Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 2

1.Amelia Triani
2.Dora Tri Afriza
3.Ivana Yolanda
4.Liza Tria Okini
5.Pemi Purnama Sari
ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
AKUT )
DEFINISI ISPA
• Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan
dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring)
mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya
obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi
dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus
Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).

• Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang


mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi.Penyebab
dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut
mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran
dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak
tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca
(Whaley and Wong; 1991; 1419).
ETIOLOGI
 Bakteri penyebab ISPA antara
lain :
• genusStreptococcus
• Staphylococcus
• Pneumococcus
• Haemophylus
• Bordetelladan Corinebacterium.
 Virus penyebab ISPA antara lain :
• golonganMiksovirus,
• Adenovirus
• Coronavirus
• Picornavirus
• Micoplasma
• Herpesvirus dan lain-lain
KLASIFIKASI
Program Pemberantasan ISPA (P2
ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai
berikut:

Pneum Bukan
Pneum
onia Pneum
onia
Berat onia
PATOFISIOLOGI
A.Tahap B. Tahap inkubasi
prepatogenesis Virus merusak lapisan
epitel dan lapisan mukosa.
Penyebab telah ada Tubuh menjadi lemah
tetapi belum apalagi bila keadaan gizi
menunjukkan reaksi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
apa-apa.
C. Tahap dini
penyakit
Dimulai dari
munculnya gejala
penyakit,timbul
gejala demam dan
batuk.
WOC ISPA
Tahap lanjut penyakit, dibagi
menjadi empat yaitu :

2. 4.
1. Dapat Sembuh 3. Meningga
sembuh dengan Menjadi l akibat
sempurna atelektasi kronis pneumoni
s a
MANIFESTASI KLINIK
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-
tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis :
Tanda-tanda klinis :

Pada sistem respiratorik


adalah: tachypnea, napas tak
teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping
hidung, cyanosis, suara
napas lemah atau hilang, Tanda-tanda laboratoris :
grunting expiratoir dan
wheezing. Hypoxemia
Pada sistem cardial adalah: Hypercapnia, dan
tachycardia, bradycardiam, Acydosis (Metabolik dan
hypertensi, hypotensi dan atau Respiratorik).
cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah :
gelisah, mudah terangsang,
sakit kepala, bingung, papil
bendung, kejang dan koma.
Pada hal umum adalah : letih
GEJALA ISPA
• Non pneumonia : Ditandai dengan batuk, pilek,
tanpa disertai dengan sesak nafas.
• Pneumonian : Batuk, pilek disertai dengan sesak
nafas atau nafas cepat.
Pneumonia tidak berat
• Tanda dan gejala antara lain :
• Batuk, pilek dan nafas cepat
• 2 bulan sampai 1 tahun lebih dari 50 x / mnt
• 1 sampai 5 tahun lebih dari 40 x / mnt
Pneumonia berat
• Tanda dan gejala antara lain :
• Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas
• Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih
dari 60 x / mnt
PENULARAN

POLUSI ASAP ROKOK


UDARA

ASAP BIBIT
PEMBAKARAN PENYAKIT
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai


berikut :
 Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

 Pengobatan dan perawatan


Prinsip perawatan ISPA antara lain :
• Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
• Meningkatkan makanan bergizi
• Bila demam beri kompres dan banyak minum
• Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung
dengan sapu tangan yang bersih
• Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis
tidak terlalu ketat.
• Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.
 Pengobatan antara lain :
• Mengatasi panas (demam) dengan
memberikan
parasetamol atau dengan kompres
• Mengatasi batuk, Dianjurkan
memberi obat batuk yang aman
yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampur
dengan kecap atau madu ½ sendok
teh , diberikan tiga kali sehari.
TERAPI MEDIS
Tujuan utama dilakukan terapi adalah
menghilangkan adanya obstruksi dan
adanya kongesti hidung pergunakanlah
selang dalam melakukan penghisaapan
lendir baik melalui hidung maupun
melalui mulut. Terapi pilihan adalah
dekongestan dengan pseudoefedrin
hidroklorida tetes pada lobang hidung,
serta obat yang lain seperti analgesik
serta antipiretik. Antibiotik tidak
dianjurkan kecuali ada komplikasi
purulenta pada sekret.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
• Identitas Pasien
• Riwayat Kesehatan
• Pemetiksaan Fisik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
proses inflamasi pada saluran pernafasan, aadanya
secret
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan obstruksi mekanik dari jalan nafas oleh sekret,
proses inflamasi, peningkatan produksi sekret.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas


berhubungan dengan proses
inflamasi pada saluran
pernafasan, aadanya sekret
• Tujuan : Pola nafas kembali
efektif 
• Kriteria : Usaha nafas kembali
Intervensi Rasional
 Observasi tanda vital,  Sebagai dasar dalam
adanya cyanosis, serta menentukan intervensi
pola, kedalaman dalam selanjutnya
pernafasan  Semi fowler dapat
 Berikan posisi yang meningkatkan ekspansi
nyaman pada pasien paru dan memperbaiki
 Ciptakan dan ventilasi
pertahankan jalan nafas  Untuk memperbaiki
yang bebas. ventilasi
 Anjurkan untuk tidak  Agar tidak terjadi
memberikan minum aspirasi        
selama periode  Untuk memenuhi
tachypnea. kebutuhan oksigen
 Kolaborasi  Mengencerkan sekret dan
 Pemberian oksigen memudahkan
 Nebulizer pengeluaran secret
 Pemberian obat  Untuk vasodilatasi
bronchodilator saluran pernapasan
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan obstruksi mekanik
dari jalan nafas oleh sekret, proses
inflamasi, peningkatan produksi sekret.
• Tujuan : Bebasnya jalan nafas dari
hambatan sekret
• Kriteria Hasil : Jalan nafas yang bersih
dan patent, meningkatnya pengeluaran
sekret, suara napas bersih
Intervensi Rasional
 Kaji bersihan jalan  Sebagai indicator dalam
napas klien menentukan tindakan
selanjutnya
 Auskultasi bunyi
 Ronchi menandakan
napas adanya sekret pada jaan
 Berikan posisi yang nafas
nyaman  Mencegah terjadinya
aspirasi sekret
 Lakukan suction
(semiprone dan side lying
sesuai indikasi
position).
 Anjurkan keluarga  membantu mengeluarkan
untuk memberikan secret
air minum yang  membantu mengencerkan
hangat dahak sehingga mudah
untuk dikelurkan
 Kolaborasi
 Untuk mengencerkan
 Pemberian dahak
ekspectorant  Mengobati infeksi
D. EVALUASI      

• Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana


taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan
dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).

• Evaluasi yang diharapkan dari penderita penyakit ISPA adalah :


 

• Pola nafas kembali efektif ditandai dengan usaha nafas kembali


normal dan meningkatnya suplai oksigen ke paru-paru.

• Bebasnya jalan nafas dari hambatan sekret ditandai dengan


jalan nafas yang bersih dan patent, meningkatnya pengeluaran
sekret, suara napas bersih
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai