Anda di halaman 1dari 32

SEMINAR HASIL

OLEH :

NOOR ROCHMAT HIDAYATULLAH


1501470014
PENGARUH PENATALAKSANAAN
TEPID SPONGE TERHADAP
PENURUNAN
SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN
RESIKO KEJANG DEMAM DI RSUD
LAWANG
Rumusan Masalah

“Adakah pengaruh Tepid Sponge


terhadap penurunan suhu tubuh pada
anak dengan resiko kejang demam ?”
Tujuan Penelitian
• Tujuan Umum • Tujuan Khusus

 Mengetahui pengaruh  Mengidentifikasi rerata


Tepid Sponge terhadap suhu tubuh anak kejang
penurunan suhu tubuh demam sebelum dan
pada anak dengan resiko sesudah dilakukan Tepid
kejang demam. Sponge.
 Menganalisis pengaruh
penatalaksanaan Tepid
Sponge terhadap
penurunan suhu tubuh
pada anak dengan resiko
kejang demam
Definisi Kejang Demam
• kejang demam menurut National Institutes of
Health Consensus Conference adalah kejadian
kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi
antara usia 3 bulan sampai 5 tahun, berhubungan
dengan demam tanpa adanya bukti-bukti infeksi
atau sebab yang jelas di intrakranial.

• Kejang demam merupakan kelainan neurologis


yang paling sering ditemukan pada anak,
terutama pada golongan anak umur 6 bulan – 4
tahun (Wulandari & Erawati, 2016).
Pathway
Kejang Demam
Penatalaksanaan Kejang Demam
• diazepam intravena • Pemberian Kompres
• diazepam rektal
• phenytoin intravena
PENGERTIAN KOMPRES

Kompres adalah salah satu metode fisik untuk


menurunkan suhu tubuh bila anak mengalami
demam.(Dewi 2016).
Macam – Macam Kompres
• Kompres air hangat atau kompres hangat
basah
• Kompres air dingin atau kompres dingin basah
• Kompres es atau kompres dingin kering
dengan kirbat es
• Kompres Tepid Sponge
Definisi Tepid Sponge

Water Tepid Sponge adalah sebuah teknik


kompres blok pada pembuluh darah supervisial
dengan teknik seka (Setiawati,2009).
Tujuan Kompres Air Hangat
• Memberikan rasa hangat dan nyaman pada
anak
• Membantu melancarkan peredaran darah
• Mengurangi rasa nyeri apabila anak
merasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu
• Membantu untuk menstabilkan suhu tubuh
• (Republik Indonesia, 2017).
Kerangka
Konsep
METODE
PENELITIAN
Nonequivalent
METODE Quasy
Control Group
PENELITIAN Eksperimental
Design
LOKASI dan WAKTU PENELITIAN

Ruang Antorium 29 Januari sampai


RSUD Lawang 28 Februari 2019
Analisis Data

Analisa • umur, riwayat penyakit penyerta


Univariat

Uji • Shapiro Wilk


Normalitas

Uji Bivariat
• Uji Independent t-test
Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Lawang yang merupakan Rumah Sakit
Daerah milik Pemerintah Kabupaten Malang yang
terletak di Jl. RA.Kartini No 05 Lawang. Wilayah
jangkauan pelayanan Rumah Sakit meliputi
Malang utara dan Perbatasan Kabupaten
Pasuruan.

Ruang yang digunakan penelitian adalah Ruang


Antorium. Ruang Antorium merupakan Ruang
rawat inap anak kelas 2 yang merawat anak sakit
dengan batasan umur 32 hari sampai dengan
umur 17 tahun. Berada dalam satu manajemen
dengan ruang interna dewasa kelas 2 dan 3
(Ruang Adenium dan Ruang dendrobium) yang
dikepalai oleh satu kepala ruang.
Karakteristik Data Respoden
1. Umur
9

Tepid Sponge
4
Kompres Dahi
3

0
1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun

Berdasarkan diagram diketahui bahwa sebagian besar anak dengan resiko


kejang berusia 1 tahun. Yaitu sebanyak 8 anak atau 26,6 %
2. Jenis Penyakit Penyerta

4
Tepid Sponge

3 Kompres Dahi

0
Thypoid Faringitis Asma Pnemonia Diare DBD

Berdasarkan diagram diketahui bahwa sebagian besar anak dengan resiko


kejang demam menderita penyakit penyerta diare. Yaitu sebanyak 7 anak
atau 23,3 %
• Uji Normalitas
Hasil Uji Shapiro Wilk
Kelompok
Pvalue

Selisih Tepid Sponge 0.083

Selisih Kompres Dahi 0.912

Menunjukkan bahwa hasil uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk


menunjukan nilai yang signifikan pvalue > 0,05 yang artinya data
berdistribusi normal
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Suhu Tubuh Kelompok kompres Tepid Sponge Sebelum Dan Setelah
Pemberian Intervensi

Statistics
Suhu Pre Intervensi Suhu Post Intervensi
Valid 15 15
Missing 0 0
Mean 38,9800 37,2667
Std. Deviation ,60143 ,53274
Min 38,00 36,50
Max 40,30 38,10

Berdasarkan tabel diketahui bahwa suhu tubuh kelompok perlakuan sebelum


diberikan intervensi kompres Tepid Sponge rata – rata 38,9800 dan suhu tubuh
setelah dilakukan intervensi kompres Tepid Sponge rata – rata 37,2667.
2. Suhu tubuh kelompok Kompres dahi sebelum dan sesudah intervensi

Statistics
Suhu Pre Control Suhu Post Control
Valid 15 15
Missing 0 0
Mean 38,8267 38,0000
Std. Deviation ,35550 ,46136
Min 38,50 37,50
Max 39,60 38,80

Berdasarkan tabel diketahui bahwa suhu tubuh kelompok kontrol sebelum


intervensi kompres dahi rata – rata 38,8267 dan suhu tubuh setelah
dilakukan intervensi kompres dahi rata – rata 38,0000,
3. Perbedaan kompres Tepid Sponge dan kompres dahi
terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan resiko
kejang demam

Variabel Mean SD
N
Perbandingan
kelompok Tepid 1,713333 0,237447
Sponge dan 30
kelompok 0,826667 0,381476
kompres dahi

Berdasarkan Tabel Independent T- test antara kelompok kompres Tepid


Sponge dan kelompok kompres dahi di Ruang Antorium RSUD Lawang terjadi
perbedaan rata-rata penurunan suhu tubuh. Dimana kompres Tepid Sponge
lebih efektif dalam menurunan suhu tubuh.
Keterbatasan Penelitian
1. Pengetahuan orang tua
2. Stres
3. Jenis penyakit penyerta
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disimpulkan sebegai berikut :

1. Ada pengaruh pemberian Tepid Sponge Bath dan kompres dahi terhadap
penurunan suhu tubuh anak dengan resiko kejang demam
2. Ada perbedaan suhu tubuh sebelum dan sesudah pemberian Tepid
Sponge Bath pada anak dengan resiko kejang demam dengan rata-rata
penurunan 1,70C.
3. Ada perbedaan suhu tubuh sebelum dan sesudah pemberian kompres
dahi pada anak dengan resiko kejang demam dengan rata-rata
penurunan 0,80C.
4. Ada perbedaan suhu tubuh antara pemberian Tepid Sponge dan
kompres dahi pada anak dengan resiko kejang demam setelah
pemberian intervensi yaitu sebesar 0,90C, yang berarti bahwa kompres
Tepid Sponge lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh anak demam
dibandingkan dengan kompres dahi.
SARAN
Berdasarkan hasil dan beberapa keterbatasan penelitian ini, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:

• Bagi Perawat
• Agar lebih memahami bagaimana manfaat Tepid Sponge Bath dengan cara
memberikan terapi Tepid Sponge Bath tidak hanya ketika pasien dirawat di Rumah
Sakit, dan mengajarkan Tepid Sponge Bath kepada keluarga untuk bisa
diaplikasikan di rumah, sehingga terapi tersebut akan lebih dirasakan manfaatnya.
Dengan cara memberikan SOP Tepid Sponge Bath dan Leaflet tentang prosedur
Tepid Sponge Bath.

• Bagi Ruang Antorium


• Agar dapat menjadikan dokumen ini sebagai bahan pertimbangan untuk
mengembangkan pengetahuan ilmu keperawatan, sehingga Kepala Ruangan bisa
mengintruksikan perawat ruangan agar Tepid Sponge Bath tersebut dijadikan
sebagai teknik non farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam
sehingga dapat mengurangi resiko kejang demam
• Bagi Instansi Tempat Penelitian RSUD Lawang
• Agar dapat menjadikan dokumen ini sebagai acuan
dalam menentukan kebijakan Rumah Sakit mengenai
terapi yang akan diberikan pada pasien.

• Bagi Peneliti Selanjutnya


• Supaya dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut
dan lebih baik mengenai efektifitas Tepid Sponge Bath
dengan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan
hasil yang lebih signifikan, dan untuk meningkatkan
hasil d
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai