Anda di halaman 1dari 67

TEORI BELAJAR & MOTIVASI

Oleh
Laurensius Kian Bera
(Tim Instruktur PEKERTI LP3M Undana)
TIP AWAL

TEORI TANPA PRAKTEK


TIDAK ADA GUNA
PRAKTEK TANPA TEORI
KITA BISA KEHILANGAN ARAH
TUJUAN PEMBELAJARAN/PELATIHAN

Peserta memiliki pemahaman


teoritis yang memadai tentang
‘belajar’ dan ‘motivasi’ kemudian
mengaplikasikannya dalam
konteks pembelajaran.
Kampus: tempat mahasiswa
belajar, bukan tempat dosen
mengajar
PENGERTIAN BELAJAR
Belajar:
• Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman (Kamus
Bahasa Indonesia).
• Proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya (Moh. Surya, 1997)
PILAR KEGIATAN BELAJAR

Menurut UNESCO (Suparno, 2000):


• Learning to know
• Learning to do
• Learning to live together
• Learning to be
I.
Teori Belajar
 Teori Tingkah Laku / Behaviourism (Thorndike, Watson, Hull,
Guthrie, Skinner)
1. Makna belajar: perubahan tingkah laku akibat dari
interaksi antara stimulus dan respons.
2. Proses belajar: interaksi antara stimulus dan respons,
mengandalkan latihan dan pembiasaan yang diakhiri
dengan penguatan (reinforcement).
3. Kelemahan: tidak mampu menjelaskan proses belajar
yang kompleks (aspek mental). Juga terlalu
mengandalkan ‘pembiasaan’ , tidak ada stimulus
maka tidak ada respons (Siswa tidak aktif).
4. Aplikasi dalam pembelajaran: tentukan tujuan, analisis
lingkungan, tentukan materi, sajikan materi, berikan
stimulus, amati respons, berikan penguatan.
 Teori Cognitivism (Piaget, Bruner, Ausubel,
Gagne)
1. Makna belajar: proses yang melibatkan aktivitas mental
yang berujung ada perubahan pemahaman tentang apa
yang dipelajari (Kognitif, afektif, dan psikomotorik).
2. Proses belajar: aktif dalam mengolah, menyimpan,
kemudian menemukan/memahami hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan yang lama.
2. Kelemahan: lebih dekat dengan teori psikologi dari pada
teori belajar sehingga tidak mudah diterapkan dalam
pembelajaran.
3. Aplikasi dalam pembelajaran: tentukan tujuan, tentukan
materi, rancang kegiatan belajar (eksperimen, problem
solving, discovery, dst), siapkan pertanyaan untuk memicu
kreativitas mahasiswa, evaluasi proses dan hasil belajar.
 Teori belajar Humanism (Bloom dan Krathwohl,
Kolb, Honey dan Mumford, Habermas)
1. Makna belajar: belajar adalah usaha untuk memanusiakan
manusia (Kognitif, psikomotor, afektif).
2. Proses belajar: kegiatan yg memungkinkan proses
pertumbuhan/perkembangan siswa sebagai manusia yg utuh
berdasarkan karakteristik, perkembangan, kebutuhan, dan
lingkungan siswa.
3. Kelemahan: lebih dekat dengan dunia filsafat (abstrak) dari
pada dunia pendidikan.
4. Aplikasi dalam pembelajaran: tentukan tujuan, tentukan materi,
identifikasi entry behavior siswa, identifikasi topik-topik yang
mengaktifkan mahasiswa, desain atau rancang wahana
(lingkungan, media), bimbing siswa secara aktif, bimbing siswa
memahami, mengkonseptualisasi pengalaman, mengaplikasi
konsep-konsep, mengevaluasi proses dan hasil belajar.
 Teori belajar Sibernetik (Landa, Pask dan Scott)
1. Makna belajar: pengolahan informasi.
2. Proses belajar: aktivitas pengolahan informasi supaya
bermakna bagi orang yang belajar.
3. Kelemahan: Pemahaman terhadap mekanisme kerja
otak terbatas sehingga pengetahuan tentang
bagaimana informasi itu diolah menjadi terbatas juga.
Teori Sibernetik lebih tertarik pada kerja otak
sedangkan teori Kognitif lebih tertarik pada hasil kerja
otak.
4. Aplikasi dalam pembelajaran: tentukan tujuan,
tentukan materi, kaji sistem informasi, tentukan
pendekatan belajar, susun materi pelajaran, sajikan
materi, bimbing siswa dalam belajar.

b. `
 Teori belajar Constructivism (Piaget, Vygotsky)
1. Makna belajar: mengkonstruksi pengetahuan,
ketrampilan, prilaku baru yang merupakan hasil
interaksi dengan lingkungan/sumber belajar.
2. Proses belajar: mengkonstruksi, bukan menerima
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku baru.
3. Kelemahan: Hanya bisa berhasil jika diterapkan pada
orang yang memiliki kesadaran, motivasi, kemandirian
yang tinggi, dan dalam lingkungan yang memotivasi,
menginspirasi, dan memfasilitasi.
4. Aplikasi dalam pembelajaran: tentukan tujuan,
tentukan materi, siapkan lingkungan belajar yang
memotivasi, memfasilitasi, dan menginspirasi,
tentukan pendekatan belajar, sajikan materi, bimbing
dan fasiltasi siswa dalam belajar.

b. `
ANALISIS KOMPARATIF
Behavioristik-Konstruktivistik

Dua pilihan di persimpangan


PANDANGAN TENTANG
Pengetahuan, Belajar dan Pembelajaran
Behavioristik Konstruktivistik
• Pengetahuan: objektif, • Pengetahuan : non-
pasti, tetap objektif, temporer,
selalu berubah
• Belajar: perolehan • Belajar: pemaknaan
pengetahuan pengetahuan
• Mengajar: • Mengajar: membantu
memindahkan orang yg belajar
pengetahuan ke orang menggali makna
yang belajar
9/11/2019 Nyoman S. Degeng 13
Lanjutan:
Behavioristik Konstruktivistik
Mind berfungsi sebagai Mind berfungsi sebagai
alat penjiplak struktur alat menginterpretasi
pengetahuan sehingga muncul
makna yang unik

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 14


Lanjutan:
Behavioristik Konstruktivistik

Si belajar diharapkan Si belajar bisa memiliki


memiliki pemahaman pemahaman yang
yang sama dengan berbeda terhadap
pengajar terhadap pengetahuan yang
pengetahuan yang dipelajari
dipelajari

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 15


Behavioristik

Segala sesuatu yang ada


di alam telah
terstruktur, teratur,
rapi
Pengetahuan juga sudah
terstruktur rapi

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 16


Konstruktivistik

Segala sesuatu bersifat


temporer, berubah,
dan tidak menentu
Kitalah yang memberi
makna terhadap
realitas

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 17


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

Keteraturan Ketidakteraturan

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 18


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

• Si belajar dihadapkan • Si belajar dihadapkan


pada aturan-aturan yang kepada lingkungan belajar
jelas yang ditetapkan lebih yang bebas
dulu secara ketat
• Pembiasaan (disiplin) • Kebebasan merupakan
sangat esensial unsur yang sangat
esensial

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 19


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK
Kegagalan atau ketidak-
mampuan dalam
menambah pengetahuan
dikategorikan sebagai
KESALAHAN, HARUS
DIHUKUM

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 20


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK

Keberhasilan atau
kemampuan
dikategorikan sebagai
bentuk perilaku yang
pantas dipuji atau diberi
HADIAH

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 21


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK

Kegagalan atau
keberhasilan,
kemampuan atau
ketidakmampuan dilihat
sebagai interpretasi yang
berbeda yang perlu
DIHARGAI

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 22


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

• Ketaatan kepada aturan • Kebebasan dipandang


dipandang sebagai sebagai penentu
penentu keberhasilan keberhasilan
• Kontrol belajar dipegang • Kontrol belajar dipegang
oleh sistem di luar diri si- oleh si-belajar
belajar

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 23


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
• Tujuan pembelajaran • Tujuan pembelajaran me-
menekankan pada nekankan pada penciptaan
penambahan pemahaman, yang
pengetahuan menuntut aktivitas kreatif-
Seseorang dikatakan telah produktif dalam konteks
belajar apabila mampu nyata
mengungkapkan kembali
apa yang telah dipelajari

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 24


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
• Tujuan pembelajaran • Tujuan pembelajaran me-
menekankan pada nekankan pada penciptaan
penambahan pemahaman, yang
pengetahuan menuntut aktivitas kreatif-
Seseorang dikatakan telah produktif dalam konteks
belajar apabila mampu nyata
mengungkapkan kembali
apa yang telah dipelajari

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 25


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN: Strategi pembelajaran
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
• Keterampilan terisolasi • Penggunaan pengetahuan
• Mengikuti urutan secara bermakna
kurikulum ketat • Mengikuti pandangan si-
• Aktivitas belajar belajar
mengikuti buku teks • Aktivitas belajar dalam
konteks nyata
• Menekankan pada hasil • Menekankan pada proses

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 26


MASALAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN: Evaluasi
Behavioristik Konstruktivistik

• Respon pasif • Penyusunan makna secara


aktif
• Menuntut satu jawaban • Menuntut pemecahan
benar ganda
• Evaluasi merupakan • Evaluasi merupakan
bagian terpisah dari bagian utuh dari belajar
belajar

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 27


PEMECAHAN MASALAH:
Implikasi teori konstruktivistik
Proposisi:
Belajar adalah proses
pemaknaan informasi
baru

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 28


Implikasi terhadap pembelajaran
dan evaluasi
• Dorong munculnya diskusi pengetahuan
yang dipelajari
• Dorong munculnya berpikir divergent,
bukan hanya satu jawaban benar
• Dorong munculnya berbagai jenis luapan
pikiran/aktivitas
• Tekankan pada keterampilan berpikir kritis
• Gunakan informasi pada situasi baru
9/11/2019 Nyoman S. Degeng 29
PEMECAHAN MASALAH:
Implikasi teori konstruktivistik
Proposisi:
Kebebasan merupakan
unsur esensial dalam
lingkungan belajar

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 30


Implikasi terhadap pembelajaran
dan evaluasi
• Sediakan pilihan tugas
• Sediakan pilihan cara memperlihatkan
keberhasilan
• Sediakan waktu yang cukup memikirkan dan
mengerjakan tugas
• Jangan terlalu banyak menggunakan tes yang telah
ditetapkan waktunya
• Sediakan kesempatan berpikir ulang
• Libatkan pengalaman konkrit
9/11/2019 Nyoman S. Degeng 31
PEMECAHAN MASALAH:
Implikasi teori konstruktivistik
Proposisi:
Strategi belajar yang
digunakan menentu-
kan proses dan hasil
belajarnya

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 32


Implikasi terhadap pembelajaran
dan evaluasi
• Berikan kesempatan untuk menerapkan cara
berpikir dan belajar yang paling cocok
dengan dirinya
• Berdayakan melakukan evaluasi diri tentang
cara berpikirnya, cara belajar, atau lainnya

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 33


PEMECAHAN MASALAH:
Implikasi teori konstruktivistik
Proposisi:
Motivasi dan usaha
mempengaruhi belajar
dan unjuk-kerja

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 34


Implikasi terhadap pembelajaran
dan evaluasi
• Motivasilah dengan tugas-tugas riil dalam
kehidupan sehari-hari dan kaitkan tugas
dengan pengalaman pribadi
• Dorong untuk memahami kaitan antara
usaha dan hasil

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 35


PEMECAHAN MASALAH:
Implikasi teori konstruktivistik
Proposisi:
Belajar pada hakekatnya
memiliki aspek sosial.
Kerja kelompok sangat
berharga

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 36


Implikasi terhadap pembelajaran
dan evaluasi
• Beri kesempatan untuk melakukan kerja
kelompok
• Dorong untuk memainkan peran yang
bervariasi
• Perhitungkan proses dan hasil kerja
kelompok

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 37


BELAJAR
Belajar bagaikan air mengalir di sebuah
sungai
• mengalir
• dinamis
• penuh resiko
• menggairahkan
Kesalahan, kreativitas, potensi, dan
ketakjuban mengisi tempat itu
9/11/2019 Nyoman S. Degeng 38
MENGAJAR
MENGAJAR bagaikan “pekerjaan membersihkan
sungai” agar air dapat mengalir bebas hambatan
Mengangkat sampah, kotoran lain
Mengeruk lumpur, pasir
Memindahkan batu, kayu

Ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran,


cinta, kelembutan, sukacita, improvisasi,
pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu
9/11/2019 Nyoman S. Degeng 39
Sebuah sungai yang indah diarungi,
berliku-liku, banyak jeram, batu, padas
Segala yang tersembunyi dan terbuka ada di
situ dalam ketidakteraturan

9/11/2019 Nyoman S. Degeng 40


Indikator Keberhasilan
Belajar-mengajar-Kurikulum

Mahasiswa
Sejahtera:
Kalau aktivitas belajar
menyenangkan dan
menggairahkan
9/11/2019 Nyoman S. Degeng 41
BAGAIMANA MENURUT ANDA?

LAMIJAN 42
Diskusi

Buatlah refleksi terhadap pembelajaran/


perkuliahan yang Anda jalankan selama ini.
Menurut Anda, teori mana yang lebih
dominan? Jelaskan alasan anda.
Tugas guru/dosen
MOTIVASI

• ADA HUBUNGAN POSITIP


• ANTARA MOTIVASI BELAJAR
• DAN KEBERHASILAN BELAJAR
• SEORANG SISWA/MAHASISWA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HASIL BELAJAR
Faktor Internal
- Fisiologis: keadaan jasmani/fisik, tidak cacat,
kesehatan prima, tidak dalam keadaan lelah,
dll.
- Psikologis: inteligensi (IQ), kepercayaan diri,
bakat, kemauan, minat, motivasi, sikap,
perhatian, ketekunan, kematangan emosi,
gaya/kebiasaan belajar dll.
Faktor Eksternal
- Lingkungan keluarga: suasana rumah, perhatian
orangtua, cara didik orangtua, fasilitas
pendukung belajar, hubungan orangtua-anak,
keadaan sosial-ekonomi, disiplin/aturan
keluarga,dll.
- Lingkungan kampus: fasilitas pendukung,
disiplin/aturan kampus, kurikulum, metode
mengajar/pembelajaran, hubungan dosen -
mahasiswa, hubungan mahasiswa-mahasiswa,
lokasi kamus, dll.
- Lingkungan masyarakat: lingkungan
fisik, lingkungan sosial-ekonomi,
teman bergaul, tempat bermain,
tempat hiburan, lembaga
nonformal/kursus, lembaga agama,
dll.
MOTIVASI
(Pengertian)
(Santrock, 2004, Winkel, 1986, Uno, 2006)
1. Motivasi: Dorongan dalam diri seseorang
untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi belajar: Dorongan dari dalam diri
untuk belajar.
3. Motivasi dan belajar: siswa yang
bermotivasi tinggi cendrung lebih berhasil
dalam belajar dari pada siswa yang
bermotivasi rendah.
Jenis-Jenis Motivasi
(Santrock, 2004, Winkel, 1986, Uno, 2006)
1. Motivasi Instrinsik: dorongan yang berasal
dari dalam diri. Contoh, si A rajin belajar
karena kemauan sendiri, bukan karena
paksaan orang tua/guru/dosen
2. Motivasi Ekstrinsik: dorongan yang berasal
dari luar diri. Contoh, si B rajin belajar
karena mau mendapat hadia atau
penghargaan yang sudah dijanjikan.
PRINSIP MOTIVASI
ARCS MODEL (Keller, 1983)
 PERHATIAN (ATTENTION)
 RELEVANSI (RELEVANCE)

 KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)

 KEPUASAN ( SATISFACTION)
51
ATTENTION

Perhatian
ditimbulkan oleh
sesuatu yang :

Baru
Aneh
Kontradiktif
Kompleks
Berbeda

52
STRATEGI UNTUK MERANGSANG MINAT DAN
PERHATIAN SISWA

 Gunakan metode instruksional yang bervariasi


 Gunakan variasi media (transparansi, videotape,
dsb.nya) untuk melengkapi pelajaran/perkuliahan
 Bila tepat, gunakan humor dalam presentasi
 Gunakan peristiwa nyata sebagai contoh untuk
memperjelas konsep
 Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan mahasiswa

53
RELEVANCY (RELEVANSI)
Hubungan antara materi pelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi siswa

 Motif pribadi/integrated (McClelland)


 Kebutuhan untuk berprestasi
(needs for achievement)
 Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power)
 Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation)
 Motif instrumental , bahwa keberhasilan dalam suatu tugas
adalah langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut
 Nilai kultural, apabila tujuan yang ingin dicapai sesuai
dengan nilai yang dianut oleh mahasiswa dan kelompok

54
STRATEGI UNTUK MENUNJUKKAN
RELEVANSI PERKULIAHAN

 Sampaikan apa kemampuan mahasiswa setelah


mempelajari materi tersebut, berarti perlu
menjelaskan tujuan instruksional
 Menjelaskan manfaat pengetahuan/
keterampilan yang akan dipelajari yang bekaitan
dengan pekerjaan lulusan nanti
 Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung
berhubungan dengan profesi tertentu

55
KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)

56
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)

• Memperbanyak pengalaman berhasil mahasiswa


(urutan materi dari mudah ke sukar)
• Perkuliahan disusun dalam bagian yang lebih kecil
• Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan
menyatakan persyaratannya ( tujuan instruksional dan
kriteria tes pada awal kuliah)
• Memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan
mahasiswa (adanya Kontrak Perkuliahan)
• Tumbuh kembangkan kepercayaan diri mahasiswa
• Berikan umpan balik yang konstruktif

57
SATISFACTION

58
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KEPUASAN

 Gunakan pujian dan penguatan secara verbal dan non-


verbal, juga umpan balik yang informatif, bukan
ancaman atau sejenisnya
 Berikan kesempatan kepada mahasiswa untuk segera
mempraktekkan pengetahuan yang dipelajarinya
 Minta mahasiswa membantu teman yang belum berhasil
menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan
 Bandingkan prestasi mahasiswa dengan prestasinya
sendiri di masa lalu atau standar lain, bukan dengan
mahasiswa lain
59
Strategi Membangkitkan
Motivasi Belajar
• Memberi angka/nilai secara obyektip
• Memberi hadiah
• Memberi pujian (verbal dan nonverbal)
• Memberitahu hasil pekerjaan siswa
(mengembalikan pekerjaan siswa)
• Menyiapkan materi secara sistimatis
• Menyajikan materi secara sistimatis
• Menyajikan materi secara menarik.
• Menciptakan suasana lingkungan kelas yang
kondusif dan menarik.
• Memperjelas tujuan dan manfaat apa yang
dipelajari.
• Memberi contoh yang positip.
• Menghargai hasil pekerjaan siswa.
9 Peristiwa Pembelajaran (Gagne):
 Menarik minat/motivasi dan memusatkan perhatian
mahasiswa
 Menyampaikan tujuan perkuliahan
 Mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari
yang merupakan prasyarat (kegiatan apersepsi)
 Menyampaikan materi perkuliahan
 Memberikan bimbingan belajar
 Meminta unjuk kerja mahasiswa
 Memberi umpan balik
 Mengevaluasi hasil belajar
 Memperkuat retensi (reinforcement)
Penutup
1. Motivasi mahasiswa merupakan faktor penting yang mempengaruhi
kemauan, proses, dan hasil belajar mahasiswa
2. Motivasi dirumuskan sebagai kondisi yang membuat mahasiswa
mempunyai kemauan untuk mencapai tujuan tertentu melalui
pelaksaan suatu tugas. Mahasiswa yang termotivasi cenderung
bertahan dan tidak mudah putus asa dalam melakukan tugas.
3. Salah satu strategi motivasional dalam proses pembelajaran adalah
dengan menerapkan empat prinsip motivasi, yaitu:
• Perhatian: Menarik dan mempertahankan perhatian mahasiswa
• Relevansi: Mengemukakan relevansi perkuliahan dengan kebutuhan
mahasiswa
• Percaya diri: menumbuhkan dan menguatkan rasa percaya diri
mahasiswa
• Kepuasan: upaya melakukan kegiatan perkuliahan sesuai dengan
minat, karakteristik dan kebutuhan mahasiswa sehingga menimbulkan
kepuasan dalam diri mahasiswa.
TIP AKHIR

LAMIJAN 64
BAGAIMANA MENURUT ANDA?

LAMIJAN 65
Tugas
(waktu: 2 hari, kirim ke: laurensiuskianbera@yahoo.co.id)

Topik / Pokok Bahasan:.....................


Mata Kuliah :.....................
Dosen Pengasuh :.....................
Peristiwa Pembelajaran Penerapan Prinsip Motivasi
1. Menarik minat/motivasi .....

Anda mungkin juga menyukai