Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 18, No.

1, 2013, halaman 69-74 ISSN : 1410-0177

PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN NATRIUM LAURYL SULFAT DAN


BENZALKONIUM KLORIDA TERHADAP KELARUTAN IBUPROFEN
Syofyan , Tuti Agustia Safari Dan Rieke Azhar
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang 2 Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi (STIFARM) Padang
Surfaktan adalah zat-zat yang
mengabsorbsi pada permukaan atau
antar muka untuk menurunkan tegangan
antar muka suatu cairan.
Fenomena antarmuka dalam
farmasi adalah faktor-faktor yang berarti
mempengaruhi adsorbsi obat pada
bahan pembantu padat dalam bentuk
sediaan, penetrasi molekul melalui
membran biologis, pembentukan dan
kestabilan emulsi, dan dispersi dari
partikel yang tidak larut dalam media
cair untuk membentuk suspensi .
Penelitian ini mengunakan ibuprofen
sebagai obat yang memiliki kelarutan
praktis tidak larut dalam air dimana
Penambahan surfaktan memiliki
peranan penting dalam meningkatkan
kelarutan zat yang sedikit larut di dalam
air yang ditandai dengan terbentuknya
misel.
Surfaktan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah natrium lauryl
sulfat sebagai surfaktan anionik
dengan gugus polarnya bermuatan
negatif dan benzalkonium klorida
METODE PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
spektrofotometer UV-Vis Ibuprofen
magnetic stirrer
timbangan analitik (Indofarma)
refraktometer ABBE Natrium Lauryl
Du Nouy tensiometer
Sulfat
pH meter
Benzalkonium
Viskometer Stormer
gelas ukur Klorida 80 %
labu ukur Natrium Hidroksida
Erlenmeyer
0,1 N
pipet tetes
beaker glass Dapar fosfat pH 7,2
spatel, Etanol 96 %
pipet ukur
Aqua destilasi
piknometer
B. PEMBUATAN KURVA KALIBRASI IBUPROFEN
1. Penentuan panjang gelombang Ibuprofen
dengan dapar fosfat pH 7,2
Timbang Dipipet
100mg larutan Diperoleh
Ibuprofen, Diperoleh induk larutan induk
masukan larutan sebanyak dengan
labu ukur induk 10 mL, konsentrasi
100ml dengan dimasukka 200µg/mL

Tambahkan konsentrasi n ke dalam


dapar fosfat 1000 µg/mL labu ukur
50 mL dilarutkan
pH 7,2 diperoleh dengan
Larutan diukur larutan dapar
absorbannya dengan ibuprofen Kocok
fosfat pH
dengan 7,2 sampai
spektrofotomer UV konsentrasi Homog
tanda
dan diperoleh panjang 200 µg/mL en
batas
gelombang 264,5 nm.
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Ibuprofen
dengan dapar fosfat pH
Timbang
Dari 7,2
larutan induk
tersebut dibuat seri Masing-
100mg
larutan dengan masing
Ibuprofen, Diperoleh konsentrasi berbeda.
masukan sampel
larutan dengan cara pipet
labu ukur Masukka
induk larutan induk masing-
100ml n dalam
dengan masing sebanyak 8 mL, labu
Tambahkan konsentrasi 10 mL, 12 mL, 14 mL, 16
ukur 50
dapar fosfat 1000 mL, dan 18 mL. ml
pH 7,2 µg/mL Masukkan ke dalam labu
Larutan
Lalu dibuat kurva ukur 50 mL
diukur tambahkan
kalibrasi dengan absorbanny dapar
menghubungkan antara a pada fosfat pH
serapan zat dengan panjang 7,2 sampai
konsentrasi, kemudian gelombang tanda
ditentukan persamaan 264,5 batas.
regresinya.
C. PENENTUAN NILAI CMC SURFAKTAN
METODE TEGANGAN PERMUKAAN
Dari larutan
1. Tegangan Permukaan Natrium Laurylinduk
Sulfat
dibuat larutan
Timbang dengan kosentrasi
natrium berbeda. dengan
lauryl sulfat dilarutka
cara memipet
sebanyak 2 n dengan
Didapatk larutan induk
g aquadest
an masing-masing
dalam
konsentr sebanyak 3 mL, 3,5
dilarutkan labu ukur
asi mL, 4 mL, 4,5 mL, 5
dengan aquadest 50 mL
larutan mL, 5,5 mL, 6 mL,
dalam labu ukur
induk 20 6,5 mL, 7 mL, dan
100 mL hingga Ukur tegangan
mg/mL 7,5 mL.
tanda batas permukaannya
menggunakan Du Nouy
Tensiometer. Untuk
masingmasing
konsentrasi dilakukan
pengukuran sebanyak 5
2. Tegangan Permukaan Benzalkonium
Dari larutan
Klorida 80% induk dibuat
dilarutkan
Nilai CMC ini Didapatk larutan dengan
dengan
ditentukan dengan an kosentrasi
aquadest
cara membuat konsentr berbeda,
dalam labu
larutan asi dengan cara
ukur 100
benzalkonium larutan memipet
mL
klorida 1 %, induk 10 larutan induk
dengan cara pipet mg/mL. masing-masing
Kemudia sebanyak 1,25
Ukur tegangan
benzalkonium
n mL, 2,5 mL,
klorida 80 permukaannya
%
dilarutka 3,75 mL, 5 mL,
menggunakan
sebanyak 1,25 mL Du Nouy
n 6,25 mL, 7,5
Tensiometer. Untuk masing-
dengan mL, 8,75 mL,
masing konsentrasi
aquadest 10 mL, 11,25
dilakukan pengukuran
dalam mL, dan 12,5
sebanyak 5 kali.
Dari harga tegangan permukaan labu yang didapat,
mL.
ukur 50
dibuat kurva kalibrasi hubungan surfaktan dan
tegangan permukaan sehinggamL didapat dua
persamaan garis lurus yang berpotongan. Titik
perpotongan tersebut merupakan nilai CMC,
biasanya dikalibrasi dengan aqua bidest
METODE INDEKS BIAS
1. Indek Bias Natrium Lauryl Sulfat
Alat yang digunakan adalah
refraktometer ABBE Dari larutan induk
Timbang dibuat larutan dengan
natrium lauryl kosentrasi berbeda. Kemudian
sulfat Didapatk dengan cara memipet dilarutkan
sebanyak 10 g an larutan induk masing- dengan
dilarutkan konsentr masing sebanyak 1,2 aquadest
dengan asi mL, 1,4 mL, 1,6 mL, dalam labu
aquadest larutan 1,8 mL, 2 mL, 2,2 mL, ukur 10
dalam labu induk 10 2,4 mL, 2,6 mL, 2,8 mL.
ukur 100 mL mg/mL. mL, dan 3,0 mL
Larutan yang
Mikrometer diputar perlahan sampai
akan diuji
pada medan penglihatan diteloskop,
kemudiaan
batas antara gelap dan terang berada
diteteskan
pada titik potong kedua garis halus
kepada prisma
yang bersilangan. Skala yang tertera
bawah alat
pada alat dibaca. pada masingmasing
refraktometer.
konsentrasi dilakukan pengukuran
2. Indek bias Benzalkonium Klorida 80
%
membuat larutan Dari larutan induk dibuat
benzalkonium larutan dengan kosentrasi
klorida 1 %, berbeda. dengan cara
dengan cara pipet memipet larutan induk
benzalkonium Didapatk
an masing-masing sebanyak 0,25
klorida 80 % mL, 0,5 mL, 0,75 mL, 1 mL,
sebanyak 1,25 mL konsentra
si larutan 1,25 mL, 1,5 mL, 1,75 mL, 2,0
dilarutkan
mL,
induk 10 Larutan 2,25 mL, dan 2,5 mL.
yang
dengan
aquadest mg/mL akan diuji
dalam labu kemudiaan dilarutkan
ukur 100 mL diteteskan dengan
kepada prisma aquadest
bawah alat dalam labu
refraktometer. ukur 10 mL

Mikrometer diputar perlahan sampai pada medan penglihatan


diteloskop, batas antara gelap dan terang berada pada titik
potong kedua garis halus yang bersilangan. Skala yang tertera
pada alat dibaca. pada masingmasing konsentrasi dilakukan
pengukuran sebanyak 5 kali.
D. PENENTUAN KELARUTAN IBUPROFEN
DIATAS
Tabel NILAI CMC SURFAKTAN
1. Formula
Perbandingan
Pelarut Ibuprofen
Pada masing-masing
BAH F F1 F2 F3 F4 F5
AN 0 mg/ mg/ mg/ mg/ mg/
konsentrasi surfaktan
mL mL mL mL mL natrium lauryl sulfat dan
(10 (10 (50 (50 (50 benzalkonium klorida
0 0 mL) mL) mL) larutan surfaktan pada
mL) mL)
formula 1 dan 2 dibuat
Natri - 2,5 - 5 5 10 sebanyak 100 mL,
um
Laur sedangkan pada formula 3,
yl 4, dan 5 larutan surfaktan
sulfa dibuat sebanyak 50 mL.
t Campurkan larutan sesuai
Benz - - 2,5 5 10 5 formula, masukkan 1 g zat
alko aktif ibuprofen, aduk
niu
m dengan magnetik stirrer
klori selama 1 jam pada skala 6.
da Kemudian larutan disaring
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Penentuan panjang gelombang (λ) analisis
ibuprofen

Panjang gelombang (λ) analisis ibuprofen dalam dapar


fosfat pH 7,2 adalah 264,5 nm
Pengukuran serapan untuk pembuatan kurva kalibrasi
dalam pelarut dapar fosfat pH 7,2 menghasilkan persamaan
regresi linier y = 0,0183 + 0,0016 x dengan nilai koefisien
korelasinya (r) = 0,9998.
b. Kurva Hubungan Konsentrasi
dengan Tegangan Permukaan.
1. Kurva Hubungan
Konsentrasi dengan
Tegangan Permukaan
Natrium Lauryl Sulfat.

2.
Kurva Hubungan
Konsentrasi dengan
Tegangan Permukaan
Benzalkonium Klorida.
c. Kurva Hubungan Konsentrasi dan Indek Bias

1. Kurva Hubungan
Konsentrasi dengan
Indek Bias Natrium
Lauryl Sulfat

2.
Kurva Hubungan
Konsentrasi dengan
Indek Bias
Benzalkonium Klorida
d. Hasil Pengukuran Kelarutan
Ibuprofen diatas Nilai CMC Surfaktan
KESIMPULAN
 Penambahan surfaktan natrium lauryl sulfat dan
benzalkonium klorida maupun kombinasinya sangat
berpengaruh terhadap kelarutan ibuprofen.
 Nilai CMC natrium lauryl sulfat dan benzalkonium
klorida yang diperoleh dengan metode tegangan
permukaan adalah 2,15 mg/mL dan 1,49 mg/mL,.
Sedangkan nilai CMC natrium lauryl sulfat dan
benzalkonium klorida yang diperoleh dengan
metoda indek bias adalah 2,17 mg/mL dan 1,46
mg/mL.
 Kelarutan ibuprofen tertinggi diperoleh pada formula
4 yaitu 96,25%, selanjutnya secara berturut-turut
pada formula 5 (78,34 %), formula 3 (43,32 %),
formula 2 (15,03 %), dan formula 1 (6,03 %).

Anda mungkin juga menyukai