Anda di halaman 1dari 61

K E PA N I T R A A N K L I N I K B A G I A N I L M U B E D A H

R U M A H S A K I T U M U M D A E R A H S O E S E L O S L AW I
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S T R I S A K T I

LAPORAN JAGA
UROLOGI
Identitas Pasien I

Tn. Washadi R. Mawar 2

Laki laki
Islam

56 thn 524349
Autoanamnesis dengan pasien

IGD RSUD Dr. Soeselo Slawi

Tanggal masuk 11 Juli 2019


Keluhan utama
• Sulit buang air kecil sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD dengan keluhan sulit buang air kecil sejak 3
hari SMRS
BAK tidak tuntas, sedikit sedikit dan harus mengedan saat BAK
Urine berwarna kuning keruh, darah (-) batu (-)
Nyeri saat BAK pada ujung penis
Selalu ingin BAK setiap 1 jam
BAB dalam batas normal
Mual, muntah, demam, nyeri pinggang disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat terpasang selang berkemih pada 1 tahun yang lalu
• Riwayat DM dan hipertensi (-)

Riwayat Kebiasaan
Riwayat Alergi
•(-) merokok
•(-) riwayat transfusi darah
• (-)
•(-) minum alcohol
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Kesan sakit Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis


Tanda vital

Sp O2: 99 %
RR : 20
X/menit

HR : 100
x/menit T : 36,5 c

TD : 140/90
STATUS GENERALIS

Kepala
• normocephal
Rambut

• distribusi merata, tidak mudah dicabut.


Wajah
• Simetris
Mata
• Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik -/-
Telinga
• Normotia, liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak oedem
Hidung
• Simetris, tidak tampak napas cuping hidung
Bibir
• Mukosa berwarna merah muda, tidak tampak sianosis atau
pucat
Mulut
• tidak tampak mukosa kering dan pucat

Leher
• Tidak terdapat kelainan bentuk, KGB dan tiroid
tidak teraba, tidak teraba massa
Thoraks

• Inspeksi : iktus kordis tidak tampak


• Palpasi : iktus kordis teraba di ICS IV linea

Jantung midclavicularis sinistra


• Perkusi : Normal
• Auskultasi : BJ I/II regular, tidar terdengar
murmur atau gallop

• Inspeksi : bentuk thoraks simetris pada saat


statis dan dinamis, strenum dan iga
normal, retraksi subcostal (-)
Paru • Palpasi
• Perkusi
: pergerakan didnding dada simetris
: sonor
• Auskultasi : suara napas vesicular +/+,
ronkhi -/- , wheezing -/-
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : Bising usus (+)
Abdomen •

Perkusi
Palpasi
: Timpani pada seluruh kuadran abdomen
: Nyeri tekan (-), nyeri tekan suprapubic(-)
nyeri CVA (-), buli terasa penuh pada suprapubik

Genitalia
• Nyeri pada ujung penis saat BAK

+ + - -
Ekstremitas • AH
+ +
• O
E - -
Pemeriksaan
Penunjang
 Tanggal: 11 juli 2019

Parameter Hasil Nilai normal


HEMATOLOGI
Trombosit 113 150-440 rb/µL Parameter Hasil Nilai normal
METABOLISME KARBOHIDRAT
Leukosit 4,9 rb 3,6-11 rb/µL
GDS 115 mg/dL < 110
MCV 86 fL 80 – 100
MCH 21 pg 26 – 34 Parameter Hasil Nilai normal
MCHC 36 g/dL 32 - 36
GINJAL
Hematokrit 42 % 40 – 52
Ureum 112 13 - 43

Creatinin 3.34 < 1,2


Pemeriksaan
Penunjang
 Tanggal: 11 juli 2019

Parameter Hasil Nilai normal


ELEKTROLIT
Natrium 132 135 - 155

Kalium 2,62 3,6 – 5,5


Chlorida 104,4 95-105

Parameter Hasil Nilai normal


FUNGSI HATI
SGOT 15 < 33

SGPT 8 < 50
Rencana
Assesment
Tatalaksana

• Retensi urine ec striktur uretra dd • Pasang DC


BPH • Asam mefenamat 3x500 mg
• AKI • Spasmomen 2x1
• Elektrolit imbalance (hiponatremi
+ hipokalemi)
RENCANA DIAGNOSTIK

 Cek ulang darah rutin dan elektrolit


 Cek ulang ureum creatinine
 Urinalisis
 Rontgen BNO IVP
 USG
RENCANA TERAPI
 Observasi KU dan TTV ulang
 Rencana operasi  TURP dan litotripsi  sudah dilakukan
tanggal 12 juli 2019 (CITO)
Terapi post operasi :
 IVFD DS:Nacl 0,9% 1:1 / 2g
 Cefixime 1gr/12jam
 Ranitidin 40mg/12jam
 Asam tranexamat 500mg
 per oral : harnal 0,4 mg 1x1 + prorenal 3x1
Identitas Pasien II

Taryono R. Mawar 2

Laki laki
Islam

55 thn 600647
Autoanamnesis dengan pasien

IGD RSUD Dr. Soeselo Slawi

Tanggal masuk 11 Juli 2019


Keluhan utama
• Tidak Bisa BAK sejak + 5 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa buang air kecil
sejak +5 hari SMRS
Sebelum nya BAK tidak tuntas, sedikit sedikit dan harus mengedan
saat BAK sejak + 1 bulan terakhir
Urine berwarna kuning keruh, darah (-) terkadang tercampur batu
Nyeri saat BAK pada ujung penis
Selalu ingin BAK setiap +30 menit sekali
BAB dalam batas normal
Nyeri di bagian deket anus dan scrotum
Mual, muntah, demam, nyeri pinggang disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Operasi Prostat 2011
• Riwayat DM dan hipertensi (-)

Riwayat Kebiasaan
Riwayat Alergi
•(-) merokok
•(-) riwayat transfusi darah
• (-)
•(-) minum alcohol
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Kesan sakit Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis


Tanda vital

Sp O2: 98 %
RR : 18
X/menit

HR : 88
x/menit T : 36,5 c

TD : 130/80
STATUS GENERALIS

Kepala
• normocephal
Rambut

• distribusi merata, tidak mudah dicabut.


Wajah
• Simetris
Mata
• Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik -/-
Telinga
• Normotia, liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak oedem
Hidung
• Simetris, tidak tampak napas cuping hidung
Bibir
• Mukosa berwarna merah muda, tidak tampak sianosis atau
pucat
Mulut
• tidak tampak mukosa kering dan pucat

Leher
• Tidak terdapat kelainan bentuk, KGB dan tiroid
tidak teraba, tidak teraba massa
Thoraks

• Inspeksi : iktus kordis tidak tampak


• Palpasi : iktus kordis teraba di ICS IV linea

Jantung midclavicularis sinistra


• Perkusi : Normal
• Auskultasi : BJ I/II regular, tidar terdengar
murmur atau gallop

• Inspeksi : bentuk thoraks simetris pada saat


statis dan dinamis, strenum dan iga
normal, retraksi subcostal (-)
Paru • Palpasi
• Perkusi
: pergerakan didnding dada simetris
: sonor
• Auskultasi : suara napas vesicular +/+,
ronkhi -/- , wheezing -/-
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : Bising usus (+)
Abdomen •

Perkusi
Palpasi
: Timpani pada seluruh kuadran abdomen
: Nyeri tekan (-), nyeri tekan suprapubic(-)
nyeri CVA (-), buli terasa penuh pada suprapubik

Genitalia
• Nyeri pada ujung penis saat BAK

+ + - -
Ekstremitas • AH
+ +
• O
E - -
Pemeriksaan
Penunjang
 Tanggal: 11 juli 2019

Parameter Hasil Nilai normal


HEMATOLOGI
Trombosit 186 150-440 rb/µL Parameter Hasil Nilai normal
METABOLISME KARBOHIDRAT
Leukosit 4,8 rb 3,6-11 rb/µL
Eritrosit 4,0 4,40 - 5,90 GDS 100 mg/dL < 110

Hemogobin 12,4 13,2 – 17,3 Parameter Hasil Nilai normal


MCV 91 fL 80 – 100 GINJAL
MCH 31 pg 26 – 34
Ureum 23,9 17,1 – 42,8
MCHC 34 g/dL 32 - 36
Hematokrit 36 % 40 – 52 Creatinin 1.32 < 1,00
Pemeriksaan
Penunjang
 Tanggal: 11 juli 2019

Parameter Hasil Nilai normal

APTT TEST 32,5 25,5 – 42,1

PT TEST 9,5 9,3 – 11,4

Parameter Hasil Nilai normal


FUNGSI HATI
SGOT 15 < 33

SGPT 16 < 30
Rencana
Assesment
Tatalaksana

•Retensi urine ec striktur uretra dd • Pasang DC


BPH • Asam mefenamat 3x500 mg
• Spasmomen 2x1
RENCANA DIAGNOSTIK

 Cek ulang darah rutin dan elektrolit


 Cek ulang ureum creatinine
 Urinalisis
 Rontgen BNO IVP
 USG
RENCANA TERAPI
 Observasi KU dan TTV ulang
 Rencana operasi  TURP dan litotripsi  sudah dilakukan
tanggal 12 juli 2019
Terapi post operasi :
 IVFD DS:Nacl 0,9% 1:1 / 2g
 Cefixime 1gr/12jam
 Ranitidin 40mg/12jam
 Asam tranexamat 500mg
 per oral : harnal 0,4 mg 1x1 + Avodet 0,5 1x1
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Prostat

• Prostat adalah organ


genitalia pria yang
terletak di bawah dari
buli-buli, di depan rektum
dan membungkus uretra
posterior
• Memiliki kapsula fibrosa
yang padat dan dilapisi
oleh jaringan ikat prostat
sebagai bagian fascia
pelvis visceralis
Definisi

BPH  kelainan jinak umum dari prostat, ketika meluas,


mengakibatkan berbagai tingkat obstruksi saluran kemih,
kadang-kadang membutuhkan intervensi bedah.

Merupakan pembesaran nodular kelenjar yang disebabkan


oleh hiperplasia dari kedua kelenjar dan komponen
stromanya
Epidemiologi

Prevalensi BPH secara histologi


pada otopsi
didapatkanpeningkatan dari
sekitar 20% pada pria usia 41-
50 tahun, menjadi 50% pada
priausia51-60 tahun, dan >90%
pada pria usia lebih dari 80
tahun
Etiologi

• Teori dihidrosteron
• Ketidak seimbangan estrogen – testosterone
• Interaksi stroma-epitel
• Berkurangnya kematian sel prostat
• Teori stem sel
Patofisiologi
Manifestasi klinik

 Nyeri pinggang
 Benjolan di pinggang
 Demam
Skor IPSS
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan colok dubur / digital


rectal examination ( DRE )
Pemeriksaan penunjang
Sedimen urin

Kultur urin

Faal ginjal

Gula darah

Penanda tumor PSA (prostat spesifik


antigen)
Pemeriksaan patologi anatomi

BPH dicirikan oleh berbagai


kombinasi
dari hiperplasia epitel dan
stroma di prostat

Foto polos

Berguna untuk mencari adanya


batu opak di saluran kemih
bayangan buli-buli yang penuh
terisi urine  retensi urine
Pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS)
Tes USG melalui rectum.
Dalam prosedur ini, probe
dimasukkan kedalam rektum
mengarahkan gelombang
suara di prostat

Sistoskopi
Tes ini memungkinkan dokter
untuk
menentukan ukuran kelenjar
dan mengidentifikasi lokasi dan
derajat obstruksi
Ultrasonografi Trans Abdominal

• Gambaran sonografi benigna


hyperplasia prostat menunjukan
pembesaran bagian dalam
glandula, yang relatif hipoechoic
dibanding zona perifer.
• Zona transisi hipoekoik cenderung
menekan zona central dan perifer.
Batas yang memisahkan
hyperplasia dengan zona perifer
adalah“surgical capsule”.
Sistografi buli

Gambaran Elevasi Dasar Buli yang


mengindikasikan Benigna Prostat
Hiperplasia

Pemeriksaan lain

Residual urin
Pencaran urin/flow rate
Komplikasi
Penatalaksanaan

BPH dengan skor IPSS dibawah 7


Edukasi :
(1) jangan mengkonsumsi kopi atau alcohol setelah makan malam
(2) Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengiritasi buli-buli
(kopi/cokelat)
(3) Batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung
fenilpropanolamin
(4) Kurangi makanan pedasa dan asin
(5) Jangan menahankencing terlalu lama.
Penatalaksanaan

Medikamentosa
Penghambat reseptor adrenergik α

• Efek samping dapat termasuk sakit kepala, kelelahan,


atau ringan.
• Umumnya digunakan alpha blocker BPH termasuk
tamsulosin (Flomax), alfuzosin (Uroxatral), dan obat-
obatan yang lebih tua seperti terazosin (Hytrin)atau
doxazosin (Cardura).
• Obat-obatan ini akan meningkatkan pancaran urin dan
mengakibatkan perbaikan gejala dalam beberapa
minggu dan tidak berpengaruh pada ukuran prostat
Penatalaksanaan

Medikamentosa
Penghambat 5 reduktase

• Obat ini bekerja dengan cara menghambat


pembentukan dihidrotestosteron (DHT)
• Pembesaran prostat di BPH secara langsung tergantung
pada DHT, sehingga obat ini menyebabkan pengurangan
25% perkiraan ukuran prostat lebih dari 6 sampai 12
bulan.
Penatalaksanaan

Terapi Invasif Minimal


Microwave thermotherapy transurethral (TUMT)

• Prosedur ini memakan waktu sekitar 1 jam dan dapat


dilakukan secararawat jalan tanpa anestesi umum.
• Meskipun terapi microwave tidak menyembuhkan BPH,
tapi mengurangi gejala frekuensi kencing, urgensi, dan
intermitensi.
Penatalaksanaan

Transurethral jarum ablasi

Sistem TUNA meningkatkan aliran urin dan mengurangi


gejala dengan efek samping yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan reseksi transurethral dari prostat
(TURP).
Penatalaksanaan

Thermotherapy dengan air

Terapi ini menggunakan air


panas untuk menghancurkan
jaringan kelebihan dalam
prostat.
Jaringan yang hancur keluar
melalui urin
TURP (Reseksi Prostat Transuretra)

Turp dilakukan dengan mengunakan cairan irigan (H2O steril), cairan


yang digunakan berupa non Ionic.Turp dilakukan tidak boleh lebih
dari 1 jam,
 beberapa penyulit saat dilakukan turp :
1. Selama operasi : perdarahan, sindrom turp, perforasi
2. Paska bedah dini : perdarahan, infeksi lokal atau sistemik
3. Paska bedah lanjut : inkontinensi, di fungsi ereksi, ejakulasi
retrograd, striktura uretra
Persiapan TURP:
 Bila seorang perokok maka harus berhenti merokok beberapa minggu sebelum
operasi, untuk menghindari gangguan proses penyembuhan
 Bila menggunakan obat seperti aspirin dan ibuprofen maka harus berhenti paling
tidak 2 minggu sebelu operasi; hal berhubungan dengan bahaya obat tersebut
mempengaruhi pembekuan darah
 Harus diinformasikan tentang kondisi kesehatan; apakan punya medikal atau
surgucal history, seperti hipertensi, diabetes, anemia, pernah mengalami operasi
apa sebelumnya..,
 Harus di informasikan tentang obat dan suplemen yang di konsumsi; baik yang ada
resepnya dari dokter atau non-resep
 Pemeriksaan darah routin (CBC, coagulation profile, urinalisis, Xray, CT abdomen)
 Puasa paling tidak 8 jam sebelum operasi dilakukan
TURP dilakukan di bawah general anastesia atau lumbal anastesia dengan sedation, sebuah citoscope
dimasukan melalui urethra sampai ke bladder, bladder di isi dengan solution sehingga memudahkan surgeon
melihat-memeriksa bagian dari prostat yang membesar, kemudian di masukan surgical loop melalui citoscope
untuk meremove bagian yang membesar. dan katater akan dibiarkan sampai beberapa hari.Kadang-kadang di
pasang irrigation untuk menghindari pembentukan bekuan darah. Obseravasi kesadaran, vital sign,
perdarahan, intake output, urination harus dilakukan setelah operasi.
 Teacing yang perlu di berikan pada pasien TURP dintaranya:
1. Anjuran untuk melakukan Early mobilization setelah operasi
2. Nyeri setelah operasi
3. Keberadaaan cateter setelah operasi
4. Melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap dan kembali keaktivitas normal setelah 4-6 minggu
5. Menghindari mengangakat benda berat dan aktivitas sexual setelah 3-4 minggu
6. Menggunkan obat sesuai dengan resep dari dokter
7. Follow up
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai