Anda di halaman 1dari 24

ATEROSKLEROSIS

Ns. Hendri Heriyanto, M.Kep
DEFINISI

Aterosklerosis adalah penyakit akibat respon peradangan pada 
pembuluh darah (arteri besar dan sedang), bersifat progresif, yang 
ditandai dengan deposit massa kolagen, lemak, kolesterol, produk 
buangan sel dan kalsium disertai ploriferasi miosit yang 
menimbulkan penebalan dan pengerasan dinding arteri, sehingga 
mengakibatkan  kekakuan dan kerapuhan arteri.

Aterosklerosis sangat dipengaruhi kadar 
kolesterol tinggi (khususnya LDL), merokok, 
tekanan darah tinggi, DM, obesitas, dan kurang 
aktivitas fisik.
Epidemiologi
 Proses aterosklerosis atau pembentukan plak di dinding pembuluh
darah, merupakan cikal bakalterjadinya PJK. Jika aterosklerosis
terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka

11/09/19
bisa terjadi stroke.

 Menurut survei kesehatan rumah tangga (1992), Penyakit Jantung


Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Diperkirakan 53,5 per 100.000 penduduk

 Hasil survey kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari


1.000 penduduk Indonesia menderita PJK. Prevalensi PJK (Penyakit
Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian
mencapai lebih dari 80% yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu
mengidap PJK danjika terserang PJK maka kematian demikian tinggi
dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.

 Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 11 7 juta orang


meninggal akibat PJK di seluruh dunia pada tahun 2002. angka ini
diperkirakan meningkat 11 juta orang apda tahun 2020.
FAKTOR RISIKO

Peningkatan kadar kolesterol darah ­ 
ini termasuk kolesterol LDL tinggi 
(kadang­kadang disebut kolesterol jahat) 
dan kolesterol HDL rendah (kadang­
kadang disebut kolesterol baik). 

Tekanan darah tinggi ­ tekanan 
darah dianggap tinggi jika tetap 
pada atau di atas 140/90 mmHg 
selama periode waktu. 

Merokok ­ ini bisa merusak dan 
mengencangkan pembuluh darah, 
meningkatkan kadar kolesterol, dan 
meningkatkan tekanan darah ­ merokok 
juga tidak memungkinkan oksigen yang 
cukup untuk mencapai jaringan tubuh. 
Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra
dari otot, tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi
lemak tubuh ekstra. Penelitian Muscatine dan Bogalusa (2010) menunjukkan
bahwa obesitas pada anak dan remaja berhubungan dengan beberapa faktor
risiko terjadinya gangguan CVS termasuk diantaranya aterogenik dislipidemia,
hipertensi, hipertrofi ventrikelkiri, aterosklerosis.

Kurangnya aktivitas fisik ­ kurangnya aktivitas dapat 
memperburuk faktor risiko lain untuk aterosklerosis.  

Umur ­ sebagai usia tubuh meningkatkan risiko 
aterosklerosis dan atau gaya hidup faktor genetik 
menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun 
di arteri ­ pada pertengahan usia atau lebih, plak 
cukup telah membangun menyebabkan tanda­tanda 
atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 
45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah 
usia 55. 
Diabetes  Millitus  (DM)  telah  diketahui  memiliki  peran  penting  dalam 
terjadinya penyakit CVS pada dewasa, Hiperglikemia dan resistensi dari insulin 
dapat  menyebabkan  disfungsi  dari  endotel  dengan  cara  mengganggu  sintesis 
VLDL  dari  hati  sehingga  meningkatkan  kadar  LDL  dan  kolesterol.  Selain  itu 
resistensi  insulin  juga  berhubungan  dengan  hipertensi  melalui  mekanisme 
retensi  dari  natrium,  dan  akitvitas  saraf  simpatis.  Keadaan  hiperinsulinemia 
akan menstimulasi pembentukan pak atherogenik melalui proliferasi otot polos, 
deposisi LDL pada plak, dan pembentukan jaringan ikat.

Stres ­ penelitian menunjukkan bahwa 
"memicu" yang paling sering dilaporkan 
untuk serangan jantung adalah peristiwa 
menjengkelkan emosional­khususnya yang 
melibatkan kemarahan

Alkohol ­ minum berat dapat merusak otot jantung dan 
memperburuk faktor risiko lain untuk aterosklerosis ­ laki­laki 
seharusnya tidak memiliki lebih dari dua minuman yang 
mengandung alkohol sehari, sementara wanita seharusnya 
tidak memiliki lebih dari satu minuman yang mengandung 
alkohol sehari. 
Genetik : Manosa-binding Lectin (MBL) adalah molekul protein
yang kadarnya sangat dipengaruhi oleh genetik dan memiliki peran

11/09/19
penting dalam mekanisme imun melawan infeksi. Genotipe MBL
berhubungan dengan penyakit struktur arteri ditandai dengan
meluasnya plak karotid, meningkatnya infark miokardium terutama
jika didapatkan diabetes dan hiperkolesterolemia. Defisiensi MBL
menyebabkan pembersihan agen atherogenic tidak adekuat atau
terganggu, sehingga deposisinya pada arteri dapat menyebabkan
aterogenesis.
PATOFISIOLOGIS

Pindah ke dinding  Terjadi bercak 
Sel darah putih  arteri diubah menjadi  penebalan di 
(monosit) sel2 yang  arteri (ateroma)
mengumpulkan lemak

ateroma  Arteri yang terkena 
mengumpulkan  aterosklerosis akan kehilangan 
endapan kalsium,  kelenturannya dan karena 
sehingga menjadi rapuh  ateroma terus tumbuh, maka 
dan bisa pecah. arteri akan menyempit. 

ateroma menjadi lebih besar dan 
lebih mempersempit arteri. 
Patogenesis
Terdapat berbagai hipotesis tentang patogenesis terjadinya
aterosklerosis antara lain
(1) Menurut teori infiltrasi lemak, sebagai akibat kadarlow-density

11/09/19
lipoprotein (LDL) yang tinggi didalam plasma maka terjadi
peningkatan pengangkutan lipoprotein plasma melalui endotel
Peninggian kadar lemak pada dinding pembuluh darah
kemampuan sel untuk mengambil lemak melewati ambang batas
sehingga terjadi penimbunan.
(2) Teori trauma endotel terjadi akibat berbagai faktor termasuk
hiperlipidemia, hipertensi, disfunsi hormonal, dll.
(3) Teori monoclonal menyatakan tiap lesi aterosklerosis berasal dari
sel otot polos tunggal yang bertindak sebagai sumber untuk
proliferasi sel lain.
(4) Teori clonal senescence didasarkan pada hubungan antara
pertambahan umur dan berkurangnya aktivitas replikatif sel pada
biakan
GEJALA

Nyeri kronis di kaki : Seorang pasien yang menderita 
aterosklerosis umumnya mengeluh sakit kronis di kaki. Warna kaki 
juga berubah menjadi gelap dan biasanya dingin. Karena rasa sakit, 
pasien mungkin kesulitan dalam berjalan dan menunjukkan 
kelesuan dalam melakukan pekerjaan. 

Kehilangan rambut pada kaki : Jika rambut 
biasanya hadir pada kaki dan tangan pasien, 
kehilangan rambut yang signifikan terlihat ketika ia 
menderita aterosklerosis. Penurunan jumlah rambut 
cukup terlihat dalam kasus demikian. 

Nyeri otot : Pasien mungkin merasa nyeri pada bagian paha, betis, 
atau kaki; serta sulit untuk duduk atau tidur dengan nyaman. Gejala 
ini tidak boleh diabaikan dan perlu dikonsultasikan dengan dokter 
jika nyeri terus ada untuk jangka waktu yang lama. 
Mati rasa pada kaki : Penderita mungkin sering 
menemukan kakinya menjadi mati rasa dalam kasus 
dia duduk dalam satu posisi untuk waktu yang lama. 
Dia juga mungkin merasa kaku pada otot dan merasa 
sakit untuk berjalan di bawah kondisi seperti itu. 

Cepat Lelah : Perhatikan terjadinya kelelahan yang tidak 
biasa. Berkurangnya aliran darah melalui arteri dapat 
menyebabkan seseorang merasa cepat lelah tanpa sebab 
yang jelas.

Peningkatan Kadar Kolesterol : Kadar kolesterol tinggi 
adalah salah satu tanda peringatan utama yang 
berhubungan dengan aterosklerosis. Seseorang dengan 
kadar kolesterol tinggi, harus memeriksakan diri dan 
berkonsultasi dengan dokter perihal metode yang paling 
tepat untuk mengurangi kadar kolesterol yang tinggi.
DIAGNOSTIK

ABI (ankle­brachial index), 
dilakukan pengukuran tekanan 
darah di pergelangan kaki dan 
lengan

skrening ultrasonik  IVUS (intravascular 
duplex ultrasound)

CT scan di daerah yang


terkena

arteriografi resonansi magnetik, 
arteriografi di daerah yang terkena
PENGOBATAN

Tindakan untuk mengurangi resiko ateresklerosis, dengan cara 
ini plak yang terbentuk diharapkan tidak bertambah besar, 
misalnya dengan:
 mengatasi tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol, dan 
mengendalikan diabetes.
 perubahan gaya hidup: tidak merokok, makan makanan bergizi, 
dan olahraga.
 tindakan untuk mengatasi komplikasi yang ada misalnya 
serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, dan kram 
pada tungkai.
Tindakan untuk membuka sumbatan aterosklerosis,
misalnya dengan:
 angioplasti balon dan pemasangan stend misalnya pada
pinbuluh darah jantung. Pembuluh darah yang tersumbat
dibuka dengan cara mengembangkan balon yang terdapat
di ujung kateter, kemudian dilakukan pemasangan stent
untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka.
 bedah bypass. Pembuluh darah yang sehat di tempat
tertentu, seringkali dari tungkai atau dada di ambil dan
dipasang untuk mem bypass segmen arteri yang
tersumbat.
 Terapi obat penurun kolesterol : Terapi obat yang
direkomendasikan untuk menurunkan kadar kolesterol
darah adalah statin. Obat ini memiliki banyak golongan
(misalnya: Pravastatin, Simvastatin, Lovastatin,
Atorvastatin, Cerevastatin, Fluvastatin)
Pencegahan aterosklerosis

11/09/19
Menjaga kadar kolesterol darah
Menjaga berat badan ideal
Menurunkan tekanan darah yang 
tinggi dan menjaganya agar tetap stabil
 Menjaga kadar gula dalam darah
 Tidak merokok dan berhenti merokok
olah raga teratur (min 30 menit tiap 
hari)
Hindari stress
Menghindari/ membatasi makanan 
tinggi lemak /kolesterol
Perbanyak makan sayur dan buah­
buahan
Deteksi Dini
1. Ct scan
mengevaluasi struktur dari arteri adalah pengukuran 

11/09/19
koronaria artery calsification (CAC) dengan menggunakan 
Computed Tomography (CT) electron beam atau CT spiral atau 
helical.
2. Magnetic resonance imaging (MRI)
Untuk mengevaluasi apakah plak arteri yang terbentuk tidak 
stabil dan risiko terjadi ruptur.
3. Ultrasonograph (USG) juga digunakan untuk mengevaluasi ada 
atau tidaknya aterosklerosis. Dengan melihat Stuktur arteri: 
carotid intimal­medial thickness.
4. Mengevaluasi fungsi dari arteri dengan FMD (Flow mediated 
dilatation)  dan NED (non­endothelium dependen)
Penelitian
Penelitian oleh Gidding dkk pada remaja dan dewasa
muda usia antara 11 s/d 23 tahun dengan riwayat

11/09/19
hiperkolesterolemia pada keluarga menunjukkan 7 dari
29 subjek penelitian terjadi kalsium pada a.koronaria.
Calsium lebih sering terjadi pada keadaan dimana
obesitas dan peningkatan kadar kolesterol terjadi.Pada
beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa faktor
tekanan darah sistolik, body mass index (BMI),
kolesterol LDL dan HDL adalah faktor prediktor terkuat
untuk menentukan risiko terbentuknya calsium pada
a.koronaria, walaupun berat badan dan BMI, tekanan
darah diastolik dan kadar kolesterol pada usia remaja
juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko
terjadinya kalsium pada a. koronaria (Urbina, EM
et.all,2009)
Aterosklerosis dapat terjadi pada usia muda :
Dari 125 anak usia 15–19 tahun yang diuji
diperoleh persentase yang ada sdLDL (LDL/

11/09/19
ApoB ≤1,2) tinggi, hal ini membuktikan bahwa
aterosklerosis sudah bisa terjadi pada usia muda yang
diawali dengan adanya sdLDL (Nurahmi, 2006)

1. Pemberian perasan pare (Momordica charantia)


dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, trigliserida, meningkatkan kadar HDL pada tikus
aterosklerotik,
2. Pemberian pare plus kuning telur menghasilkan
penurunan kadar kolesterol total, kolesterol HDL,
kolesterol LDL dan trigliserida (Malaya dan Pratiwi,
2008)
Curcumin memiliki potensi sebagai antioksidan dan anti inflamasi,
merupakan senyawa kimia utama dalam kunyit dan mudah ditemukan

11/09/19
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berdasarkan :
1. Penelitian Shisodia, et all ( 2005) bahwa Curcumin menghambat
aktivasi faktor transkripsi NF-ĸβ yang
berperan dalam respons inflamasi.

2. Penelitian Mahfouz et all (2009) di mana Curcumin mencegah


oksidasi LDL menjadi oxLDL pada plasma
darah
PENELITIAN TERBARU

11/09/19
 Penelitian terbaru meyebutkan bahwa ganja 
dapat mengatasi aterosklerosis,dimana 
ditemukan reseptor cannabinoid      dimana 
terdapat senyawa kimia yang secara 
alami,terdapat lebih dari 480 kompenen alami 
yang ditemukan dalam tanaman cannabis sativa 
atau ganja.
 Cannabinoid reseptor ­ tipe 1(CB1R) dan tipe 
2(CB2r)
11/09/19

Anda mungkin juga menyukai