Anda di halaman 1dari 17

AKURASI DIAGNOSTIK RADIOGRAFI THORAKS

OBLIQUE UNTUK PNEUMOTHORAKS OCCULT:


PERBANDINGAN DENGAN ULTRASONOGRAFI
Latar belakang

• Modalitas yang direkomendasikan


APXR untuk mengevaluasi pasien trauma
menurut pedoman ATLS.

• Pneumothoraks yang diidentifikasi


pada CT yang tidak terlihat pada
OPX (pneumotoraks occult) APXR supinasi sebelumnya
• Dapat mengancam jiwa jika
berkembang menjadi tension.
LATAR BELAKANG
• Teknik baru efektif dan sensitif untuk
mengevaluasi trauma dada. Tergantung
USG pada operator dan operator perlu
mempelajari teknik ini.

• OXR tanpa CT scan atau USG thoraks 


sederhana, cepat, dan mudah
OXR ditafsirkan oleh siapa pun, termasuk
dokter non-trauma dan non-darurat.
• Akurasi diagnostik belum dievaluasi.
PASIEN DAN METODE
Semua pasien
Departemen trauma
Studi tumpul
prospekt darurat kami Inklusi berusia ≥18
if di Rumah
Sakit Saiseikai tahun yang
Yokohamashi secara klinis
Tobu diduga OPX
pada saat
1 Januari Temuan klinis
kedatangan di
2010 hingga yang
IGD.
31 Desember menunjukkan
2014. OPX:
• (1) kelainan
PASIEN DAN METODE
Departemen darurat kami di Rumah Sakit Saiseikai
Studi prospektif Yokohamashi Tobu
• 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2014.
Semua pasien trauma tumpul berusia ≥18 tahun
yang secara klinis diduga OPX pada saat kedatangan
Inklusi di IGD.
• Temuan klinis yang menunjukkan OPX:
• (1) kelainan radiografi tanpa temuan pneumothoraks pada APXR
(fraktur
Eksklusitulang Pneumothoraks
rusuk, peluruhanyang
permeabilitas
jelas lapang paru) atau
• •Pasien
(2) kelainan fisik (nyeri dada,
yang membutuhkan memar,invasif
intervensi emfisema subkutan).
segera
• Dipindahkan dari rumah sakit lain
• Usia < 18 tahun
Semua pasien menjalani pemeriksaan APRX  Kriteria terpenuhi

OXR

Sinar-X mobile (IME- OPX  garis pleura


200A, Toshiba, Tokyo, Ahli radiologi darurat visceral yang terpisah
Jepang) dari dinding dada
USG Thorax
OPX  hilangnya tanda
Viamo ™, Toshiba, Dokter konsultan gawat sliding dan hilangnya
Tokyo, Jepang darurat artefak comet-tail pada
antarmuka pleura

CT Scan

64 pemindai CT multidetektor
Dilakukan setelah resusitasi gawat
(pemindai Aquilion CT, Toshiba,
darurat
Tokyo, Jepang)
Semua pasien menjalani pemeriksaan APRX  Kriteria terpenuhi

OXR

Sinar-X mobile (IME-200A, Toshiba, Tokyo, Jepang) Ahli radiologi darurat OPX  garis pleura visceral yang terpisah dari dinding dada

USG Thorax
OPX  hilangnya tanda sliding dan hilangnya artefak comet-
Viamo ™, Toshiba, Tokyo, Jepang Dokter konsultan gawat darurat
tail pada antarmuka pleura

CT Scan

64 pemindai CT multidetektor (pemindai Aquilion CT, Toshiba, Tokyo, Jepang) Dilakukan setelah resusitasi gawat darurat

Insersi chest tube untuk OPX dibuat berdasarkan kasus per kasus setelah meninjau gambar dan temuan klinis oleh dokter yang memeriksa.
Analisis statistik

SPSS untuk Windows versi 15.0 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).

Analisis dilakukan dengan uji chi-square dan uji Fisher dengan tepat seperti seharusnya.

USG dan OXR untuk deteksi pneumothoraks dibandingkan dengan CT scan sebagai standar baku emas.

Sensitivitas, spesifisitas diagnosa, nilai prediksi positif (PPV), nilai prediksi negative (NPV), dan akurasi ultrasonografi dan OXR
dihitung dengan menggunakan rumus standar.

Kesesuaian antara ultrasonografi dan OXR paru dinilai menggunakan koefisien k, yang memperkirakan apakah kesesuaian
antara keduanya akan lebih baik dibandingkan jika salah satu saja; nilai k 1 mengindikasikan kesesuaian yang sempurna.
Hasil: Pasien suspek pneumothoraks occult
3460 pasien trauma
mendatangi ruang gawat
darurat

1.059 pasien sesuai kriteria Terdiri dari:


penelitian.
Usia 18 hingga 99 tahun (median
= 49,6 tahun)
137 pasien didiagnosa
pneumothoraks traumatis. 110 (69,2%) pasien laki-laki.
Mengalami kecelakaan lalu lintas
71 pasien  kriteria (71,5%), jatuh (20%), dan lainnya
eksklusi.
(8,5%).
19 pasien (11,9%) yang
159 pasien 
mendapatkan ventilasi mekanik.
kriteria inklusi  Rata-rata skor cedera sebanyak
menjalani OXR,
ultrasonografi, dan 14±9,8.
CT.
Hasil: Diagnosa OPX oleh standar baku emas CT dan tatalaksana klinis

OPX terdiagnosa pada 70 dari 318 thoraks (159 pasien yang terlibat x 2) (22,2%).

OPX pada sisi kanan pada 34 pasien (52,5%), pada sisi kiri pada 28 pasien (42,6%), dan bilateral pada 4 pasien (4,9%).

Dari 70 OPX: 19 minuscule, 32 anterior, dan 19 anterolateral.

Dari 70 OPX: 49 (70,00%) diobservasi dengan kondisi kardiopulmonal stabil.

16 OPX insersi chest tube pada saat tatalaksana awal karena adanya dyspnea, kondisi tidak stabil, dan penurunan kesadaran.

54 OPX, 16 (29,6%) membutuhkan chest tube lanjutan (11 diantaranya untuk progresi pneumothoraks, 5 untuk progresi
hemothoraks).
Ukuran OPX lebih besar, kebutuhan chest tube juga meningkat.

Dilihat dari ukuran OPX (minuscule, anterior, dan anterolateral), kebutuhan insersi chest tube masing-masing sebesar 10,5%; 40,6%;
dan 89,5%.
Perbandingan kinerja OXR dan ultrasonografi
Parameter OXR USG
Sensitivitas (%) 61,4 (0,56-0,64) 62,9 (0,57-0,66)
Spesifisitas (%) 99,2 (0,98-1,00) 98,8 (0,97-1,00)
Nilai prediksi positif (%) 95.6 (0.86–0.99) 93.6 (0.84–0.98)
Nilai prediksi negatif (%) 90.1 (0.87–0.91) 90.4 (0.89–0.91)
Ketepatan (%) 90.9 (0.88–0.92) 90.9 (0.88–0.92)

Sensitivitas untuk mendeteksi OPX pada OXR vs USG dilihat dari segi ukuran OPX

Ukuran pneumothorax occult (n=70)


Minuscule n = 19 Anterior n = 32 Anterolateral n = 19
Sensitivitas OXR (%) 15,8 68,8 94,7
Sensitivitas ultrasonograafi paru 10,5 75,0 94,7
P 0,63 0,59 1,0
Kebutuhan untuk chest tube 10,5 40,6 89,5
Pembahasan

Pengenalan awal OPX dapat memprediksi perkembangan tension, di mana pasien harus lebih diawasi
dengan lebih ketat dan siap untuk dilakukan pemasangan chest tube.

CT scan

• Mendeteksi OPX dengan mudah, akan tetapi sulit untuk pasien tidak stabil untuk menjalani CT scan dan sebagian besar pasien-
pasien parah ini membutuhkan ventilasi tekanan positif, yang mungkin dapat meningkatkan risiko progresi.
• CT scan lebih mahal dan dosis radiasi tinggi.

Bila udara dalam pleura bermigrasi ke regio anterior spatium pleura (area yang paling tidak tergantung)
pada posisi supinasi, pneumothoraks kecil tidak akan tampak dengan APXR karena garis pleura
apicolateral khusus dikelilingi oleh udara intrapleura.

Antar sisi di antara pneumotoraks dan paru-paru yang mendasarinya adalah tegak lurus, bukan paralel,
dengan sinar-X, dan tidak dapat dengan mudah dilihat. Namun, sinar-X yang dihasilkan oleh OXR bisa
sejajar dengan antar sisi. Distribusi udara intrapleural cocok untuk uji ultrasonografi paru-paru.
Dalam penelitian ini, sinar-X dari OXR berada pada 45 ° terhadap garis horizontal.
• Tidak pasti apakah sudut ini cocok.
• Jika sudutnya mendekati horizontal, OXR mungkin dapat mendeteksi OPX yang lebih kecil.
• Namun, jika sudutnya sangat horizontal, sternum atau paru-paru lain yang tumpang tindih dengan
thorax yang cedera dapat menghalangi deteksi OXR.
• Kami menganggap OPX yang lebih kecil tidak bermasalah dan karena jumlahnya mudah diingat, kami
menggunakan sudut 45°.
Pada studi ini, OXR dan ultrasonografi paru lebih unggul dalam mendeteksi OPX.
• Penelitian lain telah melaporkan kegunaan ultrasonografi.
• Sensitivitas dalam penelitian kami lebih rendah dari makalah-makalah sebelumnya  karena ada
perbedaan dalam kriteria inklusi.
Positif palsu USG  dapat berasal dari adhesi pleura dengan pleuritis tuberkulosis yang menghambat
gesekan paru-paru.

• Penilaian pneumotoraks oleh USG memerlukan perhatian di Jepang dan negara-negara berkembang di mana TBC lebih umum.
• Insersi chest tube untuk pasien dengan adhesi pleura berbahaya, terutama menggunakan teknik Seldinger.
• Penyebab lain tidak adanya tanda-tanda gesekan termasuk kontusio paru, PPOK, bulla besar, intubasi unilateral, paru fibroid, dan
paru-paru atelektasis.
• Emfisema subkutan  temuan sugestif dari pneumotoraks, menghasilkan artefak comet-tail yang berpotensi menyebabkan negatif
palsu.

OXR memiliki spesifisitas tinggi, namun, ada dua kasus positif palsu dalam penelitian ini.

• Temuan positif OXR adalah kolapsnya permukaan paru-paru (garis pleura visceral) yang terlihat pada X-ray. Dalam kasus positif
palsu, payudara besar divisualisasikan dengan meniru garis pleura visceral. Ketika gambaran positif palsu OXR ini dievaluasi secara
retrospektif, kami dapat mendeteksi keberadaan paru-paru yang menandai distal ke garis pleura visceral palsu.

Mayoritas kasus negatif palsu dari USG dan OXR adalah pneumotoraks sangat kecil. Sulit untuk mendeteksi
pneumotoraks yang sangat kecil; Namun, ini mungkin kurang penting karena sebagian besar pasien tidak
memerlukan torakostomi.
Kami merekomendasikan penggunaan OXR
Keterbatasan penelitian kami:
ketika CT tidak dapat digunakan:
• di rumah sakit tanpa CT atau perangkat • Jumlah pasien dengan OPX kecil dan bias
ultrasonografi seleksi mungkin telah terjadi karena
• pada pasien di mana OPX dicurigai oleh kriteria entri kami tidak cukup mencakup
temuan fisiologis dan radiologis semua kasus OPX di gawat darurat.
• di ruang operasi darurat dan unit • Penelitian ini tidak memperhitungkan
perawatan intensif dengan pasien reproduktifitas atau kesepakatan antar
hemodinamik tidak stabil pembaca dari gambar diagnostik.
• di mana temuan ultrasonografi meragukan Tampaknya terdapat variasi antar-
pembaca untuk USG dibandingkan dengan
• sebelum transportasi udara dalam
OXR.
kebakaran besar.
• Penilaian insersi chest tube dilakukan oleh
dokter yang merawat pasien. Sulit untuk
memutuskan apakah insersi chest tube
perlu atau tidak.
KESIMPULAN
Kemampuan mendeteksi
OXR sederhana dan
OXR dan ultrasonografi OPX oleh OXR dapat
efektif pada pasien
paru adalah alat yang baik mengeliminasi kebutuhan
trauma yang sulit
untuk diagnosis OPX. untuk thoracostomy
ditransfer ke CT scan.
emergensi.

Ada beberapa metode


Metode yang paling
untuk mendeteksi OPX,
memenuhi kebutuhan
masing-masing memiliki
situasi manajemen
karakteristik, kelebihan,
trauma harus dipilih.
dan kekurangannya.

Anda mungkin juga menyukai