Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

DEPRESI
Oleh: Amalia Rizki R, dr.
Pendamping: Hari Mukti, dr.
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. PN
 Umur : 33 tahun
 Alamat : Dompyong, Gebang, Losari, Kab. Cirebon
 Agama : Islam
 Status marital : Belum menikah
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Masuk RS : 16 Maret 2019
ANAMNESIS
 Keluhan Utama:
mengurung diri di kamar selama 2 minggu, tidak mau makan dan minum

 Riwayat Penyakit Sekarang (alloanamnesis dengan ibu dan adik pasien)


Pasien dibawa oleh ibu dan adiknya ke Poliklinik Psikiatri RSUD Waled karena
mengurung diri di dalam kamar dengan lampu dipadamkan selama 2 minggu.
Pasien juga tidak mau makan berat dan jarang minum sejak mengurung diri di
kamar. Pasien pernah mengatakan kepada keluarganya bahwa ia merasa
hidupnya tidak berguna dan merasa ia tidak memiliki masa depan. Pasien
tampak tidak bersemangat dan malas-malasan untuk melakukan kegiatan
sehari-hari, serta malas bekerja sebagai pedagang di warung. Ibu pasien
mengatakan bahwa pasien sering mengatakan mendengar bisikan namun tidak
pernah cerita isi bisikannya. Pasien tidak pernah melihat bayangan aneg.
Perubahan perilaku mulai terjadi sejak 7 tahun yang lalu setelah pasien
diselingkuhi oleh kekasihnya, pasien menjadi sering terlihat melamun dan sedih.
Perubahan tersebut dirasakan keluarga semakin memberat hingga pasien
dibawa ke Poliklinik Psikiatri RSUD Waled.
Pasien tidak pernah merasa sangat bersemangat dalam hidupnya, tidak
pernah membeli barang-barang dalam jumlah banyak namun tidak dibutuhkan,
atau merasa tidak butuh istirahat.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat anggota
keluarga dengan gangguan jiwa tidak ada. Riwayat sakit berat dan dirawat di
rumah sakit tidak ada. Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat konsumsi obat-
obatan terlarang dan penyalahgunaan zat tidak ada. Riwayat konsumsi alkohol
dan merokok tidak ada.

 Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tinggal bersama
kedua orangtua dan adiknya yang bekerja sebagai buruh pabrik. Pendapatan
keluarga berasal dari keuntungan usaha warung kecil-kecilan milik ibu pasien dan
sebagian gaji adiknya. Pasien beragama Islam dan suku Jawa. Tidak ada riwayat
keluhan serupa ataupun riwayat pengobatan jiwa pada keluarga pasien.
ANAMNESIS
Riwayat Pribadi
Masa kanak awal:
 Pasien merupakan anak yang diinginkan. Sejak kecil pasien diasuh oleh
kedua orangtua. Tidak ada cemas perpisahan saat kecil.
Masa kanak pertengahan:
 Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Prestasi di sekolah terbilang cukup
baik, tidak pernah tinggal kelas. Pasien merupakan pribadi yang pemalu
sehingga teman-teman dekat pasien hanya beberapa tetangga sekitarnya
yang juga teman sekelas.
Masa kanak akhir – remaja:
 Pasien mengenyam pendidikan hingga lulus SMA. Pasien hanya memiliki
beberapa teman dekat karena pemalu. Pasien tidak pernah pacaran atau
menjalin hubungan dengan wanita semasa sekolah.
ANAMNESIS

Riwayat Pribadi
Masa dewasa:
 Pasien pernah bekerja sebelumnya sebagai buruh pabrik. Namun setelah
diselingkuhi oleh kekasihnya, pasien bekerja menjaga warung bersama
ibunya. Hubungan dengan tetangga cukup baik, namun pasien jarang
mengikuti kegiatan bersama tetangganya. Pasien pernah menjalin
hubungan dengan seorang wanita selama beberapa bulan, namun saat
wanita tersebut akan diperkenalkan kepada keluarganya, pasien
mengetahui jika wanita tersebut selingkuh dengan pria lain. Pasien belum
menikah hingga saat ini. Hubungan seksual sebelum menikah tidak ada.
Pasien tidak pernah melanggar hukum. Pasien cukup taat beribadah dan
shalat ke masjid, namun sejak 7 tahun lalu pasien lebih sering shalat di
rumah.
PEMERIKSAAN FISIK

 Kesadaran: compos mentis


 GCS : E4M6E5 = 15
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 88x/menit
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36,00C
PEMERIKSAAN FISIK

 Kepala : tidak ada deformitas  Abdomen : datar, lembut, NT (-)


 Mata : konjungtiva tidak anemis  Hepar/Lien : tidak teraba
membesar
 Sklera : tidak ikterik
 Bising usus : (+) normal
 Hidung : pernafasan cuping
hidung tidak ada  Ekstremitas : tidak ada kelainan
 Leher : JVP tidak meninggi, KGB
tidak membesar
 Toraks : bentuk dan gerak simetris
 Jantung : bunyi jantung murni,
regular
 Paru-paru : VBS normal kanan-kiri
wheezing (-), ronkhi (-)
STATUS PSIKIATRI
A. Penampilan
 Identifikasi pribadi: Roman muka sedih, kontak ada, raport dengan
pemeriksa kurang adekuat
 Perilaku dan aktivitas psikomotor: hipoaktif
 Gambaran umum: postur baik, dekorum baik, sesuai dengan usianya.
B. Bicara
 Kurang spontan menjawab pertanyaan, intonasi lemah, kontinuitas
relevan, produktivitas cukup, artikulasi dan verbalisasi cukup
C. Mood dan Afek
 Mood : hipotimik
 Afek : sesuai
STATUS PSIKIATRI

D. Pikiran dan Persepsi


 Pembentukan Pikiran
 Bentuk pikiran : autistik
 Gangguan Pikiran
 Thought insertion tidak ada
 Thought broadcasting tidak ada
 Waham sulit dinilai
 Gangguan Persepsi
 Halusinasi dengar (+) lihat (-)
STATUS PSIKIATRI

E. Sensorium dan Kognisi


 Kesadaran : kompos mentis
 Orientasi : tidak terganggu
 Konsentrasi dan kalkulasi : belum dapat dinilai
 Dasar pengetahuan : belum dapat dinilai
 Berpikir abstrak : belum dapat dinilai
F. Tilikan : Derajat 3
G. Penilaian social dan terhadap tes : belum dapat dinilai
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

 Aksis I (klinis)
 Depresi sedang
 Aksis II (gangguan kepribadian)
 Belum ada diagnosis
 Aksis III (kondisi medis umum)
 Tidak ada
 Aksis IV (psikososial dan lingkungan)
 Primary support system (keluarga)
 Aksis V (GAF)
 GAF scale saat ini 60 – 51
PENATALAKSANAAN

 Umum: Rawat inap


 Non-farmakologi
 Psikoterapi supportive individu
 Psikoedukasi pasien dan keluarga
 Farmakologi (sesuai advis dr. SpKJ)
Zprexa (olanzapine) inj
Pulv: Risperidone 1 mg
Thf 2 mg
Haloperidol 1,5 mg
Prolepsi 300 mg
Setraline 25 mg
Arinia 5 mg
PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam


Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia ad malam
DEPRESI
Pedoman Diagnostik Episode Depresif
Gejala utama
 Afek depresif
 Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang
 Untuk episode depresif, diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan
diagnosis, akan tetapi periode pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung cepat
Ringan Sedang Berat
Gejala umum Min. 2 gejala Min. 2 gejala semua
Gejala lainnya Min. 2 gejala Min. 3-4 gejala Min. 4 gejala
dengan intensitas berat

Tidak boleh Jika ada gejala penting (agitasi


ada gejala atau retardasi psikomotor)
berat mencolok, pasien tidak
diantaranya mau/mampu berobat

Durasi Lama seluruh Lama seluruh Lama seluruh episode min. 2


episode min. 2 episode min. 2 minggu, namun jika gejala berat
minggu minggu dapat dibenarkan <2 minggu.

Aktivitas sehari-hari Hanya sedikit Menghadapi Sangat tidak mungkin pasien


mengganggu kesulitan nyata mampu meneruskan kegiatan
pekerjaan dan untuk meneruskan sosial, pekerjaan dan urusan
sosial kegiatan sosial, rumah tangga, kecuali sangat
perkerjaan,dll. minimal.
Tata Laksana

Secara Umum :

1. Menyusun jadwal pertemuan untuk menjaga kepatuhan dan komitmen .

2. Mengetengahkan topic pembicaraan tentang kehidupan social yang umum untuk


membangun hubungan dokter – pasien yang baik

3. Secara terfokus membicarakan masalah dan menetapkan sasaran realistis yang


dapat dicapai untuk memberikan arah yang pasti bagi pasien

4. Mendorong pasien terlibat dalam kegiatan yang berarti dan berguna untuk
meningkatkan kemampuan menikmati pengalaman yang menyenangkan

5. Menunjukkan kepedulian melalui sentuhan fisis yang wajar

6. Meninjau kembali apa yang telah dicapai dimasa lalu untuk membangkitkan rasa
mampu dan harga diri
Tata Laksana

Khusus:

 SSRI merupakan obat antidepresi yang dianjurkan sebagai lini pertama sebagai
pengobatan depresi pada lansia.

 Sitalopram dan Sertralin dianggap paling aman karena kedua obat ini sangat
sedikit dimetabolisme oleh isoenzym cytochrome P450, sehingga mengurangi
resiko interaksi obat yang merugikan.

 Efek samping SSRI yaitu keluhan serotoninergic seperti sakit kepala, mual, diare,
insomnia dan agitasi psikomotor.

 Salah satu efek samping berbahaya dari SSRI adalah Central Serotonin Syndrom ,
yang dapat timbul bila digunakan bersama obat-obat yang dapat memacu
transmisi serotonin, seperti MAOIs dan obat-obat dekongestan (
phenylpropanolamine ).
Tata Laksana

Pemberian antidepresi dimulai dengan dosis rendah dinaikkan perlahan-


lahan ( start low and go slow ). Pengobatan antidepresi dibedakan atas
tiga fase, yaitu :

 Fase akut yang berlangsung antara 6 -12 minggu. Pada tahap ini dosis
optimal obat untuk memperbaiki gejala depresi diharapkan tercapai.

 Tahap kedua disebut sebagai fase lanjutan yakni dosis optimal


dipertahankan selama 4 sampai dengan 9 bulan untuk mencegah
terjadinya relaps.

 Tahap berikutnya disebut terapi rumatan yang dapat berlangsung


hingga satu tahun atau lebih. Terapi rumatan diberikan terutama untuk
gangguan depresi dengan riwayat episode berulang

Anda mungkin juga menyukai