Presus Gizi Buruk
Presus Gizi Buruk
Pembimbing:
dr. Dwi Ambarwati, Sp. A
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. N
• Jenis kelamin: Perempuan
• Usia : 2 tahun 3 bulan 20 hari
• Agama : Islam
• Alamat : Pendem kec. Wonosamudra, Boyolali
• Masuk RS : 1 Juli 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Berat badan turun.
PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
• Berat badan lahir 2200 gram. • Dari anamnesis ibu dan ayah
Panjang badan 45 cm. pasien, anak sudah berjalan,
• Berat badan sekarang 8,2 kg. Tinggi menandang bola, meniru garis
badan 83 cm. vertikal, bicara sebagian dimengerti,
dan mencuci tangan sendiri.
• Kesan:
Pertumbuhan mengalami keterlambatan.
Perkembangan sesuai usia dan tidak ada keterlambatan.
Riwayat Makan dan Minum Anak
• 0-6 bulan : ASI eksklusif 4-6 x/hari
• 6-9 bulan : ASI + MPASI (bubur nasi)
• 9-12 bulan : ASI + MPASI (bubur nasi/nasi tim + sayur
bayam)
• 12-24 bulan : ASI + MPASI (bubur nasi/nasi tim + sayur
bayam + ikan rebus)
• >24 bulan : Makanan seperti menu orang tua 2-3x/hari
• BMI = BB/(TB)2 =
8,2/(0,83)2 = 12,05 kg/m2
STATUS GENERALIS
ASSESSMENT AWAL
• Gizi buruk
• Anemia ringan
• Paratyphoid fever
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana dari Tatalaksana di Tatalaksana di
IGD bangsal (1/7/2019) bangsal (2/7/2019)
• Infus KAEN 3B 10 • Infus KAEN 3B 10 • Infus KAEN 3B 10
tpm makro tpm makro tpm makro
• Injeksi lapixime • Injeksi lapixime • Injeksi lapixime
200 mg / 12 jam 200 mg / 12 jam 200 mg / 12 jam
• P.O. L-Bio 2 x 1 • P.O. L-Bio 2 x 1 • P.O. L-Bio 2 x 1
sach sach sach
• Diit : TD I • P.O. Syr Zinc 1 x 2
cth
• Diit : TD I
• Konsul dokter
spesialis gizi klinik
Definisi
• Gizi buruk adalah keadaan kurangnya
zat gizi tingkat berat karena kurangnya
energi (kalori) dalam waktu yang cukup
lama.
• Dengan hasil BB/TB < 70% atau < -
3SD (WHO, 2013).
EPIDEMIOLOGI
Di dunia menurut WHO (2016) Di Indonesia menurut Depkes RI (2013)
• Jumlah gizi buruk anak < 5 tahun • Jumlah kasus gizi buruk dan gizi kurang
sebesar 19,6% (gizi buruk 5,7% dan gizi
sebanyak 20 juta anak yang
kurang 19,6%).
menyebabkan 1 juta kematian
• Hasil tersebut menunjukan terdapat
setiap tahunnya karena infeksi peningkatan kasus gizi buruk dan gizi kurang
berat. dibandingkan dengan tahun 2010.
• Usia paling rentan terhadap gizi • Daerah dengan persentase gizi buruk tertinggi
buruk adalah 6-18 bulan (ketika di Indonesia adalah Papua Barat yaitu 30,9%.
kecepatan pertumbuhan dan Sedangkan Jawa Tengah persentase gizi
perkembangan otak sangat tinggi), buruk sebesar 17,6 %.
namun banyaknya faktor yang
memperngaruhi seperti sosial
ekonomi rendah sehingga gizi buruk
juga sering terkena pada anak < 6
bulan.
KLASIFIKASI - MANIFESTASI KLINIS
Marasmus Kwashiorkor
Marasmus adalah gangguan gizi karena Kwashiorkor adalah gangguan gizi karena
kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul kekurangan protein, walaupun defisiensi
yaitu: kalori dan nutrien lain mempersulit
• Tampak sangat kurus karena hilangnya gambaran klinik, gejala utama yaitu
sebagian besar lemak dan otot-ototnya, malnutrisi protein. Gejala yang timbul yaitu:
tinggal tulang terbungkus kulit • Rambut tipis kemerahan dan mudah
• Wajah keriput seperti orang tua patah
• Iga gambang dan perut cekung • Oedem tungkai, muka sembab, oedem
• Otot paha mengendor (baggy pant) anasarka
• Gangguan kulit • Perut buncit
• Gangguan pencernaan (sering diare) • Hepatomegali
• Anak tampak sering rewel dan banyak • Gangguan kulit: dermatosis, ulserasi,
menangis meskipun setelah makan, eksudasi, deskuamasi
karena masih merasa lapar
Marasmus-
Kwashiorkor
• Marasmus-Kwashiorkor
adalah gambaran klinis
berupa campuran dari
beberapa gejala klinik
marasmus dan kwashiorkor.
Makanan sehari-hari tidak
cukup mengandung protein
dan juga energi untuk
pertumbuhan yang normal
Tanpa komplikasi Dengan komplikasi
• Anak yang secara klinis baik tanpa • Anak yang memiliki gejala klinis
adanya komplikasi atau indikasi infeksi, gangguan metabolisme,
untuk rawat inap, dengan nafsu penurunan kesadaran, oedem
makan yang tetap yang berat, hipotermi, muntah, dehidrasi
mengindikasi tidak ada gangguan parah, anemia berat, kurang nafsu
metabolisme yang parah makan dan membutuhkan
perawatan rawat inap
ETIOLOGI
LABORATORIUM
• Darah rutin : Hb << (Anemia), leukositosis/ leukopenia
(infeksi)
• Fungsi hepar : albumin <<
• Elektrolit : kalium dan magnesium <<
• Gula darah
• Hormon insulin <<
PENATALAKSANAAN
Alur Penatalaksanaan Anak Gizi Buruk
Alur Tatalaksana Anak Gizi Buruk dengan Tanda Bahaya
1. Hipoglikemi
Diagnosis Tatalaksana
• Semua anak dengan gizi • Segera berikan F-75 pertama atau modifikasinya
buruk beresiko hipoglikemia • Bila F-75 tidak dapat disediakan dengan cepat,
(kadar gula darah < 3 berikan 50 ml larutan glukosa atau glukosa 10%
mmol/L atau < 54 mg/dl). (1 sendok teh gula + 50 ml air) secara oral atau
melalui NGT
• Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2-3 jam, siang
Pemantauan dan malam minimal 2 hari
• Jika kadar gula darah
• Bila masih mendapatkan ASI, lanjutkan
masih rendah, ulangi
pemberian ASI diluar jadwal pemberian F-75
pengukuran kadar gula
darah setiap 30 menit. • Jika anak tidak sadar (latargis), beri larutan
glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak 5
ml/kgBB atau larutan glukosa/ gula pasir 50 ml
dengan NGT
• Beri antibiotik sesuai pedoman
2. Hipotermia
Diagnosis Tatalaksana
• Suhu aksilar < 35,5 oC • Segera beri makanan F-75
• Pastikan bahwa anak berpakaian
Pemantauan (termasuk kepalanya). Tutup dengan
selimut hangat dan letakkan pemanas
• Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam
(tidak mengarah langsung kepada
sampai suhu meningkat menjadi
anak) atau lampu di dekatnya, atau
36.5° C atau lebih. Jika digunakan
letakkan anak langsung pada dada
pemanas, ukur suhu tiap setengah
atau perut ibunya (dari kulit ke kulit:
jam. Hentikan pemanasan bila suhu
metode kanguru). Bila menggunakan
mencapai 36.5° C
lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W
• Pastikan bahwa anak selalu tertutup dengan jarak 50 cm dari tubuh anak.
pakaian atau selimut, terutama pada
• Beri antibiotik sesuai pedoman.
malam hari
• Periksa kadar gula darah bila
ditemukan hipotermia
3. Dehidrasi
Tatalaksana
Diagnosis • Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali
pada kasus dehidrasi berat dengan syok.
• Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT,
lakukan lebih lambat dibanding jika melakukan
rehidrasi pada anak dengan gizi baik.
– beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam
pertama
– setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10
ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75
dengan jumlah yang sama, setiap jam selama
10 jam.
• Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2
jam
• Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare.
Untuk usia < 1 th: 50-100 ml setiap buang air
besar, usia ≥ 1 th: 100-200 ml setiap buang air
4. Elektrolit
Diagnosis Tatalaksana
• Semua anak dengan gizi buruk • Untuk mengatasi gangguan
mengalami defisiensi kalium dan elektrolit diberikan Kalium dan
magnesium yang mungkin Magnesium, yang sudah
membutuhkan waktu 2 minggu atau terkandung di dalam larutan
lebih untuk memperbaikinya. Mineral-Mix yang ditambahkan ke
• Terdapat kelebihan natrium total dalam F-75, F-100 atau ReSoMal
dalam tubuh, walaupun kadar • Gunakan larutan ReSoMal untuk
natrium serum mungkin rendah. rehidrasi
• Edema dapat diakibatkan oleh • Siapkan makanan tanpa
keadaan ini. Jangan obati edema menambahkan garam (NaCl).
dengan diuretikum.
5. Infeksi
Diagnosis
• Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa
ditemukan seperti demam, seringkali tidak ada,
padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering
terjadi.
• Oleh karena itu, anggaplah semua anak dengan gizi
buruk mengalami infeksi saat mereka datang ke
rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik.
• Hipoglikemia dan hipotermia merupakan tanda
infeksi berat.
Tatalaksana
• Antibiotik spektrum luas
• Vaksin campak jika anak berumur ≥ 6 bulan dan
belum pernah mendapatkannya, atau jika anak
berumur > 9 bulan dan sudah pernah diberi vaksin
sebelum berumur 9 bulan. Tunda imunisasi jika
anak syok.
6. Mikronutrien
Tatalaksana
Diagnosis • Multivitamin
• Semua anak gizi buruk mengalami • Asam folat (5 mg pada hari 1, dan
defisiensi vitamin dan mineral. selanjutnya 1 mg/hari)
• Meskipun sering ditemukan • Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
anemia, jangan beri zat besi pada • Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
fase awal, tetapi tunggu sampai • Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah
anak mempunyai nafsu makan berat badan naik (mulai fase
yang baik dan mulai bertambah rehabilitasi)
berat badannya (biasanya pada • Vitamin A: diberikan secara oral pada
minggu kedua, mulai fase hari ke 1
rehabilitasi), karena zat besi dapat
memperparah infeksi.
7. Memberi makan untuk stabilisasi (Initial refeeding)
8. Memberi makan untuk tumbuh kejar
9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
Berat Badan
Anamnesis 10
0
12 16 18 19 20 21 22 23 24 26 27 RSUD
Pemeriksaan Fisik
• KU : tampak kurus
• BB : 8,2 kg
• TB : 83 cm
• Z score < - 3 SD (Gizi buruk)
• Tanda-tanda dehidrasi (-)
• Anak mengeluhkan sakit perut
diseluruh quadran abdomen, saat
dipalpasi perut keras, NT (+), perut
sedikit kembung, pemeriksaan
ascites (-), Hepar 1/3-1/4, tepi tajam,
konsistensi kenyal, permukaan rata.
lien tidak teraba. perkusi timpani
seluruh quadran abdomen dan
auskultasi bising usus normal
• Tidak ada oedema pada ekstrimitas
atas dan bawah.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin
– Hb : 9,1 g/dl
– MCV : 69,2 fl
– MCH : 21,8 pg
– MCHC : 31,2 %
– trombosit : 502 ribu/ul
• Widal
– Salmonella paratyphi CO 1/320
Diagnosis