Anda di halaman 1dari 26

SISTEMATIKA ANALISIS KUALITATIF ANORGANIK

KELOMPOK 4
ANGGOTA :
NURMAYA H031181007
WINDA SARI H031181019
YINDRIANI MOGHURI H031181021
PEMISAHAN DAN
IDENTIFIKASI KATION-
KATION GOLONGAN I
(GOLONGAN PERAK) 1
1. ion-ion timbal, perak dan merkurium (I) masing-masing di endapkan oleh HCl encer sebagai
klorida yang tak larut, yaitu PbCl2, AgCl dan Hg2Cl2 , klorida dari logam-logam umum lainnya
semuanya larut. Di anrtara endapan-endapan ini, PbCl2 larut dalam air mendidih, sedangkan
Hg2Cl2 dan AgCl tak larut.
Pb2+ + CrO4-2 → PbCrO4 ↓
2. AgCl larut dalam NH3 encer, menghasilkan ion kompleks yang larut (Ag(NH3)2)+ . Kompleks
ini di uraikan baik oleh larutan HNO3 encer maupun larutan KI dengan masing-masing
mengendapkan garam AgCl dan AgI yang tak larut.

AgCl + 2NH3 → (Ag(NH3)2)+

(Ag(NH3)2)+ + Cl- + 2H+ → AgCl↓ + 2NH4+

(Ag(NH3)2)+ + I- → AgI ↓+ 2NH3


3. Pengubahan Hg2Cl2 oleh larutan NH4OH encer menjadi campuran hitam yang
tak larut, yaitu merkurium amido klorida Hg(NH2Cl)
Hg2Cl2 ↓+ 2NH3 → Hg(NH2Cl) ↓+ Hg↓ + NH4+ + Cl-

4. Bila jumlah Hg(NH2Cl) + Hg banyak dan jumlah AgCl sedikit AgCl mungkin
tereduksi menjadi logam perak menurut reaksi,

2Hg ↓+ 2AgCl ↓ HgCl2 ↓+ 2Ag↓


V. 10 PEMISAHAN
KATION GOLONGAN II
MENJADI GOLONGAN IIA
DAN IIB 2
Golongan II dapat dipisahkan menjadi golongan IIA yang terdiri dari (Hg2+, Bi2+, Pb2+, Cu2+, dan
Cd2+). Dan dolongan IIB yang terdiri dari (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+). Ada dua cara yang
dianjurkan untuk pemisahan ini, yaitu menggunakan amonium polisulfida dan menggunakan
kalium hidroksida.
a. Metode amonium polisulfida
1. Sulfida-sulfida dari golongan IIA dan golongan IIB diendapkan menggunakan H2S dalam
larutan mengandung HCl encer 0,3 M dimana golongan IIA tak larut dalam amonium
polisulfida sedangkan golongan IIB larut dalam amonium polisulfida.
Untuk metode ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
Pertama-tama yaitu pindahkan amonium polisulfida ke cawan porselen lalu tambahkan
kira-kira 5 ml larutan amonium polisulfida kuning, kemudian panaskan sampai 50-60° C,
pertahankan pada suhu ini 3-4 menit dengan terus di aduk ,dan terakhir saring
Proses- proses yang terjadi sewaktu pelarutan yaitu:

As2S3 ↓ + 4S22- → S32- + 2AsS43-

Sb2S3 ↓ + 4S22- → S32- + 2SbS43-

SnS2 ↓ + 2S22- → S32- + SnS32-


2. Ekstrak amonium polisulfida beberapa lama dalam udara stibium oksida sulfide yang merah
mungkin mengendap
3. Jika endapan larut sempurna dalam larutan amonium polisulfida , golongan IIIA tidak ada.
4. Setelah diasamkan, sulfida – sulfide dengan keadaan valensi yang lenih tinggi mengendap,
bercampur dengan belerang yang berasal dari regensia. Gas hidrogen sulfida juga di bebaskan:

2AsS43- + 6H+ → As2S5 ↓ + 3H2S ↑


2SbS43- + 6H+ → + ↓ + 3H2S ↑
SnS32- + 2H+ → SnS2 ↓ + H2S ↑

5. Jika ada banyak S dan sedikit sulfida, kocoklah dengan sedikit benzena dan sulfida- sulfide
akan mengumpul pada permukaan perbatasannya.
6. Terjadi keburukan-keburukan ketika menggunakan amonium polisulfida
b. Metode kalium hidroksida
Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan endapan golongan II A dan golongan II
B ke sebuah piala 100 ml atau cawan porselen , kemudian tambahkan 10 ml larutan KOH
2 M, dan didihkan sambil terus diaduk selama 2-3 menit, lalu tambahkan 3 ml air yang
dijenuhi dengan H2S kemudian aduk dan saring terakhir cuci residu dengan sedikit air dan
tamping air cucian bersama filtrat.

1. Kalium hidroksida yang dipakai dan bukan natrium hidroksida


2. Timah (II) sulfida tak larut sempurna dalam KOH.
3. Kalium hidroksida adalah zat yang sangat berbahaya sekali, karena pengaruhnya yang
merusak mata.
4. Dengan mencernakan endapan golongan II dengan larutan KOH 2M, sulfida-sulfida dari
As, Sb, dan Sn melarut, sedangkan sulfida-sulfida dari Hg,Pb, Bi, Cu, dan Cd, sebagian
besar tak dipengaruhi.
Proses-proses yang terjadi sewaktu pelarutan yaitu:

As2S3 ↓ + 6OH- → AsO33- + AsS33- + 3H2O


2Sb2S3 ↓ + 4OH → SbO2- + 3SbS2- + 2H2O

5. Dengan diasamkan, sulfida-sulfida itu akan mengendap kembali:

AsO33- + AsS33- + 6H+ → As2S3 ↓ + 3H2O

SbO2- + 3SbS2- + 4H+ → 2Sb2S3 ↓ + 2H2O


V.11 PEMISAHAN DAN
IDENTIFIKASI KATION-
KATION GOLONGAN
3
Untuk pemisahan dan identifikasi kation-kation golongan IIA (Hg2+, Bi2+, Pb2+,
Cu2+, dan Cd2+). Dua metode berbeda yang di gunakan yaitu metode asam sulfat dan
metode natrium hidroksida.
a. Metode asam sulfat
Endapan yang mengandung HgS, PbS, Bi2S3, CuS, dan CdS. Pindahkan ke
suatu piala atau cawan porselen, tambahkan 5-10 ml HNO3 encer , didihkan
perlahan-lahan selama 2-3 menit kemudian saring dan cuci dengan sedikit air.
Dari metode ini di peroleh hasil bahwa:
1. HgS tak alrut dalam HNO3 encer sedangkan PbS, Bi2S3, CuS, dan CdS semuanya
melarut:

3PbS↓ + 8H+ + 2NO3- → 3Pb2+ + 3S↓ + 2NO↑ + 4H2O


Bi2S3↓ + 8H+ + 2NO3- → 3Bi3+ + 3S↓ + 2NO↑ + 4H2O
2. HgS melarut dalam campuran NaOCl-HCl dengan membentuk HgCl2 (yang tak berdisosiasi)

HgS↓ + OCl- + 2H+ + Cl- → HgCl2 + S↓ + H2O

3. Filtrat dari pengolahan dengan asam nitrat mengandung nitrat dari Pb, Bi, Cu, dan Cd H2SO4 encer
mengendapkan Pb sebagai PbSO4 dan meninggalkan logam-logam lainnya (yang membentuk sulfat yang
larut) dalam larutan.

Pb2+ + SO4 2- → PbSO4 ↓

4. Penambahan NH3 berlebihan menghasilkan pengendapan Bi(OH)3 dan pembentukan kompleks tetramina
dari Cu2+, dan Cd2+ yang larut.

Bi3+ + 3NH3 + 3H2O → Bi (OH)3 ↓ + 3NH4+


Cu2+ + 4NH3 → [ Cu (NH3)4 ]2+ ( biru)
Cd2+ + 4NH3 → [ Cu (NH3)4 ]2+ ( tak berwarna)
5. Larutan natrium tetrahidroksostanat (II) atau natrium stanit dibuat dengan menambahkan NaOH dalam
larutan SnCl2 sampai endapan putih Sn(OH) melarut dengan sempurna.

2Bi3+ + 3[Sn (OH)4]2- + 6OH- → 2Bi↓ + 3[Sn(OH)6]2-


6. Asam asetat menguraikan kompleks [Cu (NH3 )4]2+ menjadi Cu2+ yang seterusnya diendapkan oleh K4
[Fe(CN)6]

[ Cu (NH3)4 ]2+ + 4CH3COOH → Cu2+ + 4NH4+ + 4CH3COO-


2Cu2+ + [ Fe (CN)6 ]4- → Cu2 [ Fe (CN)6 ]↓

7. Prosedur lain menggunakan asam suatu bagian (porsi) dengan H2SO4.


8. Jika larutan tak berwarna , ini menandakan Cu2+ tak ada, jadi tak perlu ditambahkan KCN , tetapi tetap
menggunakan H2S. endapan kuning menunjukan Cd2+ ada:

[ Cd (NH3)4 ]2+ + H2S → CdS↓ +2NH4+ + 2NH3

9. Cd dapat dipastikan dalam endapan dengan uji pemijaran menggunakan (COONa)2


b. Metode natrium hidroksida
Endapan yang mengandung HgS, PbS, Bi2S3, CdS, dan CuS pindahkan ke sebuah piala
atau cawan porselen, lalu tambahkan kira-kira 5 ml HNO3 encer , kemudian didihkan
perlahan-lahan selama beberapa menit, dan terakhir saring dan cuci dengan sedikit
air.hasil yang di peroleh yaitu:

1. HgS tak alrut dalam HNO3 encer sedangkan PbS, Bi2S3, CuS, dan CdS semuanya
melarut:

3PbS↓ + 8H+ + 2NO3- → 3Pb2+ + 3S↓ + 2NO↑ + 4H2O


Bi2S3↓ + 8H+ + 2NO3- → 3Bi3+ + 3S↓ + 2NO↑ + 4H2O
2. HgS melarut dalam campuran NaOCl-HCl dengan membentuk HgCl2 (yang tak
berdisosiasi)

HgS↓ + OCl- + 2H+ + Cl- → HgCl2 + S↓ + H2O

3. Jika ditambahkan NH3 berlebihan Cu2+ dan Cd2+ menjadi kompkles dan tetap tinggal
dalam larutan.

Cu2+ + 4NH3 → [ Cu (NH3)4]2+

Cd2+ + 4NH3 → [ Cd (NH3)4]2+


4. Endapan Bi(OH)3 tak dipengaruhi jika ditambahkan NaOH, sementara
Pb(OH)3 melarut:
Pb(OH)2 + 2OH- → [Pb(OH)4]2-

5. Larutan natrium tetrahidroksostanat (II) atau natrium stanit dibuat dengan


menambahkan NaOH dalam larutan SnCl2 sampai endapan putih Sn(OH)2
melarut dengan sempurna.

6. Filtrat dari pengolahan dengan asam nitrat mengandung nitrat dari Pb, Bi, Cu,
dan Cd H2SO4 encer mengendapkan Pb sebagai PbSO4 dan meninggalkan
logam-logam lainnya (yang membentuk sulfat yang larut) dalam larutan.

Pb2+ + SO4 2- → PbSO4 ↓


7. Asam asetat menguraikan kompleks [Cu (NH3 )4]2+ menjadi Cu2+ yang seterusnya
diendapkan oleh K4 [Fe(CN)6]

[ Cu (NH3)4 ]2+ + 4CH3COOH → Cu2+ + 4NH4+ + 4CH3COO-


2Cu2+ + [ Fe (CN)6 ]4- → Cu2 [ Fe (CN)6 ]↓

8. Prosedur lain menggunakan asam suatu bagian (porsi) dengan H2SO4.

9. jika larutan tak berwarna , ini menandakan Cu2+ tak ada, jadi tak perlu ditambahkan KCN ,
tetapi tetap menggunakan H2S. endapan kuning menunjukan Cd2+ ada:

[ Cd (NH3)4 ]2+ + H2S → CdS↓ +2NH4+ + 2NH3

10. Cd dapat dipastikan dalam endapan dengan uji pemijaran menggunakan (COONa)2
V.12 PEMISAHAN DAN
IDENTIFIKASI KATION-
KATION GOLONGAN II B 4
Untuk memisahkan kation golongan II menjadi golongan IIA dan IIB menggunakan dua
metode yaitu metode Amonium polisulfida dan metode Kalium Hidroksida.

a. Metode Amonium Polisulfida


Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan endapan ke sebuah labu Erlenmeyer
kecil. Lalu, 5-10 mL HCl pekat dan didihkan perlahan-lahan selama 5 menit. (dengan
corong pada mulut labu). Kemudian, encerkan dengan 2-3 mL air., alirkan H2S selama
1 menit untuk mengendapkan kembali arsenik dalam jumlah-jumlah yang mungkin
telah melarut, dan kemudian saring. Jadi, dapat disimpulkan bahwa:

1. Jika Cu ada dalam endapan Golongan II yang asli, mungkin sedikit dilarutkan oleh
reagensia amonium polisulfida itu, dan berkopresipitasi disini (merah-kecoklatan).
2. Ketidakmungkinan menetapkan ion-ion itu aslinya terdapat dalam keadaan oksidasinya yang lebih
rendah (As2+, Sb3+, Sn2+) atau yang lebih tinggi (As5+, Sb5+, Sn4+). Hal ini dapat diuji dari cuplikan yang
asli (untuk reaksi-reaksi spesifik).

3. Endapan yang diperoleh setelah mengalami proses pengasaman , ternyata mengandung As2S5, terdapat
As2S3, Sb2S5, SnS2, juga terdapat sedikit S (dari penguraian reagensia). Pemisahan dengan HCl pekat
didasarkan atas fakta, bahwa As2S5 dan juga As2S3 tidak larut dalam HCl pekat, sedangkan Sb2S5 dan SnS2
melarut:
Sb2S5 ↓ + 6HCl → 2Sb3+ + 3H2S ↑ + 2S ↓ + 6Cl−

SnS2 ↓ + 4HCl → Sn4+ + 2H2S ↑ + 4Cl−

4. Endapan As2S3 dan As2S5 diubah oleh NH3 dan H2O2 menjadi arsenal yang larut:

Sb2S5 ↓ + 16 NH3 + 20H2O2 → 2AsO43+ + 16NH4+ + 5SO42− + 12H2O


5. Filtrat dari pengolahan menggunakan HCl, mengandung ion-ion Sb3+ dan Sn4+. Ketika
asam oksalat (dengan NH3) ditambahkan, terbentuk kompleks trioksalatostanat(IV) yang
stabil:

Sn4+ + 3(COO)22− → [Sn{(COO)2}3]2−

6. Penambahan logam besi pada larutan encer, mengakibatkan reduksi Sn4+ menjadi Sn2+
dan Sb3+ menjadi logam Sb:

Sn4+ + Fe → Sn2+ + Fe2+

2Sb3+ + 3Fe → 2Sb + 3Fe2+


a. Metode Kalium Hidroksida
Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan HCl pekat dengan hati-hati (setetes
demi setetes dengan hati-hati) hingga larutan terlihat jelas bahwa larutan tersebut asam
terhadap kertas lakmus. Olah dengan H2S selama 2-3 menit memperoleh pengendapan
yang sempurna dari sulfida-sulfida. Lalu, cucilah endapan dengan sedikit air dan buang
air cucian. Pindahkan endapan ke sebuah labu Erlenmeyer, tambahkan 5-10 mL HCl
pekat. Kemudian, panaskan hingga mendidih di dalam kamar asam dan juga agar
campuran tetap berada dekat titik didih di atas api bebas selama 3-5 menit. Lalu, aduk
terus-menerus. Encerkan dengan sedikit air dan saring.
Dan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ketidakmungkinan menetapkan ion-ion itu aslinya terdapat dalam keadaan oksidasinya yang
lebih rendah (As2+, Sb3+, Sn2+) atau yang lebih tinggi (As5+, Sb5+, Sn4+). Hal ini dapat diuji
dari cuplikan yang asli (untuk reaksi-reaksi spesifik).
2. Dengan diasamkan, sulfida-sulfida itu akan mengendap kembali:

AsO33- + AsS33- + 6H+ → As2S3 ↓ + 3H2O

SbO2- + 3SbS2- + 4H+ → 2Sb2S3 ↓ + 2H2O

3. Pemisahan dengan HCl pekat didasarkan atas fakta, bahwa As2S5 dan juga As2S3 tidak larut dalam
HCl pekat, sedangkan Sb2S5 dan SnS2 melarut:

Sb2S5 ↓ + 6HCl → 2Sb3+ + 3H2S ↑ + 2S ↓ + 6Cl−

SnS2 ↓ + 4HCl → Sn4+ + 2H2S ↑ + 4Cl−

4. Endapan As2S3 dan As2S5 diubah oleh NH3 dan H2O2 menjadi arsenal yang larut:

AS2S5 ↓ + 16 NH3 + 20H2O2 → 2AsO43+ + 16NH4+ + 5SO42− + 12H2O


5. Filtrat dari pengolahan menggunakan HCl, mengandung ion-ion Sb3+ dan Sn4+.
Ketika asam oksalat (dengan NH3) ditambahkan, terbentuk kompleks
trioksalatostanat(IV) yang stabil:

Sn4+ + 3(COO)22− → [Sn{(COO)2}3]2−

6. Penambahan logam besi pada larutan encer, mengakibatkan reduksi Sn4+ menjadi
Sn2+ dan Sb3+ menjadi logam Sb:

Sn4+ + Fe → Sn2+ + Fe2+

2Sb3+ + 3Fe → 2Sb + 3Fe2+


TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai