Anda di halaman 1dari 18

PEPTIC ULCER

Duodenal Ulcers Gastric Ulcers


Lokasi >95% terdapat pada proximal Bervariasi, dari cardia hingga
duodenum (<3 cm dari pilorus) pylorus, umumya yang bersifat
benign di antrum pilorus
Resiko keganasan Rendah Tinggi
Sekresi asam lambung Meningkat, sekresi bikarbonat Normal atau rendah
menurun
Karakteristik nyeri Terjadi 90 menit-3 jam setelah Muncul segera setelah makan
makan, membaik dengan
antacid atau makanan, nyeri
juga dapat muncul di malam
hari
Gastric ulcers have been classified based on their location:

o Type I occur in the gastric body and tend to be associated with low gastric acid
production
o type II occur in the antrum and gastric acid can vary from low to normal
o type III occur within 3 cm of the pylorus and are commonly accompanied by
duodenal ulcers and normal or high gastric acid production
o type IV are found in the cardia and are associated with low gastric acid
production.
PATHOPHYSIOLOGY
• Terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan faktor defensif dengan factor ofensif
• Faktor defensive:
 Preepitel
terdiri atas mucus dan bikarbonat. Mukus membentuk lapisan hidrofobik sehingga
tidak dapat ditembus oleh ion H+ dan pepsin. Bikarbonat berfungsi untuk menetralkan
asam lambung dan mempertahankan pH sel epitel: 6-7
 Epitel
Sel epitel mukosa lambung memproduksi mucus, mentranspor ion dan bikarbonat ke
ekstraseluler, memiliki intracellular tight junction yang mencegah difusi H+ dan enzim,
juga menghasilkan hsp, trefoil factor family peptides, dan cathelicidin yang berfungsi
memproteksi sel dari oxidative stress, agen sitotoksik dan kenaikan temperatur
 Subepitel
terdapat pembuluh darah untuk mensuplai nutrisi, O2, dan bikarbonat, serta
mengangkut hasil metabolisme yang bersifat toksik
PATHOPHYSIOLOGY
• Faktor ofensif
 Eksogen: infeksi bakteri (terutama H. pylori), obat-obatan (terutama NSAID),
alcohol, rokok
 Endogen: HCl, pepsin, enzim yang dihasilkan oleh pancreas, dan empedu

Infeksi Helicobacter pylori


Duodenal ulcers lebih sering diasosiasikan dengan H. pylori disbandingkan
gastric ulcers.
• H. Pylori dapat menghasilkan urease yang dapat memecah urea menjadi
NH3 sehingga membuat lingkungan sekitarnya menjadi basa, kemudian
bersama dengan protease dan phospholipase akan merusak mucosa.
• H. Pylori mengekspresikan adhesion yang memfasilitasi penempelan bakteri
ke sel epitel.
PATHOPHYSIOLOGY
• Selain itu, H. pylori juga memiliki factor virulensi Cag A dan Vac A.
• Vac A menghambat proliferasi dari CD4 T cells, mengganggu fungsi sel B, CD 8 Tcell,
makrofag dan mast cells
• Cag A menyebabkan kerusakan sel dan menyebabkan produksi cytokine, yaitu IL-1α/β, IL-2,
IL-6, IL-8, TNF-α & IFN-γ
NSAID
• Efek sistemik NSAID adalah menghambat COX-1 & COX-2  menurunkan sintesis PG (PG
berfungsi menstimulasi produksi mucus dan bikarbonat, menghambat produksi asam
lambung, dan mempertahankan sirkulasi dan regenerasi)  mengganggu pertahanan
mukosa lambung  ulkus
• Efek NSAID topical:
 NSAID bersifat asam lemah (lipofilik pada lingkungan asam)  NSAID dapat melewati membrane sel
epitel  kerusakan sel
 Dapat memodifikasi permukaan mucus  difusi balik H+ dan pepsin menuju sel epitel  kerusakan
sel
Faktor patogenik lainnya selain H. pylori dan NSAID
• Merokok dapat mengganggu aksi dari H-2 antagonist, mengganggu
kecepatan pengosongan lambung, mendorong duodenogastric reflux, dan
menghambat sekresi bikarbonat, mereduksi aliran darah pada mukosa
lambung, menghambat produksi PG
• Genetic
• Chronic disorders: chronic pulmonary disease, chronic renal failure, cirrhosis
HOW TO DIAGNOSE
Sign and symptoms:
• Nyeri epigastric
 DU: Terjadi 90 menit-3 jam setelah makan, membaik dengan antacid atau
makanan, nyeri juga dapat muncul di malam hari
 GU: Muncul segera setelah makan
• Nausea (lebih sering pada GU)
• Weight loss (lebih sering pada GU)
• Nyeri abdomen yang parah, menyeluruh dan tiba-tiba mengindikasikan perforasi
• Nyeri yang memburuk setelah makan, nausea, muntah dengah makan yang belum
terdigesti mengundikasikan gastric outlet obstruction
• Tarry stools atau coffee-ground emesis mengindikasikan pendarahan
HOW TO DIAGNOSE
Physical Examination
• Nyeri tekan epigastric (di kanan midline pada 20% pasien)
• Takikardi dan orthostasis mengindikasikan dehidrasi karena muntah atau
kehilangan darah karena pendarahan aktif GI
• Nyeri menyeluruh dan board-like abdomen mengindikasikan perforasi
• Succussion splash mengindikasikan gastric outlet obstruction.
HOW TO DIAGNOSE
Endoskopi: Barium Studies
• Endoskopi memperlihatkan • Lebih murah dibandingkan
visualisasi mukosa, biopsy untuk endoskopi, namun memiliki akurasi
pemeriksaan histopatologi dan terbatas dibandingkan endoskopi,
identifikasi H. pylori, dan atau tidak dapat dilakukan biopsy,
menghentikan pendarahan aktif ataupun treatment untuk
pendarahan aktif
HOW TO DIAGNOSE
• Metode untuk identifikasi infeksi H. pylori
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• Dispepsia fungsional
• Gastritis
• Tumor gastrointestinal
• GERD
• Pancreatobilliary disease
• Inflammatory bowel disease
TREATMENT
Peptic ulcer karena infeksi H.
pylori
• Terapi eradikasi: PPI dan
antibiotic selama 10-14 hari
TREATMENT
TREATMENT
Peptic ulcer karena penggunaan NSAID
Klinis Rekomendasi terapi Contoh Dosis Durasi
Terdapat ulkus aktif
NSAID dihentikan H2RA Ranitidin 2 x 150 mg 8 minggu
PPI Omeprazole 1 x 20 4 minggu
mg
NSAID dilanjutkan PPI Omeprazole 1 x 20 4-8 minggu
mg
PPI lain dosis standar
Pencegahan terjadinya Misoprostol Misoprostol 3x200
ulkus bila NSAID masih mg
diteruskan
PPI
Inhibitor selective COX-2
TREATMENT
Peptic ulcer bukan karena infeksi H. pylori atau NSAID
• H2RA + antasida dengan dosis standar, misalnya ranitidine 300 mg 1 x 1
sebelum tidur + antacid setiap sebelum makan selama 8 minggu
• Sukralfat (bekerja membentuk barrier pelindung untuk mukosa,
meningkatkan produksi PG dan bikarbonat). Dosis 4 x 1 g, diminum 30
menit sebelum makan dan 2 jam setelah makan terakhir di malam hari
selama 4 minggu, lanjutkan dengan 2 x 1 g selama 8 minggu
• PPI. Hanya diberikan bila terapi H2RA gagal atau dikontradiksikan
TREATMENT
Terapi On-demand
• Setelah eradikasi dan terapi supresi asam dilakukan % tidak ada komplikasi
 observasi & hanya diberikan terapi bila ada gejala: terapi supresi asam
2-3 hari, dilanjutkan setengah dosis selama 2 minggu
COMPLICATIONS
• GI Bleeding (paling umum)
• Gaster outlet obstruction
• Perforasi dan penetrasi, menyebabkan peritonitis, pankreatitis, bahkan
hepatitis
• Meningkatnya resiko karsinoma gaster

Anda mungkin juga menyukai