Anda di halaman 1dari 23

FARMAKOKINETIK KLINIK

TEOFILIN

NAMA : ISMIHAYATI NASUTION


NO BP : 1601022
KELAS : VI.A

DOSEN : YONETA SRANGENGE M.Sc, Apt


DEFENISI

Adalah obat yang bermanfaat untuk


mengatasi gejala sesak napas akibat
menyempitnya saluran pernapasan
(bronkospasme) pada asma atau penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK) .

Obat ini bekerja dengan cara mengendurkan otot dalam


saluran pernapasan,serta mengurangi respons saluran
pernapasan terhadap rangsang dari luar.
KONSENTRASI TERAPEUTIK DAN TOKSIK

Rentang konsentrasi terapeutik teofilin adalah 10 mg/L hingga 20 mg/L

Untuk perbaikan fungsi ortgan pernapasan dapat diamati dengan konetrasi serendah 5
mg/L

Untuk penggunaan pada penyakit obstruktif kronis (PPOK), Konsentrasi teofilin yang
berkisar 8 mg/L hingga 15 mg/L menunjukkan peningkatan gejala yang berkaitan
dengan paru meskipun memperkecil keseriusan efek yang merugikan.

Pengobatan pada pasien anak-anak dengan kondisi apne (tidak dapat bernapas secara
temporer) prematur membutuhkan konsntrasi teofilin paling sedikit 5 mg/L dengan
konsentrasi 10 mg/L yang umumnya diterima sebagai konsentrasi terapeutik

Mual dan muntah merupakan efek samping teofilin yang paling umum, efek ini
terjadi pada konsentrasi antara 13 mg/L hingga 15 mg/L
Bila konsentrasi teofilin
meningkat, akan
berkurang proporsional
meningkatkan efek
bronkodilatasi dan
memiliki resiiko tosisitas
teofilin jauh lebih besar
Pasien harus dirawat
pada kemungkinan
konsentrasi teofilin
terendah yang dapat
menghasilkan titik akhir
terapeutik.
BIOAVAIBILITAS

Bentuk sediaan bukan Pelepasan Berkelanjutan


Absorpsi teofilin dan turunan teofilin, saat diberikan baik dalam bentuk
sediaan cair maupun sediaan bukan pelepasan berkelanjutan secara oral, terlihat
cepat dan sempurna. Konsentrasi puncak teofilin 1-2 jam sehingga pemberian oral.

Bentuk sediaan pelepasan berkelanjutan


Dalam hal ini teofilin dilepas secara perlahan-lahan sehingga pasien yang
memetabolisme obat dengan cepat ( seperti anak-anak dan perokok ) dapat
memelihara konsentrasi teofilin berada dalam rentang terapeutik ketika
menggunakan interval dosis lazim6-12 jam. Obat ini diabsopsi secara lengkap.
Untuk produk tersebut yang memiliki durasi absorpsi lebih panjang,
pemberian obat setaip 8-12 jam biasanya dapat diterima. Namun, karena durasi
absorpsi meningkan maka kemungkinan F yang tidak lengkap akan meningkat pula
karena absorpsi muali melebihi waktu transit GI.
KLIRENS

Klirens teofilin rerata adalah 0,04 L/Kg/jam didasarkab berat badan tanpa lemak atau
berat badan ideal.

MEROKOK: perokok memiliki klirens teofilin sekitar 1,5 – 2 kali lipat dari
yang bukan perokok

Gagal jantung kongestif (GJK): menurunkan klirens teofilin menjadi


sekitar 50% dari nilai normal.
Edema pada paru : menurunkan klirens teofilin.
Penyakit paru parah : menurunkan klirens teofilin hingga 80%
Sirosis hati : menurunkan klirens teofilin secara signifikan
DIET MAKANAN

•Pasien mencerna makanan protein tinggi, karbohidrat rendah umumnya


memetabolisme teofilin lebih cepat, kemungkinan karena diet menginduksi enzim
dihati
•Asupan makanan dari metilxantin (sperti kafein): mengurangi lanju metabolisme
teofilin

INTERAKSI OBAT

•Antibiotik golongan makrolida (triasetilolandomisin dan eritromisin:


menurunkan klirens teofilin sebanyak 25% - 50%.
•Ciprofloksasin menunjukkan penurunkan klirens teofilin sebanyak 30%.
•Fenotoin (dilantin) meningkatkan klirens teofilin.
•Simetidin (tagamet) tampak menurunkan metabolisme teofilin sekitar 30%
hingga 40%.
•Rifamisin dapat meningkatkan metabolisme tefolin.
•Isoproterenol IV menunjukkan dapat meningkatkan kliresn teofilin sekitar
20%
VOLUME DISTRIBUSI

Volume distribusi untuk teoflin adalah 0,5 l/kg dan proses


distribusinya mengikuti model kompartemen.
Volume distribusi pada bayi baru lahir prematur adalah = 0,7 L/Kg.
Namun setelah usianya satu tahun, voulume ditribusinya adalah = 0,5
L/kg. Volume distribusi teofilin akan meningkat hingga =0,6 L/Kg
pada pasien penderita fibrosis sistik.

Volume distribusi Teofilin pada subjek obesitas sedikit kontraversial. Menurut


FDA(food and drug administration) bahwa berat badan ideal badan non obes
digunakan untuk menghitung dosis muatan atau volume distribusi sedangkan yang
lainnya menganjurkan bahwa penggunaan berat badan total mungkin lebih cepat.
WAKTU PARUH

• Waktu paruh lazim Teofilin pada pasien dewasa sekitar 8 jam,akan tetapi hal
tersebut cukup bervariasi.
• Waktu paruh teoflin dapat lebih pendek sekitar 3-4 jam pada pasien yang
merokok atau pasien yang mendapat obat yang diketahui menginduksi
metabolisme eofilin.
• Waktu paruh Teofilin dapat lebih panjang sekitar 18-24 jam pada pasien dengan
gagal jantung kongestif yang parah atau pada pasien yang mendapat obat yang
menghambat metabolisme Teofilin.
• Waktu paruh Teofilin pada subjek obes seringkali lebih lama dari 8 jam.
ABSORPSI

Untuk sediaan pelepasan


Absorpsi teofilin dan berkelanjutan, sebagaian
turunan teofilin, saat produk obat ini
diberikan baik dalam bentuk diabsorpsi secara
sediaan cair ataupun bentuk lengkap, akan tetapi
terdapat perbedaan
sediaan bukan pelepasan
yang besar antara
berkelanjutan secara oral,
produk ini dalam hal
absorpsinya cepat. durasi absorpsi
Konsentrasi puncak teofilin Beberapa sediaan ini
sekitar 1-2 jam setelah diabsopsi selama 3-4
pemberian oral. jam, sedangkan yang
lainnya diabsopsi selama
8-12 jam
Untuk sediaan tersebut yang memiliki durasi absopsi
lebih panjang, pemberian obat setiap 8-12 jam biasanya
dapat diterima

Karena durasi absopsi meningkat, kemungkinan bioavaibilitas yang tidak


lengkap akan meningkat pula karena durasi absopsi mulai melebihi waktu
transit gastrointestinal

Teofilin oral diabsorpsi cepat dan sempurna dalam bentuk cairan, kapsul dan tablet tanpa
film. Absorpsi teofillin akan menurun oleh makanan sehingga,sediaan teofillin modified
release dipilih karena diabsorpsi dengan sempurna dan tidak terpengaruh oleh adanya
makanan. Waktu yang dibutuhkan teofillin untuk mencapai kadar puncak adalah 1 jam
untuk sediaan oral dan ½ jam untuk sediaan intravena.
Volume distribusi teofilin adalah sekitar
0,5 L/kg berdasarkan IBW dan pasien
obesitas (> 30% diatas berat badan
ideal), ideal berat badan digunakan untuk
menghitung volume teofilin yang di
distribusi

Teofilin berdistribusi rendah pada


lemak tubuh. Volume distribusi
meningkat pada bayi prematur,
pasien dengan sirosis hepatik, dan
pada lansia
METABOLISME

Metabolisme teofillin dimetabolisme di hepar menjadi 1,3-


dimethyluric acid, 1-methyluric acid, dan 3-methylxanthine.

Metabolisme teofilin melibatkan enzim cytochrome P450 isoenzyme


CYP1A2, CYP2E1, dan CYP3A3. Kadar teofilin dalam plasma
bervariasi terutama pada perokok, pasien dengan gangguan hati dan
gagal jantung, atau jika diberikan bersama dengan obat-obat tertentu.

Kadar teofilin dalam plasma meningkat pada gagal jantung, sirosis,


infeksi virus, pada lanjut usia dan jika ada obat yang menghambat
metabolisme teofilin. Kadar teofilin dalam plasma menurun pada
perokok, dan alkoholisme kronik dan oleh obat yang menginduksi
metabolismenya seperti fenitoin, karbamazepin, rifampisin, dan
barbiturat
EKSRESI

Pembersih obat meningkat pada anak-anak


(usia 1-12 th) , remaja (12-16 th) , perokok
dewasa , perokok lanjut usia, serta pada
fibrosis kistik, dan hipertiroidisme.
Pembersihan obat menurun dalam kondisi
yaitu lansia, gagal jantung kongestif akut,
sirosis)
WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL

Karena waktu paruh rata-rata teofilin sekitar 8jam, pemantauan kosentrasi


teofilin secara rutin biasanya dapat dimulai sekitar 24jam setelah dimulainya
terapi atau setelah perubahan regimen pemeliharaan. Sampel yang diperoleh
lebih cepat, khususnya sampel yang didapat selama 18 jam pertama terapi,
harus ditafsirkan dengan hati hati karena keadaan tunak mungkin belum
tercapai. Pasien yang diterima pusat pengobatan akut seringkali menggunakan
produk teofilin dalam bentuk sediaan pelepasan berkelanjutan sebagai pasien
rawat jalan. Untuk individu seperti ini sampel sampel yang didapatkan dalam 12
hingga 24 jam pertama setelah dirawat mungkin mewakili laju absorpsi teofilin
yang tidak diketahui dari dosis yang diberikan sebelum dirawat.
Pada pasien yang mendapat berbagai bentuk sediaan teofilin selain sediaan infus,
pemantauan secara rutin terhadap konsentrasi teofilin mungkin paling dipercaya
ketika palung diperoleh. Beberapa pasien mungkin memiliki waktu paruh teofilin
yang relatif singkat. Konsentrasi puncak harus diperkirakan dengan
menambahkan peningkatan konsentrasi teofilin yang diharapkan dari dosis
tunggal ke konsentrasi palung seperti pada persamaan 11.1 , terutama krtika efek
samping yang berkaitan dengan teofilin timbul disekitar perkiraan waktu puncak

Css maks = (Css min) + (S)(F) (Dosis)


V
DAFTAR PUSTAKA

Sweetman, S.C, (2009). Martindale 36 The Complete Drug Reference.


London: ThePharmaceutical Press.
Winter, M.E. (2012). Farmakokinetika Klinis Dasar, Edisi 5. Jakarta: EGC.
PERTANYAAN

Nama :Pasien R.J


Usia : 50 tahun
Berat : 80 kg

Diagnosa :
Terlihat diunit gawat Hitunglah dosis muatan dari
darurat dengan asma, tidak amninofilin yang akan
memberikan respon saat menghasilkan konsentrasi teofilin
diinhalasi bronkodilator dan 10mg/L
epinefrin.
Dengan mengasumsikan pasien R.J tidak mendapat
terapi teofilin yang baru. Persamaan 11.2 dapat
digunakan untuk mnentukan dosis muatan
(walaupun dosis sebenarnya akan cenderung
diberikan 30 menit sebagai infusi daripada bolus)

Dosis muatan = (V) (C0)


(S) (F)

Bentuk garam (S) dari amninofilin antara 0,80 atau 0,84 tergantung
apakah bentuknya anhidrat (0,84) atau bentuk hidrat (0,84) seperti
pada kasus iniyang digunakan untuk mencampur produk obat. VD lazim
teofilin sekitar 0,4 L/kg. Jika 0,5 L/kg digunakan volume distribusi pasien
R.J adalah 40 L
V Teofilin = (0,5 L/kg) (Berat)
= (0,5L/kg) (80 kg)
= 40 L

hasil perhitungan dari dosis muatan aminofilin yaitu 500 mg

dosis muatan = (V) (C0)


(S) (F)
= (40L/kg) (80kg)
(0,8) (1)
= 400 mg
0,8
= 500 mg
Dosis aminofilin ini termasuk dalam rentang dosis muatan lazim 300
hingga 500 mg dan konsisten dengan nilai standar 5 hingga 6mg/kg
yang digunakan secara klinis.

Apabila konsentrasi target lebih besar atau lebih rendah dari 10mg/L
adalah sasaranny, dosis lebih besar atau kecil akan dihitung dengan cara
yang sama.

Pada sebagian besar situasi klinis, dosis muatan yang lebih besar dari
500 mg tidak akan diberikan kepada pasien dewasa tanpa melihat dari
ukuran pasien atau melakukan perhitungan farmakokinetika
DAFTAR PUSTAKA

Shargel Leon Yu. 2008. Applied biopharmaceutics &


Pharmacokinetics. USA : The McGraw-Hill
Companies

Winter, M.E. (2012). Farmakokinetika Klinis Dasar,


Edisi 5. Jakarta: EGC.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai