Anda di halaman 1dari 64

GIZI BURUK

Dewandaru Istighfaris Agadinata Bramanti


1813020013

Pembimbing:
dr. Dwi Ambarwati, Sp. A
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. N
• Jenis kelamin: Perempuan
• Usia : 2 tahun 3 bulan 20 hari
• Agama : Islam
• Alamat : Pendem kec. Wonosamudra, Boyolali
• Masuk RS : 1 Juli 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Berat badan turun.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (Alloanamnesis)


• Seorang anak perempuan datang ke IGD RSUD Salatiga dengan keluhan berat
badan turun dan nyeri perut. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu
(29/06/2019). Pasien merupakan pasien rujukan dari RS Puri Asih karena
terdiagnosis gizi buruk, anemia ringan dan paratyphoid fever.
• Awal mulanya orang tua pasien diberitahu oleh petugas Posyandu bahwa berat
badan An. N tidak bertambah dan pemeriksaan terakhir berat badan turun, sejak
usia 12 bulan berat badan An. N berada diantara -2 sd -3 SD (gizi kurang) dan
pengukuran terakhir berada dibawah -3 SD (gizi buruk). Patugas menyarankan
agar pasien dibawa ke RS. Pada tanggal 1 Juli 2019 orang tua pasien
membawa An. N ke RS Puri Asih dan dirujuk ke RSUD Salatiga.
• Keluhan nyeri perut pasien sudah 2 hari. Nyeri di seluruh lapang
perut. Nyeri perut terus-menerus sepanjang hari dan tidak
menjalar. Pasien masih mau makan dan minum seperti biasa.
Sejak kecil pasien tidak minum susu formula, hanya ASI hingga
usia 21 bulan.
• Demam (-), batuk (-), keringat malam (-), mual (-), muntah (-),
sesak (-), pilek (-). BAB normal 1-2x sehari, konsistensi kenyal,
warna kuning, darah (-), lendir (-). BAK normal warna kuning.
Kaki dan tangan bengkak (-), rambut rontok (-), muka menua (-),
kulit kriput (-), perut buncit (+), bercak merah dikulit (-), kulit
menguning (-), mata kuning (-), mulut kering (-), benjolan di perut
(-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
(RPD)
•Riwayat keluhan serupa disangkal
•Riwayat alergi obat dan makanan
disangkal
•Riwayat penyakit asma, kejang,
trauma, batuk darah, penyakit
jantung dan cacat lahir disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA (RPK)

•Riwayat keluhan serupa pada keluarga


disangkal
•Riwayat alergi pada keluarga disangkal
•Riwayat penyakit asma, tekanan darah
tinggi, kencing manis, penyakit jantung,
asam urat dan stroke dikeluarga
disangkal
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
RIWAYAT KEHAMILAN RIWAYAT PERSALINAN
• An. N merupakan anak ke 2 • Orang tua pasien bersalin di
dari 2 bersaudara (P2A0) puskesmas dan dibantu oleh
• Kehamilan berusia 38 minggu bidan
• Kontrol rutin ke puskesmas • Bayi langsung menangis
• Rutin mengkonsumsi obat • Berat badan lahir 2200 gram
penambah darah dan vitamin (BBLR)
selama kehamilan • Bayi dirawat di puskesmas
• Tidak mengkonsumsi obat-obat selama 2 hari
terlarang • Bayi langsung mau menyusui
• Tidak menderita keluhan atau
penyakit selama kehamilan
Riwayat Pemeliharaan Postnatal

• Ibu mengaku membawa anaknya ke Posyandu secara


rutin dan mendapat imunisasi dasar lengkap sesuai umur.
• Kesan: riwayat pemeliharaan postnatal baik.
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
• Berat badan lahir 2200 gram. • Dari anamnesis ibu dan ayah
Panjang badan 45 cm. pasien, anak sudah berjalan,
• Berat badan sekarang 8,2 kg. Tinggi menandang bola, meniru garis
badan 83 cm. vertikal, bicara sebagian dimengerti,
dan mencuci tangan sendiri.

• Kesan:
Pertumbuhan mengalami keterlambatan.
Perkembangan sesuai usia dan tidak ada keterlambatan.
Riwayat Makan dan Minum Anak
• 0-6 bulan : ASI eksklusif 4-6 x/hari
• 6-9 bulan : ASI + MPASI (bubur nasi)
• 9-12 bulan : ASI + MPASI (bubur nasi/nasi tim + sayur
bayam)
• 12-24 bulan : ASI + MPASI (bubur nasi/nasi tim + sayur
bayam + ikan rebus)
• >24 bulan : Makanan seperti menu orang tua 2-3x/hari

• Kesan: kualitas & kuantitas makanan dan minuman kurang serta


tidak adanya makanan selingan, buah dan kurangnya variasi
lauk-pauk.
Riwayat Imunisasi

• Ibu pasien mengaku selalu datang ke posyandu setiap


ada jadwal imunisasi.
• Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Riwayat Sosial dan Ekonomi

• Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakak


perempuan. Ayah pasien bekerja sebagai petani jagung,
berpenghasilan 1jt/bulan. Menurut ayah pasien
penghasilan tersebut cukup memenuhu kehidupan sehari-
hari keluarga. Kondisi rumah bersih, ventilasi cukup,
pencerahan cukup. Jarak antar rumah berdempetan
langsung. Kamar mandi bersih dan tempat penampungan
air selalu di tutup. Disekitar rumah tidak ada anak yang
menderita keluhan serupa.
• Kesan ekonomi: rendah
PEMERIKSAAN FISIK

• Kesan umum: anak kurus, rewel, tampak sakit sedang


• Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
• Tanda-Tanda Vital
—Tekanan darah : -
—Nadi : 123 x/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup
—Suhu : 36,9 0C.
—Pernapasan : 24 x/menit eupnea dan reguler
—SpO2 : 99%
DATA ANTROPOMETRI
• Berat Badan : 8,2 kg Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :
• Tinggi Badan : 83 cm • BB/TB : < -3 SD (Gizi buruk)
• Lingkar kepala : 45 cm • BB/U : < -3 SD (Gizi buruk)
• Lingkar dada : 43 cm • TB/U : -2 sd 2 SD (Normal)
• Lingkar lengan atas : 12 cm • BMI/U : -2 sd -3 SD (Sangat kurus)

• BMI = BB/(TB)2 =
8,2/(0,83)2 = 12,05 kg/m2
STATUS GENERALIS
ASSESSMENT AWAL

Diagnosis Kerja Diagnosis Banding


• Tuberkolosis paru
• Cacing gastrointestinal
• Gizi buruk • HIV anak
• Diare persisten (kronis)
• Gastritis
• Anemia ringan • Cholelithiasis
• Appendicitis
• Invaginasi
• Paratyphoid fever
• Hepatitis
• Infeksi saluran kemih (ISK)
• Peritonitis
• Campak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASSESSMENT AKHIR

• Gizi buruk

• Anemia ringan

• Paratyphoid fever
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana dari Tatalaksana di Tatalaksana di
IGD bangsal (1/7/2019) bangsal (2/7/2019)
• Infus KAEN 3B 10 • Infus KAEN 3B 10 • Infus KAEN 3B 10
tpm makro tpm makro tpm makro
• Injeksi lapixime • Injeksi lapixime • Injeksi lapixime
200 mg / 12 jam 200 mg / 12 jam 200 mg / 12 jam
• P.O. L-Bio 2 x 1 • P.O. L-Bio 2 x 1 • P.O. L-Bio 2 x 1
sach sach sach
• Diit : TD I • P.O. Syr Zinc 1 x 2
cth
• Diit : TD I
• Konsul dokter
spesialis gizi klinik

Konsul dokter spesialis gizi klinik • Formula F100 (entrakid) 60 cc / 3 jam


• Kebutuhan kalori 150 kkal/kgBB/hari = 1300 kkal • Diet lunak bubur saring 3 x ½ porsi
• Diet diberikan mulai 60% dari kebutuhan kalori = 790 kkal
Tatalaksana di Tatalaksana di Tatalaksana di
bangsal (3/7/2019) bangsal (4/7/2019) bangsal (5/7/2019)
• Infus KAEN 3B 10 • Infus KAEN 3B 10 • Infus KAEN 3B 10
tpm makro tpm makro tpm makro
• Injeksi lapixime • Injeksi lapixime • Injeksi lapixime
200 mg / 12 jam 200 mg / 12 jam 200 mg / 12 jam
• P.O. L-Bio 2 x 1 • P.O. L-Bio 2 x 1 • P.O. L-Bio 2 x 1
sach sach sach
• P.O. Syr Zinc 1 x 2 • P.O. Syr Zinc 1 x 2 • P.O. Syr Zinc 1 x 2
cth cth cth
• Diit : TD I • Diit : TD I • Diit : TD I
• Awasi TTV dan • Awasi TTV dan
kepatuhan minum kepatuhan minum
susu susu
Obat yang
dibawa pulang
• P.O. L-Bio 2 x
1 sach
• P.O. Syr Zinc
1 x 2 cth
• Susu formula
F100
PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad Sanationam : dubia ad bonam
LEMBAR FOLLOW UP PASIEN
TINJAUAN PUSTAKA
GIZI BURUK

Definisi
• Gizi buruk adalah keadaan kurangnya
zat gizi tingkat berat karena kurangnya
energi (kalori) dalam waktu yang cukup
lama.
• Dengan hasil BB/TB < 70% atau < -
3SD (WHO, 2013).
EPIDEMIOLOGI
Di dunia menurut WHO (2016) Di Indonesia menurut Depkes RI (2013)
• Jumlah gizi buruk anak < 5 tahun • Jumlah kasus gizi buruk dan gizi kurang
sebesar 19,6% (gizi buruk 5,7% dan gizi
sebanyak 20 juta anak yang
kurang 19,6%).
menyebabkan 1 juta kematian
• Hasil tersebut menunjukan terdapat
setiap tahunnya karena infeksi peningkatan kasus gizi buruk dan gizi kurang
berat. dibandingkan dengan tahun 2010.
• Usia paling rentan terhadap gizi • Daerah dengan persentase gizi buruk tertinggi
buruk adalah 6-18 bulan (ketika di Indonesia adalah Papua Barat yaitu 30,9%.
kecepatan pertumbuhan dan Sedangkan Jawa Tengah persentase gizi
perkembangan otak sangat tinggi), buruk sebesar 17,6 %.
namun banyaknya faktor yang
memperngaruhi seperti sosial
ekonomi rendah sehingga gizi buruk
juga sering terkena pada anak < 6
bulan.
KLASIFIKASI - MANIFESTASI KLINIS

Marasmus Kwashiorkor
Marasmus adalah gangguan gizi karena Kwashiorkor adalah gangguan gizi karena
kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul kekurangan protein, walaupun defisiensi
yaitu: kalori dan nutrien lain mempersulit
• Tampak sangat kurus karena hilangnya gambaran klinik, gejala utama yaitu
sebagian besar lemak dan otot-ototnya, malnutrisi protein. Gejala yang timbul yaitu:
tinggal tulang terbungkus kulit • Rambut tipis kemerahan dan mudah
• Wajah keriput seperti orang tua patah
• Iga gambang dan perut cekung • Oedem tungkai, muka sembab, oedem
• Otot paha mengendor (baggy pant) anasarka
• Gangguan kulit • Perut buncit
• Gangguan pencernaan (sering diare) • Hepatomegali
• Anak tampak sering rewel dan banyak • Gangguan kulit: dermatosis, ulserasi,
menangis meskipun setelah makan, eksudasi, deskuamasi
karena masih merasa lapar
Marasmus-
Kwashiorkor
• Marasmus-Kwashiorkor
adalah gambaran klinis
berupa campuran dari
beberapa gejala klinik
marasmus dan kwashiorkor.
Makanan sehari-hari tidak
cukup mengandung protein
dan juga energi untuk
pertumbuhan yang normal
Tanpa komplikasi Dengan komplikasi
• Anak yang secara klinis baik tanpa • Anak yang memiliki gejala klinis
adanya komplikasi atau indikasi infeksi, gangguan metabolisme,
untuk rawat inap, dengan nafsu penurunan kesadaran, oedem
makan yang tetap yang berat, hipotermi, muntah, dehidrasi
mengindikasi tidak ada gangguan parah, anemia berat, kurang nafsu
metabolisme yang parah makan dan membutuhkan
perawatan rawat inap
ETIOLOGI

Langsung Tidak langsung


• Asupan makanan • Tingkat pendapatan
keluarga
• Penyakit • Tingkat pendidikan ibu
• Tingkat pengetahuan ibu
• Akses pelayanan
kesehatan
PATOGENESIS PATOFISIOLOGI
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit
• Riwayat pemberian ASI
• Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
• Hilangnya nafsu makan
• Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis paru
• Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
• Batuk kronik
• Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
• Berat badan lahir
• Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri, bicara dan lain-lain
• Riwayat imunisasi
• Apakah ditimbang setiap bulan
• Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial anak)
• Diketahui atau tersangka infeksi HIV
PEMERIKSAAN FISIK
– Keadaan umum – Apakah anak tampak sangat kurus, adakah
edema pada kedua punggung kaki.
– Kesadaran
– Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung,
– Tanda-tanda vital turgor buruk
– Antropometri : BB, PB, LK, LD, LP, – Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary
LILA (Tentukan status gizi dengan refill time yang lambat, nadilemah dan cepat),
kesadaran menurun.
menggunakan BB/TB-PB). Edema
– Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau
pada kedua punggung kaki sampai
hipotermi (suhu aksilar < 35.5° C).
seluruh tubuh (kwashiorkor: BB/TB
– Frekuensi dan tipe pernapasan:
>-3SD atau marasmik-kwashiorkor:
– pneumonia atau gagal jantung
BB/TB <-3SD.
– Sangat pucat
– Pemeriksaan fisik generalisata – Pembesaran hati dan ikterus
– Adakah perut kembung, bising usus
melemah/meninggi, tanda asites, atau adanya
suara seperti pukulan pada permukaan air
(abdominal splash)
• Tanda defisiensi vitamin A pada mata:
— Konjungtiva atau kornea yang kering, bercak Bitot
— Ulkus kornea
— Keratomalasia
• Ulkus pada mulut
• Fokus infeksi: telinga, tenggorokan, paru, kulit
• Lesi kulit pada kwashiorkor:
— hipo- atau hiper-pigmentasi
— deskuamasi
— ulserasi (kaki, paha, genital, lipatan paha, belakang
telinga)
— lesi eksudatif (menyerupai luka bakar), seringkali
dengan infeksi sekunder (termasuk jamur).
• Tampilan tinja (konsistensi, darah, lendir).
• Tanda dan gejala infeksi HIV
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM
• Darah rutin : Hb << (Anemia), leukositosis/ leukopenia
(infeksi)
• Fungsi hepar : albumin <<
• Elektrolit : kalium dan magnesium <<
• Gula darah
• Hormon insulin <<
PENATALAKSANAAN
Alur Penatalaksanaan Anak Gizi Buruk
Alur Tatalaksana Anak Gizi Buruk dengan Tanda Bahaya
1. Hipoglikemi

Diagnosis Tatalaksana
• Semua anak dengan gizi • Segera berikan F-75 pertama atau modifikasinya
buruk beresiko hipoglikemia • Bila F-75 tidak dapat disediakan dengan cepat,
(kadar gula darah < 3 berikan 50 ml larutan glukosa atau glukosa 10%
mmol/L atau < 54 mg/dl). (1 sendok teh gula + 50 ml air) secara oral atau
melalui NGT
• Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2-3 jam, siang
Pemantauan dan malam minimal 2 hari
• Jika kadar gula darah
• Bila masih mendapatkan ASI, lanjutkan
masih rendah, ulangi
pemberian ASI diluar jadwal pemberian F-75
pengukuran kadar gula
darah setiap 30 menit. • Jika anak tidak sadar (latargis), beri larutan
glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak 5
ml/kgBB atau larutan glukosa/ gula pasir 50 ml
dengan NGT
• Beri antibiotik sesuai pedoman
2. Hipotermia
Diagnosis Tatalaksana
• Suhu aksilar < 35,5 oC • Segera beri makanan F-75
• Pastikan bahwa anak berpakaian
Pemantauan (termasuk kepalanya). Tutup dengan
selimut hangat dan letakkan pemanas
• Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam
(tidak mengarah langsung kepada
sampai suhu meningkat menjadi
anak) atau lampu di dekatnya, atau
36.5° C atau lebih. Jika digunakan
letakkan anak langsung pada dada
pemanas, ukur suhu tiap setengah
atau perut ibunya (dari kulit ke kulit:
jam. Hentikan pemanasan bila suhu
metode kanguru). Bila menggunakan
mencapai 36.5° C
lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W
• Pastikan bahwa anak selalu tertutup dengan jarak 50 cm dari tubuh anak.
pakaian atau selimut, terutama pada
• Beri antibiotik sesuai pedoman.
malam hari
• Periksa kadar gula darah bila
ditemukan hipotermia
3. Dehidrasi
Tatalaksana
Diagnosis • Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali
pada kasus dehidrasi berat dengan syok.
• Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT,
lakukan lebih lambat dibanding jika melakukan
rehidrasi pada anak dengan gizi baik.
– beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam
pertama
– setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10
ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75
dengan jumlah yang sama, setiap jam selama
10 jam.
• Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2
jam
• Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare.
Untuk usia < 1 th: 50-100 ml setiap buang air
besar, usia ≥ 1 th: 100-200 ml setiap buang air
4. Elektrolit

Diagnosis Tatalaksana
• Semua anak dengan gizi buruk • Untuk mengatasi gangguan
mengalami defisiensi kalium dan elektrolit diberikan Kalium dan
magnesium yang mungkin Magnesium, yang sudah
membutuhkan waktu 2 minggu atau terkandung di dalam larutan
lebih untuk memperbaikinya. Mineral-Mix yang ditambahkan ke
• Terdapat kelebihan natrium total dalam F-75, F-100 atau ReSoMal
dalam tubuh, walaupun kadar • Gunakan larutan ReSoMal untuk
natrium serum mungkin rendah. rehidrasi
• Edema dapat diakibatkan oleh • Siapkan makanan tanpa
keadaan ini. Jangan obati edema menambahkan garam (NaCl).
dengan diuretikum.
5. Infeksi
Diagnosis
• Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa
ditemukan seperti demam, seringkali tidak ada,
padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering
terjadi.
• Oleh karena itu, anggaplah semua anak dengan gizi
buruk mengalami infeksi saat mereka datang ke
rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik.
• Hipoglikemia dan hipotermia merupakan tanda
infeksi berat.
Tatalaksana
• Antibiotik spektrum luas
• Vaksin campak jika anak berumur ≥ 6 bulan dan
belum pernah mendapatkannya, atau jika anak
berumur > 9 bulan dan sudah pernah diberi vaksin
sebelum berumur 9 bulan. Tunda imunisasi jika
anak syok.
6. Mikronutrien
Tatalaksana
Diagnosis • Multivitamin
• Semua anak gizi buruk mengalami • Asam folat (5 mg pada hari 1, dan
defisiensi vitamin dan mineral. selanjutnya 1 mg/hari)
• Meskipun sering ditemukan • Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
anemia, jangan beri zat besi pada • Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
fase awal, tetapi tunggu sampai • Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah
anak mempunyai nafsu makan berat badan naik (mulai fase
yang baik dan mulai bertambah rehabilitasi)
berat badannya (biasanya pada • Vitamin A: diberikan secara oral pada
minggu kedua, mulai fase hari ke 1
rehabilitasi), karena zat besi dapat
memperparah infeksi.
7. Memberi makan untuk stabilisasi (Initial refeeding)
8. Memberi makan untuk tumbuh kejar
9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

• Ungkapan kasih sayang


• Lingkungan yang ceria
• Terapi bermain terstruktur selama 15–30 menit per hari
• Aktivitas fisik segera setelah anak cukup sehat
• Keterlibatan ibu sesering mungkin (misalnya menghibur,
memberi makan, memandikan, bermain)
10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut dirumah
Kriteria pemulangan anak gizi buruk
Tindak lanjut dirumah
• Persiapan untuk tindak lanjut di rumah dapat
Berikan contoh kepada Orang Tua :
dilakukan sejak anak dalam perawatan,
• Menu dan cara membuat makanan dengan
misalnya melibatkan ibu dalam kegiatan
kandungan energi dan zat gizi yang padat, sesuai
merawat anaknya.
dengan umur berat badan anak
• Kriteria sembuh bila BB/TB atau BB/PB > -2
• Terapi bermain terstruktur
SD dan tidak ada gejala klinis. Anak dapat
Sarankan :
dipulangkan bila memenuhi kriteria pulang
sebagai berikut : • Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering,
sesuai dengan umur anak
1) Edema sudah berkurang atau hilang, anak
• Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara
sadar dan aktif
teratur :
2) BB/PB atau BB/TB > -3 SD
Bulan 1 : 1x/minggu
3) Komplikasi sudah teratasi
Bulan II : 1x/2 minggu
4) Ibu telah mendapat konseling gizi Bulan III-VI : 1x/bulan
5) Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kg BB/minggu • Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan
selama 2 minggu berturut-turut (booster)
6) Selera makan sudah baik, makanan yang • Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali
diberikan dapat dihabiskan. (dosis sesuai umur)
KOMPLIKASI
1. Mata : defisiensi vitamin A 3. Anemia berat (Hb < 7 g/dl)
— Konjungtiva atau kornea yang Indikasi transfusi darah : Hb <
kering, bercak Bitot
4 g/dl atau Hb < 4-6 g/dl
— Ulkus kornea
dengan gangguan pernapasan
— Keratomalasia
atau tanda gagal jantung.
4. Lesi kulit : defisiensi seng (Zn)
2. Noma (Stomatitis gangraenosa)
Noma adalah pembusukan mukosa 5. Diare persisten
mulut yang bersifat progresif sehingga 6. Tuberkulosis, pneumonia
dapat menembus pipi.
7. Infeksi saluran kemih
8. Penurunan kecerdasan
9. Kematian
PROGNOSIS

• Gizi buruk mempunyai angka kematian yang tinggi,


kematian sering disebabkan oleh karena infeksi.
• Prognosis tergantung dari stadium saat pengobatan mulai
dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun
kelihatannya pengobatan adekuat, bila penyakitnya
progesif kematian tidak dapat dihindari, mungkin
disebabkan perubahan yang irrever-sibel dari sel-sel
tubuh akibat under nutrition
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
PEMBAHASAN

Berat Badan
Anamnesis 10

• Berat badan turun 9


• Nyeri perut
• Sejak usia 12 bulan berat badan An. 8

N berada diantara -2 sd -3 (gizi


7
kurang) dan pengukuran terakhir
berada dibawah -3 (gizi buruk). 6

• Pasien masih mau makan dan


5
minum seperti biasa.
4

0
12 16 18 19 20 21 22 23 24 26 27 RSUD
Pemeriksaan Fisik
• KU : tampak kurus
• BB : 8,2 kg
• TB : 83 cm
• Z score < - 3 SD (Gizi buruk)
• Tanda-tanda dehidrasi (-)
• Anak mengeluhkan sakit perut
diseluruh quadran abdomen, saat
dipalpasi perut keras, NT (+), perut
sedikit kembung, pemeriksaan
ascites (-), Hepar 1/3-1/4, tepi tajam,
konsistensi kenyal, permukaan rata.
lien tidak teraba. perkusi timpani
seluruh quadran abdomen dan
auskultasi bising usus normal
• Tidak ada oedema pada ekstrimitas
atas dan bawah.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin
– Hb : 9,1 g/dl
– MCV : 69,2 fl
– MCH : 21,8 pg
– MCHC : 31,2 %
– trombosit : 502 ribu/ul

• Widal
– Salmonella paratyphi CO 1/320
Diagnosis

1. Gizi buruk : Z-Score BB/TB < -3 SD


2. Anemia ringan : Hb 9,1 g/dl
3. Paratyphi fever : widal salmonella paratyphi CO 1/320
Tatalaksana
• Infus KAEN 3B 10 tpm makro, guna cairan rumatan, menjaga
keseimbangan elektolit dan menjaga nutrisi anak.
• Injeksi lapixime (Cefotaxime) 200 mg / 12 jam, guna mencegah dan
mengobati infeksi bakteri.
• P.O. L-Bio 2 x 1 sach, merupakan probiotik guna mencegah dan mengobati
diare, perut kembung, kram perut (masalah Gastrointestinal tract)
• P.O. Syr Zinc 1 x 2 cth, guna menyeimbangkan mineral tubuh,
meningkatkan sistem imun, memperbaiki gangguan Gastrointestinal tract.
• Diit : TD I (bubur saring)
• Awasi TTV, ukur berat badan & tinggi badan dan kepatuhan minum susu
• Konsul dokter spesialis gizi klinik
– Formula F100 (entrakid) 60 cc / 3 jam
– Diet lunak bubur saring 3 x ½ porsi
KESIMPULAN
• Gizi buruk adalah keadaan kurangnya zat gizi tingkat berat
karena kurangnya energi (kalori) dalam waktu yang cukup
lama. Dengan hasil BB/TB < 70% atau < -3SD
• Etiologi gizi buruk terdiri dari a) penyebab langsung (asupan
makanan dan penyakit); b) penyebab tidak langsung (tingkat
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat
pengetahuan ibu dan akses pelayanan kesehatan)
• Prinsip penatalaksanaan gizi buruk adalah atasi kegawat
daruratan (tanda bahaya) dan 10 langkah tatalaksana gizi
buruk. Selama perawatan anak terus diawasi tanda vital,
peningkatan berat badannya dan kepatuhan makan & minum.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai