Anda di halaman 1dari 14

ACUTE BRONCHITIS

1
DEFINITION
• Bronkitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial,
peradangan tidak meluas sampai alveoli.

2
CLASSIFICATION
1. Bronkitis akut
• Serangan bronkitis dengan perjalanan penyakit yang singkat (beberapa hari hingga beberapa
minggu), rata-rata 10-14 hari.
• Disebabkan oleh karena terkena dingin (musim dingin), hujan, kehadiran polutan yang
mengiritasi seperti rhinovirus, influenza A dan B, coronavirus, parainfluenza dan respiratory
synctial virus.

2. Bronkitis kronik
• kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.
• Merokok atau pemejanan terhadap terhadap polusi adalah penyebab utama bronkitis kronik.
• Pasien dengan bronkitis kronik lebih rentan terhadap kekambuhan infeksi saluran pernapasan
bawah. Eksaserbasi bronkitis kronik hampir pasti terjadi selama musim dingin. Menghirup udara
yang dingin dapat menyebabkan bronchospasme bagi mereka yang rentan

3
ETIOLOGY
• Faktor lingkungan meliputi :
Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytial virus (RSV),
adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.
Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus
influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella)
Jamur
Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.

• Faktor penderita meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat penyakit
paru yang sudah ada.
• Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak
90% sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar < 10%.
4
PATHOPHYSIOLOGY
• Asap mengiritasi jalan napas

• mengakibatkan hipersekresi lendir, inflamasi dan fungsi sillia menurun

• lebih banyak lendir yang dihasilkan dan akibatnya bronchioles menjadi menyempit dan tersumbat.

• Alveoli yang berdekatan dengan bronchioles dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi
makrofag alveolar, yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri.

• Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.

• Penyempitan bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotic yang terjadi dalam jalan napas.

• Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang irreversible, kemungkinan mengakibatkan emphysema dan bronchiectasis
(Smeltzer dan Bare, 2001).

5
6
The mechanisms of cough production in viral infection are not well
understood but may include:
• direct damage to the respiratory mucosa

• release of inflammatory substances in response to the infection

• increased production and/or decreased clearance of respiratory secretions,


and stimulation of airway irritant receptors.

• Infection may also enhance airway reactivity, leading to increased


sensitivity to cold air and pollutants such as smoke.

7
CLINICAL MANIFESTATION
• Biasanya mengikuti gejala-gejala infeksi saluran respiratori seperti
rinitis dan faringitis.
• Batuk biasanya muncul 3–4 hari setelah rinitis. Batuk pada mulanya
keras dan kering, kemudian seringkali berkembang menjadi batuk
lepas yang ringan dan produktif.
• Karena anak-anak biasanya tidak membuang lendir tetapi
menelannya, maka dapat terjadi gejala muntah pada saat batuk keras
dan memuncak.
• Pada anak yang lebih tua, keluhan utama dapat berupa produksi
sputum dengan batuk, serta nyeri dada pada keadaan yang lebih
berat.
8
DIAGNOSIS
• Diagnosis bronkitis sering ditegakkan dalam praktek sehari-hari, sehingga
seharusnya bronkitis dapat dibedakan dan ditetapkan dengan mudah.
• Manifestasi utama yang paling menonjol pada penyakit ini adalah batuk,
yang bukan merupakan gejala spesifik dan dapat merupakan gejala/bagian
dari berbagai penyakit respiratori ataupun nonrespiratori.
• Hingga saat ini, uji diagnostik spesifik noninvasif untuk mendiagnosis
penyakit ini pada anak masih belum ada.
• Pemeriksaan auskultasi dada biasanya tidak khas pada stadium awal.
Seiring perkembangan dan progresivitas batuk, dapat terdengar berbagai
macam ronki, suara napas yang berat dan kasar, wheezing, ataupun suatu
kombinasi.
• Hasil pemeriksaan radiologis biasanya normal atau didapatkan peningkatan
corakan bronkial.

9
• Pada umumnya, gejala akan menghilang dalam 10–14 hari. Bila
tanda-tanda klinis menetap hingga 2–3 minggu, perlu dicurigai
adanya proses kronis. Selain itu, dapat juga terjadi infeksi bakteri
sekunder.
• Hasil pemeriksaan laboratorium patologi menunjukkan adanya
infiltrasi mukosa oleh limfosit dan leukosit PMN.
• Diagnosis dapat dipastikan dengan pemeriksaan kultur dari sekresi
mukus (Bakteri).

10
TREATMENT
• Pengobatan bronkitis lini pertama adalah tanpa penggunaan antibiotik.
• Terapi simptomatik seperti analgesik dan antipiretik dapat digunakan
untuk mengatasi pegal, demam, atau sakit kepala. Aspirin, paracetamol
atau ibuprofen dapat digunakan sesuai kondisi dan keperluan pasien.
• Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang banyak lendir,
karena batuk diperlukan untuk mengeluarkan sputum.
• Bila ditemukan wheezing pada pemeriksaan fisis, dapat diberikan
bronkodilator β2-agonis, tetapi diperlukan evaluasi yang seksama terhadap
respon bronkus untuk mencegah pemberian bronkodilator yang berlebih.
• Terapi antibiotika pada bronkitis akut tidak dianjurkan kecuali bila disertai
demam dan batuk yang menetap lebih dari 6 hari, karena dicurigai adanya
keterlibatan bakteri saluran napas seperti S. pneumoniae, H. influenzae.

11
• Untuk batuk yang menetap > 10 hari diduga adanya keterlibatan
Mycobacterium pneumoniae sehingga penggunaan antibiotika
disarankan.
• Lama terapi dengan antibiotik selama 5-14 hari sedangkan untuk
bronkitis kronik optimalnya selama 14 hari.

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai