DEPRESI
Oleh: Amalia Rizki R, dr.
Pendamping: Hari Mukti, dr.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. PN
Umur : 33 tahun
Alamat : Dompyong, Gebang, Losari, Kab. Cirebon
Agama : Islam
Status marital : Belum menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Masuk RS : 16 Maret 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
mengurung diri di kamar selama 2 minggu, tidak mau makan dan minum
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tinggal bersama
kedua orangtua dan adiknya yang bekerja sebagai buruh pabrik. Pendapatan
keluarga berasal dari keuntungan usaha warung kecil-kecilan milik ibu pasien dan
sebagian gaji adiknya. Pasien beragama Islam dan suku Jawa. Tidak ada riwayat
keluhan serupa ataupun riwayat pengobatan jiwa pada keluarga pasien.
ANAMNESIS
Riwayat Pribadi
Masa kanak awal:
Pasien merupakan anak yang diinginkan. Sejak kecil pasien diasuh oleh
kedua orangtua. Tidak ada cemas perpisahan saat kecil.
Masa kanak pertengahan:
Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Prestasi di sekolah terbilang cukup
baik, tidak pernah tinggal kelas. Pasien merupakan pribadi yang pemalu
sehingga teman-teman dekat pasien hanya beberapa tetangga sekitarnya
yang juga teman sekelas.
Masa kanak akhir – remaja:
Pasien mengenyam pendidikan hingga lulus SMA. Pasien hanya memiliki
beberapa teman dekat karena pemalu. Pasien tidak pernah pacaran atau
menjalin hubungan dengan wanita semasa sekolah.
ANAMNESIS
Riwayat Pribadi
Masa dewasa:
Pasien pernah bekerja sebelumnya sebagai buruh pabrik. Namun setelah
diselingkuhi oleh kekasihnya, pasien bekerja menjaga warung bersama
ibunya. Hubungan dengan tetangga cukup baik, namun pasien jarang
mengikuti kegiatan bersama tetangganya. Pasien pernah menjalin
hubungan dengan seorang wanita selama beberapa bulan, namun saat
wanita tersebut akan diperkenalkan kepada keluarganya, pasien
mengetahui jika wanita tersebut selingkuh dengan pria lain. Pasien belum
menikah hingga saat ini. Hubungan seksual sebelum menikah tidak ada.
Pasien tidak pernah melanggar hukum. Pasien cukup taat beribadah dan
shalat ke masjid, namun sejak 7 tahun lalu pasien lebih sering shalat di
rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
Aksis I (klinis)
Depresi sedang
Aksis II (gangguan kepribadian)
Belum ada diagnosis
Aksis III (kondisi medis umum)
Tidak ada
Aksis IV (psikososial dan lingkungan)
Primary support system (keluarga)
Aksis V (GAF)
GAF scale saat ini 60 – 51
PENATALAKSANAAN
Gejala lainnya
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Untuk episode depresif, diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan
diagnosis, akan tetapi periode pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung cepat
Ringan Sedang Berat
Gejala umum Min. 2 gejala Min. 2 gejala semua
Gejala lainnya Min. 2 gejala Min. 3-4 gejala Min. 4 gejala
dengan intensitas berat
Secara Umum :
4. Mendorong pasien terlibat dalam kegiatan yang berarti dan berguna untuk
meningkatkan kemampuan menikmati pengalaman yang menyenangkan
6. Meninjau kembali apa yang telah dicapai dimasa lalu untuk membangkitkan rasa
mampu dan harga diri
Tata Laksana
Khusus:
SSRI merupakan obat antidepresi yang dianjurkan sebagai lini pertama sebagai
pengobatan depresi pada lansia.
Sitalopram dan Sertralin dianggap paling aman karena kedua obat ini sangat
sedikit dimetabolisme oleh isoenzym cytochrome P450, sehingga mengurangi
resiko interaksi obat yang merugikan.
Efek samping SSRI yaitu keluhan serotoninergic seperti sakit kepala, mual, diare,
insomnia dan agitasi psikomotor.
Salah satu efek samping berbahaya dari SSRI adalah Central Serotonin Syndrom ,
yang dapat timbul bila digunakan bersama obat-obat yang dapat memacu
transmisi serotonin, seperti MAOIs dan obat-obat dekongestan (
phenylpropanolamine ).
Tata Laksana
Fase akut yang berlangsung antara 6 -12 minggu. Pada tahap ini dosis
optimal obat untuk memperbaiki gejala depresi diharapkan tercapai.