Anda di halaman 1dari 16

PENDANAAN

PEMBANGUNAN SARANA
DAN PRASARANA DESA
STUDI KASUS : JALAN DESA

ILHAM
Perencana Madya
REFERENSI YANG DIGUNAKAN :
1. UU No. 38 Th 2004 tentang Jalan
2. PP No. 34 Th 200 6 tentang Jalan
3. UU No. 6 Th 2014 tentang Desa
4. PP No. 43 Th 2014 tentang Peraturan Pelaks UU No. 6 Th 2014
5. Permen DPDTT No. 1 Th 2015 tentang Weweag Desa
6. Permen DPDTT No. 5 Th 2015 ttg Perioritas Pengg Dana Desa 2015
7. UU No. 23 Th 2014 tentang Pemerintah Daerah
8. Permendagri No. 14 Th 2016 ttg Perubahan ke 2 Permendagri No.
32 Th 2011 ttg Pedoman Pemberiahan Hibah & Bansos
WEWENANG PENYELENGGARAAN JALAN DESA
 Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan
meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa. (UU
No. 38/2004 Ps16 ayat 1)
 Namun menurut Lampiran UU No. 23/2014 Pembagian Urusan
Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
kewenangan kabupaten adalah penyelenggaraan jalan
kabupaten
 Wewenang penyelenggaraan jalan meliputi :
 pengaturan,
 pembinaan,
 pembangunan, dan
 pengawasan.
 Penyelenggaraan jalan kabupaten/kota dan jalan desa
dilaksanakan oleh bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk. (PP
No. 34/2006 Ps 58 ayat 3)
KEWENANGAN DESA
(UU No. 6/2014 Ps 19 dan PP No. 43/2014 Ps 33)
Kewenangan Desa meliputi :
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KEWENANGAN DESA
Penjelasan Pasal 19 huruf b UU No. 6/2014 :
Yang dimaksud dengan “kewenangan lokal berskala Desa” adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan
oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa, antara lain :
 tambatan perahu,
 pasar Desa,
 tempat pemandian umum,
 saluran irigasi,
 sanitasi lingkungan,
 pos pelayanan terpadu,
 sanggar seni dan belajar,
 serta perpustakaan Desa,
 embung Desa, dan
 Jalan Desa.
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
(PP No. 43/2014 Ps 34 ayat 2 & PP No. 47/2015 Ps 34 ayat 2)
Kewenangan lokal berskala Desa paling sedikit terdiri atas kewenangan:
a. pengelolaan tambatan perahu;
b. pengelolaan pasar Desa;
c. pengelolaan tempat pemandian umum;
d. pengelolaan jaringan irigasi;
e. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu;
g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
i. pengelolaan embung Desa;
j. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
k. Pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke wilayah pertanian.
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DIBIDANG
SARANA DAN PRASARANA
(Permen DPDTT No. 1 Th 2015 Ps 11) antara lain meliputi:
a. pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai Desa;
b. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;
c. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani;
d. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;
e. pembangunan energi baru dan terbarukan;
f. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah;
g. pengelolaan pemakaman Desa dan petilasan;
h. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;
i. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa;
j. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;
k. pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa;
l. pembangunan dan pemeliharaan taman Desa;
m. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya
perikanan; dan
n. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa.
URUSAN WEWENANG KABUPATEN YANG
DITUGASKAN KEPADA DESA
(UU No. 23 Th 2014 Ps 20 Ayat 3 & 4)
 Ayat (3) :
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota
diselenggarakan sendiri oleh Daerah kabupaten/ kota atau dapat ditugaskan sebagian
pelaksanaannya kepada Desa
Penjelasan ayat 3 :
Yang dimaksud dengan “ditugaskan sebagian pelaksanaannya kepada Desa” dalam
ketentuan ini adalah pemberian tugas dari bupati/wali kota kepada Desa yang bukan
merupakan penerapan asas Tugas Pembantuan, sehingga tugas yang diserahkan
kepada Desa tidak menjadi kewenangan yang dikelola sendiri oleh pemerintah desa.
Pemerintah desa bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui camat terhadap
tugas yang diserahkan kepadanya.

 Ayat (4) :
Penugasan oleh Daerah kabupaten/kota kepada Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan dengan peraturan bupati/wali kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Program Sektoral Dan Program Daerah Yang Masuk Ke Desa
(Ps 122 PP No. 43/2014)
(1) Pemerintah, pemprov, dan pemkab/kota menyelenggarakan program
sektoral dan program daerah yang masuk ke Desa.
(2) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinformasikan kepada
Pemerintah Desa untuk diintegrasikan ke dalam pembangunan Desa.
(3) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berskala lokal Desa
dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.
(4) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam lampiran
APB Desa.
Penjelasan Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “didelegasikan pelaksanaannya” adalah penyerahan
pelaksanaan kegiatan, anggaran pembangunan, dan aset dari Pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Desa.
KEUANGAN DESA
(UU No. 6/2014 Ps 72 ayat 1)
 Pendapatan Desa bersumber dari :
a. pendapatan asli Desa ………..dst
b. alokasi APBN;
c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
Kabupaten/Kota;
d. ADD yang merupakan bagian dari dana perimbangan
yang diterima Kab/Kota;
e. bantuan keuangan dari APBD Prov & APBD Kab/Kota;
f. Hibah dari pihak ketiga…..dst
PENDANAAN DESA
 Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan hak asal
usul dan kewenangan lokal berskala Desa didanai oleh APB
Desa. (PP No. 43/2014 Ps 90 ayat 1)
 Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala Desa selain
didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai oleh APBN dan
APBD. (PP No. 43/2014 Ps 90 ayat 2)
 Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan
oleh pemerintah daerah didanai oleh APBD. (PP No.
43/2014 Ps 90 ayat 5)
 Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui
rekening kas Desa dan penggunaannya ditetapkan dalam
APB Desa.(PP No. 43/2014 Ps 91)
BANTUAN KEUANGAN KEPADA DESA
(PP No. 43 Th 2014 Pasal 98)
(1) Pemprov dan pemkab/kota dapat memberikan bantuan keuangan
yang bersumber dari APBD provinsi dan APBD kab/kota kepada Desa.
(2) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersifat umum dan khusus.
(3) Bantuan keuangan yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya
kepada Desa penerima bantuan dalam rangka membantu
pelaksanaan tugas pemerintah daerah di Desa.
(4) Bantuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) peruntukan dan pengelolaannya ditetapkan oleh pemerintah
daerah pemberi bantuan dalam rangka percepatan pembangunan
Desa dan pemberdayaan masyarakat.
APB DESA
(Pasal 102 PP No. 43/2014)

 Bupati/walikota menginformasikan kepada


kepala Desa:
 rencana ADD,
 bagian bagi hasil pajak dan retribusi
kab/kota untuk Desa, serta
 bantuan keuangan yang bersumber dari
APBD kab/kota.
KESIMPULAN
 Mengingat penyelenggaraan jalan desa adalah kewenangan
pemerintah kabupaten, yang meliputi kegiatan :
 Pengaturan
 Pembinaan
 Pembangunan
 Pengawasan.
 Sementara Pemerintah Desa juga mempunyai kewenangan
melaksanakan Pembangunan dan pemeliharaan Jalan Desa,
 Sehingga dipandang perlu adanya pembagian peran/tugas
antara pemerintah kabupaten dan pemerintah desa untuk
penanganan jalan desa.
KESIMPULAN
 Adapun pembagian tugas/peran tersebut sebaiknya diatur
sebagai berikut :
 Pemerintah Desa melaksanakan pembangunan dan
pemeliharaan jalan desa
 Pemerintah kabupaten melaksanakan pengaturan,
pembinaan, dan pengawasan jalan desa.
 Dengan demikian tidak terjadi adanya 2 institusi yang
melaksanakan kegiatan pada objek yang sama.
 Sehingga pemerintah kabupaten cq Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang bisa lebih fokus kepada pelaksanaan
pembangunan jalan kabupaten.
KESIMPULAN
 Untuk pendanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan
desa yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dapat
menggunakan sumber dana yang berasal dari :
 Dana Desa (DD) bersumber dari APBN
 Alokasi Dana Desa (ADD) bersumber dari APBD
 Bantuan Keuangan dari Pemkab Cianjur
 Bantuan Keuangan dari Pemprov Jabar
► Untuk kegiatan pengaturan, pembinaan dan pengawasan
jalan desa, menggunakan alokasi anggaran pada Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yang pelaksanaan
kegiatannya dapat dilakukan oleh Bidang Jasa Konstruksi
dan Pembinaan Teknik.

Anda mungkin juga menyukai