Anda di halaman 1dari 23

Asma merupakan gangguan radang kronik pada jalan napas

yang ditandai dengan responsivitas jalan napas yang berlebihan,


edema jalan napas, dan produksi mucus. (Tippets & Guilbert,
2009)

Asma ialah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran napas sangat mudah bereaksi
terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi berupa serangan asma.
Kelainan yang di dapatkan ialah :
1) Otot bronkus akan mengkerut (terjadinya penyempitan).
2) Selaput lendir bronkus edema.
3) Produksi lendir makin banyak, lengket dan kental sehingga ketiga hal tersebut
menyebabkan saluran lubang bronkus menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan dapat 1
sampai sesak nafas. Serangan demikian dapat hilang sendiri atau hilang dengan pertolongan
obat.
Asma ditandai dengan adanya 3 kelainan, yakni konstriksi otot bronkus,
inflamasi mukosa, dan bertambahnya secret di jalan napas. Pada
stadium permulaan serangan terlihat mukosa pucat, terdapat edema dan
sekresi bertambah.Lumen brokus menyempit akibat spasme. Terlihat
kongesti pembuluh darah, infiltrasi sel eosinophil dalam secret di dalam
lumen saluran napas. Jika serangan sering terjadi dan lama atau
menahun akan terlihat deskuamasi (mengelupas) epitel. Penebalan
membrane hialin basal, hyperplasia serat elastin, juga hyperplasia dan
hipertropi otot bronkus. Pada serangan berat atau pada asma yang
menahun terdapat penyumbatan bronkus oleh mucus yang kental.
2
Telah dikemukakan bahwa serangan asma timbul bila ada
pencetus, dan berbagai pencetus tersebut ialah :
1) Alergen
Faktor alergi dianggap mempunyai peranan pada
sebagian besar anak dengan asma. Di samping itu
hiperreaktivitas saluran napas juga merupakan faktor yang
penting. Bila tingkat hiperreaktivitas bronkus tinggi, diperlukan
Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah allergen yang sedikit dan sebaiknya jika hiperreaktivitas
terjadinya asma sehingga belum ada rendah diperlukan jumlah antigen yang lebih tinggi untuk
pathogenesis yang dapat menerangkan
semua penemuan pada penyelidikan menimbulkan serangan asma.
asma. Salah satu sel yang memegang Sensitisasi tergantung pada lama dan intensitas
peranan penting pada pathogenesis
asma adalah sel mast. Sel mast dapat hubungan dengan bahan allergen dan juga umur. Bayi dan
terangsang berbagai pencetus anak sering berhubungan dengan isi dari debu rumah, misalnya
misalnya allergen, infeksi dan lain-lain.
Sel mast ini akan mengalami tangau, serpih atau bulu binatang, spora jamur yang terdapat di
degranulasi dan mengeluarkan rumah. Dengan bertambahnya umur makin banyak jenis
berbagai mediator misalnya histamine, allergen pencetusnya. Asma karena makanan sering terjadi
bradikinin dan enzim paroksidase.
pada bayi dan anak kecil.

3
2) Infeksi
Biasanya infeksi virus, terutama pada bayi dan anak. Virus yang menyebabkan ialah respiratory
syncytial virus (RSV) dan virus parainfluenza. Kadang-kadang karena bakteri misalnya pertusis dan
streptokokos, jamur, misalnya aspergillus dan parasit seperti askaris.
3) Iritan
Hairspray, minyak wangi, obat semprot nyamuk, asap rokok, bau tajam dari cat, SO2, dan polutan
udara lainnya dapat memacu serangan asma. Iritasi hidung dan batuk sendiri dapat menimbulkan refleks
bronco konstriksi.
4) Cuaca
Perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, angina, dan kelembaban udara dihubungkan
dengan percepatan dan terjadinya serangan asma.

4
5) Kegiatan Jasmani
Kegiatan jasmani berat misalnya berlari atau naik sepeda dapat memicu serangan asma. Bahkan tertawa
dan menangis yang berlebihan dapat merupakan pencetus. Pasien dengan faal paru di bawah optimal amat rentan
terhadap kegiatan jasmani.
6) Infeksi saluran napas
Infeksi virus pada sinus, baik sinusitis akut maupun kronik dapat memudahkan terjadinya asma pada
anak (Rachelesfky dkk, 1978). Rhinitis alergi dapat memberatkan asma melalui mekanisme iritasi atau reflek.
7) Faktor psikis
Faktor psikis merupakan pencetus yang tidak boleh diabaikan dan sangat kompleks. Tidak adanya
perhatian dan atau tidak mau mengakui persoalan yang berhubungan dengan asma oleh anak sendiri atau
keluarganya akan menggagalkan usaha pencegahan. Sebaliknya terlalu takut terhadap adanya serangan atau hari
depan anak juga dapat memperberat serangan asma.

5
1) Asma episodik yang jarang
Biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun. Serangan
umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran napas bagian atas.
Banyaknya serangan 3-4 kali dalam 1 tahun. Lamanya serangan dapat
beberapa hari, jarang merupakan serangan yang berat. Gejala yang
timbul lebih menonjol pada malam hari. Meski dapat berlangsung kurang
dari 3-4 hari, sedangkan batuk-batuknya dapat berlangsung 10-14 hari.
Manifestasi alergi lainnya misalnya eksim, jarang terdapat pada golongan
Ada pembagian ini. Tumbuh kembang anak biasanya baik, di luar serangan tidak
asma pada anak, ditemukan kelainan. Waktu remisi berminggu-minggu sampai berbulan-
diantaranya bulan. Golongan ini merupakan 70-75% dari populasi asma anak.
adalah :

6
2) Asma episodik sering
Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun. Pada permulaan,
serangan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan
tanpa infeksi yang jelas. Biasanya orangtua menghubungkan dengan perubahan udara, adanya alergen,
aktivitas fisik dan stress. Banyak yang tidak jelas pencetusnya.Frekuensi serangan 3-4 kali dalam satu
tahun, tiap serangan beberapa hari sampai beberapa minggu. Frekuensi serangan paling tinggi pada umur
8-13 tahun. Pada golongan lanjut kadang-kadang sukar dibedakan dengan golongan asma kronik atau
persisten. Umumnya gejala paling jelek terjadi pada malam hari dengan batuk dan mengi yang akan
mengganggu tidurnya.
Pemeriksaan fisik di luar serangan tergantung frekuensi serangan. Jika waktu serangan lebih dari
1-2 minggu, biasanya tidak ditemukan kelainan fisik.Hay fever dapat ditemukan pada golongan asma
kronik atau persisten. Gangguan pertumbuhan jarang terjadi. Golongan ini merupakan 20% dari populasi
asma pada anak.

7
3) Asma kronik atau persisten
Pada 25% anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum umur 6 bulan,
75% sebelum umur 3 tahun. Pada lebih dari 50% anak terdapat mengi yang lama pada
2 tahun pertama, dan 50% sisanya serangan episodik. Pada umur 5-6 tahun akan lebih
jelas terjadinya obstruksi saluran napas yang persisten dan hampir selalu terdapat
mengi setiap hari. Aktivitas fisik sering menyebabkan mengi. Dari waktu ke waktu terjadi
serangan yang berat dan sering memerlukan perawatan di rumah sakit. Obstruksi jalan
napas mencapai puncaknya pada umur 8-14 tahun, baru kemudian terjadi perubahan,
biasanya perbaikan. Pada umur dewasa muda 50% golongan ini tetap menderita asma
atau persisten atau sering.

8
1) Uji faal paru
Uji faal paru dikerjakan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil provokasi bronkus, menilai hasil
pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Alat yang digunakan untuk uji faal paru adalah peak flow
meter, caranya anak disuruh meniup flow meter beberapa kali (sebelumnya menarik napas dalam melalui
mulut kemudian menghembuskan dengan kuat) dan dicatat hasil yang terbaik.
2) Foto toraks
Foto toraks terutama dilakukan pada anak yang baru berkunjung pertama kali di poliklinik, untuk
menyingkirkan kemungkinan ada penyakit lain. Pada pasien asma yang telah kronik akan terlihat jelas
adanya kelainan berupa hiperinflasi atau atelektasis.
3) Pemeriksaan darah
Hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi dan sekret hidung. Bila tidak eosinofilia kemungkinan
bukan asma. Selain itu juga dilakukan uji tuberkulin dan uji kulit dengan menggunakan alergen.
Pemeriksaan darah yang dilakukan adalah pemeriksaan Hematokrit. Sgot, ldh, agd.
9
Tatalaksana Serangan Asma Akut (Eksaserbasi Akut)
Pasien asma bronkial sering datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di malam hari karena mengalami
serangan asma eksaserbasi akut. Beberapa pemicu yang sering didapatkan adalah stres, riwayat terpapar
alergen dan paparan udara dingin. Bila terjadi eksaserbasi akut maka tahap penatalaksanaannya sebagai
berikut:
1) Oksigen (target saturasi oksigen 95%)
2) Menggunakan agonis β2 inhalasi kerja cepat dengan dosis adekuat (pemberian tiap 20 menit selama
satu jam pertama, selanjutnya setiap jam)
3) Dapat juga menggunakan komninasi ipratropium bromida dengan agonis β2 inhalasi kerja cepat.
4) Kortikosteroid oral dengan dosis 0,5- 1 mg prednisolon /kg atau ekivalen dalam periode 24 jam.

10
5) Metilsantin tidak dianjurkan. Namun teofilin dapat digunakan jika agonis β2 inhalasi tidak tersedia.
6) Dapat menggunakan 2g magnesium sulfat IV pada pasien dengan eksaserbasi berat yang tidak respon
dengan bronkodilator dan kortikosteroid sistemik.
7) Antibiotika bila ada infeksi sekunder.

Pasien diobservasi 1-2 jam kemudian. Jika respon baik dan tetap baik 60 menit sesudah pemberian
agonis β2 terakhir, tidak ada distres pernapasan, APE > 70%, saturasi oksigen >90%, pasien dapat
dipulangkan dengan pengobatan (3-5hari): inhalasi agonis β2 diteruskan, steroid oral dipertimbangkan,
penyuluhan dan pengobatan lanjutan, antibiotika diberikan bila ada indikasi, perjanjian kontrol berobat.
Bila setelah observasi 1-2 jam respons kurang baik atau pasien termasuk golongan risiko tinggi,
gejala dan tanda tetap ada, APE<60% dan tidak ada perbaikan saturasi oksigen, pasien harus dirawat.
Bila setelah observasi 1-2 jam tidak ada perbaikan atau pasien termasuk golongan risiko tinggi, gejala
bertambah berat, APE < 30%, PCO2>45mmHg, PO2<60mmHg, pasien harus dirawat di unit perawatan
intensif. 10
ALOGARITMA PENANGANAN ASMA

13
ALOGARITMA PENANGANAN ASMA

14
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

15
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

16
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

17
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

18
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

19
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

20
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

21
ASKEP GADAR PADA ANAK ASMA

Untuk Intervensi dan evaluasi dalam Asuhan


keperawatan Kegawatdaruratan anak dengan
asma perawat harus menguasai alogaritma
tatalaksana asma karena alogaritma tersebut
merupakan intervensi dan evaluasi dari Asuhan
keperawatan Kegawatdaruratan anak dengan
asma dengan kata lain jika perawat menguasai
alogaritma tersebut perawat dapat menyelesaikan
masalah Asma pada anak.
22

Anda mungkin juga menyukai