Yogiswara W.A.S
• Skuama : Pedikulosis
• Vesiko bulosa : Impetigo bullosa, varicella, HZ,HS, gigitan serangga,
dermatitis venenata, folikulitis superficialis
• Papulopustul : karbunkel, furunkel, Moluskum Kontagiosum, skabies,
CLM, gigitan serangga
• Eritroskuamosa : eritrasma, dermatofitosis, sifilis grade 2, MH, Morbili
PEDIKULOSIS (KAPITIS,
PUBIS)
PEDIKULOSIS
• Infeksi kulit/rambut manusia disebabkan oleh Pediculus
• Pediculus: parasit obligat yang menghisap darah manusia, dan tidak dapat
bertahan hidup. 48 jam bila diluar pada host
• Transmisi: kontak langsung
Emedicine.medscape. com
Manson’s Tropical disease. 23rd ed. Elsevier-Saunders; 2014
GEJALA KLINIS PEDIKULOSIS
• Pruritus pada daerah kulit kepala, leher, belakang telinga
• Dapat disertai ekskoriasi yang menyebabkan infeksi sekunder; limfadenopati
servikal, konjungtivitis
Emedicine.medscape. com
Manson’s Tropical disease. 23rd ed. Elsevier-Saunders; 2014
GEJALA KLINIS PHTHITRUS PUBIS
• Pruritus
• Pigmentasi abu-kebiruan (maculae cerulae)
• Black dot pada celana dalam berwarna putih krusta berasal dari darah
GEJALA KLINIS
• Pada anak
• Di wajah = sekitar lubang hidung
dan mulut (sumber infeksi)
• Eritema dan vesikel cepat pecah
krusta tebal warna kuning madu
dilepaskan tampak erosi dibawah
• Krusta sering menyebar ke perifer
dan sembuh di bagian tengah
Impetigo
•Impetigo krusta
• Anak <5th
• Wajah, sekitar lubang hidung dan mulut
• Streptococcus B hemoliticus
• Eritem, vesikel, Krusta Kuning madu
• Komplikasi glomerulonephritis 2-5%
• DD ektima
•Impetigo bulosa
• Anak dan dewasa
• Staphylococcus aureus
• Ketiak, dada, punggung
• Eritema, bula, bula hipopion
• DD dermatofitosis
Impetigo neonatorum
Sumber : FK UI edisi 7, fitzpatric’s
•Predisposisi : kortikosteroid
•Jalan masuk infeksi:
• Primer
• Sekunder
• Dermatitis
• Bullous disease
• Insect bite
• Ulcer
• Trauma
• Infeksi cutaneous
•Tatalaksana :
•Bersihkan luka dan krusta
•Gunakan antiseptik (povidone iodine, hydrogen peroxide cream, chlorhexidine) atau salep AB (fusidic acid, mupirocin ,
retapamulin)
•Tutupi area lesi
• AB oral flucloxacillin.
Mencegah rekuren
•AB salep di sekitar hidung
•Sabuni dengan antiseptik setiap hari
•Identifikasi dan obati pasien dengan carier atau penderita
•Tidak menggunakan handuk bersama
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc.; 2012.
GEJALA KLINIS VARISELA-
PRODROMAL
• Tidak ada / ringan
• Tidak umum pada anak-anak, lebih umum pada dewasa → demam,
menggigil, sakit kepala, nyeri umum, sakit punggung, malaise,
anoreksia, beberapa pasien : radang tenggorokan, batuk
• Eksantema → timbul dalam 2 – 3 hari
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
GEJALA KLINIS VARISELA-LESI
• Kebanyakan anak-anak → dimulai dengan timbulnya eksantema
• Kumpulan lesi vesikuler
• Tunggal, diskret / berjumlah sedikit
• Papul → vesikel (tahap awal terlihat sebagai tetesan air / tetesan embun pada daun
mawar; superfisial; dinding tipis; dikelilingi daerah eritema)
• Vesikel → umbilikasi → pustul dan krusta (dalam 8 – 12 jam)
• Krusta lepas dalam 1 – 3 minggu → meninggalkan dasar terdepresi yang berwarna
merah muda
• Mukosa
• Vesikel (tidak sering terlihat) → erosi dangkal
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K,
editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
GEJALA KLINIS VARISELA-DISTRIBUSI
LESI
• Dimulai di daerah wajah dan kulit kepala → menyebar secara inferior
ke batang tubuh dan ekstremitas
• Jumlah >> pada daerah yang paling sedikit mengalami tekanan → punggung
diantara skapula, panggul, aksila, poplitea, dan lipatan antecubiti
• Densitas >> pada batang tubuh dan wajah, << pada ekstremitas
• Telapak tangan dan kaki biasanya tidak terkena
• Mukosa
• Paling sering daerah palatum
• Mukosa hidung, konjungtiva, faring, laring, trakea, saluran cerna, traktus
urinarius, vagina
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
VARISELA
• Kultur virus → diagnosis definitif
• Tes Tzanck → sel giant multinukleasi + epitel dengan badan inklusi
intranuklear asidofilik
• Serologi → ELISA, immunofluorescence assay untuk antibodi, tes
aglutinasi lateks
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K,
editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
PERJALANAN PENYAKIT DAN
PROGNOSIS VARISELA
• Anak-anak pada umumnya → self-limited
• Komplikasi tersering pada anak < 5 tahun → superinfeksi bakteri
(Staphylococcus aureus, Streptococcus grup A), bakteremia
• Komplikasi tersering pada anak usia 5 – 11 tahun → ensefalitis
varisela, sindrom Reye
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
PERJALANAN PENYAKIT DAN
PROGNOSIS VARISELA
• Varisela maternal saat kehamilan trimester I :
• Fetus → sindrom varisela fetus (hipoplasia ekstremitas, kerusakan mata dan
otak, lesi kulit) pada 2% fetus yang terinfeksi
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K,
editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
PENCEGAHAN VARISELA
• Imunisasi
• Me↑ imunitas humoral dan imunitas yang diperantarai sel terhadap virus
• Me↓ insiden HZ di populasi
• Efek samping → ruam, reaksi tempat suntikan
• Rekomendasi The Advisory Committee on Immunization Practises (ACIP) →
anak-anak usia 12 – 18 bulan; anak-anak yang rentan > 13 tahun, remaja, dan
dewasa; individu rentan yang yang berisiko tinggi untuk terpapar / tertular;
pencegahan pasca paparan dan kontrol wabah; institusi (day care, sekolah)
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
EPIDEMIOLOGI HERPES ZOSTER
• > 66% kasus → usia > 50 tahun
• 5% kasus → usia < 15 tahun
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s
dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New
York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
FAKTOR RISIKO HERPES ZOSTER
• Usia ≥ 55 tahun (60 tahun) → imunitas <<
• Keadaan imunosupresi → keganasan, HIV/AIDS
• Stres emosional
• Iradiasi di daerah kolumna spinalis
• Tumor yang melibatkan medulla spinalis, ganglion radiks dorsalis, atau
struktur di sekitarnya
• Trauma lokal
• Manipulasi bedah di daerah tulang belakang
• Sinusitis frontalis (untuk kasus zoster oftalmik)
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
GEJALA KLINIS HERPES ZOSTER
• Prodromal → nyeri neuritik pada dermatoma tertentu / parestesia (2
– 3 minggu); alodinia; gejala seperti flu
• Vesikulasi akut, dapat pruritik → 3 – 5 hari
• Pembentukkan krusta → beberapa hari s/d 2 – 3 minggu
• Neuralgia post herpetik / postherpetic neuralgia (PHN) → beberapa
bulan s/d tahun
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
GEJALA KLINIS HERPES ZOSTER-LESI
MUKOKUTAN
• Papul (24 jam) → vesikel-bulla berbentuk bundar / oval (48 jam) →
pustul (96 jam) → krusta (7 – 10 hari)
• Lesi baru dapat terus bermunculan hingga 1 minggu
• Vesikel-vesikel jernih dengan dasar eritematosa dan edematosa
• Scarring → sering setelah penyembuhan HZ
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
GEJALA KLINIS HERPES ZOSTER-
DISTRIBUSI LESI
• Unilateral, dermatomal (paling sering daerah N. oftalmikus [N.V1],
serta T3 – L2)
• 2 / > dermatom yang berdekatan dapat terlibat
• 10% individu normal → penyebaran hematogen ke daerah kulit
lainnya
• Predileksi : toraks (> 50%), trigeminal (10 – 20%), lumbosakral dan
servikal (10 – 20%)
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
LESI HERPES ZOSTER
• Papul (24 jam) → vesikel-bulla
berbentuk bundar / oval (48 jam)
→ pustul (96 jam) → krusta (7 –
10 hari)
• Lesi baru dapat terus
bermunculan hingga 1 minggu
• Vesikel-vesikel jernih dengan
dasar eritematosa dan edematosa
• (Foto) → lesi yang berkonfluensi
dan mengikuti pola dermatomal
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of
clinical dermatology. 6th ed. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.; 2009.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K,
editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K,
editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K,
editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
TATALAKSANA HERPES ZOSTER
• Tatalaksana neuralgia post herpetik :
• Anestesi topikal → lidokain 5%
• Terapi per oral :
• Gabapentin, pregabalin
• Antidepresan trisiklik → nortriptilin dan desipramin
• Opioid berkala
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
PENCEGAHAN HERPES ZOSTER
• Imunisasi
• Me↑ imunitas humoral dan imunitas yang diperantarai sel terhadap virus
• Me↓ insiden HZ di populasi
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
Herpes Simpleks
• Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes
hominis) tipe I & II yang ditandai adanya vesikel berkelompok di atas
kilit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan
• Epidemiologi
• Infeksi VHS tipe I usia anak-anak
• Infeksi VHS tipe II pada usia dekade II/III yang berhubungan
dengan peningkatan akitivitas seksual
• Etiologi
• VHS tipe I & II virus hominis yang merupakan virus DNA
• Gejala klinis
• Fase infeksi primer
Tempat predileksi VHS tipe I pinggang ke atas terutama mulut
dan hidung biasanya di mulai pada usai anak-anak, inkolasi secara
kebetulan misalnya kontak kulit pada perawat, dokter gigi, org yang
menggigit jari (herpetic whit-low)
VHS tipe II pinggang ke bawah terutama daerah genital dapat
menybabkan herpes meningitis dan infeksi neonatus
Berlangsung lebih lama sekitar 3 minggu, berat dan disertai gejala
sistemik (demam, malese, anoreksia, pembengkakan KGB regional)
Vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa
Vesikel berisi carian jernih seropurulen pecah krusta
ulserasi dangkal, bisa sembuh tanpa sikatriks
• Fase laten
Tidak ada gejala klinis, tetapi VHS ditemukan dalam keadaan tidak
aktif pada gangglion dorsalins
• Fase rekurent
• VHS pada gangglion dosrsalis aktif kembali yang di dahului
mekanisme pacu trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur,
hubungan seksual), trauma psikis (ggn emosional, menstruasi)
• Gejala klinis timbul lebih ringan, berlangsung 7-10 hari
• Sering ditemukan gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel
berupa rasa panas, gatal dan nyeri
• Pemeriksaan pembantu diangnosis
• Antibodi VHS
• Tzanck dengan pewarnaan giemsa sel datia berinti banyak dan
badan inklusi intrauklear
• Diagnosis banding
• VHS di mulit dan hidung impetigo bulosa
• Genitalia ulkus durum, ulkus mole, ulkus mikstum atau ulkus yang
mendahului penyakit LV
• Tatalaksana
• Lesi dini obat topikal salap/krim yang mengandung preparat idoksuridin
(stoxil, viruguent, virunguent-P), cara aplikasi yang sering dengan interval
beberapa jam
• Ulserasi kompres
• Asiklovir oral 5x200 sehari selama 5 hari
• Parenteral untuk pengobatan yang berat/timbul komplikasi alat dalam
asiklovir dan adenin arabinosid (vitarabin)
• Untuk mencegah rekurens meingkatkan imunitas seluler, preparat iupidon
H (tipe I), iupidon G (tipe II) dan imunostimulator (levamisol dan isprosin)
HERPES SIMPLEX HERPES VARICELA
ZOOSTER
DEFINISI Vesikel ( hidung dan mulut) di epidermal
dekat basalis
Vesikel (dermatom-torakal-
unilateral)
Vesikel pertama (badan muka
dan ekstremitas), selaput lendir
terlibat
ETIOLOGI Herpes Simplex (Inkubasi: )
Pemicu: Dingin, UV, trauma,
Reaktivasi Varicela Zooster
(Inkubasi: 7-12 hari)
Varicela Zooster (Inkubasi: 14-21
hari )
imunosupresan, URTI
PATOFISIOLOGI Primer (Berat, 3 minggu) Laten (Inaktif, Ganglion Posterior Saraf Tepi dan Erupsi papul eritem Vesikel
Ganglion Dorsalis) Rekurens (Ringan 7- Kranialis Lesi 1 minggu teardrops Pustul dan Krusta
10 hari) (vesikel) Resolusi 1-2 minggu
(krusta)
*Mata:HZO, Telinga: Ramsay
GEJALA Prodormal, malese, Anoreksia Prodormal, pegal, nyeri,
Hiperestesia (Sensoris)
Prodormal, nyeri, Gatal
Penyebab & Etiologi : toksin atau alergen dlm cairan gigitan serangga tsb.
epidemiologi Umur : semua umur.
Jenis kelamin : frekuensi wanita & pria sama.
Gejala Setelah digigit timbul edema pd kulit, jaringan nekrosis setempat. Gatal
& nyeri pd tempat gigitan. Gejala sistemik : rasa tdk enak, muntah2,
pusing, syok.
Prognosis Baik.
Terdapat 2 bentuk
• Nodul eritematus akibat serangga memasukan bahan berbahaya
langsung ke dalam kulit yang menyebabkan peradangan.
• Dermatitis kontak iritan akibat cairan yang dikeluarkan serangga
waktu berbenturan/bersentuhan dengan kulit (paederus dermatitis)
Gejala klinis
• Lesi bermacam-macam :
• Makula eritematus sampai papul,
• Urtikaria
• Vesikula
• Bula atau pusttula
• Sering gatal atau pedih.
Folikulitis
Definisi Radang folikel rambut
Etiologi Staphylococcus aureus
Klasifikasi Folikulitis superfisial Folikulitis Profunda
Gejala papul atau pustul eritematosa papul atau pustul eritematosa dan
dan di tengahnya terdapat teraba infiltrat di subkutan.
rambut, biasanya multipel
Predileksi Impetigo Bockhart Sikosis Barbe : Pada bibir atau
Kumis/ jenggot, aksila, dagu
ekstremitas, bokong
Anak: kulit kepala
Gejala Nyeri
Nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat
pustul. Nodus melunak menjadi abses berisi pus & jaringan
nekrotik dan kemudian pecah
PATOFISIOLOGI Tungau betina yang dibuahi gali stratum korneum (naro Nematoda di hospes telur di kotoran
telur) Menetas (3-5 hari) Larva Dewasa (8-12 hari) Larva Penetrasi kulit Gejala kulit
Mengeluarkan sekreta
PEMERIKSAAN Biopsi- HE
71
BEBERAPA BENTUK TINEA PEDIS
• Interdigitalis
• Antara jari IV dan V → fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis
• Maserasi → kulit putih dan rapuh
• Moccasin foot
• Seluruh kaki (telapak, tepi, s/d punggung kaki) → kulit menebal dan bersisik; eritema
ringan terutama pada tepi lesi. Bagian tepi lesi dapat terlihat papul / vesikel. Kronis dan
sering resisten
• Subakut / inflamasi
• Mulai dari sela jari kaki → punggung / telapak kaki. Vesikel, vesiko-pustul, kadang-
kadang bula
Pencegahan
• Cuci kaki dan jari-jari kaki setiap hari
• Mengeringkan kulit antara jari-jari kaki dengan bersih setelah dicuci
• Jangan berbagi handuk di ruang ganti komunal
• Ganti kaus kaki setiap hari
• Bergantian antara sepatu yang berbeda setiap 2-3 hari
• Ketika di rumah, tidak menggunakan sepatu dan kaus kaki untuk
membiarkan udara sampai ke kaki
75
Tinea unguium
Infeksi jamur dermatofita pada kuku
Sering mengenai orang dewasa dan seiring dengan tinea manus dan pedis
Kuku terlihat menjadi rusak dan rapuh serta warnanya menjadi suram,
Permukaan menebal, di bawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-
elemen jamur
Bila infeksi ringan terlihat bercak-bercak putih dan kasar di permukaan kuku
Diagnosis Banding:
Onikodistrofi oleh kandidiasis, onikodistrofi oleh trauma dan psoriasis kuku
Tinea korporis
• Suatu infeksi jamur pada kulit halus tanpa rambut (glabrous skin) di daerah leher, wajah,
lengan dan bokong
• Sering dijumpai pada orang dewasa
• Manifestasi klinis:
• Berupa lesi anuler dengan tepi polisiklis
• Pada daerah tepi tampak vesikel-vesikel kecil dengan skuama halus dan aktif dan
dijumpai daerah penyembuhan sentral
• Rasa gatal bertambah pada waktu berkeringat
• Bentuk lain ialah Tinea Imbrikata
• Lesi berupa plakat, polisiklis atau bulat dengan susunan skuama membentuk
lingkaran konsentris tersusun seperti atap genting dan menghadap ke sentral
• Diagnosis Banding
• Pitiriasis rosea, psoriasis vulgaris, pemfigus foliaseus dan eksema numuler
• Tinea imbrikata
• Bentuk khas dari trichophyton concentricum
• Bentuk papul coklat, perlahan jadi besar
• Terbentuk lingkaran skuama yang konsentris
• Pada awal, penderita sangat gatal, tapi bila kronik bisa tanpa keluhan
• Biasanya disertai tinea unguium
• Pada kronik, lesi kadang dpt menyerupai iktiosis
• Kulit kepala biasa terserang tapi rambut tidak
KANDIDIASIS
Definisi Penyakit yang disebabkan infeksi jamur Candida spp → kelainan kulit, kuku, membran
mukosa, traktus GI, atau sistemik
Epidemiologi • Semua usia
• Laki-laki maupun perempuan
• Transmisi → kontak langsung
Etiologi Candida spp (Candida albicans, Candida dubliniensis, Candida glabrata)
Faktor Predisposisi • Perubahan fisiologis → usia, kehamilan, haid
• Faktor mekanik → trauma (luka bakar, aberasi), oklusi lokal, kelembaban, maserasi,
kegemukan
• Faktor nutrisi → avitaminosis, defisiensi Fe, malnutrisi
• Penyakit sistemik → penyakit endokrin, sindrom Down, acrodermatitis enteropatik,
uremia, keganasan, imunodefisiensi
• Iatrogenik
KLASIFIKASI, TANDA, DAN GEJALA KLINIS
KANDIDIASIS
Kandidosis oral Oral thrush Pseudomembran putih coklat muda
kelabu menutup lidah, palatum molle, pipi
bagian dalam, permukaan rongga mulut
lain
Perleche / keilitis angular / keilosis kandidal Fisur pada sudut mulut. Mengalami
maserasi, erosi, basah, dan eritematoma
di dasar
Kandidosis kutis & Kandidosis intertriginosa • Di daerah lipatan kulit ketiak,
selaput lendir genital genitokrural, antara jari-jari, umbilikus,
lipatan kulit dinding perut
• Bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
eritematosa
Kandidosis perianal • Maserasi
• Pruritus ani
Vulvovaginitis • Penderita DM & perubahan hormonal
• Keluhan gatal daerah vulva
• Hiperemia labia minora, introitus
vagina, 1/3 distal vagina; bercak-bercak
putih kekuningan
• Berat → edema labia minora, ulkus-
ulkus dangkal
Balanitis / balanopostitis Erosi, pustula berdinding tipis
Diaper-rash (Candidal Diaper Dermatitis) Eritema cerah yang berasal dari daerah
perianal ke perineum dan lipat inguinal
Kandidosis kutis granulomatosa Papul kemerahan tertutup krusta tebal
warna kuning kecoklatan dan menempel
erat di basal
Paronikia kandida dan onikomikosis • Kemerahan, pembengkakan tidak bernanah, nyeri
di daerah paronikia, reatraksi kutikula ke proksimal
• Onikolisis → lekukan transversal warna coklat
• Distrofi total kuku dengan mirip onikomikosis
Kandidosis kongenital Vesikel / pustul, dasar eritematosa pada wajah, dada
yang meluas
Kandidosis mukokutan kronis Infeksi kandida superfisial di kulit, kuku, orofaring yang
kronis dan resisten
Reaksi Id (kandidiit) Reaksi alergi terhadap jamur / antigen lain → vesikel
eritematosa yang bergerombol di lateral jari dan
telapak tangan
Diagnosis • Periksa langsung kerokan kulit / usapan mukokutan (+ larutan KOH 20%)
• Pewarnaan Gram
Keduanya → sel ragi, blastospora, hifa / hifa semu
• Biakan agar dekstrosa glukosa Sabouraud
Diagnosis banding • Kandidosis kutis lokalisata → eritrasma, dermatitis intertriginosa, dermatofitosis
(tinea)
• Kandidosis kuku → tinea unguium
• Kandidosis vulvovaginitis → trikomonas vaginalis, gonore akut
Tatalaksana • Hindari / hilangkan faktor predisposisi
• Topikal selaput lendir → larutan gentian violet, nistatin, kotrimazol (bila perlu dapat
diberikan ketokonazol / itrakonazol / flukonazol)
• Topikal kulit → mikonazol, klotrimazol, tiokonazol, bufonazol, isokonazol,
siklopiroksolamin, atau antimikotik lain spektrum luas
• Sistemik → flukonazol / itrakonazol
Prognosis Umumnya baik
Sifilis stadium 2
Definisi Penyakit kulit yang sangat kronik, bersifat sistemik, menular
Etiologi Treponema pallidum
Tanda Roseola eritema makular, berbintik atau bercak, bentuk bulat atau lonjong
Papul skuama di pinggir, bulat
Pustul
Krusta
Gejala Anoreksia, BB turun, malese, nyeri kepala, demam ringan, tidak gatal, limfadenitis
generalisata
Lokasi Telapak tangan dan kaki, mulut, tenggorokan, rambut yang tipis, kuku, KGB, mata,
hepar, tulang saraf
DD Erupsi obat alergik: roseola, gatal
Morbili: demam, KGB tidak membesar
Pitriasis rosea: skuama halus, lonjong, tidak disertai limfadenitis generalisata
Psoriasis: tidak disertai limfadenitis generalisata, tanda tetesan lilin atau Auspitz
Dermatitis seboroik: skuama berminyak dan kekuningan, tidak disertai
limfadenitis generalisata
Kondiloma akuminatum: permukaan runcing, papul datar serta eksudatif
Tujuan:
1.Utk menentukan regimen pengobatan, prognosis
dan komplikasi
2.Utk perencanaan operasional
3.Utk identifikasi pasien yg kemungkinan besar akan
menderita cacat
Jenis-jenis klassifikasi:
A. Klassifikasi Madrid (1953)
1. Indeterminate (I)
2. Tuberkuloid (T)
3. Borderline (B)
4. Lepromatose (L)
Kelainan kulit PB MB
1. Bercak atau
makula:
a. jumlah 1-5 Banyak
b. ukuran Kecil dan besar Kecil-kecil
c. distribusi Unilateral atau Bilateral, simetris
bilateral asimetris
d. kosistensi Kering dan kasar Halus, berkilat
e. batas Tegas Kurang tegas
f. kehilangan Selalu ada dan Jelas Biasanya tdk jelas,
rasa pd bercak jika ada tjd pd yg sdh
g. Kehilangan Bercak tdk lanjut
kemampuan berkeringat, ada bulu Bercak masih
berkeringat, bulu rontok pd bercak berkeringat, bulu tdk
rontok pd bercak rontok
PB MB
2. Infiltrat
a.Kulit Tdk ada Ada, kadang tdk ada
b.Membran mukosa Tdk pernah ada Ada, kadang tdk ada
(hidung tersumbat,
perdarahan dihidung)
3. Ciri-ciri khusus Central healing, 1.Punched out lesion
penyembuhan ditengah 2.Madarosis
3.Ginecomastia
4.Hidung Pelana
5.Suara sengau
4. Nodulus Tdk ada Kadang-kadang ada
5. Penebalan saraf tepi Lebih srg tjd dini, Tjd pd stad. Lanjut,
asimetris biasanya lbh dari satu dan
simetris
6. Deformitas (cacat) Biasanya asimetris, tjd Tjd pd stad. Lanjut
dini
7. Apusan Kulit BTA negatip BTA positip
Pengobatan Kusta
-Tujuan utama:
1. memutuskan mata rantai penularan. Untuk
menurunkan insiden penyakit
2. mengobati dan menyembuhkan penderita
3. mencegah timbulnya penyakit
-Utk mencapai tujuan tsb, srategi pokok yg
dilakukan didasarkan atas :
1. deteksi dini
2. pengobatan penderita
Regimen pengobatan kusta disesuaikan dgn yg
direkomendasikan oleh WHO/DEPKES RI (1981). Untuk itu
klasifikasi kusta disederhanakan menjadi:
1. Pausi Basiler (PB)
2. Multi Basiler (MB)
Dgn memakai regimen pengobatan MDT/= multi drug
treatment
Kegunaan MDT untuk:
1. Mengatasi resistensi Dapson yg semakin meningkat
2. Mengatasi ketidakteraturan pndrt dlm berobat
3. Menurunkan angka putus obat pd pemakaian monoterapi
Dapson
4. Dapat mengeliminasi persistensi kuman kusta dlm jaringan
Regimen Pengobatan Kusta tsb (WHO/DEPKES RI)
A. PB dgn lesi tunggal diberikan ROM (Rifampicin Ofloxacin
Minocyclin)
Rifampicin Dapson
Dewasa 600 mg/bulan 100 mg/hr
Diminum di diminum di
depan petugas rumah
kesehatan
Anak-anak 450 mg/bulan 50 mg/hari
Diminum di diminum di
(10-14 th)
depan petugas rumah
kesehatan
Lama pengobatan 6 dosis ini bisa diselesaikan
selama (6-9) bulan. Setelah minum 6 dosis ini
dinyatakan RFT (Release From Treatment) yaitu
berhenti minum obat.
C. Tipe MB yaitu dengan lesi kulit > 5
Basil
SIS
TT BB BL LL
TTs BT LLs
(Spektrum penyakit kusta dalam hubungannya dgn jumlah basil dan tingginya SIS)
Up Grading
Down grading
Gejala-gejala Reaksi kusta type 1 :
• Dapat dilihat : - pada perobahan lesi kulit
- neuritis (nyeri tekan pd syaraf )
- ggn fungsi syaraf tepi
- ggn konstitusi (keadaan
umum)
• Dapat dibedakan atas reaksi type kusta 1 yg ringan
dan yg berat.
• Perjalanan reaksi : 6-12 minggu atau lebih.
REAKSI KUSTA TYPE 2
• Nama lain : Eritema Nodosum Leprosum
• Merupakan reaksi humoral yaitu Reaksi
Hypersensitivitas Type III (Imune complex
reaction):
-Antigen yang berasal dari produk kuman
yang telah mati bereaksi dgn antibodi
di tubuh membentuk imun complex
antigen antibodi.
Kompleks antigen antibody ini akan
mengaktivasi komplemen sehingga terjadi
“Eritema nodosum leprosum”.
• Gejala-gejala dapat dilihat:
- perubahan lesi kulit
- neuritis (nyeri tekan pd syaraf )
- gangguan fungsi saraf
- gangguan konstitusi ( keadaan umum )
- komplikasi pada organ tubuh
PENGOBATAN REAKSI KUSTA
Bila reaksi tak ditangani dengan cepat dan tepat
maka dapat timbul kecacatan berupa kelumpuhan
yang permanen, seperti terjadi:
claw hand , drop foot , claw toes , dan kontraktur.
• Prinsip penanganan reaksi kusta :
1.Penanganan neuritis mencegah kecacatan
/ kontraktur dll.
2.Tindakan agar tidak terjadi kebutaan bila
mengenai mata.
3.Membunuh kuman penyebab.
4.Mengatasi rasa nyeri yg timbul.
• Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dilakukan
pengobatan “Prinsip pengobatan Reaksi Kusta “
:
1.Immobilisasi / istirahat
2.Pemberian analgesik dan sedatif
3.Pemberian obat-obat anti reaksi
4.MDT diteruskan dengan dosis yang tidak
diubah
• Reaksi ringan
1. Istirahat di rumah, berobat jalan
2. Pemberian analgetik dan obat-obat
penenang bila perlu
3. Dapat diberikan Chloroquine 150 mg
3x1 selama 3-5 hari
4. MDT (obat kusta) diteruskan dengan dosis yg
tidak diubah
• Reaksi berat dilakukan sbb :
1.Immobilisasi, rawat inap di RS
2.Pemberian analgesik dan sedatif
3.MDT (obat kusta) diteruskan dengan dosis
tidak diubah.
4.Pemberian obat-obat anti reaksi.
5.Pemberian obat-obat kortikosteroid (mis:
Prednison).
• Obat-obat anti reaksi :
1. Aspirin 600-1200 mg setiap 4 jam
(4 – 6x/hari )
2. Klorokuin 3 x 150 mg/hari
3. Antimon - stibophen (8,5 mg antimon
per ml )
- diberikan 2-3 ml secara
selang-seling.
- dosis total tidak melebihi 30 ml
- jarang dipakai ok toksik
4.Thalidomide :
- jarang dipakai,terutama pd wanita
(teratogenik )
- dosis 400 mg/hari kemudian diturunkan
sampai mencapai 50 mg/hari
• Pemberian Kortikosteroid :
- dimulai dengan dosis tinggi atau sedang.
- gunakan Prednison atau Prednisolon.
- gunakan sebagai dosis tunggal pada pagi
hari lebih baik walaupun dapat juga di
berikan dosis berbagi.
- dosis diturunkan perlahan-lahan (tapering off)
setelah terjadi respon maksimal.
SKEMA PEMBERIAN PREDNISON
* 2 minggu I : 40 mg / hari
* 2 minggu II : 30 mg / hari
* 2 minggu III: 20 mg / hari
* 2 minggu IV : 15 mg / hari
* 2 minggu V : 10 mg / hari
* 2 minggu VI : 5 mg / hari
Diberikan pagi hari sesudah makan.
VERUKA VULGARIS
• Infeksi kulit/ mukosa oleh virus papiloma (PVs) sering disebut kutil
• Virus tersebut tidak mencetus gejala akut namun mencetus secara perlahan
pembesaran fokal sel epitel lesi subklinis yang cukup lama dan bertambah
besar masanya
2. Veruka vulgaris
Vegetasi tidak bertangkai, kering, warna abu-abu/ sama dengan kulit
Buku Ajar Kulit dan Kelamin FKUI edisi ke-7. Halaman
482
DIAGNOSIS BANDING
3. Kondiloma lata
Bentuk lesi sifilis stadium II
Plakat yang erosif & basah
Ditemukan Spirochaeta pallidum
• 5-fluorourasil
- 1-5% dalam krim
- Pada lesi di meatus uretra
- Pemberian setiap hari oleh pasien sampai lesi hilang
- Dianjurkan tidak miksi 2 Buku
jam Ajar
setelah pengobatan
Kulit dan Kelamin FKUI edisi ke-7. Halaman
483
TATALAKSANA
2. Bedah listrik (elektrokauterisasi)
3. Bedah beku (N2, N2O cair)
4. Bedah scalpel
5. Laser karbondioksida
• Luka lebih cepat sembuh & meninggalkan sedikit jaringan parut
6. Interferon
• Bentuk suntikan intramuskular/ intralesi & topikal (krim)
• Interferon alfa , dosis :
- 4-6mU intramuskilar 3x seminggu selama 6 minggu , atau
- 1-5 mU intramuskular selama 6 minggu
• Interferon beta , dosis : 2 x 106 unit
Buku intramuskular
Ajar 10 hari
Kulit dan Kelamin FKUI berturut-turut
edisi ke-7. Halaman
483
TATALAKSANA
7. Imunoterapi
• Untuk lesi luas dan resisten
• Diberikan bersama imunostimulator
Insidens
- Di Indonesia sudah sangat menurun sejalan dengan
menurunnya tuberkulosis paru, juga karena pengaruh
menaiknya sosial ekonomi.
167
- Bentuk2 klinis yang dijumpai berbeda2 pada tiap
negara.
- Di RS dr.Cipto Mangunkusumo terbanyak adalah
Scrofuloderma (84%) dan Tuberkulosis kutis verukosa
(13%)
Etiologi
- Penyebabnya adalah M.tuberkulosis (jenis humanus)
91,5% dan M.atipikal 8,5%.
168
Etiologi
- M.tuberkulosa adalah :
^ bakteri bentuk batang dengan
p: 2-4/ ; L:0,3-1,5/
^ BTA
^ tidak bergerak
^ tidak membentuk spora, aerob.
^ suhu optimal pertumbuhan 370C
169
- Sediaan diambil dari pus, jaringan kulit dan jaringan
kelenjar getah bening.
- Pewarnaan dengan Zeihl Neelsen atau modifikasi,
dimana kuman akan berwarna merah dengan dasar
biru.
- Kultur dengan media Lowenstein-Jensen pada suhu
370C → koloni timbul dalam waktu 8 minggu. Kalau (+)
→ M.tuberkulosis.
- Percobaan binatang (inokulasi pada guinea
pig 6-7 minggu)
170
Pembantu diagnosa
1. LED meninggi.
Penting untuk melihat keberhasilan pengobatan.
2. Pemeriksaan bakteriologis → etiologi
3. Patologi anatomi
4. Test tuberkulin.
Mempunyai arti pada usia < 5 thn.
(+) artinya pernah atau sedang menderita tuberkulosis.
171
HISTOPATOLOGI
172
KLASIFIKASI
Menurut Pillsburry :
I. Tuberkulosis kutis sejati
a. Tuberkulosis kutis primer
Inokulasi tuberkulosis primer
(Tuberkulosis chancre)
b. Tuberkulosis kutis sekunder
1. Skrofuloderma
2. Tuberkulosis kutis verukosa
3. Tuberkulosis kutis gumosa
4. Tuberkulosis kutis orifisialis
5. Lupus vulgaris
6.Tuberkulosis kutis miliaris
173
II. Tuberkulid
a. Bentuk papul
1. Lupus miliaris diseminata fasiei
2.Tuberkulid papulo nekrotika
3. Liken skrofulosorum
b. Bentuk granuloma-ulseronodulus
1. Eritema nodusum
2. Eritema induratum
174
A. Inokulasi tuberkulosis
primer = tuberculous
chancre
Terjadi pada orang yang belum pernah mendapat infeksi dengan
M.tuberculosa.
Biasanya pada anak.
Predileksi pada tempat yang sering kena trauma spt muka dan
ekstremitas bawah.
Afek primer dapat berbentuk papul,pustul atau ulkus indolen,
berdinding bergaung dan sekitarnya livid.
175
Masa tunas 2-3 minggu.
Beberapa minggu hingga beberapa bulan
sesudah afek primer terjadi limfangitis dan
limfadenitis disebut komplex primer Tuberkulin
test(+).
176
B. Tuberkulosis kulit miliaris
Terjadi penjalaran ke kulit dari fokus infeksi di tempat lain secara
hematogen.
Tuberkulin test negatif (anergik).
Ruamnya eritema berbatas tegas, papul, vesikel, pustul,skuama atau
purpura yang menyeluruh.
Prognose buruk.
177
Scrofuloderma
Merupakan bentuk yang terbanyak di Indonesia (84%).
Defenisi
Tuberkulose kulit yang terjadi akibat penjalaran per kontinuitatum
dari tuberkulosis organ dibawahnya.terutama limfadenitis
tuberkulosis ,bisa juga dari tuberkulose tulang, sendi, epididymitis.
178
Predileksi
Pada tempat dimana kel.limf terletak superficial
spt leher, ketiak, lipat paha (jarang).
Bisa mengenai ke 3 tempat diatas, mungkin
penyebaran secara hematogen.
179
Gambaran klinis
- Dimulai dengan pembesaran Kelenjar getah limf
dengan konsistensi berbeda2.
- Tanda2 radang akut (-).
- Sebagian nodul melunak → absess dingin →
pecah → fistel multiple → ulkus.
- Ulkus bentuk khas yaitu memanjang dan
serpiginous, tidak teratur dgn pinggir berwarna
merah kebiruan (livid), dinding bergaung.
180
- Dasarnya ada jaringan granulasi dgn
discharge seropurulen dan material
caseous → krusta berwarna kuning.
- Penyembuhan spontan dapat terjadi sesudah
bertahun2 dengan meninggalkan sikatrik yang
khas spt skin bridge dan cord like keloidal scar.
181
Kriteria penyembuhan pada
scrofuloderma
Semua fistel dan ulkus sudah menutup.
Seluruh ke.limph mengecil (<1 cm dan konsistensi keras).
Sikatrik tidak eritematous lagi.
LED ↓.
182
Scrofuloderma in the clavicular region
183
Tuberkulosis kutis verukosa
Merupakan bentuk terbanyak ke 2 di Indonesia.
Di negara2 Barat jarang dijumpai, tetapi di Hongkong 40% dari
Tuberkulosis kutis.
Terjadi karena reinfeksi yang eksogenous.
184
Predileksi pada tempat2 yang sering kena trauma
(aberasi minor) seperti tangan dan ekstremitas
bawah.
Ruamnya mula2 bentuk papul2 atau papulo
pustulosa kemudian terjadi hiperkeratotik, plak
yang verukous dan perlahan meluas ke perifer
dengan pinggir irreguler. Bagian tengah bisa
dijumpai absess yang bila ditekan keluar pus.
185
Bila tidak ada infeksi sekunder, kel.limf regional
tidak membesar.
Tuberkulin test sensitivitas tinggi.
Asimptomatik.
Bila tidak diobati dpt terjadi involusi sesudah
bertahun2 dengan scar atrofi.
186
Tuberculosis verucosa cutis
187
PRINSIP PENGOBATAN TBC
KULIT
Teratur, jangan sampai putus.
Dalam bentuk kombinasi INH + 2 atau 3 macam
bakteriasidal lain.
Perbaikan keadaan umum.
188
OBAT-OBATAN
Rejimen Standard (6 bulan)
1. Fase inisial (3/4 obat sehari selama 2 bln)
Dewasa Anak
a. Isoniazid 300 mg 5-8 mg/KgBB
+
b. Rifampicin > 50 kg 600 mg 10-12 mg/KgBB
+ < 50 kg 450 mg
c. Pyrazinamid > 50 kg 2 gr 20-35 mg/KgBB
+ < 50 kg 1,5 gr
Etambutol > 60 kg 15 mg/KgBB Tdk direkomendasikan
atau < 60 kg 25 mg/KgBB 15-20 mg/KgBB
Streptomicin 3-4 gr IM
189
2. Fase continous (2 obat selama 4 bulan)
Isoniazid + Rifampicin (dosis sama dengan pada
tabel)
190
Fase 1. Intensif (inisial)
membunuh kuman yang aktif
membelah secepat2nya dan
sebanyak2nya.
Fase 2. Lanjut (continous)
kegiatan sterilisasi.
membunuh kuman yang tumbuh
lambat.
191
CARA PEMBERIAN DAN EFEK
SAMPING
Nama obat Cara pemakaian Efek samping
INH (H) Per os, dosis tunggal Neuritis, ggn hepar
193
Pengobatan topikal tidak begitu bermanfaat.
Kalau ruam basah → kompres.
Kadang2 diperlukan tindakan operatif untuk
mempercepat penyembuhan tetapi obat2
spesifik harus tetap diteruskan, spt pada
Scrofuloderma, Lupus vulgaris kecil,
Tuberkulosis verucosis, dll.
194