Anda di halaman 1dari 20

Makanan Khas Daerah

Indonesia
OLEH : KELOMPOK 1
Anggota :
1. Asrori
2. Gilang Permadi
3. Haeru Yaumil Anggada
4. Ismy Agustina Putri
5. Jeprian Hadi
6. Lalang Fitriani
7. Linda Nurmala
8. Robbiatul Adawiyah
Kelas : XII.IPS-2
A. Latar Belakang
Makanan khas daerah adalah makanan yang
menjadi ciri khas dari suatu wilayah atau
dapat di bedakan dengan daerah lainnya,
baik dari bahannya, cara membuat atau
pengolahan serta disajikan pada saat-saat
seperti apa. Makanan khas daerah ini dapat
juga berada di daerah lain dari daerahnya,
namun makanan ini pasti memiliki perbedaan
cita rasa, dikarenakan rasa yang dibuat,
disesuaikan dengan kegemaran masyarakat
di daerah tersebut. Dengan kata lain, adanya
perbedaan keaslian dari rasa masakan
tersebut bila berada di daerah lainnya.
B. Pangan Khas Daerah
1. SUMATRA UTARA
Cipera adalah masakan khas Suku Karo dari
Sumatera Utara yang terbuat dari bahan dasar
daging ayam kampung dan tepung jagung. Potongan
daging ayam kampung dimasak dengan tepung
jagung hingga empuk dan berkuah kental. Agar
menghasilkan kuah yang lebih kental, tepung jagung
yang digunakan harus dari bulir tua dan disangrai
dan ditumbuk hingga halus.
Selain daging ayam kampung dan tepung jagung,
cipera juga memiliki bahan-bahan lainnya. Antara
lain jamur merang, serai, asam cekala, tomat, cabai,
daun seledri, bawang merah dan lain sebagainya.
Cipera dapat ditemukan dengan mudah di
berbagai rumah makan yang ada di Kabanjahe,
Berastagi, dan juga di Medan.
CIPERA
2. KALIMANTAN TENGAH

Wadi adalah makanan berbahan dasar ikan atau menggunakan


daging babi. Wadi bisa dibilang adalah makanan yang "dibusukan".
Namun pembusukan ini tidak dibiarkan begitu saja, sebelum
disimpan, ikan atau daging akan dilmuri dengan bumbu yang
terbuat dari beras ketan putih atau bisa juga biji jagung yang di-
sangrai sampai kecoklatan kemudian di tumbuk manual atau di
blender. Dalam bahasa Dayak Maanyan bumbu ini disebut dengan
Sa'mu dan dalam bahasa Dayak Ngaju disebut dengan Kenta.
Pembuatannya yaitu ikan atau daging yang hendak diolah
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian direndam selama 5-10 jam
dalam air garam. Kemudian daging atau ikan diangkat dan
dibiarkan mengering. Setelah cukup kering ikan atau daging
dicampur dengan Sa'mu sampai merata. Kemudian daging
disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau plastik kedap udara
yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama 3-5 hari.
Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu. Setelah
selesao, wadi tidak bisa langsung dimakan tapi harus diolah
kembali antara lain dengan cara digoreng atau dimasak. Walau
pembuatannya terlihat mudah, tetapi apabila terjadi kesalahan
sedikit saja dalam memasukan bumbu serta perendaman maka
akan membuat wadi menjadi tidak enak bahkan tidak bisa
dimakan. Oleh karena itu ada orang-orang tertentu yang memilki
keahlian untuk membuat wadi yang enak.
3. SULAWESI SELATAN

Mie Titi mulai popular di Sulsel mulai sejak tahun


70-an dengan ciri khas pada pemanfaatan mie
kering yang lebih tipis dari pada mie umumnya.
Mie Titi pertama kali di buat oleh Ang Kho Tjau,
beliau adalah seorang pemilik kedai keturunan
China/tionghoa, yang lalu menurunkan ketrampilan
membuat mie tipis pada anak-anaknya. Mie Titi
selalu mengalami evolusi dalam soal rasa serta
cara penyajiannya. Umumnya mie Titi di sajikan
bersama-sama kuah kental plus irisan daging
ayam, jamur, hati, cumi serta udang, dan taburan
bawang goreng. Waktu paling pas menyantap mie
Titi yaitu pada malam hari setelah turun hujan
guna untuk menetralisir rasa dingin yang
menggigit tulang.
Mie Titi
4. JAWA TENGAH
Rawon tetaplah sejenis sup dengan kuah
berwarna hitam, dipadu dengan daging sapi
berlemak dan urat kenyal. Ia biasa dipotong
kecil-kecil ataupun disuwir-suwir. Untuk
melengkapinya, bisa ditambahkan tauge
pendek, sambal terasi, bawang goreng, dan
kerupuk sebagai pelengkapnya.
Rasa kuah yang agak manis akan membuat
sup hitam ini menjadi lauk yang lezat.
Aromanya sangat khas karena dibubuhi bumbu
khusus yang dinamakan keluak. Karena bumbu
inilah, sup hitam ini menjadi gurih dan sedap.
Agar rasa khas rawon tetap terjaga, harus
dipilih keluak yang tepat. Sebab, ada juga
keluak yang memiliki rasa pahit.
5. BALI
Dalam bahasa masyarakat
setempat, ‘bengil’ memang
berarti ‘kotor’. Bahan utama dari
masakan ini adalah Bebek
kampung. Rupa sajian masakan
ini adalah berupa sambal yang
bercampur dengan bebek yang
telah digoreng.
BEBEK BENGIL
6. MAKASSAR
Sup Konro adalah masakan sup iga
sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi
Bugis dan Makassar. Sup ini biasanya dibuat
dengan bahan iga sapi atau daging sapi.
Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini
biasa dimakan dengan ketupat kecil yang
dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap
ini berasal dari buah kluwek yang memang
berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat"
akibat digunakannya ketumbar.
Konro aslinya dimasak berkuah dalam
bentuk sup yang kaya rempah, akan tetapi kini
terdapat variasi kering yang disebut "Konro
bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas
konro.
SUP KONRO
7. JAWA BARAT
Colenak adalah salah satu makanan
khas Jawa Barat yaitu kota Bandung. Makanan
ini terbuat dari bahan dasar tape singkong atau
peuyeum yang dibakar juga dalam
penyajiannya dituangi saus gula kelapa.
Penamaan ini karena berasal dari bahasa sunda
yaitu dicocol enak, itulah sebabnya dinamakan
colenak. Makanan ini memiliki citarasa yang
khas yaitu dari rasa gosongnya, bagian itulah
yang membuat orang ketagihan. Membuat
colenak sangat mudah dan sederhana juga
tape singkongnya mudah untuk kita dapatkan.
8. PAPUA
Papeda adalah salah satu makanan khas dari
Papua yang terbuat dari tepung sagu murni. Tepung sagu
didapatkan dengan cara memotong pokok sagu. Lalu
bagian bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar.
Inilah bahan baku sagu yang siap diolah menjadi aneka
makanan khas suku Dani yang mendiami Lembah Baliem.
Sebelum diolah, biasanya tepung sagu murni ini disimpan
di dalam alat yang bernama tumang.
Prosesnya pembuatan papeda sebenarnya sederhana.
Tepung sagu diaduk-aduk sambil dituang air mendidih
secara bertahap hingga terbentuk adonan yang menyerupai
gulali dan siap dimakan. Papeda pada umumnya disajikan
dengan kuah ikan kuning, yaitu ikan yang dimasak dengan
campuran bumbu-bumbu yang menghasilkan kuah
berwarna kuning. Papeda sendiri pada dasarnya tidak
berasa. Kuah ikan kuning inilah yang memberi rasa enak
dan gurih pada santapan papeda.
Cara mengambil papeda terbilang unik, bukan
menggunakan sendok tapi sepasang sumpit. Sumpit
dipegang dengan kedua tangan, diputar dengan cepat
sehingga menghasilkan gulungan gulali papeda hingga
putus. Saat sudah terpisah dari wadah utama, papeda
dituangkan ke piring dan diberi kuah ikan kuning.
PAPEDA
Maka dapat kami simpulkan bahwa Indonesia
yang kita tinggali, tempati, dan kita cintai ini
memiliki beragam jenis makanan khas daerah
yang masih dipertahankan hingga saat ini. Maka
kita sebagai para remaja negri ini harus tetap
melestarikan dan harus bangga dengan makanan
khas yang kita miliki. Dan jangan terlalu bangga
dengan makanan dari luar negri yang sebenarnya
tidak cocok dengan lidah masyarakat Indonesia.
Intinya lestarikanlah makanan khas daerah yang
kita miliki, jangan sampai makanan-makanan ini
di anggap milik dari negara luar. Mulai saat ini
banggalah dengan makanan tradisional yang kita
miliki.
KELOMPOK 1
XII SOCIAL 2

Anda mungkin juga menyukai