Anda di halaman 1dari 58

Tutorial Kasus

Septic Arthitis
Ansar A.S.I.T. (1710029074)
Sulistyaning Tyas (1810029042)

dr. William S. Tjeng, Sp. A


Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Juli 2019
BAB 1 PENDAHULUAN
Pendahuluan

Septic Arthritis

Penyakit radang sendi yang disebabkan oleh


bakteri atau jamur
Paling sering oleh Staphylococcus aureus

Infeksi
Menyebabkan kerusakan sendi yang cepat dan berat
Primer: inokulasi langsung akibat trauma
Sekunder: Penyebaran secara hematogen atau perluasan
Osteomyelitis
Pendahuluan

Dewasa >64 tahun


8,4 / 100.000/ tahun

Anak < 5 tahun


5 / 100.000 orang/ tahun

Insidensi populasi umum


2-10 kasus / 100.000 orang / tahun
8% 15% 21% 56%

Pergelangan kaki 8%
Poli artikular 15%
Panggul 21%
Lutut 56%
Pendahuluan

 Penegakkan diagnosis yang tepat


dibutuhkan untuk mengurangi insiden septik
artritis. Diagnosis dapat ditegakkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
 Tujuan
 menambah wawasan bagi dokter muda
mengenai“Septic Arthritis”
BAB 2 LAPORAN KASUS
Identitas pasien
 Nama : By. Ny. N
 Usia : 2 bulan
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Berat Badan : 3,1 Kg
 Tinggi Badan : 49 cm
 Alamat : Jl. Damanhuri Gg. Sukun
 MRS tanggal 7 Juli 2019

Anamnesa
Anamnesa dilakukan pada tanggal 8 Juli 2019, di ruang Melati.
Autoanamnesa oleh pasien dan heteroanamnesa oleh ibu kandung
pasien.
Keluhan Utama
Lutut Kanan bengkak

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa oleh ibunya datang ke IGD RSUD Abdul


Wahab Sjahranie dengan keluhan lutut kanan bengkak sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak semakin lama
semakin besar dan pasien tidak menekuk lutut kanannya. Jika
disentuh atau digerakkan pasien menangis kencang. Keluhan
ini disertai dengan adanya kemerahan dan teraba panas pada
lutut kanan, serta demam sejak 4 hari yang semakin tinggi
sebelum masuk rumah sakit. BAB lancar dan BAK warna
kuning lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat serupa (-) Tidak ada anggota keluarga
Riwayat trauma (-) pasien yang memiliki
Riwayat DM (-) riwayat serupa
Riwayat DM (-)
Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat operasi (+) Riwayat trauma (-)
colostomy 1,5 bulan lalu Riwayat operasi (-)
 Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
 Berat badan lahir : 2,9 gram
 Panjang badan lahir : 49 cm
 Tengkurap :-
 Duduk :-
 Berdiri :-
 Berjalan :-
 Berbicara 2 suku kata : -
 Gigi keluar :-
 ASI : ditambah dengan susu formula
 Riwayat Kelahiran
 Lahir di : RS AWS
 Usia kehamilan : 8 bulan
 Persalinan ditolong oleh : Dokter
 Jenis partus : Operasi Seksio
sesar

 Riwayat Imunisasi Dasar


 Belum
 Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 08 Juli 2019
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Komposmentis
 Tanda-tanda vital
 Tekanan darah :-
 Frekuensi nadi : 120x/menit, regular, kuat angkat
 Frekuensi nafas : 40 x/menit, regular
 Suhu : 37 C, aksiler
 Status gizi
 Berat badan : 3,1 kg
 Panjang badan : 49 cm
 Regio Kepala/Leher
 Makrosefali (-), leukokoria (-), konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-), sianosis (-),
pembesaran KGB (-), pernapasasan cuping
hidung (-), faring hiperemis (-), mulut
berselaput putih (-), bekas perdarahan gusi
mulut (-), perdarahan gusi aktif (-)
 Regio thorax
 Inspeksi :Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada
simetris Dekstra = sinistra, retraksi intercosta, suprasternal dan
supraklavikula (-)
 Palpasi : Pergerakan nafas simetris dekstra = sinistra
 Perkusi : sonor seluruh lapangan paru, redup jantung (+)
 Auskultasi :vesicular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), suara
jantung S1 S2 tunggal,regular, murmur (-), gallop (-).
 Regio abdomen
 Inspeksi : Distensi (-), Stoma (+), Kolostomy Bag (+)
 Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
 Perkusi : Distribusi timpani di keempat kuadran
 Palpasi : Soefl, nyeri tekan empat kuadran (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-), pembesaran KGB
inguinal (-), turgor kulit < 2 detik

 Ekstrimitas
 Inspeksi :Edema (+) genue dextra, deformitas (-),
ruam/petekie (-)
 Palpasi :Akral dingin, sianosis perifer (-), edema (-),
CRT <2 detik
 Status lokalis
 Genue dextra
 Inspeksi : Edema (+), hiperemis (+),
pergerakan sendi (-)
 Palpasi : Teraba panas
 ROM : Terbatas
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Leukosit 38.200 /µL 6.000 – 18.000 /µL
Hemoglobin 10,4 g/dl 13,4 – 19,8 g /dL
Hematokrit 29% 28,0 - 42,0 %
MCV 74,8 fL 81,0 – 99,0 fL
MCH 26,6 pg 27,0 – 31,0 pg
MCHC 35,6 g/dL 33,0 – 37,0 g/dL
Trombosit 617.000 /µL 150.000 – 450.000 /µL
Pemeriksaan Penunjang

 Rontgen
Genu
dextra
AP/Lat
 Diagnosis Kerja
Septic Arthritis Genue dextra
Hisprung Disease post kolostomi

 Penatalaksanaan Poliklinik Anak


- IVFD KAEN 4A 300 ml/24 jam
- Inj. Cefotaxime 3x50 mg
- Inj Gentamisin 2x10 mg
- Paracetamole syrup 1,5 ml
Tanggal Pemeriksaan Terapi
Senin, S : menangis saat lulut disentuh, demam (-), P: IVFD KAEN 4A
08/07/19 muntah (-), bengkak lutut kanan (+) 300ml/24 jam
R. melati O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, N: Inj Cefotaxime 3x100 mg
120x/mnt, RR: 42 x/mnt, Suhu:36,2 0C, pupil Inj Gentamisin 2x7,5 mg
isokor (+/+), anemis (-/-), vesikuler (+/+), Inj Cortidex 3x0,5 mg
wheezing (-/-), ronkhi (-/-), S1S2 tunggal PCT drip 3x0,3 ml
reguler, murmur (-), hepatosplenomegali (-), Asi on demand
stoma (+) , kolostomi bag (+) Kultur darah
Status lokalis Cek lab DL/CRP
Genue dextra : edema (+), hiperemis (+) teraba Rhemathoid faktor
panas, ROM terbatas
Lab Hematologi tgl 08/07/2019
L: 29.750 ; Hb: 9,5 ; Ht: 25,4 ; Tr: 697.000
Rheumathoid faktor : <8
CRP : 12,0
Selasa, S:, demam (-), muntah (-), bengkak lutut P: IVFD KAEN 4A
09/07/19 (+) 300ml/24 jam
R. Melati O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, Inj Cefotaxime 3x100 mg
N: 118x/mnt, RR: 38 x/mnt, Suhu:35,9 0C, Inj Gentamisin 2x7,5 mg
pupil isokor (+/+), anemis (-/-), vesikuler Inj Cortidex 3x0,5 mg
(+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-), S1S2 PCT drip 3x0,3 ml
tunggal reguler, murmur (-), Asi on demand
hepatosplenomegali (-),stoma (+),
kolostomi bag (+)
Status lokalis
Genue dextra : edema (+), hiperemis (-)
teraba hangat, ROM terbatas
Rabu, S:, demam (-), muntah (-), bengkak lutut kanan P: IVFD KAEN 4A
10/07/19 berkurang 300ml/24 jam
R. Melati O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, N: Inj Cefotaxime 3x100 mg
120x/mnt, RR: 35 x/mnt, Suhu 36,3: 0C, pupil Inj Gentamisin 2x7,5 mg
isokor (+/+), anemis (-/-), vesikuler (+/+), Inj Cortidex 3x0,5 mg
wheezing (-/-), ronkhi (-/-), S1S2 tunggal PCT drip 3x0,3 ml
reguler, murmur (-), hepatosplenomegali (-), Asi on demand
stoma (+) kolostomi bag (+) Konsul bedah orthopedi
Status lokalis Foto rontgen genue dextra
Genue dextra : edema (+) berkurang, hiperemis AP/Lateral
(-) pergerakan sendi genue (+)
Hasil Foto Rontgen Genue Dextra
Soft Tissu Swelling dengan gambaran area
lucent di regio genu kanan mengesankan suatu
septic arthritis
Kamis, S:, demam (-), muntah (-), bengkak lutut P: IVFD KAEN 4A
11/06/19 kanan berkurang, pergerakan lutut kanan 300ml/24 jam
R. Melati (+) Inj Cefotaxime 3x100 mg
O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, Inj Gentamisin 2x7,5 mg
N: 125x/mnt, RR: 40 x/mnt, Suhu: 360C, Inj Cortidex 3x0,5 mg
pupil isokor (+/+), anemis (-/-), vesikuler PCT drip 3x0,3 ml
(+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-), S1S2 Asi on demand
tunggal reguler, murmur (-), Cek lab DL.
hepatosplenomegali (-),stoma (+), PT/APTT/HDT
kolostomi bag (+)
Status lokalis
Genue dextra : edema (+) berkurang,
hiperemis (-), ROM (+)
Jum’at, S:, demam (-), muntah (-), bengkak lutut kanan P: IVFD KAEN 4A
12/07/19 berkurang, pergerakan lutut kanan (+) 300ml/24 jam
R. Melati O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, N: Inj Cefotaxime 3x100 mg
142x/mnt, RR: 45 x/mnt, Suhu: 36,30C, pupil Inj Gentamisin 2x7,5 mg
isokor (+/+), anemis (-/-), vesikuler (+/+), Inj Cortidex 3x0,5 mg
wheezing (-/-), ronkhi (-/-), S1S2 tunggal PCT drip 3x0,3 ml
reguler, murmur (-), hepatosplenomegali (- Asi on demand
),stoma (+), kolostomi bag (+) Raber Bedah Anak
Status lokalis Terapi B. Anak
Genue dextra : edema (+) berkurang, hiperemis Pro repair stoma
(-), ROM (+) Transfusi PRC 30 cc (I,II)
Lab tgl 12/07/19 Inj. Metronidazole 30 mg/8
Alb : 3,6 Na : 127 Kalium : 4,8 Chlo : 92 jam
Ab HIV : NR HbBsAg : NR APTT : 26,8 Cek Kultur darah
PT : 13,3 INR 0,98 Perbaikan KU sesuai anak
A: Septic arthritis + Atresia Ileum post Cek lab elektrolit, albumin,
kolostomy + prolaps stoma HbsAg, Ab HIV, PT/APTT
Sabtu, S:, demam (-), muntah (-), bengkak lutut kanan P: IVFD D5 ¼ NS 300ml/24
13/07/19 berkurang, pergerakan lutut kanan (+) jam
R. Melati O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, N: Inj Cefotaxime 3x100 mg
119x/mnt, RR: 37x/mnt, Suhu: 36,20C, pupil Inj Gentamisin 2x7,5 mg
isokor (+/+), anemis (-/-), vesikuler (+/+), Inj Cortidex 3x0,5 mg
wheezing (-/-), ronkhi (-/-), S1S2 tunggal PCT drip 3x0,3 ml
reguler, murmur (-), hepatosplenomegali (- Asi on demand
),stoma (+), kolostomi bag (+) Tunggu hasil kultur darah
Status lokalis Cek DL, SE, Ca senin tgl
Genue dextra : edema (+) berkurang, hiperemis 15/07
(-), ROM (+) Terapi Bedah Anak
Pro repair stoma setelah
perbaikan KU
Transfusi PRC Target Hb >11
Cek DL post Transfusi
Inj. Metronidazole 30 mg/8
jam
Minggu, S : demam (-), muntah (-), bengkak lutut P: IVFD D5 ¼ NS
14/07/19 kanan berkurang, pergerakan lutut kanan 300ml/24 jam
R. Melati (+) Inj Cefotaxime 3x100 mg
O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, Inj Gentamisin 2x7,5 mg
N: 130x/mnt, RR: 40x/mnt, Suhu: Inj Cortidex 3x0,5 mg
36,50C, pupil isokor (+/+), anemis (-/-), PCT drip 3x0,3 ml
vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/- Asi on demand
), S1S2 tunggal reguler, murmur (-), Raber Gizi Klinik hari
hepatosplenomegali (-),stoma (+), Senin tgl 15/07
kolostomi bag (+) Terapi B. Anak
Status lokalis Inj. Metronidazole 30
Genue dextra : edema (+) berkurang, mg/8jam
hiperemis (-), ROM (+)
Lab tgl 14/07/19
L: 25.090 Hb : 13,9 Ht : 40,8 Tr : 817.000
Senin15/0 S : demam (-), muntah (-), bengkak lutut P: IVFD D5 ¼ NS
7/19R. kanan berkurang, pergerakan lutut kanan 300ml/24 jam
Melati (+) Inj Cefotaxime 3x100 mg
O: Kes: CM, GCS E4V5M6, BB: 3,1 kg, Inj Gentamisin 2x7,5 mg
N: 130x/mnt, RR: 40x/mnt, Suhu: Inj Cortidex 3x0,5 mg
36,50C, pupil isokor (+/+), anemis (-/-), PCT drip 3x0,3 ml
vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/- Inj Ca Glukonas 3 cc IV
), S1S2 tunggal reguler, murmur (-), Asi on demand
hepatosplenomegali (-),stoma (+), Raber Gizi Klinik
kolostomi bag (+) Terapi B. Anak
Status lokalis Inj. Metronidazole 30
Genue dextra : edema (+) berkurang, mg/8jam
hiperemis (-), ROM (+)
Lab tgl 15/07/19
Na : 133 Kalium : 4,5 Chloride : 93
Calsium : 4,8
Kultur darah tgl 15/07: Tidak ada
pertumbuhan bakteri aerob dan jamur
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

 Artritis bakteri/supuratif piogenik/septik


artritis, adalah infeksi pada sendi yang
paling sering terjadi dan yang paling
penting karena merupakan kegawatan
dibidang rematologi yang berpotensi untuk
menyebabkan kerusakan sendi dan
hilangnya fungsi yang ireversibel (25-50%
dari pasien) jika terlambat dalam diagnosis
dan pengobatan.
Infeksi
Menyebabkan kerusakan sendi yang cepat dan berat
Primer: inokulasi langsung akibat trauma
Sekunder: Penyebaran secara hematogen atau perluasan
Osteomyelitis
Erythrocyte Sedimentation Rate
>40 mm/hr

99%
4 dari 4 kriteria
WBC
> 12.000 mm3
93%
3 dari 4 kriteria

Lokasi Sendi yang terkena 40%


non weight-bearing 2 dari 4 kriteria

Demam 3%
1 dari 4 kriteria
Epidemiologi

Dewasa >64 tahun


8,4 / 100.000/ tahun

Anak < 5 tahun


5 / 100.000 orang/ tahun

Insidensi populasi umum


2-10 kasus / 100.000 orang / tahun
Etiologi
 Tabel 1. Bakteri yang paling sering menjadi < 5 Years Joint Elderly Immunocompromi
penyebab septic arthritis berdasarkan usia dan andIDA** sed
factor resiko pasien (Ortega, 2014)
H. influenza S. aureus S. aureus S. aureus
S. aureus S. pneumoniaeGNB* P. GNB* aeruginosa

S. S. pyognes S. pneumoniaeP. aeruginosa


pneumoniae
S. pyognes N. gonorrheae S. pyognes S. agalactiae

*GNB : Gram Negative Bacteria


**IDA : Intravenous Drug Abuser

Staphylococcus Aureus merupakan patogen tersering pada


bakterial arthritis pada usia anak-anak diatas usia 2 tahun
dan dewasa,
sedangkan penyebab tersering (80%) infeksi sendi yang
dipicu oleh rheumatoid arthritis adalah spesies
Streptococcal seperti Streptococcus viridans, Streptococcus
pneumoniae, dan streptococci group B.
Faktor risiko
 Hal ini dapat terjadi pada semua kelompok umur, meskipun ada sejumlah
faktor resiko dari kemunculan dan perkembangan infeksi arthritis, antara lain :

Primer / IdiopatikC

Paling penting adalah pasien yang


Ederly
terinfeksi bakteri dan mempunyai
resiko tinggi.
Penyakit seperti DM, RA

Suntikan intra-artikuler atau protesa sendi

Cedera terbuka

Infeksi kulit

Intravenous drug abuser (IVDU)

Immunocompromised
Joint
Infants and children Appendicular skeleton
Intravenous drug abusers Sternoclavicular, sacroilliac, acromioclavicular
Rheumatoid arthritis Any affected joint
Diabetes melitus Foot articulation
Jenis sendi yang paling banyak mengalami septic arthritis berdasarkan usia
dan factor resiko pasien (Ortega, 2014)
Patofisiologi

Hematogen

Contiguous
Secara perkontinuitatum
Patofisiologi

Sel
Neutrofil & Sel Sel radang
Bakteri radang infiltrasi
radang&bakteri Adesi pada release
masuk masuk celah kartilago
sinovium sitokin&protease
sendi

Nekrosis pada Efusi sendi Terbentuk Hambat sintesis Hidrolisis


tulang (aspetic yang masif pannus&erosi kartilago&meningkat Kolagen&prote
necrosis bone) kartilago sendi kan degradasi oglikan
Gejala Klinis

 Umumnya septik arthritis ditandai dengan


 rasa nyeri,
 bengkak,
 panas, dan
 keterbatasan gerak dari sendi yang terkena.
 Biasanya gejala dirasakan selama 1- 2
minggu.
Penegakkan diagnosis

 Anamnesis
 trias gejala akut yang tipikal dan dengan
durasi gejala 1-2 minggu, disertai dengan
demam dengan suhu rendah (tanpa
menggigil), nyeri pada sendi, dan penurunan
pergerakan sendi.
Penegakkan diagnosis

 Pemeriksaan Fisik
 sendi tampak bengkak, kemerahan, nyeri
tekan, dan teraba panas. Apabila sendi yang
terkena adalah sendi lutut, pemeriksaan fisik
tambahan yang dapat dilkukan adalah
Pattelar Tap Test. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui apakah didapatkan efusi
pada sendi lutut
Penegakkan diagnosis
 Pemeriksaan Penunjang
 peningkatan laju endap darah dan C reactive
protein, walaupun keduanya relatif tidak spesifik,
dan peningkatan keduanya bisa disebabkan oleh
reaksi inflamasi sendi non infeksi
 sel darah putih darah tepi biasanya meningkat
pada pasien remaja, namun bisa normal pada
pasien bayi atau dewasa. Nilai hitung sel
polimorfonuklear dari aspirasi cairan sendi juga
bisa dijadikan standar diagnosa
Penegakkan diagnosis
 Kunci diagnosa dari septik artritis adalah dengan
analisa mikroskopik dan kultur dari cairan sinovial
dari sendi yang terkena.
 Pewarnaan Gram dan kultur cairan sendi dapat
menegakkan diagnosa dari 50% kasus
Penegakkan diagnosis

 Radiologis
 •Radiologi Konvensional
 •Ultrasound

 •CT

 •MRI
Penatalaksanaan

 Tujuan utama penanganan artritis septik


adalah dekompresi sendi, sterilisasi sendi,
dan mengembalikan fungsi sendi.
 Pada fase akut,
 pasien disarankan untuk mengistirahatkan sendi yang terkena.
 Rehabilitasi
 Pemasangan bidai kadang perlu
 latihan isotonik harus segera dilakukan untuk mencegah otot atropi.
 Pergerakan sendi baik aktif maupun pasif harus segera dilakukan tidak
lebih dari 24 jam setelah keluhan membaik
 pemberian terapi antibiotika yang sesuai dan segera
dilakukan drainase cairan sendi. Pemilihan antibiotika harus
berdasarkan beberapa pertimbangan termasuk kondisi
klinis, usia, pola dan resisitensi kuman setempat, dan hasil
pengecatan gram cairan sendi
 Secara umum rekomendasi pemberian antibiotika
intravenus paling sedikit selama 2 minggu, diikuti dengan
pemberian antibiotika oral selama 1-4 minggu.
 Pemberian antibiotika intravena yang lebih lama
diindikasikan pada infeksi bakteri yang sulit dieradikasi
seperti P.aerogenosa atau Enterobacter spp.
 Pemberian antibiotika intra artikular tidak efektif dan justru
dapat menimbulkan sinovitis kemikal
 Drainase yang tepat dan adequat dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Teknik
yang bisa dilakukan antara lain aspirasi
dengan jarum, irigasi tidal, arthroskopi dan
arthrotomi.
Prognosis

 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya


septik arthritis adalah proses akut yang
membutuhkan diagnosis dini untuk
menetapkan perawatan yang tepat dengan
cepat, karena keterlambatan septik arthritis
dapat mengakibatkan kerusakan sendi
permanen dalam waktu 48 jam dari
timbulnya infeksi.
BAB 4 pembahasan
Teori Kasus
Tapi secara umum septik artritis ditandai Lutut kanan bengkak 2 hari sebelumnya
dengan trias gejala akut yang tipikal dan demam sejak 4 hari SMRS
dengan durasi ejala 1-2 minggu, disertai Teraba panas
dengan demam dengan suhu rendah (tanpa Pasien tidak menggerakkan sendi
menggigil), nyeri pada sendi, bengkak dan lututnya secara aktif
penurunan pergerakan sendi. Septik artritis Saat kakinya disentuh bayi menangis
lebih sering mengenai sendi besar Lutut berwarna kemerahan
dibandingkan dengan sendi kecil, dan
sampai 60% kasus melibatkan sendi
panggul dan sendi lutut
Teori Kasus
Pada pemeriksaan Tanda-tanda vitalTekanan darah: -
fisik didapatkan Frekuensi nadi: 120x/menit, regular, kuat angkat
sendi tampak Frekuensi nafas: 40 x/menit, regular; Suhu : 37oC, aksiler
bengkak, Status giziBerat badan: 3,1 kg Panjang badan: 49 cm
kemerahan, nyeri Regio Kepala/Leher Makrosefali (-), leukokoria (-), konjungtiva anemis (-),
tekan, dan teraba sklera ikterik (-), sianosis (-), pembesaran KGB (-), pernapasasan cuping
panas. Apabila hidung (-), faring hiperemis (-), mulut berselaput putih (-), bekas perdarahan
sendi yang terkena gusi mulut (-), perdarahan gusi aktif (-)
adalah sendi lutut, Regio ThoraxInspeksi:Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris
pemeriksaan fisik Dekstra = sinistra, retraksi intercosta, suprasternal dan supraklavikula (-)
tambahan yang Palpasi: Pergerakan nafas simetris dekstra = sinistra
dapat dilkukan Perkusi: sonor seluruh lapangan paru, redup jantung (+)
adalah Pattelar Tap Auskultasi :vesicular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), suara jantung S1 S2
Test. Pemeriksaan tunggal,regular, murmur (-), gallop (-).
ini dilakukan untuk Regio Abdomen Inspeksi : Distensi (-), Stoma (+), Kolostomy Bag
mengetahui apakah (+)Auskultasi: Peristaltik usus (+) kesan normal
didapatkan efusi Perkusi : Distribusi timpani di keempat kuadran
pada sendi lutut Palpasi: Soefl, nyeri tekan empat kuadran (-), hepatomegali (-), splenomegali
(Ortega, et.al. (-), pembesaran KGB inguinal (-), turgor kulit < 2 detikRegio
2014). EkstremitasInspeksi :Edema (+) genue dextra, deformitas (-), ruam/petekie -
Palpasi :Akral hangat, sianosis perifer (-), edema (-), CRT <2 detik
Status lokalis Genue dextra Inspeksi : Edema (+), Hiperemis (+)
pergerakan sendi (-)
Palpasi : Teraba panas ROM : Terbatas
Teori Kasus
Darah lengkapLEDC-reactive Darah LengkapLeukosit : 38.200/µL
proteinKultur cairan sinovial Radiologis Hemoglobin :10,4g/dl
(Foto X-ray, USG, CT,MRI) Hematokrit : 29%
MCV : 74,8fL
MCH:26,6 pg
MCHC: 35,6g/dL
Trombosit: 617.000/µL
Kultur darah : Tidak ada pertumbuhan
bakteri anaerob, virus, parasit (amoeba dll)
dan Mycobacterium
Foto rontgen genu dextra AP/Lat
Soft Tissu Swelling dengan gambaran area
lucent di regio genu kanan mengesankan
suatu septic arthritis
Teori Kasus
Terapi atrhritis septik meliputi terapi IVFD KAEN 4A 300 ml/24 jam
nonfarmakologi, farmakologi, dan Inj Cefotaxime 3x100 mg
drainase cairan sendi. Inj Gentamisin 2x7,5 mg
Inj Cortidex 3x0,5 mg
PCT drip 3x0,3 ml
Inj. Metronidazole 30 mg/8 jam
BAB 5 penutup
 Telah dilakukan pemeriksaan anak perempuan berusia 2
bulan. Dibawa oleh ibunya datang ke IGD RSUD Abdul
Wahab Sjahranie dengan keluhan lutut kanan bengkak
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak semakin
lama semakin besar dan pasien tidak menekuk lutut
kanannya. Jika disentuh atau digerakkan pasien menangis
kencang. Keluhan ini disertai dengan adanya kemerahan
dan teraba panas pada lutut kanan, serta demam sejak 4
hari yang semakin tinggi sebelum masuk rumah sakit.
BAB lancar dan BAK warna kuning lancar. Secara umum,
penegakan diagnosis, alur penatalaksanaan sudah sesuai
dengan literatur yang ada.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai