Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENAMBAHAN LEMAK

MARGARIN TERHADAP KONSTANTA


DIELEKTRIK MINYAK GORENG

Home
Kelompok 5:
BAB I
RAHMAT IQBAL ( 16034039 )
BAB II ELLSA SANIA ( 16034057 )
TITI SURYA ( 16034021 )
BAB III
BAB IV
BAB V
Ahmad Fauzi
Dosen MK
TERMODINAMIKA

Disampaikan Pada Pertemuan Mata Kuliah Termodinmika


Tahun 2017
BAB I
Pendahuluan

A.Latar Belakang
•Masalah:
Minimnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya sosialisasi
dari badan kesehatan ke masyarakat daerah pedalaman atau
perdesaan terhadap kualitas minyak goreng yang digunakan untuk
bahan pangan.
•Penyebab:
Masyarakat tidak mengetahui kualitas minyak goreng yang
seharusnya dipakai.
•Solusi:
Menggunakan metode pengukuran konstanta dielektrik, dapat
diketahui kualitas minyak goreng yang baik.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penambahan margarin terhadap konstanta
dielektrik minyak goreng?
2. Berapa nilai kapasitansi minyak goreng yang telah bercampur
margarin?
3. Berapa nilai tegangan minyak goreng yang telah bercampur margarin?
4. Berapa nilai konstanta dielektrik minyak goreng yang telah bercampur
margarin?

C.Tujuan Riset
1. Menganalisis pengaruh penambahan margarin terhadap konstanta
dielektrik minyak goreng
2. Mengetahui nilai kapasitansi minyak goreng yang telah bercampur
margarin
3. Mengetahui nilai tegangan minyak goreng yang telah bercampur
margarin
4. Mengetahui nilai konstanta dielektrik minyak goreng yang telah
bercampur margarin
D.Manfaat Riset

1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa telah dapat melakukan penelitian
sederhana mengenai konsep termodinamika dalam
berbagai besaran fisika.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui kualitas dari
berbagai minyak goreng yang akan digunakan untuk
mengolahan bahan pangan.
3. Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan sebagai sumber referensi
BAB II
Tinjauan Pustaka

A.Kajian Teori
Suatu sistem mempunyai beberapa ciri. Ciri sistem dapat dibagi
menjadi ciri ekstensif dan intensif. Ciri ekstensif adalah karakteristik
keseluruhan dari suatu sistem yang menyatakan jumlah sesuatu di
dalam tersebut. Misalnya volume, massa, entropi, energi dan
sebagainya. (Ambiyar,2009:5-6).
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
sebagai alat pengolahan bahan makanan. Minyak goreng umumnya
dibagi menjadi dua kategori, yaitu minyak goreng curah dan minyak
goreng kemasan. Minyak goreng curah biasanya hanya mengalami
satu kali penyaringan. Sedangkan minyak goreng kemasan
mengalami 2-3 kali penyaringan. (Cahyono,2017:55-56).
Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan
suatu material untuk bisa tahan terhadap tegangan tinggi tanpa
berakibat terjadinya kegagalan. Kekuatan dielektrik ini
tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu sendiri.
Namun demikian dalam prakteknya kekuatan dielektrik
tergantung pada material dari elektroda, suhu, jenis tegangan
yang diberikan, gas yang terdapat dalam cairan dan sebagainya
yang dapat mengubah sifat molekul cairan. (Suyanto,2015:51-
52).

B.Rumusan Hipotesis
H0: Terdapat pengaruh penambahan margarin terhadap
konstanta dielektrik minyak goreng.
H1: Tidak terdapat pengaruh penambahan margarin terhadap
konstanta dielektrik minyak goreng.
BAB III
Metode Penelitian

A.Desain Riset

Persiapan Rangkaian

Merakit rangkaian
Siapkan peralatan

End
End
Masukan Perhitungan

Vi,C2

Masukan margarin (g) (gram)

End
Mulai End

Persiapan

Rangkaian

Masukan

Perhitungan

End
B.Alat dan Bahan
• Alat: • Bahan:
1. Power suplly 1. kapasitor Elektrolit
2. Multimeter digital 2. Margarin
3. Neraca ohous 3. Minyak goreng kemasan
4. Pelat Alumunium

C.Langkah Riset
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan pada
percobaan.
2. Mengecek semua alat yang akan digunakan apakah dalam
keadaan baik atau tidak.
3. Mengkalibrasi neraca ohauss.
4. Menimbang margarin sebanyak 14,5 gram.
5. Menyiapakan minyak goreng sebanyak 50 ml lalu
menuangkannya dalam suatu wadah.
6. Menset tegangan input power supply sebesar 6,66 volt dan
menghitung frekuensi pada power supply.
7. Menentukan luas permukaan pelat lalu meletakkannya ke
dalam suatu wadah, lalu menetapkan jarak antara kedua
pelat tersebut.
8. Merakit rangkaian dengan kabel penghubung, yaitu antara
pelat dengan kapasitor yang dipasang pada project board
secara seri.
9. Menyalakan power supply dan mengukur tegangan keluaran
dari minyak goreng dengan multimeter digital.
10. Memanaskan margarin yang sudah ditimbang tadi, lalu
memasukkannya ke dalam minyak goreng, dan mengukur
tegangan keluarannya.
D.Variabel Riset
1. Variabel bebas: Massa margarin
2. Variabel terikat: Suhu (suhu ruang), frekuensi,
volume minyak goreng, tegangan
masukan
3. Variabel kontrol: Nilai konstanta dielektrik
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

A.Hasil
1. Frekuensi (f) : 50,25 Hz
2. Tegangan Input (Vi) : 6,66 V
3. Kapasitansi Kapasitor (C2) : 1000 µF
4. Luas Pelat (A) : 6,66 cm x 6 cm
5. Jarak Pelat (d) : 7 cm
B.Pembahasan

Berdasarkan Tabel 1 maka hubungan


penambahan massa margarin terhadap konstanta
dielektrik minyak goreng ditunjukkan pada grafik
di atas. Berdasarkan grafik, menunjukkan bahwa
setiap penambahan massa margarin
menyebabkan perubahan nilai tegangan keluaran
dan nilai konstanta dilektrik yang diukur semakin
meningkat. Hal ini disebabkan karena
penambahan margarin menyebabkan minyak
goreng kemasan semakin kental.
BAB V
Kesimpulan dan Saran

A.Kesimpulan
1. Setiap penambahan massa margarin yang konstan menyebabkan perubahan
naik nilai dielektrik pada minyak goreng.
2. Untuk mengetahui nilai kapasitansi minyak goreng yang telah bercampur
margarin, dapat dilihat dari besar tegangan keluaran yang dihasilkan.
3. Untuk mengetahui nilai tegangan minyak goreng yang telah bercampur
margarin, dapat diukur langsung pada pelat sejajar dan dihasilkan tegangan
keluaran yang semakin besar saat penambahan margarin
4. Untuk mengetahui nilai konstanta dielektrik minyak goreng yang telah
bercampur margarin, dapat dilihat dari besar kapasistansi dan tegangan
keluaran yang dihasilkan.
B.Saran
Kami menerima kritik dan saran dari pembaca terhadap
penelitian yang telah kami lakukan ini.

Anda mungkin juga menyukai