Anda di halaman 1dari 26

TONSILEKTOMI

• Indikasi (American Academy of Otolaryngology-


Head and Neck Surgery / AAOHNS 1995)
1. Indikasi Absolut :
• a. Pembengkakan tonsil yg menyebabkan
obstruksi saluran nafas, disfagia berat, gangguan
tidur & komplikasi kardiovaskuler
• b. Abses peritonsil yg tidak membaik dengan
pengobatan medis & drainase
• c. Tonsilitis yg menimbulkan kejang demam
• d. Tonsilitis yg membutuhkan biopsi untuk
menentukan Patologi Anatomi
2. Indikasi Relatif :
a. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per
tahun dg terapi antibiotik adekuat
b. Halitosis akibat tonsilitis kronik yg tidak
membaik dengan pemberian terapi medis
c. Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
streptokokus yg tidak membaik dengan
pemberian antibiotik β laktamase resisten
KONTRAINDIKASI TONSILEKTOMI
1. Gangguan perdarahan.
2. Resiko anestesi yg besar atau penyakit berat.
3. Anemia
4. Infeksi akut yg berat
TONSILITIS DIFTERI
• Etiologi : Corynebacterium diphteriae
• Predisposisi : usia < 10 thn, tertinggi usia 2 – 5
thn
• Gejala :
1. Gejala umum
2. Gejala lokal
3. Gejala akibat eksotoksin
Gejala Umum
• Kenaikan suhu tubuh, biasanya subfebris
• Nyeri kepala
• Tidak nafsu makan
• Badan lemah
• Nadi lambat
• Nyeri telan
Gejala Lokal
A. Difteri hidung :
- sekret serosanguinus dari lubang hidung
- tanda infeksi pada lubang hidung
Gejala Lokal
B. Difteri Tonsil :
• Pembengkakan tonsil ditutupi bercak putih kotor
 membran
• Membran dpt meluas ke palatum mole, uvula,
nasofaring, laring, trakea, bronkus  sumbatan
jalan nafas
• Membran melekat erat pada dasar, pinggir
hiperemis  mudah berdarah bila diangkat
• Pembengkakan KGB leher (bullneck /
Burgemeester’s hals)
Gejala Lokal
C. Difteri laring :
- batuk menggonggong
- suara serak, stridor
- sumbatan jalan nafas : sesak, retraksi dinding
thorax, sianosis
Gejala akibat eksotoksin
• Jantung : miokarditis, decompensatio cordis
• Saraf kranial : kelumpuhan otot palatum, otot
pernapasan
• Ginjal : albuminuria
Diagnosis
• Gambaran klinis
• Swab tenggorok
Terapi
1. Anti Difteri Serum :
- diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur
- dosis 20.000 – 100.000 intra unit tergantung umur &
beratnya penyakit
2. Antibiotika :
- penisilin prokain 100.000 IU/kgBB selama 14 hr
- eritromisin 25 – 50 mg/kgBB dibagi dalam 3- 4 dosis
selama 14 hr
3. Kortikosteroid
4. Antipiretika
----> ISOLASI
KOMPLIKASI
• Laringitis difteri
• Miokarditis, decompensatio cordis
• kelumpuhan otot palatum mole, otot mata
untuk akomodasi, otot faring, otot laring, otot
pernapasan
• albuminuria
Sinusitis Kronis
• TASK FORCE :
- 2 gejala mayor atau
- 1 gejala mayor & 2 gejala minor
Gejala Mayor
• Facial pain
• Nasal obstruction
• Discharge mucopurulent (rhinorea, PND)
• Hiposmia / anosmia
• Fever (acute only)
Gejala Minor
• Headache
• Halitosis
• Dental pain
• Fatique
• Cough
• Ear pain/pressure/fullness
EPOSS (European Position Paper on
Rhinosinusitis and Nasal Polyps) 2012
1. Gejala :
a. Inflamasi hidung & sinus para nasal yg
ditandai dengan 2 atau lebih gejala, salah
satunya hidung tersumbat atau adanya sekret
(sekret hidung anterior/posterior)
b. ± nyeri wajah / rasa tertekan di wajah
c. Penurunan / hilangnya penghidu
2. Dan salah satu dari pemeriksaan endoskopi :
a. Polip dan / atau
b. Sekret mukopurulen di meatus media
dan/atau
c. edema / obstruksi mukosa di meatus
medius
3. Dan / atau :
- gambaran tomografi komputer : perubahan
mukosa di KOM dan/atau SPN
RHINITIS ALERGI
• Von Pirquet, 1986 : penyakit inflamasi yg disebabkan
oleh reaksi alergi pada pasien atopi yg sebelumnya
sudah tersensitisasi dengan alergen yg sama, serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi
paparan ulang dengan alergen spesifik tersebut

• WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma)


2001 : kelainan pada hidung dengan gejala bersin-
bersin, rinorea, gatal & tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yg diperantarai oleh Ig E.
ALERGEN
1. Inhalan
2. Ingestan
3. Injektan
4. Kontaktan
KLASIFIKASI (WHO ARIA 2001)

A. Berdasar sifat berlangsung :


1. Intermiten : gejala kurang dari 4 hari/minggu
atau kurang dari 4 minggu
2. Persisten : gejala lebih dari 4 hari/minggu dan
lebih dari 4 minggu
B. Berdasar berat ringan penyakit :
1. Ringan : tidak ada gangguan tidur, aktivitas
harian, belajar, bekerja dll
2. Sedang – Berat : terdapat 1 atau lebih
gangguan
DIAGNOSIS
1. Anamnesis :
a. Bersin berulang
b. Sekret encer, bening, banyak
c. Hidung tersumbat
d. Hidung & mata gatal
e. lakrimasi
2. Pemeriksaan fisik
- rhinoskopi anterior : mukosa edema, konka
inferior hipertrofi, pucat / livide, sekret encer yg
banyak
- Trias alergi :
a. Allergic shiner : bayangan gelap di bawah
mata
b. Allergic salute : sering menggosok hidung
karena gatal
c. Allergic crease : garis melintang di dorsum nasi
TERAPI
1. Avoidance (menghindari kontak dengan alergen
penyebab)
2. Medikamentosa :
A. Antihistamin :
- AH generasi 1 : lipofilik (tembus sawar darah otak &
plasenta), efek kolinergik
Mis : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin,
siproheptadin
- AH generasi 2 : lipofobik (sulit menembus sawar darah
otak), efek antikolinergik (-), efek SSP minimal (non
sedatif)
Mis : loratadin, cetirizine, fexofenadin, desloratadine,
levocetirizine
3. Operatif : konkotomi
4. Imunoterapi  alergi inhalan dengan gejala
berat & berlangsung lama

Anda mungkin juga menyukai