“Perawat Bedah’’
Kelompok 2 ( Kelas A )
Niken Larasati (1010171179)
Muhammad Ramadhan (1010171016)
Tamara Almaida (1010171041)
Dina Novita Rahmi (1010171049)
Siti Diana Sofiya (1010171150)
Desi Puspita sari (1010171007)
Mitha Widyasari (1010171049)
Definisi
Etika profesi perawat bedah merupakan bagian dari
keperawatan, dalam bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan,pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
Peraturan yang mendukung
Diploma IV (D4)
D4 memiliki KUALIFIKASI yang sama dengan S1, namun KOMPETENSI-nya berbeda. Pendidikan vokasi
merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian
terapan tertentu sampai program sarjana terapan. D4 sendiri dengan Lulusan Jurusan Keperawatan akan
mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) yang didapatkan setelah melalui tahap praktek klinik dengan
masa pendidikan 8 semester hingga 10 semester.
S1 Keperawatan + Ners
Di karenakan S1 keperawatan harus melengkapi diri dengan profesi sebagai syarat bekerja
sebagai KLINISI atau Rumah Sakit. Pasalnya NERS atau Professi itu adalah Acuan untuk
bekerja di Rumah Sakit. Kompetensi yang di dapat saat NERS adalah nilai baku yang di gunakan
nanti saat Berpraktik Sebagai Klinisi, baik di Rumah Sakit ataupun Perusahaan Berkelas
International.
Lama dari pendidikan S1 8 semester dan ditambah Ners sekitar 2 semester, total 10 semester.
Untuk gelar S1 yaitu (S.Kep). ditambah Ners yaitu (Ns. S.Kep).
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI),
bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
Kode Etik Perawat Bedah
Maka sudah sewajarnya pelaku dijerat pasal berlapis bukan hanya melanggar
kode etik perawat tapi juga melakukan penipuan dengan mengaku sebagai
dokter bedah hingga menghilangkan nyawa orang lain .
Sebagai efek jera bagi pelaku juga peringatan bagi tenaga kesehatan yang lain
agar menjalankan profesinya sesuai dengan hukum yang berlaku dan kode
etik profesi yang berlaku
Saran
Dengan banyaknya tuntutan pelayanan profesional melalui
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang apabila
melakukan kesalahan dan kelalaian akan diperhadapkan pada
suatu tuntutan baik dari organisasi profesi, organisasi pelayanan
kesehatan, dan tututan hukum. Oleh sebab itu kita dituntut untuk
bekerja sesuai dengan kode etik dan hukum yang berlaku dan
terus meningkatkan ilmu pengetahuan agar mampu memberikan
pelayanan kesehatan secara sempurna tanpa harus menipu atau
merugikan pasien/masyarakat.
Kesimpulan
• Malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang disengaja
(intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan
kelalaian, ataupun suatu kekurang-mahiran/ketidakkompetena
yang tidak beralasan.
• Berdasarkan uraian sebelumnya, jelas bahwa masalah
malpraktek bersifat kompleks karena berbagai faktor yang
terkait di dalamnya. Perawat profesional dituntut untuk selalu
meningkatkan kemampuannya untuk mengikuti perkembangan
yang terjadi, baik perkembangan IPTEK khusunya IPTEK
keperawatan serta tuntunan dan kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat.
Daftar Pustaka
• https://aboutperawat.blogspot.com/2017/12/jenja
ng-pendidikan-keperawatan-yang.html?m=1
• https://www.academia.edu/31834467/Pedoman_
Pelayanan_Bedah
• Surabaya.tribunnews.com
• www.academia.edu/11042415/kasus_malpraktek
_di_pemekasan_madura
TERIMA KASIH