaria malariae

- DHP 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan
malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin

• Pengobatan malaria vivaks yang relaps

- Primakuin ditingkatkan : 0,5 mg/kgBB/hari

- harus disertai dengan pemeriksaan laboratorium enzim G6PD


Lanjutan…
 Pengobatan malaria falsiparum, malaria  Pengobatan infeksi campur (P. falciparum + P.
knowlesi dan malaria vivaks : vivax / P. ovale)
- DHP selama 3 hari + Primakuin (0,25
mg/kgBB/hari) selama 14 hari

 Pengobatan malaria Vivaks :


2. Malaria berat

 Artesunat

Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb i.v. sebanyak 3 kali (0, 12, 24) di

hari pertama. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb i.v. per 24 jam sampai

penderita mampu minum obat oral

 Pemberian kina drip

Kina Hidrochloride 20 mg/kg BB diberikan per infus selama 4 jam, diikuti

selanjutnya dengan dosis 10 mg/kg BB dengan interval 8 jam, dihitung mulai

dari pemberian pertama. Apabila dalam 48 jam tidak ada perbaikan, dosis

diturunkan sepertiganya, misalnya pemberiannya menjadi 10 mg/kg BB

dengan interval tiap 12 jam


Lanjutan…

“Pada pasien diberikan terapi Artesunat 1x120 mg (2 vial) IV di jam 0,12,24 di


hari pertama dilanjutkan dengan 1 kali pemberian tiap 24 jam hingga pasien
mampu minum obat per oral sesuai dengan tatalaksana dari malaria berat yaitu
Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam
ke 0, 12, 24 di hari pertama. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena setiap
24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat oral”
Kesimpulan
• Dalam kasus ini pasien Tn. J.K. (29 tahun) datang disertai pusing, demam,
mual, muntah dan BAK (+) berwarna seperti air teh selama seminggu. Dan
pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda anemia.

• Pada pemeriksaan laboratorium kemudian didapatkan plasmodium


falciparum +2 dan gamet falciparum +4 serta peningkatan BUN dan kreatinin
sebagai tanda gagal ginjal akut (Malaria berat)

• Pemberian terapi artesunat melalui intravena sesuai dengan teori pada


penatalaksanaan malaria berat.

• Pada pasien kemudian didapatkan perbaikan sesuai dengan prognosisnya


Ad vitam: ad bonam, Ad fungsionam: dubia ad bonam, Ad Sanationam:
dubia at bonam yaitu jika malaria berat jika ditangani dengan tepat dapat
memberikan hasil yang baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai