Anda di halaman 1dari 54

I a.

PENGERTIAN SEDIAAN SUSPENSI


b. SYARAT SEDIAAN SUSPENSI
c. PEMAKAIAN SEDIAAN SUSPENSI

II. TUJUAN PEMBERIAN BENTUK SEDIAAN


SUSPENSI

II. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT


MENINGKATKAN STABILITAS FISIKA
SEDIAAN SUSPENSI
IV. CARA PERACIKAN SEDIAAN SUSPENSI
a. FORMULA UMUM
b. CARA PERACIKAN

V. WADAH, ETIKET DAN LABEL SEDIAAN


SUSPENSI
 Suspensi adalah sistem heterogen jenis padat
dalam cairan, dimana fasa dalam (terdispersi)
merupakan bahan padat, sedangkan fasa luar
(pendispersi, pembawa) merupakan cairan.
 Ukuran partikel fasa dalam : 0,1mµ-100mµ.
 Secara visual partikel fasa terdispersi tampak
jelas.
Menurut F.I. ed IV & V:
 Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.

Menurut F.I. ed III :


 Suspensi adalah sediaan yang mengandung
bahan padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Suatu sediaan suspensi yang baik harus
memenuhi syarat, yaitu :
1. Stabil dan homogen.
2. Bahan padat yang tidak larut dalam pembawa
mempunyai ukuran partikel yang kecil dan
sama besar.
3. Tidak boleh cepat mengendap
4.Partikel-partikel yang mengendap tidak boleh
menjadi massa yang keras dan harus dapat
disuspensikan kembali dengan sedikit
pengocokan.
5.Tidak terlalu kental sehingga mudah dituang
Sediaan suspensi dapat digunakan :
 Untuk obat dalam

 Untuk obat luar

Contoh :
- pengobatan melalui oral  susp. oral
- pengobatan mel.injeksi  susp...”steril”
- pengobatan pada mata  susp optalmik
- pengobata pada kulit  suspensi topikal
- pengobatan pada telinga 
suspensi tetes telinga
1. Bahan obat tidak larut, tetapi diinginkan
sediaan bentuk cairan.
Misal untuk penderita yang tidak dapat
menelan sediaan tablet atau kapsul, untuk
sediaan parenteral / injeksi, mempermudah
penggunaan/pemakaian menjadi lebih baik.
2.Untuk memperbesar stabilitas dari bahan obat.
Bahan obat mempunyai bentuk yang larut
dalam air (bentuk garamnya), tetapi tidak
dibuat dalam bentuk larutan karena tidak
stabil dan mudah terurai.
Co: - Tetrasiklin HCl  larut air  cepat rusak
- Tetrasiklin base  suspensi  stabil
3. Untuk memperbaiki rasa
Bahan obat dalam bentuk larutan terasa
sangat pahit, dibuat bentuk suspensi
sehingga rasa pahit dapat berkurang.
Co : - Chloramphenicol  larutan  pahit
- Chloramphenicol palmitat / stearat 
suspensi  rasa lebih enak.
4. Untuk memperlama khasiat.
Co : injeksi suspensi intramuscular / i.m.
1. Ukuran partikel
Kecepatan pengendapan partikel
 Hukum Stokes :

d2 ( ρ – ρo ) g
V = ------------------
18 ŋ
ukuran partikel makin kecil  makin stabil
2. Gerakan partikel
makin lambat  makin stabil
3. Muatan listrik partikel
adalah sifat bahan obat yang merupakan.
faktor tetap ( tidak bisa direkayasa).
4. Konsentrasi partikel 
ditentukan dalam formula sebagai faktor
tetap.
 Partikel-partikel bahan obat dalam sediaan
suspensi harus bisa terdispersi secara merata
sehingga sediaan dapat homogen.
 Sesuai sifatnya, partikel bahan dapat
mengendap bila didiamkan dan membentuk
endapan keras yang sulit terdispersi kembali.
 Untuk mengatasi masalah ini  + kan zat
yang dapat meningkatkan kekentalan
“thickening agent”
 Dalam flokulasi dan deflokulasi, peristiwa
memisahnya (mengendapnya fase terdisper)
antara fase terdisper dan fase pendisper terjadi
dalam rentang waktu yang berbeda.
 Dimana pada flokulasi terpisahnya dua fase
tersebut lebih cepat dibandingkan dengan
deflokulasi..
 Namun, endapan dari flokulasi dapat
didispersikan kembali sedangkan endapan
deflokulasi tidak karena telah terbentuk
caking, hal ini disebabkan oleh ukuran partikel
pada suspensi yang terdeflokulasi sangat kecil,
hingga membentuk ikatan antar partikel yang
erat dan padat
A. FORMULA UMUM :

R/ Bahan obat
Bahan pensuspensi
Bahan tambahan
Pembawa
 Hidrokoloid meningkatkan viskositas air,
dengan mengikat atau menjebak molekul air
diantara rantai interwined macromolecular --
menghambat pergerakan air.
 Viskositas meningkat -- hambatan
sedimentasi -- stabilitas fisik suspensi
meningkat
a. Bahan obat
dapat berasal dari bahan obat yang tidak larut
atau merupakan hasil reaksi cairan yang
membentuk endapan yang tidak larut
b. Bahan pensuspensi
Untuk meningkatkan/memperbesar viskositas
cairan pembawa.
1. Berdasarkan asal :
a. bahan organik :
- Nabati : Acacia/Gom Arab, Tragakan,
Alginat, Agar-agar.
- Hewani : Gelatin
- Semi sintesis / Sintesis : Carbopol,
Metil selulosa,Karboksimetil selulosa.
b. bahan Anorganik / tanah liat
mis : Bentonit, Veegum
2.Berdasarkan muatan
a. Anionik : Gom Arab, Tragakan, Alginat,
CMC, Bentonit.
b. Kationik: Pharmagel A,
Benzalkonium Klorida
c. Non ionik : Metil selulosa, Tween, Span
1. Polisakarida
1.a. gom Arab = Acacia
- berasal dr getah tanaman Acacia sp
- kons. yg umum digunakan 2-15 % atau
5 g untuk 30 ml
- stabil pada pH 5 – 9
- mengandung enzim oksidase, shg
tidak tercampur dg bahan-bahan yg
mudah teroksidasi.
- cara penambahan gom arab dlm pembuatan
suspensi :
- bila gom arab digunakan dalam bentuk
serbuk
bhn obat padat + gom arab  gerus ad hom,
kmdn + air sedikit sedikit sambil digerus.
- bila digunakan musilago gom arab
bahan obat padat + musilago gom arab 
gerus ad hom, kmdn + bahan cair lainnya
sedikit-sedikit sambil digerus.
- musilago gom arab dibuat dari :
4 bagian gom arab + air 1,5 x nya sekaligus
( 4 bagian gom arab + 6 bagian air ) dan
digerus sampai diperoleh massa yg homogen.
1.b.Tragakan
- berasal dr ekstrak kering tan. Astragalus sp. - ada 2
fraksi : Tragacanthin, Bassorin
- konsentrasi yang umum digunakan 0,5 – 1 %
- stabil pd pH 4 – 7,5 diluar pH ini, musilago
tragakan viskositasnya berkurang dg cepat.
 - dengan air membentuk larutan yg kental atau
gel yg tergantung dr konsentrasi tragakan yg
digunakan.
Konsistensi yg diperoleh lebih kental daripada
gom arab, dan dapat digunakan untuk
sediaan
/ obat luar.
- musilago tragakan mengandung tragakan 2 %
dibuat dgn cara menggerus serbuk tragakan
dengan air sebanyak 20 kalinya ad didapat
massa yg homogen dan kemudian diencerkan
dg air.
1.c.Alginat
- berasal dari ekstrak kering ganggang laut
(Laminaria) yg diekstraksi dg alkali encer,
- terutama terdapat sebagai garam Natrium.
- konsentrasi yg umum digunakan 1 – 2 %
- stabil pada pH antara 4 – 9,utk memperbesar
stabilitas dan mempertahankan konsistensi
ditambah kalsium, umumnya kalsium sitrat
(0,1- 1 % dari seluruh larutan dan
10 – 50 %dari natrium alginat yg dipakai 
konsistensi gel.
 - gel alginat dibuat dengan melarutkan 1,5 g
alginat H.V. dalam 85 ml air, kemudian +
o,75 g
kalsium sitrat dalam 15 ml air.
Bila ada gliserin
alginat + gliserin 2 x berat alginat
( untuk menghindari penggumpalan ),
kemudian + air dan diaduk atau digerus.
2. Hidrokoloid derivat selulosa
2.a. Metilselulosa = Tylose, Methocel
- merupakan suatu polimer selulosa semi
sintesis dg kualitas yang berbeda-beda,
sesuai dengan viskositas yang dihasilkan
dan dinyatakan dg nomor dari 15 sampai
4000.
- Nomor menunjukkan viskositas yg
dihasilkan
dalam centipoise (cps) dari larutan 2 %
metilselulose pada suhu 20°C.
 - stabil pada pH 2 – 12
- larut dalam air dingin, namun tidak larut
dalam
air panas
- konsentrasi yg umum digunakan 0,5 – 2 %,
tergantung dari metil selulosa yg digunakan.
- cara pembuatan metilselulose :
metilselulose didispersi dlm air panas (90°C)
sebanyak ⅓ - ½ jumlah air, biarkan ± 20 menit
sampai suhu kamar tercapai, kemudian
sisa air ditambahkan sebagai air dingin atau es
sambil diaduk sampai terbentuk larutan yang
homogen.
Jumlah air yang dipakai adalah 20 x berat M.C.
2.b. Karboksimetilselulosa = CMC
- merupakan garam Natrium suatu polimer
selulosa yang telah diubah menjadi suatu
senyawa yang larut dalam air dengan
mensubstitusi atom-atom hidrogen dalam
gugus hidroksil dengan gugusan karboksi
metil.
- viskositas yang dihasilkan tergantung jenis
CMC yang digunakan, ada 4 jenis, yakni :
rendah, medium, tinggi & ekstra tinggi.
- stabil pada pH 5 – 10
- larut dalam air panas maupun air dingin
- konsentrasi yang umum dipakai : 0,5 – 2 %
- musilago CMC dibuat dengan cara :
CMC didispersikan dengan air panas 20 x
berat
CMC.
3. hidrokoloid dari tanah liat
3.a. Bentonit
- merupakan Aluminium silikat yang
terhidrasi;
dapat mengembang sampai 12 kali volume
nya bila diberi air.
- konsentrasi 5 % digunakan untuk obat luar.
 bentonit magma (calamin lotion & chalk
mixture)
- suspensi bentonit di atas 4 % dapat
membentuk gel padat yang dapat dicairkan
kembali dengan pengocokan.
- Cara pembuatan :
Bentonit ditambahkan sedikit demi sedikit ke
dalam air sambil diaduk terus-menerus.
Hidratasi terjadi lambat dan viskositas
maksimum diperoleh setelah 24 jam.
3.b. Veegum
- merupakan Magnesium Aluminium Silikat,
dapat menarik air lebih banyak daripada
bentonit
- dispersi 5% veegum lebih kental
dari pada suatu dispersi 5 % bentonit.
- digunakan sebagai bahan pengental untuk
preparat obat dalam maupun obat luar dg
konsentrasi 0,5 – 2 %.
4. Pengental sintetik
Carbomer = Carbopol, Carboxyvinyl polymer
- merupakan polimer asam akrilat dengan
sukrose dan mempunyai BM tinggi.
- larutannya bersifat asam dan mempunyai
viskositas yang rendah. Namun bila
dinetralisasi dg NaOH (0,4 bag NaOH / 1 bag
carbomer )  berubah menjadi gel yang
sangat viskos.
 - konsentrasi yang digunakan sebagai bahan
pensuspensi umumnya 0,1 – 0,4 %.
- gel dibuat dengan cara :
serbuk carbomer ditambah ke dalam air
sambil
diaduk dg cepat, kmdn + lar.alkali dg diaduk
pelan-pelan dan hati-hati jangan sampai ada
gelembung udara.
- viskositas gel tertinggi pada pH 6 - 11
1. Bahan pembasah (“humectant”)
Untuk memudahkan pendispersian bahan
hidrofobi dapat dilakukan dg pembasahan
lebih dahulu dg penambahan suatu bahan
pembasah, mis :- gliserin
- sorbitol
- alkohol
- propilen glikol
2. Pengawet
Pengawet yang dapat digunakan a.l. :
- alkohol, konsentrasi 15 %
- metil paraben, konsentrasi 0,1 – 0,2 %
- asam benzoat / natrium benzoat ( 0,1-0,2% )
- asam sorbat / kalium sorbat ( 0,2 % )
3. Corrigens
Penambahan corrigens ditujukan untuk :
- menutupi rasa yang tidak enak
- memberi warna, rasa dan bau yang menarik
/
enak
Macam corrigens : coloris, odoris, saporis
Pemanis yang umum digunakan :
- pemanis alam gula, glukosa, dll
- pemanis sintetis  sakarin Na, Siklamat.
B. CARA PERACIKAN SED.SUSPENSI
1. CARA LANGSUNG
Umumnya bahan pensuspensi
ditambahkan
langsung pada bahan obat yg tidak larut.
Cara menambahkan bahan pensuspensi
dapat dilakukan :
a. Dalam bentuk musilago
1. bhn pensuspensi dibuat musilago dulu
2. b.o. digerus halus, kmdn + musilago &
digerus ad hom.
 b. dalam bentuk kering / serbuk
bahan obat yg telah dihaluskan + bahan
pensuspensi, gerus ad.hom, kemudian
+ air q.s. dan gerus ad hom.
 2. CARA PENGENDAPAN
Bahan obat didapat dari hasil reaksi antara
dua cairan yang membentuk endapan yang
tidak larut.
dengan cara ini diharapkan didapatkan
endapan yang sangat halus.
 Untuk mendapatkan partikel yang halus tsb
beberapa faktor perlu diperhatikan :
1. mencampur larutan-larutan yang bereaksi
dalam keadaan seencer mungkin.
2. reaksi dilakukan dalam media kental
3. diaduk dengan kecepatan tinggi
 Sediaan suspensi harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat, dalam botol gelas yang
bermulut agak lebar agar mudah dituang.
 Sediaan suspensi harus disimpan terhindar
dari suhu pembekuan dan suhu yang tinggi.
 Sediaan suspensi harus diberi label
“kocok dahulu”
karena sebelum digunakan sediaan harus
dikocok untuk menjamin distribusi bahan
padat yang merata dalam pembawa, sehingga
menjamin keseragaman dosis.
 R/ Sulfadiazin 5
Calcii.lactat 4
S.a.s.a 1
Syr.simplex 10
PGS 2
Na.benzoat 0,150
Aqua ad 150
m.f. Suspensi
 R/ Sulfur praecip 6,5
Camphora 1
Mucilago Gummi Arabici 3,75
Sol.Calc.hydrat 45
Aq.Rosarum ad 100
m.f. Lotion
 R/ Calamin 8
Zinci oxyd 8
Glycerin 2 ml
Bentonit magma 25 ml
Sol.Calc.hydrat. ad 100 ml
m.f.Lotion
 R/ Magnesium carbonas 7,5
Kaolin 7,5
Ol.Menthae Pip gtt V
Aq. ad 100 ml
m.f. suspensi
 R/ Ichtyol 3
Sulf. Praecip. 5
PGA 3
Camph 1
Aq. Calcis
Aq. Dest aa ad 100
m.f. lotio
 R/ Chloramphenicol palmitat 10
Glycerin 5
PGA 5
Syr.Simplex 30 ml
Aq. Ad 100 ml
m.f. sirup

Anda mungkin juga menyukai