Anda di halaman 1dari 57

PENATALAKSANAAN GASTRITIS DENGAN

PENDEKATAN DIAGNOSIS HOLISTIK


DI PUSKESMAS JONGAYA
KOTA MAKASSAR

Nama : Ria Rezki Angreni


Nim : 111 2016 2163
Pembimbing : dr. Armanto Makmun, M.Kes

Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
Latar Belakang
• Gastritis adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium yang disebabkan oleh
infeksi Helicobacter Pylori.
• Di Indonesia diperkirakan hampir 30% kasus berkaitan dengan
Gastritis. Di praktik gastroenterologist, 60% dengan Gastritis.
• Penyebab timbulnya Gastritis: faktor diet dan lingkungan, sekresi
cairan asam lambung, fungsi motorik lambung, persepsi viseral
lambung, psikologi, dan infeksi Helicobacter Pylori.
Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang mengakibatkan terjadinya Gastritis pada
pasien?
2. Bagaimanakah menegakkan diagnosa secara klinis dan diagnosa
psikososial?
3. Bagaimanakah tingkat pengetahuan keluarga dalam menyikapi
penyakit Gastritis?
4. Bagaimanakah hasil dari terapi yang telah diberikan kepada
penderita Gastritis?
5. Bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada penderita
Gastritis?
Aspek Disiplin Ilmu yang Terkait dengan
Pendekatan Diagnosis Holistik Komprehensif
Pada Penderita Gastritis
Komunikasi efektif (Kompetensi 3):
Mawas diri dan pengembangan diri Mahasiswa mampu melakukan
Profesionalitas yang luhur (Kompetensi 2) : Mahasiswa mampu komunikasi, pemberian informasi dan
(Kompetensi 1) : Untuk mengidentifikasi mengenali dan mengatasi masalah edukasi pada individu, keluarga,
dan menyelesaikan permasalahan dalam keterbatasan fisik, psikis, sosial dan masyarakat dan mitra kerja dalam
pengendalian Gastritis secara individual, budaya sendiri dalam penanganan pengendalian Gastritis.
masyarakat maupun pihak terkait ditinjau Gastritis, melakukan rujukan sesuai
dari nilai agama, etika, moral, dan dengan Standar Kompetensi Dokter
peraturan perundangan. Indonesia yang berlaku serta
mengembangkan pengetahuan. Pengelolaan Informasi
(Kompetensi 4) : Mahasiswa mampu
memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi dan informasi kesehatan
dalam praktik kedokteran.
Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
(Kompetensi 5) : Mahasiswa mampu Keterampilan Klinis (Kompetensi 6) :
Pengelolaan Masalah Kesehatan
menyelesaikan masalah pengendalian Mahasiswa mampu melakukan prosedur
(Kompetensi 7) : Mahasiswa mampu
Gastritis secara holistik dan komprehensif klinis yang berkaitan dengan masalah
mengelola masalah kesehatan individu,
baik secara individu, keluarga maupun Gastritis dengan menerapkan prinsip
keluarga maupun masyarakat secara
komunitas berdasarkan landasan ilmiah keselamatan pasien, keselamatan diri
komprehensif, holistik, koordinatif,
yang mutakhir untuk mendapatkan hasil sendiri, dan keselamatan orang lain.
kolaboratif dan berkesinambungan
yang optimum.
dalam konteks pelayanan kesehatan
primer.
Tujuan Umum
• Dapat menerapkan penatalaksanaan Gastritis dengan
pendekatan kedokteran keluarga secara komprehensif
dan holistik, sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia, berbasis evidence based medicine (EBM)
pada pasien dengan mengidentifikasi faktor resiko dan
masalah klinis serta prinsip penatalaksanaan Gastritis
dengan pendekatan diagnostik holistik di Puskesmas
Jongaya.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya Gastritis di Puskesmas
Jongaya tahun 2019.

2. Untuk penerapan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, serta


menginterpretasikan hasilnya dalam mendiagnosis Gastritis di Puskesmas Jongaya.

3. Untuk melakukan komunikasi, pemberian informasi dan edukasi pada level individu,
keluarga, masyarakat dan mitra kerja dalam pengendalian Gastritis di Puskesmas Jongaya.

4. Untuk memanfaatkan sumber informasi terkini dan melakukan kajian ilmiah dari data di
lapangan, untuk melakukan pengendalian Gastritis di Puskesmas Jongaya.

5. Untuk menggunakan landasan Ilmu Kedokteran Klinik dan Kesehatan Masyarakat dalam
melakukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam pengendalian
Gastritis di Puskesmas Jongaya.

6. Untuk melakukan prosedur tatalaksana dan edukasi Gastritis sesuai Standar Kompetensi
Dokter Indonesia di Puskesmas Jongaya.
Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan acuan (referensi) bagi studi kasus lebih lanjut sekaligus sebagai bahan atau
sumber bacaan di perpustakaan.

2. Bagi Penderita (pasien)

Menambah wawasan akan Gastritis yang meliputi proses penyakit dan penanganan menyeluruh
sehingga dapat memberikan keyakinan untuk menghindari tetap berobat secara teratur.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah daerah dan instansi
kesehatan beserta paramedis yang terlibat di dalamnya mengenai pendekatan diagnosis holistik
penderita Gastritis.

4. Bagi Pembelajar Studi Kasus (Mahasiswa)

Sebagai pengalaman berharga bagi penulis sendiri dalam rangka memperluas wawasan dan
pengetahuan mengenai Evidence Based Medicine dan pendekatan diagnosis holistik Gastritis
serta dalam hal penulisan studi kasus.
Indikator Keberhasilan Terapi
1. Pasien mampu mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor penyebab Gastritis.
2. Kepatuhan penderita datang berobat secara teratur.
3. Perbaikan gejala dievaluasi setelah dilakukan penatalaksanaan dan perbaikan pola
hidup pada pasien Gastritis.
4. Perbaikan gaya hidup yang di lakukan pasien, seperti melakukan aktivitas fisik, dan
mengkonsumsi makanan yang di anjurkan.
5. Pasien memahami komplikasi yang dapat terjadi dari Gastritis.

• Penilaian keberhasilan tindakan pengobatan didasarkan atas :


a. Kepatuhan pasien datang berobat di layanan primer (puskesmas).
b. Perbaikan gejala dapat dievaluasi setelah pengobatan Gastritis dan dilakukannya pencegahan
terhadap penyakit tersebut.
Kerangka Teori
Pendekatan Konsep Mandala
Gaya Hidup
- Kebiasaan waktu makan
pasien yang tidak teratur
- Sering mengkonsumsi
makanan yang merangsang Bio-Psiko-Sosio-Ekonomi
pencernaan
- Kekhawatiran penderita
- Kurang aktivitas fisik
yang berlebihan terhadap
Perilaku Kesehatan - Istirahat cukup
- Pasien tidak patuh atas penyakitnya
edukasi dokter untuk - Kondisi ekonomi
mengatur pola makan menengah
- Tidak berobat secara - Kehidupan sosial dengan
teratur lingkungan cukup baik
- Pola hidup bersih dan - Kurangnya pengetahuan
sehat (PHBS) cukup baik. mengenai Gastritis
KELUARGA

PASIEN Lingkungan
Pasien datang dengan Pekerjaan
Pelayanan Kesehatan keluhan mual,muntah, dan - Penderita sehari-hari
- Jarak rumah dengan nyeri ulu hati yang dirasakan
puskesmas cukup dekat membantu pekerjaan
2 minggu yang lalu. Keluhan Ibunya (Memasak
- Pasien memiliki BPJS
- Penyuluhan oleh petugas
dirasakan tidak terus dan membersihkan
kesehatan tentang menerus, dirakan memberat rumah)
Gastritis belum jika terlambat makan. - Kerja sama dalam
maksimal. Keluhan ini sudah berulang keluarga baik
sejak masih kuliah

Lingkungan fisik
- Kebersihan lingkungan rumah
cukup baik
Faktor biologi - Ventilasi dan penerangan didalam
- Genetik rumah cukup baik
- Inflamasi - Ruang gerak pasien dalam
- Gangguan Motilitas melakukan aktivitas sehari-hari
- Hipersensitivitas cukup
- Tingkat kebisingan di lingkungan
rumah cukup baik
-

Komunitas
Dukungan gaya hidup sehat dari keluarga kurang
Pemukiman padat dan sanitasi lingkunan yang baik
Diagnosis Holistik
• Adalah kegiatan untuk :
1. Mengidentifikasi, menentukan dasar, penyebab penyakit (disease), dan luka
(injury) serta kegawatan yang diperoleh dari alasan kedatangan
2. Keluhan personal
3. Riwayat penyakit pasien
4. Pemeriksaan fisik
5. Hasil pemeriksaan penunjang
6. Penilaian risiko internal/individual dan eksternal dalam kehidupan pasien
serta keluarganya
Pendekatan Kedokteran Keluarga Di
Layanan Primer
1. Pelayanan kesehatan menyeluruh (holistik) yang mengutamakan
upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Pelayanan kesehatan perorangan yang memandang seseorang
sebagai bagian dari keluarga dan lingkungan komunitasnya
3. Pelayanan yang mempertimbangkan keadaan dan upaya kesehatan
secara terpadu dan paripurna (komprehensif)
4. Pelayanan medis yang bersinambung
5. Pelayanan medis yang terpadu
Pelayanan Komprehensif
• Pelayanan komprehensif yaitu pelayanan yang
memasukkan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
(promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus
(preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan
(curative), pencegahan kecacatan (disability limitation)
dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan
memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan
mediko-legal etika kedokteran.
GASTRITIS

Definisi
• Rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama
dirasakan di daerah perut bagian atas yang
disebabkan oleh infeksi Helicobacter Pylori.
Trias Epidemiologi

a. Agent b. Host (Pejamu) c. Environment


- Obat-Obatan - Umur dan Jenis - Lingkungan Fisik
- Ketidaktoleransian kelamin - Lingkungan Sosial
Pada Makanan - Stress dan Faktor Ekonomi
- Gaya Hidup Psikososial
- Helicobacter Pylori
ANATOMI & FISIOLOGI
3 FASE SEKRESI ASAM
LAMBUNG
1. Fase Sekresi Sefalik
impuls saraf aferen, -> serabut
vagus -> asetilkolin, gastrin ->
Histamin dibebaskan, gastrin
dapat bekerja.
2. Fase Lambung.
Relaksasi serta rangsang kimia
1.Esofagus, 2.Kardia, 3.Fundus, 4.Selaput seperti hasil urai protein,
Lendir, 5.Lapisan Otot, 6.Mukosa
Lambung, 7.Korpus, 8.Antrum Pilorik, kafein atau alkohol.
9.Pilorus, 10.Duodenum
KRITERIA
ROMA III
UNTUK
DISPEPSIA
FUNGSIONAL
DIAGNOSIS BANDING
PATOFISIOLOGI
GASTRITIS
PENATALAKSANAAN CURIGA
TIDAK CA
1. FARMAKOLOGI
MEMBA GASTER
• Antasid
IK
• Antikolinergik 2. NON TES
• Antagonis reseptor FARMAKOLOGI UBT/
H2 • Makan secara ENDOSK
• PPI benar OPI
• Sitoprotektif • Hindari alkohol
• Golongan • Jangan merokok
prokinetik • olah raga teratur
- TEST &
• Antibiotik untuk • Kendalikan
TREAT
infeksi Helicobacter stress
- PPI 4-8
pylori • Ganti obat
MINGGU
METODOLOGI
• Desain studi Kohort  mempelajari hubungan antara

faktor risiko dan efek (penyakit atau masalah kesehatan),

dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan

faktor risiko.

• Metode pengumpulan data  metode wawancara dan

observasi dengan pasien dan keluarganya dengan cara

melakukan home visit untuk mengetahui secara holistik

keadaan penderita.
WAKTU STUDI LOKASI STUDI
KASUS KASUS

• Pasien datang berobat di

Puskesmas Jongaya : 21

Februari 2019.

• Selanjutnya dilakukan home

visit untuk mengetahui secara Studi kasus bertempat di Puskesmas


Jongaya, Jalan Andi Tonro No. 49,
holistik keadaan dari penderita.
Pa'baeng-Baeng, Tamalate, Kota Makassar,
Provinsi Sulawesi Selatan
• Puskesmas Jongaya mencakup 3 (tiga) wilayah LETAK
kelurahan, yaitu : Kelurahan Pa’baeng-baeng,
Kelurahan Jongaya, dan Kelurahan Bongaya yang
GEOGRAFIS
merupakan bagian dari Kecamatan Tamalate Kota
Makassar dengan batas-batas sebagai berikut :
- Utara : Kel. Parang Kec. Mamajang
- Timur : Kelurahan Mannuruki
- Selatan : Maccini Sombala
- Barat : Kelurahan Sambung Jawa
• Luas tanah dan bangunan : 2.612 M2.
• Luas wilayah kerja : 205.25 Ha, yang terdiri dari :
-Kelurahan Bongaya, Daratan : 99,8 Ha (48,62%)
-Kelurahan Pa’baeng-baeng, Daratan : 57,7 Ha
(28,11%)
-Kelurahan Jongaya, Daratan : 47,75 Ha (23,26%)
KEADAAN DEMOGRAFIS
• Wilayah kerja Puskesmas Jongaya terdiri dari tiga kelurahan dengan

jumlah 2.034 jiwa dengan rincian sebagai berikut :

Kelurahan Jumlah Jumlah


Jumlah
Penduduk Penduduk
Penduduk
Laki-laki Perempuan
Jongaya 7.678 7.706 15.384
Bongaya 4.289 4.492 8.781
Pa’ Baeng- 10.293 10.049 20.342
baeng
SARANA KESEHATAN
Gedung Puskesmas
Terdiri dari 1 (satu) gedung untuk pelayanan pasien rawat jalan.
Kendaraan
1) Dua unit kendaraan beroda empat yang sampai saat ini masih dalam keadaan baik dan
terpakai, yakni berupa : Mobil Ambulance dan Mobil Home Care (Dottoro’ta)
2) Empat unit kendaraan beroda dua yang sampai saat ini dalam keadaan baik dan
terpakai.
Ruangan Medis
1) Lantai 1, terdiri dari : ruangan periksa, KIA/KB, ruangan obat, WC, laboratorium,
ruangan poli manula, poli umum, ruangan konseling/EKG, UGD dan perawatan, ruangan
bersalin, ruangan nifas, ruangan perawatan laki-laki, ruangan perawatan perempuan, dan
bilik ASI.
2) Lantai 2, terdiri dari : Pokja, ruangan sanitasi dan surveilans, ruangan gizi dan
promkes, ruang pertemuan, ruang kepala puskesmas, keuanagan, ruang tata usaha dan
pengaduan.
STRUKTUR
ORGANISASI TENAGA KERJA
VISI & MISI

Visi

“ Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terstandar di wilayah kerja

Puskesmas Jongaya ”.

Misi

a. Menyediakan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau

b. Menyediakan pelayanan kesehatan berbasis teknologi

c. Menciptakan lingkungan sehat berbasis masyarakat

d.Meningkatkan peran serta masyarakat mendukung perilaku sehat


UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS JONGAYA
• Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
1. Promosi Kesehatan 4.Upaya P2M/PTM 6. Upaya Pengobatan
a. Pemantauan PHBS tatanan Rumah 1) Pelacakan kasus baru TB dan Dasar
Tangga Kusta di masyarakat Upaya kesehatan
b. Penyuluhan KB, penyuluhan PHBS 2) Pemeriksaan kontak TB dan USILA
rumah tangga, penyuluhan gizi, Kusta 1) Pengukuran berat
penyuluhan kesehatan lingkungan, 3) Pelacakan kasus mangkir badan
penyuluhan tentang rokok, penyuluhan minum obat penderita TB 2) Pengukuran tinggi
kesehatan gigi dan mulut, pengukuran danKusta badan
kesehatan jiwa, penyuluhan penyakit 4)Penyuluhan keluarga 3) Pengukuran tekanan
2. Upaya
menular Kesehatan
dan Ibu,
penyuluhan Anak tidak
penyakit dan penderita, kader, dan tokoh darah
KB
menular. masyarakat sebagai PMO
1) Melakukan kunjungan rumah bumil (pengawasan menelan obat)
5.Upaya kesehatan lingkungan
dalam rangkah konseling bumil dan 5)Pemantauan penderita
a. Menggalakkan perilaku hidup bersih
keluarga pendamping P4K TB/MDR
dan sehat dengan mendominasikan
2) Melakukan kunjungan kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis
rumah/melacak bumil/bayi Masyarakat)
3) Melakukan
3. Upaya kunjungan
perbaikan gizirumah untuk b. Melakukan insfeksi sanitasi saluran
memantau
masyarakat dan membina bumil/bayi air bersih dan kaporisasi
• Penimbangan dan pemantauan c. Melakukan pengawasan rumah sehat
status gizi d. Melakukan pembinaan dan
• Pemberian vit. A pengawasan terhadap tempat-tempat
• Pelacakan gizi buruk / kurang / 2T umum (TTU) dan tempat pengolahan
• Pemberian garam iodium di makanan (TPM)
masyarakat e. Melaksanakan promosi hygiene
• Pembinaan KADARZI sanitasi di sekolah-sekolah, serta
• Pembinaan KGM
UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS JONGAYA
Upaya Kesehatan Pengembangan
Puskesmas
1. Upaya kesehatan sekolah 4.Upaya kesehatan jiwa
/UKS
1) Kegiatan penjaringan kesehatan di 5.Upaya kesehatan indra
SD/ MI 1) Pemeriksaan indra penglihatan
2) Pembinaan UKS/ UKGS di SD/MI (mata)
3) Pelatihan dokter kecil 2) Pemeriksaan indra
4) Penyuluhan di SD/MI pendengaran (telinga)
2. Upaya kesehatan gigi dan 6. Upaya kesehatan kerja
mulut 7. Upaya pembinaan batra
3. Upaya perkesmas 8. Upaya Pokja HIV/IMS
Asuhan perawatan yang di arahkan
kepada keluarga sebagai unit terkecil
dari masyarakat (keluarga binaan).
ALUR
PELAYANAN
PUSKESMAS
JONGAYA
10 Penyakit Besar Puskesmas Jongaya
No. Nama Kel. PBB Kel. Kel.
penyakit Jongaya Bongaya
1. Common Cold 64 53 32
2. Gastritis 53 30 29
3. DM 35 32 20
4. Gastritis 26 16 11
5. ISPA 22 18 7
6. Dermatitis 20 18 5
7. Thypoid 15 12 4
8. Otitis Media 14 11 3
9. TB 13 10 3
10. Rheumatoid 8 11 3
Identitas Pasien

• Nama Penderita : Ny. M


• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 33 Tahun
• Alamat : Jl. Andi Tonro IV Lr. V
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Tanggal Pemeriksaan : 21/02/2019
• Anamnesis : Alutoanamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah
mengalami penyakit yang sama saat SMA &
HASIL akan kambuh bila pasien sedang sibuk atau
ANAMNESIS stres. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat
penyakit jantung,DM, atau tekanan darah.
Pasien perempuan berumur 33 tahun
• Riwayat Penyakit Keluarga :
datang ke puskesmas dengan keluhan
Pasien memilik seorang anak.
muntah diawali mual dialami tadi pagi
• Riwayat Penyakit dilingkungan
sebanyak 1 kali, berisi air. Keluhan disertai
sekitar : Tidak ada
rasa nyeri ulu hati sejak kurang lebih 1
• Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien
minggu lalu memberat 3 hari terakhir, rasa
berada di tingkatan sosial ekonomi menengah
nyeri seperti tertusuk-tusuk, tidak ada
ke bawah. Pasien seorang ibu rumah tangga.
rasa terbakar, tidak nyeri menjalar, dirasakan
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, suami, dan
hilang timbul terutama bila pasien terlambat
seorang anak kandung.
makan. Pasien merasa lemas, tidak ada
• Riwayat Kebiasaan :
demam, ada nyeri kepala. BAB belum, BAK
Pasien sering menunda makan apabila dalam
lancar, warna kuning jernih. Riwayat buang
keadaan stres. Pasien memiliki kebiasaan suka
air besar hitam tidak ada
makanan pedas dan kecut.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
• SakitSedang/GiziBerlebih/Compos Mentis GCS 15 (E4V5
Status gizi:
• BB = 60 kgTB = 168cm
𝐵𝐵 60
• Status Gizi = = = 23,4 kg/m2=>Overweight
𝑇𝐵2 1,60 𝑥 1,60
Vital sign :
• Tekanan Darah : 100/60mmHg (Normotensi)
• Nadi : 90x/menit(Normokardi)
• Pernafasan : 20x/menit(Normal)
• Suhu : 37,0° C (Normal)
STATUS GENERAL

• Kepala :Normocephal, rambut hitam ikal sulit dicabut,


tidak ada udem palpebra, konjungtiva anemis (-/-),sklera
ikterus (-/-), pupil bulat isokor diameter 2,5mm/2,5 mm,
hidung dalam batas normal, tidak ada tanda perdarahan,
bibir pucat, tidak ada sianosis pada bibir, tidak ada lidah
kotor, tidak ada hiperemis, telinga dalam batas normal.

• Leher :JVP (5+2) cm H2O, tidak teraba pembesaran


tiroid
THORAKS COR

Inspeksi :Nampak bentuk thoraks normochest, frekuensi pernafasan


normal, tidak menggunakan otot bantu nafas, pengembangan
dada simetris kiri dan kanan, tidak tampak retraksi, tidak
tampak jejas.
Palpasi :Massa tumor (-) nyeri tekan (-) krepitasi (-) vokal fremitus
kiri = kanan
Perkusi :Sonor,
- batas paru hepar depan ICS V dextra anterior
- batas paru belakang kanan vertebra thorakal XII dextra posterior
- batas paru belakang kiri vertebra thorakal XII sinistra posterior.

Auskultasi : BP: Vesikuler, BT: Rh: - - , Wh: - -

- - - -
ABDOMEN
Inspeksi : Cembung, mengikuti gerak nafas
Auskultasi : Peristaltik 8 x / menit, kesan normal, bising usus(-)
Palpasi : nyeri tekan (+) pada region epigastrium, massa tumor
(-), hepar tidak teraba , spleen tidak teraba.
Perkusi : Tymphani, Ascites (-)

EKSTREMITAS
Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem
Pemeriksaan Penunjang
Rencana endoskopi bila keluhan tidak membaik.

Diagnosis
Dispepsia Fungsional dd/ Gastritis
PENATALAKSANAAN
A. Medikamentosa B. Non-medikamentosa

- Ranitidin 150 mg/ 12 - Tidak menunda makan, pola sedikit

jam/ oral (ante coenam) tapi sering, bergizi

- Domperidon 10 mg/ 8 - -Kurangi mengkonsumsi makanan

jam/ oral (pro renata) pedas, kecut, banyak mengandung

- Paracetamol 500 mg/ 8 gas, dan berlemak tinggi

jam/ oral - Menghindari konsumsi obat-

- Vitamin B compleks 1 obat yang dapat mengiritasi

tab/ 8 jam/ oral lambung iritasi


- Menghindari stress dengan berpikir
positif.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
KELUARGA
Identitas kepala keluarga : Tn. H
Identitas Pasangan : Ny. M
Alamat : Jl. Andi Tonro IV Lr. V
Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Status Jenis Pendidika


No Nama Usia Pekerjaan
Keluarga kelamin n

1 Tn. H Kepala Laki-laki 30 Tahun SD Buruh Harian


Keluarga Lepas

2 Ny. M Istri Perempuan 33 Tahun SD IRT

3 An.K Anak Perempuan 5 Tahun - -


PENILAIAN STATUS SOSIAL &
KESEJAHTERAAN KELUARGA
Status kepemilikan rumah : Milik
Daerah perumahan : Padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 20 x 15 m2 Ny.N tinggal di rumah
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 4 orang dengan status kepemilikan
Luas halaman rumah : 8 x 4 m rumah pribadi dari orang
Tidak Bertingkat tuan Tn.D. Ny.N tinggal
Lantai rumah dari : keramik dirumah yang kurang sehat
Dinding rumah dari : tembok dengan lingkungan rumah
Jamban keluarga : ada dekat kanal air yang kurang

Tempat bermain : tidak ada bersih dan padat penduduk.

Penerangan listrik : ada Dengan penerangan listrik

Ketersediaan air bersih : ada 450 watt dan menggunakan

Tempat pembuangan sampah : ada air sumur dan PAM sebagai


sumber air untuk mandi,
minum dan masak. Keluarga
memiliki peliharaan burung
2 ekor.
Gaya Hidup
- Kebiasaan waktu makan
pasien yang tidak teratur
- Sering mengkonsumsi
makanan yang merangsang Bio-Psiko-Sosio-Ekonomi
pencernaan
- Kekhawatiran penderita
- Kurang aktivitas fisik
yang berlebihan terhadap
Perilaku Kesehatan - Istirahat cukup
- Pasien tidak patuh atas penyakitnya
edukasi dokter untuk - Kondisi ekonomi
mengatur pola makan menengah
- Tidak berobat secara - Kehidupan sosial dengan
teratur lingkungan cukup baik
- Pola hidup bersih dan - Kurangnya pengetahuan
sehat (PHBS) cukup baik. mengenai Gastritis
KELUARGA

PASIEN Lingkungan
Pasien datang dengan Pekerjaan
Pelayanan Kesehatan keluhan mual,muntah, dan - Penderita sehari-hari
- Jarak rumah dengan nyeri ulu hati yang dirasakan
puskesmas cukup dekat membantu pekerjaan
2 minggu yang lalu. Keluhan Ibunya (Memasak
- Pasien memiliki BPJS
- Penyuluhan oleh petugas dirasakan tidak terus dan membersihkan
kesehatan tentang menerus, dirakan memberat rumah)
Gastritis belum jika terlambat makan. - Kerja sama dalam
maksimal. Keluhan ini sudah berulang keluarga baik
sejak masih kuliah

Lingkungan fisik
- Kebersihan lingkungan rumah
cukup baik
Faktor biologi - Ventilasi dan penerangan didalam
- Genetik rumah cukup baik
- Inflamasi - Ruang gerak pasien dalam
- Gangguan Motilitas melakukan aktivitas sehari-hari
- Hipersensitivitas cukup
- Tingkat kebisingan di lingkungan
rumah cukup baik
-

Komunitas
Dukungan gaya hidup sehat dari keluarga kurang
Pemukiman padat dan sanitasi lingkunan yang baik
Fungsi Fisiologis (skor APGAR)

Penilaian :
−Hampir Selalu = skor 2
−Kadang-kadang = skor 1
−Hampir tidak pernah = skor 0

Total Skor :
−8-10 = Fungsi keluarga sehat
−4-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
−0-3 = Fungsi keluarga sakit

Dari Tabel APGAR total Skor adalah 8 ini menunjukkan


Fungsi Keluarga Sehat.
Fungsi Patologis (skor SCREEM)
Aspek sumber daya patologi
1. Sosial: Keluarga pasien dapat ikut berpartisipasi dalam
kegiatan di lingkungannya.
2. Cultural: Keluarga pasien merasa puas dan bangga terhadap
budaya baik, dapat dilihat dari sikap pasien dan keluarga
menghargai adat dan istiadat Sulawesi Selatan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Religious: Pemahaman terhadap ajaran agama cukup,
demikian juga dalam kegiatan beribadah.
4. Ekonomi: Keluarga pasien merasa ekonomi keluarga termasuk
sudah mencukupi untuk hidup layak sehari-hari.
5. Edukasi: Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini
cukup baik.
6. Medikasi: Pasien dan keluarga menganggap pemeriksaan rutin
kesehatan sebagai kebutuhan.
GENOGRAM
ANALISIS KASUS
Skor Resume Hasil Skor
Masalah Upaya Penyelesaian
Awal Akhir Perbaikan Akhir
Faktor biologis - Edukasi mengenai - Terselenggara
- Gastritis 4 penyakit Gastritis penyuluhan 5
merupakan dan pencegahannya - Keluarga
penyakit yang dengan mengurangi memahami bahwa
dipengaruhi konsumsi makanan Gastritis
oleh jenis yang dapat memerlukan
kelamin, faktor merangsang saluran pengobatan yang
makanan dan pencernaan, rajin teratur
lingkungan, dan berolahraga dan - Keluarga mau
faktor hormonal menghindari stress. menerapkan gaya
disertai infeksi hidup sehat
Helicobacter
Pylori
Faktor ekonomi - Motivasi mengenai - Keluarga
dan pemenuhan perlunya untuk menyisihkan
kebutuhan memiliki tabungan pendapatan untuk
- Kondisi 4 tabungan 4
ekonomi cukup
baik namun - tetap menjaga - menjalin hubungan
belum memiliki silaturahmi dengan yang baik dengan
tabungan. para tetangga. tetangga 5
- Kehidupan 3
sosial dengan
lingkungan
cukup baik
Faktor perilaku
ANAMNESIS HOLISTIK

• Aspek Personal: Pasien datang ke Puskesmas Jongaya dengan harapan


mendapat terapi yang baik dan dapat sembuh .
• Aspek Klinis :
Pasien perempuan berumur 33 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
Pasien mengalami mual muntah yang disertai nyeri ulu hati yang dialami sejak 1
minggu yang lalu terutama bila pasien terlambat makan dan ada nyeri kepala.
Penyakit yang sama pernah dialami sebelumnya. Pasien memiliki kebiasaan
sering menunda makan terutama dalam keadaan stres. Pasien memiliki
kebiasaan suka makanan pedas dan kecut.
ANAMNESIS HOLISTIK
• Aspek Faktor Risiko Internal :
Diketahui bahwa pasien memiliki kebiasaan menunda makan dan tidak menjaga kebersihan.
Pasien juga memiliki kebiasaan suka makanan pedas dan kecut.
• Aspek Faktor Risiko Eksternal :
Buruknya lingkungan sekitar rumah pasien, paparan sinar matahari, ventilasi udara disekitar
lingkungan rumah dan penyimpanan air bersih yang tidak ditutup.
• Aspek Psikososial Keluarga :
Didalam keluarga terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat dan mendukung kesembuhan
pasien.
• Aspek Fungsional :
Sebelum menderita Dispepsia Fungsional, pasien merupakan warga aktif bersosialisasi
lingkungan rumah.
• Derajat Fungsional :
Derajat 2 (Pasien mengalami sedikit kesulitan)
RENCANA
PENATALAKSANAAN
Hasil Yang
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Diharapka Biaya Ket.
n
Aspek Menginformasikan Pasien, Saat Pasien dapat Tidak Tidak menolak
persona kepada keluarga pasien Keluarga pasien ditangani ada
l baik untuk pasien ke PKM lebih efektif
memberikan dan dan dapat
meminumkan obat sembuh
yang sudah diberi dengan
sesuai anjuran dokter sempurna
puskesmas. Disamping dan dapat
itu, bila pasien muntah melakukan
terus-menerus perlu aktifitas
dibawa ke UGD. sehari-hari
dengan baik
Tidak menolak
Menganjurkan agar
keluarga pasien
memperhatikan keadaan
Saat
pasien, walaupun
pasien ke
keadaaan pasien yang
Pasien, PKM dan Keluhan
Aspek dapat berkomplikasi Tidak
keluarga saat home pasien dapat
Klinis apabila tidak ditangani ada
pasien visit membaik
dengan baik,
kerumah
menganjurkan makan dan
pasien
minum obat secara teratur
dan memperbaiki daya
tahan tubuh.

Hasil Yang
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Biaya Ket.
Diharapkan

Memberi informasi
Saat
kepada keluarga pasien
pasien ke Untuk
agar pasien selalu istirahat
Aspek Pasien, PKM dan menjaga agar
yang cukup di rumah, Tidak
Risiko Keluarga saat home penyakit yag Tidak menolak
makan sedikit tapi sering, ada
Internal pasien visit ke diderita pasien
meminumkan obat yang
rumah tidak kambuh
teratur, dan memperbaiki
pasien
daya tahan tubuh.
Aspek
Risiko Menjaga kebersihan lingkungan sekitar,
Saat pasien
Ekster melapangkan jendela dan ventilasi
ke PKM dan Mencegah
nal rumah termasuk kamar, rutin Keluarga Tidak
saat home terjangkit penyakit Tidak ada
membersihkan tempat minum burung pasien menolak
visit kerumah lain.
peliharaan pasien, menutup tempat
pasien
penampungan air.

Aspsek Mengurangi faktor-


psikos Menganjurkan agar keluarga pasien Saat pasien faktor yang dapat
osial menyediakan makan an yang dikonsumsi ke PKM dan memperberat
Seluruh Tidak
keluar pasien terjaga higienitasannya, saat home keadaan klinis Tidak ada
keluarga menolak
ga senantiasa memberi motivasi kepada visit kerumah pasien. Menjaga
pasien untuk menjaga kesehatan. pasien keluarga tetap
sehat
Hasil Yang
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Biaya Ket.
Diharapkan
Aspek
Fungsi Menganjurkan agar setelah sembuh

onal pasien dapat melakukan aktifitas namun


pasien harus tetap menjaga daya tahan Saat pasien Agar kondisi tubuh Tidak
Pasien Tidak ada
tubuhnya dengan makan teratur, ke PKM tetap sehat menolak
berolahraga dan menjaga kebersihan
lingkungan sekitar.
KESIMPULAN

Diagnosa klinis : Dispepsia fungsional dd/Gastritis

Diagnosis psikososial:
Kekhawatiran pasien akan penyakit dan komplikasi dari
penyakitnya, serta kurangnya pengetahuan pasien akan penyakit
Gastritis.
SARAN

• Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung


• Mengedukasikan kepada pasien agar tidak terlalu mengkhawatirkan
penyakitnya secara berlebihan dan mengatur pola hidup sehat
• Membiasakan makan secara teratur
• Untuk Institusi Puskesmas , agar lebih sering mengedukasikan
mengenai Dispepsia terhadap warga di wilayah kerja Puskesmas
LAMPIRAN….

Anda mungkin juga menyukai