Anda di halaman 1dari 25

Deviana S.

Riu
 Gawat janin = fetal distress
 Disebabkan karena adanya hipoksia
janin intrauterin  dihubungkan
dengan kelainan neurologis/kelainan
fungsi normal syaraf : ensefalopati
 Hipoksia : keadaan jaringan kekurangan
oksigen
 Hipoksemia : kadar oksigen darah yang
kurang
 Asidemia : keadaan lanjut dari
hipoksemia yang dapat disebabkan
menurunnya fungsi respirasi atau
akumulasi asam
 Gawat janin :
• Akut : kompresi tali pusat, solusio plasenta, plasenta
previa, vasa previa
• Kronik : berkaitan dengan fungsi plasenta yang
menurun atau janin sendiri yang sakit ( infeksi,
kelainan kromosom, preeklampsia, posterm,
thalasemia, kelainan jantung, anemia, pertumbuhan
janin terhambat)
 Kontraksi uterus menyebabkan aliran darah di tali
pusat akan berkurang disebabkan karena
aliran darah pada otot uterus akan lebih
rendah dibanidngkan saat uterus relaksasi.
 Kontraksi rahim ataupun posisi janin dapat
menyebabkan tekanan pada tali pusat sehinga
aliran darah ke janin pun akan erkurang.
 Kondisi lain seperti : induksi yang berlebihan dan
ibu tidur terlentang, janin yang terlalu aktif
bergerak sehingga membentuk simpul mati pada
tali pusat
 Pengukuran denyut jantung janin
 Kardiotokografi
• Frekuensi dasar denyut jantung janin : rata-rata denyut jantung janin

• Akselerasi : peningkatan temporer dari DJJ

• Deselerasi : penurunan dari djj


 Dini :penurunan DJJ atau bradikardia sesaat pada waktu his
 Variabel K tdk mengikuti his, biasanya akibat kompresi tali pusat
 Lambat : akibat insufisiensi plasenta

• Variabilitas : lebar amplitudo dari denyut tertinggi sampai denyut


terendah
 Pengukuran pH darah janin
• Mengukur kadar asam laktat di darah janin. Darah
diambil dari kulit kepala janin dengan membuat insisi
kecil di kulit kepala melalui mulut rahim.
 Cairan ketuban bercampur mekonium
• Umumnya pada kehamilan > 40 mgg, diketahui setelah
ketuban pecah. Air ketuban berwarna kehijauan
 APGAR score
Item 0 Points 1 Point 2 Points

Activity (Muscle
A Absent Arms and Legs Flexed Active Movement
Tone)

P Pulse Absent Below 100 bpm Above 100 bpm

Grimace (Reflex Sneeze, cough, pulls


G No Response Grimace
Irritability) away

Appearance (Skin pale all over Normal, Normal over entire


A Blue-gray
Colour) except for extremities body

Respiration
R Absent Slow, irregular Good, crying
(Breathing)
 Kondisi klinik yang berkaitan dengan hipoksia
ialah :
• Kelainan pasokan plasenta : solusio plasenta,
plasenta previa, postterm, prolapsus tali pusat, lilitan
tali pusat, pertumbuhan janin terhambat, insufisiensi
plasenta
• Kelainan arus darah plasenta : hipotensi ibu, hipertensi,
kontraksi hipertonik
• Saturasi oksigen ibu berkurang : hipoventilasi,
hipoksia, penyakit jantung
 Bila pasokan oksigen dan nutrisi berkurang
 janin akan mengalami retardasi organ
bahkan risiko asidosis dan kematian
 Upaya awal : redistribusi aliran darah ke
organ penting seperti otak dan jantung
dengan mengorbankan organ viscera
( hepar dan ginjal) yang akan
mengakibatkan oligohidramnion
Bradikardia merupakan mekanisme
jantung dalam bereaksi terhadap
baroreseptor akibat tekanan seperti
hipertensi pada kompresi tali pusat atau
reaksi kemoreseptor akibat asidemia
 Bila asfiksia berlangsung & bila
mekanisme mempertahankan organ
vital gagal : otak akan mengalami
kerusakan : edema otak atau iskemia
multifokal
Kompresi tali pusat insufisiensi plasenta

Pasokan oksigen berkurang

Bradikardi gerakan < arus darah otak <

Kompensasi dekompensasi

Ensefalopati /mati
Possible
Diagnostic
Danger/warning associated
Problem category (at
signs maternal
health centre)
complications

Convulsions Prolonged/obstru
Birth asphyxia Floppiness Hypoxic- cted labour
Unconsciousness ischemic Abnormal
Hypoxic-ischemic Lethargy - encephalopathy presentation
encephalopathy difficult to wake Eclampsia
High-pitched, Bleeding before
weak, or absent and/or during
cry Severe bacterial labour and
Intracranial Unable to feed infection delivery
haemorrhage
 Kerusakan paru-paru/ Sindrom Aspirasi
Mekoneum :
janin mulai berlatih bernafas pada usia
kehamilan diatas 20 minggu, hal tersebut
membantu perkembangan paru-paru. Saat
gawat janin, pernafasan janin meningkat
sehingga mekoneum yang akan masuk ke
paru-paru juga meningkat.
Sindrom aspirasi mekoneum menyebabkan kesulitan
bernapas melalui 2 cara :
- mekoneum mencegah/mengurangi jumlah surfaktan
sehingga menghalangi pengembangan paru-paru
sehingga proses pernapasan menjadi tidak efektif
- mekoneum menyumbat paru-paru sehingga oksigen
tidak dapat masuk.

Selain itu mekoneum juga menyebabkan iritasi paru-


paru sehingga menyebabkan inflamasi dan infeksi
yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
 Posisi tidur miring
 Pemberian oksigen
 Pemberian cairan
 Atasi hipotensi ibu
 Hentikan pemberian oksitosin
 PDV untuk singkirkan prolaps tali pusat
 Persiapan SC
 Persiapan resusitasi

Anda mungkin juga menyukai