Anda di halaman 1dari 12

“Prasangka”

” Pada suatu pagi,


ketika diadakan
Dari Buku ESQ :
rapat antar Ari Ginanjar Agustian
departemen di
sebuah perusahaan,
salah seorang tiba-
tiba ‘menguap’ di
tengah rapat yang
sedang berlangsung
serius. Peserta lain
spontan menoleh ke
arahnya. Atasannya
pun menggelengkan
kepalanya.
Pemimpin rapat
langsung menegur
“ Saya kecewa
sekali dengan
anda, anda
tampaknya tidak
peduli dengan
rapat serius ini”.

Karyawan itu
langsung
tertunduk,
wajahnya pucat.
Ia berkata lirih :
“Maaf, saya ingin
menyampaikan
sesuatu. Saya
seharusnya tidak bisa
ikut rapat ini. Tetapi
mengingat rapat ini
sangatlah penting,
saya mencoba hadir”
Matanya berkaca-
kaca ......Anak
saya tadi malam
mengalami
kecelakaan, Saat ini
ia sedang dirawat di
ICU dalam keadaan
tidak sadar. JAdi
tadi malam saya
tidak bisa tidur.
Semua peserta
rapat langsung
tertunduk. Mereka
terjerumus pada
prasangka,
paradigma atau
belenggu pikiran,
yang menganggap
jika ada orang
menguap di tengah
rapat diartikan
orang tersebut
tidak antusias.
Sebuah prasangka
negatif.
Tindakan seseorang
sangat bergantung
dengan alam
pikirannya masing-
masing. Setiap
orang diberikan
kebebasan untuk
memilih responnya
sendiri-sendiri. Ia
bertanggung jawab
penuh atas sikap
yang ditimbulkannya
dari pikirannya
sendiri.
Andalah “raja” dari
pikiran anda sendiri.
Bukan lingkungan
sekeliling anda. Namun
lingkungan ikut serta
berperandalam
mempengaruhi cara
berpikir seseorang.
Apabila lingkungannya
pahit maka iapun
menjadi pahit, selalu
curiga, dan seringkali
berprasangka negatif
kepada orang lain.
Prasangka negatif
ini mengakibatkan
orang menjadi
bersikap
“defensif” dan
tertutup.
Cenderung
menahan informasi
dan tidak mau
bekerja sama.
Akibatnya justru
ia sendiri yang
akan mengalami
kerugian, seperti
turunnya kinerja,
tidak mampu
melakukan sinergi
dengan orang lain.
Sebaliknya, orang
yang memiliki
“prinsip”, akan lebih
mampu melindungi
pikirannya. Ia mampu
memilih respon positif
di tengah lingkungan
paling buruk sekalipun.
Ia akan tetap berpikir
positif dan selalu
berprasangka baik
pada orang lain. Ia
mendorong dan
menciptakan kondisi
lingkungannya untuk
salaing percaya, saling
mendukung, bersikap
terbuka dan
kooperatif.
Hasilnya
adalah sebuah
”Aliansi
Cerdas” yang
akan
menciptakan
performa
puncak. Dia-
lah raja dari
pikirannya
sendiri.
Zero Mind 1 :

Hindarilah selalu
berprasangka
buruk, upayakan
berprasangka
baik kepada
orang lain.
“ Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa
dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan
oranglain dan janganlah
sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang
lain. Sukakah salah seorang
di antara kamu memakan
daging saudaranya yang
sudah mati? ” Maka
tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang “
Q.S. Al Hujurat : 12
“ Hai manusia,
sesungguhnya KAmi
menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan
menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya
kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah MAha
MEngetahui lagi Maha
MEngenal “
Q.S. Al Hujurat : 13

Anda mungkin juga menyukai