Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“Jaringan Tulang”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
JARINGAN TULANG: KARTILAGO DAN
TULANG
KARTILAGO
Karakteristik Kartilago
Kartilago adalah bentuk khusus jaringan ikat yang juga berkembang dari
sel mesenkim. Serupa dengan jaringan ikat lain di tubuh, kartilago terdiri atas sel
dan matriks ekstrasel yang dibentuk oleh serat jaringan ikat dan substansi dasar.
Namun, berbeda dengan jaringan ikat lain, kartilago tidak mempunyai pasokan
darah langsung, atau bersifat nonvascular (avaskular). Kartilago mendapatkan
nutrisi dan mengeluarkan sisa metabolisme melalui difusi matriks ekstrasel.
Jenis Kartilago
Kartilago Hialin
Kartilago hialin merupakan jenis tersering. Pada embrio, kartilago hialin
berfungsi sebagai model untuk sebagian besar tulang. Seiring dengan tumbuhnya
individu, model kartilago secara gradual diganti oleh tulang melalu proses yang
disebut osifikasi endokondral. Pada tulang individu muda yang tengan tumbuh,
kartilago hialin menetap di lempeng epifisis, yang keberadaannya memungkinkan
tulang tumbuh memanjang. Pada orang dewasa, sebagian besar model kartilago
hialin telah digantikan oleh tulang, kecuali di permukaan sendi tulang, ujung iga
(tulang rawan iga), hidung, laring, trakea, dan di bronkus. Di sini, kartilago hialin
menetap seumur hidup dan tidak mengalami klasifikasi menjadi tulang.
3
Kartilago Elastik
Kartliago elastik tampak serupa dengan kartilago hialin, kecuali ada
banyak serat elastic bercabang di dalam matriksnya. Kartilago elastik sangat
lentur dan terdapat di telinga luar, dinding tuba auditoria, epiglottis dan laring.
Fibrokartilago
Fibrokartilago ditandai oleh adanya sejumlah besar berkas serat kolagen
kasar yang ireguler dan padat di matriksnya. Berbeda dari kartilago hialin dan
elastik, fibrokartilago terdiri atas lapisan-lapisan matriks kartilago dan lapisan
padat serat kolagen tipe I yang tebal dan kuat secara berselang seling. Serat-serat
kolagen secara normal berorientasi sesuai arah stres fungsional. Fibrokartilago
memiliki distribusi yang terbatas di tubuh dan terutama ditemukan di diskus
intervertebralis, simifisis pubis, dan sendi tertentu.
Perikondrium
Sebagian besar kartilago hialin dan elastik dikelilingi oleh lapisan perifer
berupa jaringan ikat ireguler padat tervaskularisasi yang disebut perikondrium.
Lapisan fibrosa luarnya mengandung serat kolagen tipe I dan fibroblast. Lapisan
dalam perikondrium bersifat seluler dan mengandung sel kondrogenik yang akan
berdefisiensi membentuk kondroblast yang mengeluarkan matriks kartilago.
Namun, katrilago hialin di permukaan tulang yang bersendi memiliki permukaan
yang bebas dan tidak dilapisi perikondrium. Demikian juga,karena fibrokartilago
selalu berkaitan dengan serat kolagen jaringan ikat padat, kartilago ini tidak
memperlihatkan perikondrium seperti pada kartilago jenis lain.
Matriks Kartilago
4
jaringan setengah kaku dan dapat berfungsi sebagai peredam kejut. Di dalam
matriksnya terbenam serar elastic dan kolagen dalam berbagai proporsi. Proporsi
serat-serat ini menandai kartilago sebagai kartilago hialin, kartilago elastik, atau
fibrokartilago.
Kartilago hialin terdiri atas serat kolagen tipe II halus yang terbenam
dalam matriks amorfik padar kaya air serta proteoglikan dan glikoprotein
structural. Sebagian besar proteoglikan di matriks kartllago ini berada dalam
bentuk agregat proteoglikan besar yang mengandung glikosaminoglikan sulfat
yang terhubung dengan protein-protein inti serta serat-serat halus matriks kolagen.
Terdapat banyak ion bermuatan negative karena adanya molekul proteoglikan
besar yang menarik ratusan ion Na+ sehingga terjadi penarikan molekul air dan
hidrasi matriks kartilago.
5
mengelilingi kartilago janin nonvascular. Pada tahap ini, lakuna di sekitar
kondroblast janin (4,7) tidak terlihat dan kondroblast (4,7) mirip dengan sel mirip
dengan sel mesenkim superficial (1). Kondroblast janin (4,7) tersebar secara acak
tanpa membentuk kelompok-kelompok isogen dan mengeluarkan matriks
kartilago antarsel (8).
6
Gambar ini memperlihatkan potongan lempeng kartilago hialin dari trakea.
Perikondrium (5) dengan fibroblast (7) mengelilingi kartilago. Lapisan
kondrogenik (4) di bagian dalam menghasilkan kondroblast (8) yang
berdiferensiasi menjadi kondrosit. Kondrosit dalam lakuna tampak sendiri-sendiri
atau dalam kelompok yang isogen (3). Lakuna dan kondrosit (3) di bagian tengah
lempeng kartilago tampak besar dan sferis, tetapi secara progresif menjadi lebih
pipih kea rah perifer menjadi kondroblast (8) yang berdiferensiasi. Matriks
interteritorial (1) (antarsel) berwarna terang, sementara matriks territorial (2) di
sekitar lakuna terwarnai lebih gelap.
Jaringan ikat (10) vascular (9) dan kelenjar trakea dengan unit sekretorik
mirip anggur yang disebut asinus terlihat di dekat kartilago. Asinus serosa (11)
menghasilkan sekresi encer, sementara asinus mukosa (12) mengeluarkan muskus
pelumas. Duktus ekskretorius (6) menyalurkan sekret ini ke lumen trakea.
7
Sel dan Matriks Kartilago Hialin Matur
8
Fotomikograf suatu bagian dari tulang yang tengah tumbuh memperlihatkan
bagian dari kartilago hialin dan matriksnya (1) yang khas homogeny. Di dalam
matriks (1) terdapat sel-sel kartilago hialin matur, kondrosit (3) dalam lakuna (2).
Di sekitar kartilago hialin, terdapat jaringan ikat ireguler padat, perikondrium (5).
Di permukaan dalam perikondrium (5), terdapat lapisan kondrogenik (4).
Perhatikan bahwa sel-sel yang lebih sentral di kartilago tampak sebagai kondrosit
bulat, sedangkan sel-sel di perifer lebih pipih dan tampak sebagai kondroblast
tipikal.
9
Kartilago Elastik: Epligotis
10
Fotomikograf potongan epiglotis ini memperlihatkan bahwa jenis struktur
ini ditandai oleh adanya kartilago dengan serat elastic (2) yang halus dan
bercabang dalam matriksnya (5), selain kondrosit (3) dan lakuna (4). Adanya serat
elastik (2) memberi kartilago ini fleksibilitas selain tunjangan. Kartilago elastik
dikelilingi oleh satu lapisan jaringan ikat ireguler padat, perikondrium (1).
Pada kartilago fibrosa, matriks (5) terisi oleh serat kolagen (2,6) padat,
yang sering memperlihatkan susunan parallel, seperti yang terlihat di tendo.
Kondrosit (1,4) kecil dalam lakuna (3) biasanya terdistribusi dalam barisan (4) di
dalam matriks kartilago fibrosa (5), dan tidak secara acak atau dalam kelompok
isogen, seperti yang dijumpai pada kartilago hialin atau elastik. Semua kondrosit
dan lakuna (1,3,4) memiliki ukuran yang sama; tidak terdapat gradasi dari
kondrosit sentral besar ke sel perifer yang lebih kecil dan pipih.
11
satu berkas biasanya sejajar, tetapi berkas kolagen dapat berjalan ke arah yang
berbeda-beda.
Ringkasan
Karateristik Kartilago
- Terbentuk dari mesenkim dan terdiri atas sel, serat jaringan ikat, dan
substansi dasar.
- Nonvaskular, mendapat nutrien melalui difusi melintasi substansi dasar.
- Melakukan banyak fungsi penunjang.
- Sel-selnya adalah kondrosit dan kondroblast.
- Terdapat tiga jenis kartilago, yaitu hialin, elastic, dan fibrosa
(fibrokartilago)
Kartilago Hialin
12
- Pada tulang yang sedang terbentuk, kartilago terdapat di lempeng epifisis
untuk pertumbuhan panjang tulang.
- Diganti oleh tulang sewaktu osifikasi endokondral.
- Mengandung serabut kolagen tipe II yang tidak terlihat dalam sediaan
histologist karena indeks pantul yang serupa dengan indeks pantul
substansi dasar.
- Pada orang dewasa, terdapat di permukaan persendian, ujung iga, hidung,
laring, trakea, dan bronkus.
Kartilago Elastik
Fibrokartilago
- Terisi oleh berkas padat serat kolagen tipe I yang siliih berganti dengan
matriks kartilago.
- Memberikan kekuatan tegang, menahan beban, dan menahan tekanan.
- Ditemukan di diskus intervertebralis, simfisis pubis, dan sendi tertentu.
Perikondrium
Matriks Kartilago
Sel kartilago
13
- Sel mesinkim primitive berdiferensiasi menjadi kondroblast yang
membentuk matriks kartilago,
- Mesenkim juga berdiferensiasi menjadi fibrblast perikondrium.
- Sel kartilago matur, yaitu kondrosit, terbungkus dalam lakuna.
- Fungsi utama kondrosit adalah untuk mempertahankan matriks kartilago.
- Lapisan dalam jaringan ikat perikondrium bersifat kondrogenik.
- Kartilago tumbuh melalui pertumbuhan interstisial dan aposisional.
TULANG SEJATI
Karakteristik tulang
14
tulang panggul. Selain itu, tulang pada orang dewasa yang mengandung sumsum
merah berfungsi sebagai tempat hemopoiesis (pembentukan sel darah). Tulang
juga merupakan reservoir penting untuk kalsium, fosfat, dan mineral esensial
lainnya. Hampir semua (99%) kalsium dalam tubuh tersimpan ditulang, dari sini
tubuh mengalami kebutuhan kalsium hariannya.
Mikroarsitektur Tulang
Jenis tulang
15
struktural yang konsisten dan terlihat setelah pematangan dan mineralisasi tulang.
Sebaliknya, woven bone (tulang anyam, imatur atau primer) memperlihatkan
susunan serat kolagen yang acak dan berorientasi ke segala arah. Jenis susunan ini
bersifat nonlamelar. Tulang anyam dijumpai pada janin sewaktu awal
pembentukan tulang dan pada penyembuhan fraktur tulang. Tulang anyam juga
bersifat sementara, dan seiring dengan bertambahnya usia, tulang ini diganti oleh
tulang lamelar atau tulang matur pada kehidupan pascalahir.
Tulang yang sedang terbentuk dan tulang dewasa memiliki empat jenis sel
: sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklast.
16
mineralisasi osteoid dengan mengeluarkan vesikel matriks, berfungsi sebagai
pusat pembentukan kristal hidroksiapatit dan langkah pertama kalsifikasi.
Kalsifikasi lebih lanjut mengelilingi dan membenamkan serat kolagen dan
berbagai glikoprotein.
17
koordinasikan dengan remodeling tulang oleh osteoklast .aktifitas terpadu antara
kedua jenis sel ini mempertahankan pembentukan tulang dan masa tulang yang
tetap.
Matriks tulang
Pembentukan tulang dimulai pada masa embrio pada masa embrio oleh
dua proses berbeda, osifikasi endokondral dan osifikasi intramembranosa.
18
Meskipun tulang yang berbentuk diproduksi oleh dua metode berbeda, terdapat
kesamaan struktur histologis atau morfologi.
Oksifikasi endokondral
Sebagian besar tulang di tubuh terbentuk melalui proses osifikasi
endokondral yang berarti model kartilago hialin temporer mendahului
pembentukan tulang. metode osifikasi ini memungkinkan model untuk tumbuh
memanjang dan melebar. Sel-sel mesenkim berproliferasi dan berdiferensiasi
menjadi kondroblast, membentuk model kartilago untuk calon tulang. model
kartilago ini yang dikelilingi oleh jaringan ikat perikondrium, terus tumbuh secara
interstisial atau aposisional dan terutama untuk membentuk tulang pendek dan
panjang tubuh. Seiring dengan perkembangannya, kondroblast membelah,
membesar (hipertrofi),dan menjadi matang dan model kartilago hialin mulai
mengalami klasifikasi. Seiring dengan berlangsungnya kalsifikasi model
kartilago, difusi nutrien dan gas melalui matriks kartilago yang terkalsifikasi
tersebut berkurang. Karena itu, kondrosit mulai mengalami degenerasi dan mati,
meninggalkan matriks terkalsifikasi dan terfragmentasi sebagai kerangka
struktural tempat materi tulang mengendap.
19
Jaringan mesenkim, osteoblast, dan permbuluh darah membentuk pusat
osifikasi primer ditulang yang sedang terbentuk dan pertama kali akan muncul di
diafisis atau batang tulang panjang, kemudian diikuti oleh pusat osifikasi sekunder
di epifisis atau permukaan sendi diujung tulang yang memanjang. Di semua
tulang panjang yang tumbuh, kartilago di diafisis dan epifisis secara perlahan akan
diganti oleh tulang, kecuali di regio lempeng epifisis yang terletak diantara
diafisis dan epifisis. Pertumbuhan kartilago di regio ini berlanjut dan bertanggung
jawab atas pemanjangan tulang hingga berhenti tumbuh. Ekspansi kedua pusat
osifikasi akhirnya akan mengganti semua kartilago dengan tulang, termasuk
lempeng epifisis. Pada saat ini, proses pemanjangan tulang pun berhenti, satu-
satunya pengecualian kartilago hialin yang tidak terganti oleh tulang adalah ujung
bebas atau ujung persendian tulang. di sini, lapisan kartilago hialin permanen
menutupi tulang dan disebut kartilago sendi.
Osifikasi intramembranosa
Pada osifikasi intramembranosa, pembentukan tulang tidak didahului oleh
model kartilago hialin. Tulang terbentuk dari pemadatan jaringan ikat mesenkim
yang membentuk pusat osifikasi. Sebagian besar tulang pipih terbentuk dengan
cara ini. Sel-sel mesenkim berdiferensiasi langsung menjadi osteoblasy yang
menhasilkan matriks osteoid dan dengan cepat mengalami kalsifikasi. Terbentuk
banyak pusat osifikasi yang saling beranastomosis dan menghasilkan anyaman
tulang spongiosa yang terdiri atas batangan, lempeng, dan sirip-sirip tipis yang di
sebut trabekula. Di antara trabekula terdapat jaringan hemopoietik. Osteoblast
kemudian di kelilingi oleh tulang di lakuna dan menjadi osteosit. Seperti pada
osifikasi endokondral, sekali terperangkap di lakuna, osteosit membentuk koneksi
antar sel yang kompleks melalui kanalikulus.
20
Selama osifikasi endokondral, tulang mula-mula terbentuk sebagai model
kartilago hialin embrio. Seiring dengan kemajuan pembentukan tulang, model
kartilago kemudian digantikan oleh tulang. proses osifikasi endokondral dapat
diikuti dengan memeriksa bagian atas gambar dan melanjutkannya ke bawah.
21
terbentuk disebut periosteum (5,6,17) dan bagian ini kini merupakan zona
osifikasi (4). Dalam ilustrasi ini , tulang berwarna merah tua. Sel osteoprogenitor
dari periosteum dalam (6) terus berdiferisiasi menjadi osteoblast, mengendapkan
osteoit dan tulang (8) disekitar lempeng kartilago (15)yang tersisa dan membentuk
kerah tulang periosteum(7).
Sumsum tulang merah (16) mengisi rongga tulang yang baru terbentuk
dengan sel hemopoietik (pembentuk darah). Serat jaringan ikat retikuler halus di
sumsum tulang (16) tersamarkan oleh massa eritrosit, granulosit, megakariosit
(12), spikulum tulang (11,22), sinusoid-sinusoiddarah (20) yang banyak, kapiler
dan pembuluh darah yang sedang terbentuk.
22
Kondrosit yang berproliferasi (1, 14) tersusun dalam kolom-kolom vertikal
tersendiri. Di bawahnya terdapat zona kondrosit hipertrofik (2, 15). kondrosit dan
lakuna mengalami hipertrofi akibat meningkatnya glikogen dan akumulasi lipid di
sitoplasma dan nukleus membengkak. Sitoplasma kondrosit hipertrofik (2,15)
mengalami vakuolisasi (16) nukleusnya menjadi piknotik, dan lempeng tipis
kartilago kemudian dikelilingi oleh matriks terkalsifikasi (5,17).
23
di kelilingi oleh jaringan ikat perikondrium (8). Rongga sumsum ditulang baru
dikelilingi oleh jaringan ikat periosteum (9).
Di tulang bawah, terlihat lempeng epifisis (16) aktif anatara pusat osifikasi
sekunder (5) dan batang tulang yang sedang terbentuk. Zona kondrosit proliferatif
(7) dan zona kondrosit hipertrofik serta kalsifikasi kartilago(8) terlihat dengan
jelas dilempeng epifisi (16) spikulum kartilago terkalsifikasi (9,15) yang kecil dan
diklilingi oleh bahan tulang berwarna merah dan rongga sumsum tulang primitif
24
dengan hemopoiesis (4,17)terlihat dibatang tulang dan pusat osifikasi sekunder
(5).jugaterlihat sebuah megakariosit (18) di rongga sumsum tulang (17)bagian
bawah jaringan ikat, periosteum(19), mengelilingi tulang kompak (10).
Ilustrasi ini menunjukan sumsum tulang primitif (15) dan osteon yang
sedang terbentuk pada sebuah tulang kompak. kuntum vaskular jaringan ikat dari
periosteum atau endosterum menginvasi dan mengerus tulang serta membentuk
osteon primitif. rekonstruksi atau remodeling tulang akan berlanjut seiring
dengan penguraian osteon-osteon lama yang diikutioleh pembentukan osteon –
osteon baru.
Matriks tulang (11) baru dan spikulum tulang (12) pada suatu tulang
kompak imatur berwarna merah tua dengan eosin karena adanya serat kolangen di
matriks.terlihat banyak osteon primit,pada potongan transversal ,dengan kanalis
sentralis (havers) (2,9) besar yang dikelilingi oleh lamela (9) tulang konsentris dan
osteosit dalam lakuna (10). kanalis sentralis (havers)(2,9) mengandung jaringan
ikat osteogenik primitif (13) dan pembuluh darah (2). pengendapan tulang
berlanjut disebagian osteon primitif (2,9) seperti yang di tunjukan oleh adanya
osteoblast (1,14) disekitar kanalis sentralis (havers) (2,9) dan tepi lamela tulang
terdalam. pada berapa osteon,terbentuk osteoklast (6) berinti banyak yang
mengikis cekungan dangkal yang disebut lakuna howship (5) ditulang.osteoklast
25
(6) terus meresorbsi dan melakukan remodeling tulang selama proses
pembentukannya.
Di bawah periosteum (3,10) terdapat tulang yang sedang terbentuk sel sel
di periosteum (3,10) telah berdiferensial menjadi osteoblast (6,10) dan
membentuk banyak anastomosis trabekula tulang (7,11) yang mengelilingi rongga
sum sum (8,15) primitif. di rongga sumsum (8,15) terdapat sel dan serat jaringan
26
ikat embrional ,pembuluh darah (4) arteriol (12), saraf di perifer ,serat kolagen
periosteum (3,10) bersambungan dengan serat janringan ikat embrional rongga
sumsum didekatnya (3) dan dekat dengan serat kolangen didalamnya trabekula
tulang (7,11) osteoblast (6,11) secara aktif mengendapkan matriks tulang dan
ditemukan dalam susunan linier disepanjang trabekula tulang (7,11) yang tengah
terbentuk. osteoid (14) yang merupakan matriks tulang yang baru dibentuk
,terlihat ditepi trabekula tulang tertentu.
Osteosit (5) terletak dilakuna trabekula (7,11),osteoklast (13) adalah sel
besar berinti banyak yang berkaitan dengan resorpsi dan remodeling tulan
sewaktu pembentukan tulang.
27
Tulang kanselosa (spogiosa) terutama terdiri atas trabekula tulang (5)
ramping yang bercabang .beranastomosis dan menutupi rongga sumsum dengan
pembuluh darah (4) yang ireguler. periosteum (2,7) yang mengelilingi trabeluka
(5) tulang spongiosa bergabung dengan jaringan ikat irefguler padat dengan
pembuluh darah (1) di bawah periosteum (2,7), trabeluka tulang (5) menyatu
dengan lapisan tipis tulang kompak (9) yang mengandung osteon primitif (6) dan
osteon matur (sistem havers ) (8) dengan lamela kosentris.
Kecuali lamela kosentris di soteon primitif (6) dan osteon matur (8) tulang
yang dibawah periosteum (2,) dan trabeluka tulang (5) memperlihatkan lamela
sejajar. osteosit (3) dilakuna terlihat di trabeluka (5) dan tulang kompak
28
Fotomikograf ini memperlihatkan potongan tulang spongiosa dari strenum.
Tulang spongiosa tersusun dari banyak trabekula tulang (1) yang dipisahkan
rongga sumsum (5) yang mengandung pembuluh darah (7) dan berbagai jenis sel
darah (8). Trabekula tulang (1) dilapisi oleh suatu lapisan tipis dalam sel.sel yang
disebut endosteum (4,6) menghasilkan osteoblast matriks tulang yang telah
terbentuk mengandung banyak osteoit dalam lakuna (2) osteoklast (3) yang besar
dan berinti banyak mengikis atau meremodeling matriks tulang yang telah
terbentu. Osteoklast (1) mengikis bagian tulang melalui kerja enzim dan menetap
di cekungan erosif yang disebut lakuna howship.
Tulang
29
Gambar ini memperlihatkan potongan transversal dari sebuah tulang
kompak yang dikeringkan. Tulang digosok menjadi potongan tipis untuk
memperlihatkan kana kanal kosong untuk untuk pembuluh darah .dilakuna untuk
osteosit dan kanalikus penghubung.
30
darah,saraf.batas antara masing masing osteon (3,10) dipertegas oleh garis refaktil
matriks tulang yang mengalami modifikasi yang dinamai secra garis semen (,10)
anastomosis antara kanalis sentralis (3a) disebut kanalis perforans (volkman) (6).
Gambar ini mewakili sebuah daerah kecil tulang kompak kering, yang
digosok pada bidang longidutinal. Karena kanalis sentralis (1,9) berjalan secara
longidutinal masing-masing kanalis sentralis terlihat sebagai saluran vertikal yang
melihatkan percabangan, kanalis sentralis (1,9) dikelilibngi oleh lamela (2,6)
dengan lakuna ( 4) dan kanalikus (5) berjalan radia lamela (2,6) lakuna (4) dan
tepi tepi osteon . garsi segemn (3,8) berjalan sejajar dengan kanalis sentralis (
1,9).
Kanal lain yang berjalan secara transversal atau oblik disebut kanalis
perforans (volkman) (7). Kanalis perforans (7) menyatuka kanalis sentralis (1,9) .
osteon dengan rongga sumsum. Kanalis perforans (7) tidak memiliki lamela
kosentrik, namun menembus langsung lamela (2,6).
31
Tulang kompak kering : osteon (potongan transversal)
Perbesaran lebih kuat memperlihatkan detil satu osteon dan bagian bagian
osteon di dekatnya di bagian tengah osteon, terdapat kanalis sentralis (havers) (3)
yang berwarna gelap dan dikelilingi oleh lamela kosentris (4). Diantara osteon
osteon yang berdekatan terdapat lamela intersetialis (5).struktur gelap berbentuk
almond diantara lamela lamela (4) adalah lakuna (1,7) yang dihuni oleh osteosit
pada tulang hidup.
Kanalikus (2) kecil memancar dari masing masing lakuna (1,7) ke lakuna
di dekatnya dan membentuk sistem kanalikus (2) yang saling berkomunikasi
diseluruh matriks tulng dan didalam kanalis sentralis (3). Kanalikus(2)
mengandung juluran juluran sitoplasma halus dari osteosit. Dengan cara ini,
osteosit disekitar osteon berkomunikasi satu sama lain dan dengan pembuluh
darah dikanalis sentralis. Batas luar osteon dipisahkan oleh garis segmen (6)
Ringkasan
Karakteristik tulang
32
Mineral yang mengendap di matriks tulang menyebabkan struktur menjadi
keras untuk melindungi berbagai organ
Berfungsi dalam hemopoiesis dan merupakan tempat cadangan kalsium
dan mineral
Mikroasitektur tulang
Jenis tulang
33
Osteoblast beradadipermukaan tulang dan membentuk matriks osteoid
dengan serat kolagen berbagai glikoprotein
Osteoblastmengeluarkan vesikel vesikel matriks yang membentuk
hidroksiapatit dan kalsifikasi osteoid
Osteosit adalah osteoblast matur, bercabang terletak dalam lakuna,
mengunakan kanalikulus untuk berkomunikasi dan melakukan pertukaran
produk metabolisme dan nutrien
Osteosit mempertahankan homoestasis tulang dan kosentrasi kalsium dan
fosfat darah
Osteoklast adalah sel berinti banyak yang berperan dalam resorbsi,
remodeling dan perbaikan tulang
Osteoklast berasal dari turunan sel mononuklear makrofag-monositdan
ditemukan di cekungan yang terbentuk oleh kerja enzim (lakuna howship).
Matriks tulang
34
Lempeng epifisis antara diafisis dan epifisis memungkinkan pertambahan
panjang tulang
Pada akhirnya semua kartilago akan digantikan oleh tulang kecuali
kartilago sendi
Osifikasi intramembranosa
Jenis tulang
35
Kalsitonin menghambat osteoklast,menurunkan reabsorsi kalsium,dan
meningkatkan eksresi kalsium di ginjal.
Pada diartrosis, permukaan sendi dari tulang ditutupi tulang rawan hialin
dan dibungkus dalam simpai sendi. Simpai ini terdiri dari lapis fibrosa luar dari
jaringan ikat padat yang menyatu dengan periosteum tulang dan lapis synovial
(sinovium) dalam setebal 25 µm, yang lebih seluler. Yang terakhir ini kadang-
kadang disebut sebagai membran synovial, namun istilah ini menyesatkan karena
mengesankan pelapis epitel seperti ditemukan pada rongga badan lain. Tidak ada
pelapis sel utuh. Di atas sebagian besar permukaannya, jaringan ikat dari
sinovium terpapar langsung pada cairan synovial dalam rongga sendi. Dua jenis
sel ditemukan pada atau dekat permukaan: sel mirip fibroblas yang menghasilkan
kolagen, protoglikan, dan komponen lain dari interstisium, dan makrofag yang
membersihkan debris akibat aus dalam sendi. Limfosit terdapat, dalam jumlah
terbatas, pada lapisan lebih dalam sinovium.
36
Sinovium sangat vaskuler dengan anyaman luas kapiler 10 µm di bawah
permukaan. Sekitar setengah dari kapiler itu bertingkap, umumnya pada sisi kea
rah rongga sendi. Cairan sinovial adalah transudat dari air dan zat terlarut dari
darah dan, karenanya, memiliki komposisi serupa dengan cairan interstisial
jaringan pada umumnya. Pada cairan ini, ditambahkan hialuronat dan sebuah
glikoprotein, lubrisin, dan keduanya adalah molekul dengan sifat pelumas.
Mereka itu diduga disekresikan oleh sel mirip fibroblast dari sinovium. Juga
terdapat dalam jumlah kecil adalah glikoprotein lain yang umumnya ditemukan
dalam tulang rawan tempat mereka menstabilkan ikatan monomer proteoglikan
pada asam hialuronat membentuk agregat. Protein pengikat ini disintesis oleh sel-
sel synovial dalam biakan namun fungsinya, jika ada, cairan synovial tidak
diketahui. Sedikit monosit dan limfosit terdapat dalam cairan sinovial.
37
KATA PENUTUP
Kami berharap para pembaca yang budiman dapat member kritik dan
saran yang membangun kepada kami selaku penulis demi menyempurnakan
makalah ini dan memperbaiki penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami maupun pembaca.
Penulis
38
Daftar Pustaka
39
MAKALAH SITOHISTOLOGI
“JARINGAN TULANG”
disusun oleh:
Kelompok 5
Kelas A Semester 2
1. Anisa Pramadini
2. Elsya
3. Nofi Aryani
40
41