Anda di halaman 1dari 31

Adjar Wibowo

Infeksi Saluran Genital Bawah


 Infeksi Vulva/Vulvitis
 Human Papilloma Virus (HPV)
 Moloscum Contagiosum
 Parasit
 Pediculosis Pubis
 Scabies
 Ulkus Genital
 Herpes Genital
 Syphilis
 Infeksi Vagina/Vaginitis
 Trichomoniasis
 Bakterialis Vaginosis
 Cadidiasis Vagina
 Infeksi Cervix/Cervisitis
 Chlamydia
 Gonorrhea
Human Papilloma Virus
 Condyloma acuminatum merupakan lesi vulva,
vagina, dan cervix yang disebabkan HPV, serta dapat
menyebabkan transformasi sel epitel.
 Merupakan infeksi sexually transmitted disease (STD)
dengan Prevalensi 15% dari STD
 Berhubungan dengan lesi intraepitelial pada cervix,
vagina, and vulva seperti squamous cell carcinoma
dan adenocarcinoma.
Human Papilloma Virus
Human Papilloma Virus
 Subtipe HPV tipe 6 dan 11 menyebabkan
pertumbuhan exophytic condyloma
 Subtipe HPV tipe 16, 18, 31, 33, dan 35 menyebabkan
pertumbuhan carcinoma.
 Lebih dari 30 tipe HPV dapat menginfeksi saluran
genital.
 Sejak 2006 diproduksi HPV vaccine untuk digunakan
pada wanita untuk mencegah carsinoma cervix,
terutama HPV tipe 16, 18 dan tipe 6, 11.
Human Papilloma Virus
Human Papilloma Virus
 Terapi
 Podophylin 10 – 25%
 Setiap 1 minggu
 Surgical/excisi
 Cryotherapi
 Setiap 2 minggu
Herpes Genital
 Merupakan infeksi STD yang disebabkan oleh herpes
simplex virus (HSV).
 Subtipe
 HSV-2, merupakan penyebab terbanyak infeksi virus
pada genital
 HSV-1, merupakan penyebab infeksi virus pada area
orolabial.
Herpes Genital
 Masa inkubasi 3 - 7 hari
 Gejala dan Tanda
 Virus-like syndrome
 Malaise dan fever
 Paresthesia pada vulva diikuti pembentukan multiple
vesicula dan ulcus yang disertai nyeri
 Sisa Vesicula dan ulcus dapat dijumpai sampai minggu
ke 2 - 6
 Syndrome dapat menetap sampai 14 hari, dengan
puncaknya pada hari ke 7
Herpes Simplex
Herpes Genital
 Therapi
 Goals of treatment :
 Memendekan pejalanan klinis, menurunkan transmisi
penyakit, dan mencegah komplikasi serta rekurensi.
 Antiviral
 Acyclovir
 Valacyclovir
 Dalam kehamilan diberikan terapi antiviral, seksio
sesarea direkomendasi bila masih terdapat lesi aktif atau
gejala prodromal saat persalinan.
Vaginitis
 Karakteristik Gejala
 Pruritus, discharge, odor, dyspareunia, atau dysuria.
 Kolonisasi normal vagina
 Lactobacillus acidophilus, diphtheroids, candida, dan
flora lain.
 Physiologis pH sekita 4.0, dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patologis.
 Physiologic discharge berwarna putih, odorless dan
mengandung bacterial flora, air, electrolytes, dan
epitel vaginal serta cervix.
Bakterial Vaginosis
 Merupakan penyebab terbanyak vaginitis.
 Terjadi perubahan komposisi flora vagina normal
 Peningkatan sampai 10 kali lipat anaerobic bacteria,
termasuk Prevotella species, Gardnerella vaginalis, and
Mobiluncus species.
 Penurunan konsentrasi Lactobacilli species.
 BV bukan merupakan STD, walaupun berperan dalam
faktor risiko persalinan kurang bulan (preterm
delivery)
Bakterial Vaginosis
• Diagnosis
• Microscopic terdapat clue cells (> 20%) pada
wet smear.
• Clue cells adalah sel epitel vagina yang
mengadung clusters bacteri dekat membran sel
dengan gambaran stippled appearance.
• Pap smear kadang dapat membantu diagnosis
bakterial vaginosis.
Bakterial Vaginosis
Bakterial Vaginosis
 Therapi
 Metronidazole
 Clindamycin
Trichomoniasis
 Merupakan infeksi STD yang disebabkan oleh
protozoon Trichomonas vaginalis.
 Trichomonas dapat hidup pada handuk atau kain
basah, sehingga dapat menular secara nonsexual.
 Masa inkubasi mulai 4 – 28 hari
Trichomoniasis
 Diagnosis
 Pada pemeriksaan didapatkan edema dan erythema
vulva serta vagina. Cervix tampak erythematous dan
friable.
 Pemeriksaan preparat basah dijumpai unicellular
fusiform protozoa, flagellated, dan bergerak.
 Pada asymptomatic patients, infeksi ini sering
ditemukan pada pemeriksaan Paps semear
Trichomoniasis
Trichomoniasis
 Therapi
 Metranidazole
 Tinidazole
 Sexual partners harus diobati.
 Trichomonas berhubungan dengan ketuban pecah
dini, dan persalinan prematur.
Candidiasis Vagina
 Infeksi CV bukan merupakan STD
 Faktor risiko
 Immunosuppressi seperti infeksi HIV, diabetes mellitus,
perubahan hormonal (pregnancy), broad-spectrum
antibiotic therapy, dan obesity.
• Tanda dan gejala
• Pruritus, iritasi vaginal, dan dysuria.
• Diagnosis.
• Pemeriksaan dengan KOH

• Pemeriksaan cultur

• Gejala klinis

• Therapi
• Nystatin

• Miconazole

• Fluconazole

• Sexual partners harus diobati


Candidiasis Vagina
Cervisitis
 Merupakan infeksi STD
 Karakteristik infeksi
 Inflammasi mucosa dan submucosa cervix.
 Histology, adanya infiltrasi oleh acute inflammatory
cells , necrosis epithelial cells.
 Primary pathogens penyebab mucopurulent cervicitis
adalah Chlamydia trachomatis dan Neisseria
gonorrhoeae.
Chlamydia
• C. trachomatis merupakan STD bakterial yang paling
sering dijumpai di USA.
• Faktor risiko
 Usia muda < 24 tahun,
 Sosial ekonomi rendah,
 Multiple sex partners,
 Unmarried status
Chlamydia
 Microbiology.
 C. trachomatis merupakan organisme intracellular
yang menginfeksi squamocolumnar cells pada
transisional zone cervix uteri.
 Gejala dan tanda.
 Asymptomatic pada sekitar 75% kasus.

 Abnormal vaginal discharge, rasa panas, spotting, atau


postcoital bleeding.
 Cervix erosi dan rapuh (strawberry-appearing).

 A yellow-green mucopurulent discharge


Chlamydia
Chlamydia
 Therapi
 Azithromycine
 Doxycycline
 Amoxyciline
 Erithromycine
Sekian

Anda mungkin juga menyukai