Anda di halaman 1dari 23

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETER

(AAS)
Kelompok 2

 MARISHA NELI

 MIFTAHUL FU’ADDATIN

 NENTI HARNI

 SRI SEPRIMA

 YOSI FITRI
Imu Perkembangan
Pengetahuan Pengetahuan
dan Teknologi Manusia

Analisisis Ahli Kimia


Kimia

Spektrofotometri
Serapan Atom
Spektrofotometer
Serapan Atom

Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu alat yang


digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur
logam dan metaloid yang pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh
atom logam dalam keadaan bebas.
PRINSIP KERJA AAS

Interaksi
ATOM RADIASI

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom.


Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang
tertentu.
1. Lampu Katoda

Sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur


logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi.
2. Ducting

menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang


langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar
pada atap bangunan,

3. Kompressor

Mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh


AAS, pada waktu pembakaran atom.
4. Burner

Tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides

5. Buangan Pada AAS

Tempat wadah buangan dari sampel saat proses


pembakaran dilengkapi dengan lampu indikator.

6. Monokromator

Mengisolasi salah satu garis resonansi atau radiasi dari


sekian banyak spectrum yang dihasilkan oleh lampu piar
hollow cathode
7. Detektor
Mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan telah
diubah menjadi energy listrik oleh fotomultiplier.

8. Amplifier

Berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima dari


detektor sebelum sampai ke rekorder

9. Display
merupakan sistem pencatatan hasil dapat berupa angka atau
kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi
atau intensitas emisi.
10. Tabung gas

merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen.


Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk
mengatur banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang
berada di dalam tabung
1. Hubungkan AAS dengan sumber arus listrik

2. Periksa ketersediaan alat, apakah sudah


siap digunakan atau belum.
3. Nyalakan alat
4. Setelah menyala, lakukan beberapa
pengaturan untuk pengukuran yang
meliputi :
Lampu katoda
Parameter analisis
Unit Konsentrasi
Metode Standar Tunggal
Metode kurva kalibrasi

Metode adisi standar


5. Tunggu beberapa saat, sampai muncul
tanda bahwa alat telah siap untuk
digunakan
6. Aktifkan pembakar pada AAS
Memilih menu :”burner” pada monitor
7. Untuk memulai pengukuran pada sampel
Memilih menu measure sample
8. Memasukkan pipa kapiler ke dalam blanko
9. Tunggu beberapa saat sampai muncul hasil
pembacaan pada monitor

10. Larutan blanko diganti dengan larutan


standar
11. Untuk melakukan penggantian dengan
larutan standar berikutnya, larutan blanko
harus diukur lagi.
12. Pengukuran pada sampel dilakukan
terakhir, setelah pengukuran larutan
standar selesai dilakukan
GANGGUAN DALAM
METODA AAS

GANGGUAN KIMIA

Gangguan kimia terjadi apabila unsur yang dianailsis


mengalami reaksi kimia dengan anion atau kation
tertentu dengan senyawa yang refraktori, sehingga tidak
semua analit dapat teratomisasi
GANGGUAN DALAM
METODA AAS

GANGGUAN MATRIK

Gangguan ini terjadi apabila sampel mengandung


banyak garam atau asam, atau bila pelarut yang
digunakan tidak menggunakan pelarut zat standar, atau
bila suhu nyala untuk larutan sampel dan standar
berbeda
GANGGUAN DALAM
METODA AAS

GANGGUAN IONISASI

Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi


sehingga mampu melepaskan electron dari atom netral
dan membentuk ion positif. Pembentukan ion ini
mengurangi jumlah atom netral, sehingga isyarat
absorpsi akan berkurang juga.
GANGGUAN DALAM
METODA AAS

GANGGUAN LATAR BELAKANG

Absorbsi Latar Belakang (Back Ground) merupakan


istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya
berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi oleh nyala api,
absorpsi molecular, dan penghamburan cahaya.
• Kepekaan lebih tinggi
• Sistemnya relatif mudah
• Dapat memilih temperatur yang
dikehendaki
Kelebihan • Dapat diaplikasikan pada banyak
AAS jenis unsur, batas kadar
penentuan luas (dari ppm sampai
%).
• Hanya dapat digunakan untuk
larutan dengan konsentrasi rendah
• Memerlukan jumlah larutan yang
cukup relatif besar (10-15 ml)
Kelemahan • Efisiensi nebulizer untuk membentuk
AAS aerosol rendah
• Sistem atomisasi tidak mampu
mengatomkan secara langsung sampel
padat pengukurannya langsung
terhadap contoh, output dapat
langsung dibaca

Anda mungkin juga menyukai