Anda di halaman 1dari 20

Epistaksis

OLEH: CORINA FIQILYIN


PEMBIMBING: DR. YAN WIRAYUDHA, SP.THT
Definisi
Epistaksis: perdarahan akut yang berasal dari
lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring.
Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala
dari suatu kelainan yang hampir 90 % dapat
berhenti sendiri.
Anatomi
Etiologi
Lokal: Sistemik:
◦ trauma ◦ Kelainan darah
◦ Infeksi ◦ Penyakit kardiovaskular
◦ neoplasma ◦ Infeksi sistemik akut
◦ Kelainan kongenital ◦ Gangguan endokrin
◦ Deviasi septum
◦ Pengaruh lingkungan
Patofisiologi
Epitaksis anterior Epistaksis posterior
Diagnosis
Gejala Klinik:
◦ Didapati adanya perdarahan dari lubang hidung
berwarna merah terang
◦ Ada riwayat penyebab lokal dan sistemik seperti yang
telah disebutkan
◦ Pasien biasa tampak pucat akibat anemia yang
disebabkan oleh kehilangan darah yang banyak.
Diagnosis banding
Hemoptisis:
perdarahan di basis cranii yang kemudian darah mengalir
melalui sinus sphenoid ataupun tuba eustachius.
Pemeriksaan Fisik
◦ Pengukuran TD
Rinoskopi anterior
◦ Vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding lateral hidung
dan kokha inferior harus diperiksa dengan cermat
Rinoskopi posterior
◦ Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi posterior penting pada
pasien dengan epistaksis berulang dan sekret hidung
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen sinus
Endoskopi
dan CT-Scan atau
hidung
MRI

Melihat atau
Mengenali
menyingkirkan
neoplasma atau
kemungkinan
infeksi
penyakit lain
Penatalaksanaan

Memperbaiki Menghentikan
KU perdarahan

Mencegah
Mencegah
berulangnya
komplikasi
epistaksis
Tentukan Sumber perdarahan
• pasang tampon anterior dengan adrenalin
1/10.000 dan lidocain atau pantocain
•Tampon ini dibiarkan selama 10-15menit,
evaluasi lokasi perdarahan
Perdarahan Anterior
Epistaksis ringan pada • Duduk dengan kepala ditegakkan
anak • Cuping hidung ditekan ke arah septum selama beberapa menit

• Gulungan kapas yang telah dibasahi dengan anstetik lokal dan


Perdarahan anterior dekongestan lalu masukkan dengan hati-hati kedalam hidung
• Bila perdarahn tidak berhenti, pemasangan tampon diulangi

• Tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras


Bila sumber perdarahn Argenti 20-30%/ asam Triklorasetat 10%
telah terlihat • Elektrokauter

Perdarahan masih terus • Tampon anterior


berlangsung
Perdarahan Posterior

Tampon bellocq
Ligasi Arteri
◦ Ligasi a. Karotis Eksterna
◦ Ligasi a. maxilaris interna
◦ Ligasi a. etmoidalis
◦ Angiografi dan embolisasi
Medikamentosa
Selama pemasangan tampon (3-4 hari), kenyamanan
pasien akan terganggu  pemberian sedatif dan analgesik
Pertimbangan untuk pemberian antibiotik broad spektrum
 untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat kuman
patogen selama pemasangan tampon.
Komplikasi
Akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi aspirasi darah kedalam
saluran napas bawah, juga dapat menyebabkan syok, anemia dan gagal
ginjal.
Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat menimbulkan
hipotensi, hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner sampai infark
miokard sehingga dapat menyebabkan kematian.
Akibat pembuluh darah yang terbuka dapat terjadi infeksi, sehingga
perlu diberikan antibiotic.
Pemasangan tampon dapat menyebabkan rino-sinusitis, otitis media,
septicemia atau toxic shock syndrome.
hemotimpanum sebagai akibat mengalirnya darah melalui tuba
Eustachius, dan air mata berdarah (bloody tears), akibat mengalirnya
darah secara retrograde melalui duktus nasolakrimal.
Prognosis
Tergantung pada penyebab epistaksis.
90% kasus epistaksis anterior dapat berhenti sendiri.
Pada pasien hipertensi dengan/ tanpa anteriosklerosis biasanya terjadi
perdarahan hebat, sering kambuh dan memiliki prognosis buruk.

Anda mungkin juga menyukai