Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

Oleh:
dr. Galih Yogo Cahya Adhi

Pembimbing:
dr. Yeti Musfiroh, Sp.PK

RS TK IV KOTA KEDIRI
2018
BAB I
Pendahuluan
Asma adalah penyakit heterogen, biasanya ditandai
dengan inflamasi jalan nafas kronik. Asma ditandai
dengan riwayat gejala saluran pernapasan seperti
wheezing, dispneu, dada terasa berat, dan batuk yang
bervariasi diantara waktu dan intensitas, berasa
dengan hambatan jalan nafas ekspirasi yang bervariasi.

Asma merupakan salah satu masalah di dunia, diperkirakan 300


juta individu di dunia memiliki penyakit ini. Dalam tiga puluh
tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan
penyakit) asma, terutama di negara-negara maju dan
berkembang. di Asia
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
• Nama : Ny. S
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 68 tahun
• Status : Menikah
• Agama : Kristen
• Alamat : Semampir- Kediri
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Pemeriksaan : 5 Desember 2018
Anamnesis
• Keluhan utama : Sesak
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas. Keluhan
muncul sejak 1 jam sebelum mrs. Keluhan menetap
dan bertambah. Keluhan dirasakan saat beraktivitas
setelah mandi. Pasien juga mengeluh batuk dan dahak
sulit keluar . Pasien tidak mengeluh panas, pilek, nyeri
dada dan mual muntah. Makan dan minum dalam
batas normal serta bab dan bak dalam batas normal.
Tidak ditemukan keluhan lainnya dan pasien tidak
mengkonsumsi obat apapun.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Asma (serangan terakhir 3 minggu sebelum
mrs),HT (disangkal), DM (disangkal), Penyakit
jantung (disangkal), Trauma (disangkal).
• Riwayat Penyakit Keluarga :
• HT(disangkal) DM(disangkal)
• Riwayat Pengobatan : pernah pengobatan
asma tetapi berhenti
• Riwayat Sosial:merokok (-), lingkungan
berpolusi (-)
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum : cukup
• Kesadaran : kompos mentis
• GCS : 456
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit, reguler
• Pernafasan : 28x/menit,dispneu
• Suhu : 36,5o C
B. Kepala Leher
• Umum
Anemis (-), ikterus (-), sianosis (-), dyspnea (+)
• Mata
Alis : normal
Bola mata : normal
Kelopak : normal
Konjungtiva : normal
Sclera : normal
Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya +/+
Lensa : normal
• Telinga
Bentuk : normal
Procesus mastoideus : tidak nyeri
Lubang telinga : tidak ada kelainan
Can.audit.ext : tidak ada kelainan
Pendengaran : tidak ada kelainan
• Hidung
Penyumbatan : tidak ditemukan penyumbatan
Daya penciuman : normal
Cuping Hidung : pernapasan cuping hidung -
• Mulut
Bibir : tidak ada tanda sianosis
Gusi : tidak didapat perdarahan
Lidah : tidak kotor
Mukosa : normal
Palatum : normal
• Leher
Kel.limfe : tidak didapatkan pembesaran
Trakea : deviasi -
Tiroid : tidak didapatkan pembesaran kelenjar
Vena Jugularis : tidak terdapat distensi
Arteri Carotis : teraba pulsasi
C. Thorax
• Umum
Bentuk : normal
Kulit : normal
Axilla : tidak ditemukan kelainan, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
• Paru
Dextra Sinistra
I: simetris,retraksi - I: simetris,retraksi -
P:fremitus raba + normal P: fremitus raba + normal
P: sonor + P: sonor +
A: Vesikuler +,Rhonki -, Wheezing + A: Vesikuler +,Rhonki -, Wheezing +

• Jantung
Inspeksi Iktus tampak di axilaris anterior line sinistra ICS V

Palpasi Iktus teraba di axillaris anterior line sinistra ICS V, tidak didapatkan thrill

Perkusi Batas jantung kanan: parasternal line dextra ICS V


Batas jantung kiri: axillaris anterior line sinistra ICS V

Auskultasi S1, S2: normal, murmur -, gallop -, ekstrasistole -


D. Abdomen
Inspeksi Bentuk:
 Supel, tak tampak massa, umbilicus masuk kedalam
 Kulit: turgor normal

Auskultasi Bising usus: positif, normal


Palpasi Tugor normal, tonus normal.
hepatomegali (-), Lien tidak teraba
Nyeri tekan(+) regio epigastrium
Ginjal tidak teraba
Nyeri ketok ginjal (-)
Perkusi Timpani, Meteorismus (-), Shifting dullness (-)

E. Inguinal – Genitalia – Anus


Tidak didapatkan kelainan
F. Ekstremitas
Atas Akral hangat dan kering
Tidak didapatkan petechiae, purpura dan echimosis
Tidak didapat deformitas
Sendi: tidak didapatkan nyeri sendi
Kuku: tidak didapat kelainan
Jari: tidak didapat kelainan
Edema: tidak didapatkan
Bawah Akral hangat dan kering
Tidak didapatkan petechiae, purpura dan echimosis
Tidak didapat deformitas
Sendi: tidak ada nyeri
Kuku: tidak didapat kelainan
Jari: tidak didapat kelainan
Edema: tidak didapatkan
Diagnosis Tatalaksana
• Asma Bronchiale derajat •Nebul salbutamol 1 amp +
serangan ringan bromhexine 4 cc + PZ 2 cc
•Pasien posisi duduk
•PO Salbutamol 2x4 mg
•PO Ambroxol 3x30mg
•PO Methylprednisolon 3 x 4mg
Edukasi
Pemeriksaan Penunjang •Menyarankan pasien untuk
• Darah lengkap menghindari alergen,pencetus,
• Speriometri pemicu penyebab serangan asma
•Menyarankan pasien untuk
• Foto thorax
beristirahat.
• Uji tusuk alergi •Menyarankan pasien untuk
berolahraga dan menurunkan berat
badan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
• Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran
napas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-
batuk terutama malam dan atau dini hari.
Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi
jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali
bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan. (GINA, 2016)
Faktor resiko
Faktor Penjamu Faktor Lingkungan
• Genetik. • Allergen
• Obesitas • Infeksi
• Bahan di Lingkungan
Kerja
• Asap Rokok.
• Polusi udara dari dalam
dan luar ruangan
• Makanan .
• Exercise-Induced Asthma
• Perubahan Cuaca
Klasifikasi Asma
Klasifikasi
asma
menurut
derajat
serangan7
Asma : Inflamasi kronis Saluran Napas

pemicu
Hiperreaktivitas

Banyak Sel : Melepas MEDIATOR :


Sel Mast Histamin
Eosinofil Prostaglandin (PG)
Leukotrien (L)
Netrofil Platelet Activating Factor (PAF),
Limfosit dll

Bronkokonstriksi, hipersekresi mukus, edema saluran napas

Obstruksi difus saluran napas

BATUK, MENGI, SESAK


Manifestasi Klinis
Diagnosis
Berikut ini adalah penjelasan tentang diagnosis
asma(GINA, 2016):
• Lebih dari satu gejala berikut ini (wheezing,
dispnea, batuk, dada terasa berat), terutama
pada dewasa
• Gejala memburuk pada malam hari atau pada
awal pagi hari
• Gejala bervariasi dalam hal waktu dan internsitas
• Gejala dipicu oleh infeksi virus (flu), olahraga,
paparan alergen, perubahan musim, atau iritan
seperti asap, atau bau yang menyengat.
Berikut ini adalah gejala-gejala yang menurunkan
kemungkinan bahwa seseorang menderita
penyakit asma(GINA, 2016):
• Batuk tanpa gejala respirasi lain
• Produksi sputum kronik
• Dispneu terkait dengan kepala pusing, kepala
terasa ringan, dan parestesia perifer
• Nyeri dada
• Dispneu dengan inspirasi nyaring terkait olahraga
• Diagnosis klinis
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala
yang ditemukan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Diagnosis topis
Diagnosis topis ditegakkan berdasarkan lokasi
kelainan.Pada stroke iskemik, lokasi kelainan yang
ditemukan dapat berasal dari korteks atau subkorteks.
Pada stroke hemoragik, lokasi kelainan yang ditemukan
dapat berasal dari intraserebral atau subarakhnoid.
• Diagnosis etiologis
Diagnosis etiologis ditegakkan berdasarkan penyebab.
Pada stroke iskemik, dapat disebabkan oleh trombus atau
embolus. Pada stroke hemoragik, penyebabnya yaitu
pecah / ruptur pembuluh darah
Pemeriksaan Penunjang
• Spirometri
• Tes Provokasi Bronkus
• Tes Alergi
Tatalaksana
Nonfarmakologis • Diet sehat dan Penurunan
Berat badan
(GINA, 2016) • Vaksinasi
• Penghentian kebiasaan • Bronkial termoplasti
merokok dan paparan alergen • Kontrol stress emosional
• Aktivitas fisik • Imunoterapi alergen
• Penghindaran paparan alergen • Penghindaran alergen dan
kerja polutan di luar ruangan
• Penghindaran obat-obatan • Penghindaran makanan
yang dapat memicu asma alergen dan makanan
• Penghindaran alergen dalam berkimiawi
ruangan
• Latihan bernafas
Tatalaksana Farmakologis
• Controller medication, yaitu obat yang digunakan
untuk pemeliharaan asma secara reguler.
• Reliever (rescue) medication, yaitu obat yang
digunakan untuk meredakan gejala asma,
misalnya saat perburukan atau eksaserbasi, atau
saat terjadi brokonstriksi terkait olahraga.
• Add-on therapy untuk pasien dengan asma berat,
mulai dipertimbangkan jika pasien mengalami
gejala persisten dan eksaserbasi yang terus
menerus walaupun sudah diberikan terapi secara
optimal.
Indikasi merujuk ke fasilitas kesehatan
lebih lanjut:
– Kesulitan mengonfirmasi diagnosis asma
– Curiga asma okupasional
– Asma persisten tidak terkontrol dan eksaserbasi frekuent
– Adanya faktor risiko asma yang mengancam nyawa
– Bukti yang besar adanya risiko atau efek samping terapi
– Adanya gejala yang menunjukkan komplikasi dari subtipe asma
– Ragu tentang diagnosis asma
– Gejala eksaserbasi tidak terkontrol walaupun dengan ICS dosis
sedang dengan teknik yang benar dan kepatuhan yang cukup
– Curiga efek samping terapi
– Asma dan alergi makanan terkonfirmasi
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai