Respiratory Distress Syndrome
Respiratory Distress Syndrome
SYNDROME
12 Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya lebih dari 45 mg%, prognosis lebih buruk,
kadar bilirubin lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan yang sama. Kadar
PaO2 menurun disebabkan kurangnya oksigenasi di dalam paru dan karena adanya pirau arteri-vena.
Kadar PaO2 meninggi, karena gangguan ventilasi dan pengeluaran CO2 sebagai akibat atelektasis paru.
pH darah menurun dan defisit biasa meningkat akibat adanya asidosis respiratorik dan metabolik dalam
tubuh.
b. Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan ini membutuhkan alat yang lengkap dan pelik, frekuensi pernapasan yang meninggi pada
penyakit ini akan memperhatikan
pula perubahan pada fungsi paru lainnya seperti ‘tidal volume’ menurun, ‘lung compliance’ berkurang,
functional residual capacity’ merendah disertai ‘vital capacity’ yang terbatas. Demikian pula fungsi
ventilasi dan perfusi paru akan terganggu.
c. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler Penyelidikan dengan kateterisasi jantung memperhatikan
beberapa perubahan dalam fungsi kardiovaskuler berupa duktus arteriosus paten, pirau dari kiri ke
kanan atau pirau kanan ke kiri (bergantung pada lanjutnya penyakit), menurunnya tekanan arteri paru
dan sistemik.
Asuhan Keperawatan
A. Asuhan keperawatan
a.Pengkajian
1).Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan takhipneu, pernafasan
mendengkur, retraksi subkostal/interkostal, pernafasan cuping hidung, sianosis dan
pucat, hipotonus, apneu, gerakan tubuh berirama, sulit bernafas dan sentakan dagu.
Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian dengan menurunnya
pertukaranudara, nafas menjadi parau dan pernapasan dalam. Pengkajian fisik pada
bayi dan anak dengan kegawatan pernafasan dapat dilihat dari penilaian fungsi
respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler. Penilaian fungsi respirasi meliputi:
2).Frekuensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi.Takhipneu tanpa
tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha kompensasi terhadap
terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok, diare, dehidrasi, ketoasidosis,
diabetikum, keracunan salisilat, dan insufisiensi ginjal kronik. Frekuensi nafas yang
sangat lambat dan ireguler sering terjadi pada hipotermi, kelelahan dan depresi SSP
yang merupakan tanda memburuknya keadaan klinik.
3).Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan
respirasi cuping hidung, retraksi dinding dada,
yang sering dijumpai pada obtruksi jalan nafas
dan penyakit alveolar. Anggukan kepala ke
atas,merintih, stridor dan ekspansi memanjang
menandakan terjadi gangguan mekanik usaha
pernafasan
4).Warna kulitG membran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia, warna kulit tubuh
terlihat berbercak (mottled), tangan dan kaki terlihat kelabu,
pucat dan teraba dingin.
b.Pemeriksaan penunjang
1.Foto rontgen thorak
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kardiomegali bila
sistimlain bila terkena.
2.Pemeriksaan hasil analisa gas darah
Untuk mengetahui adanya hipoksemia, hipokapnia, dan
alkalosis respiratori ( pH > 7,45) pada tahap dini.
3.Tes fungsi paru
Untuk mengetahui keadaan paru kanan dan paru kiri.
Diagnosa Keperawatan