Anda di halaman 1dari 62

PARAMATER KUALITAS AIR

Dr. dr. Taufik Ashar, MKM


PENDAHULUAN
• Air bersih ≠ air minum, menurut Depkes RI:

• Air bersih : air yg dpt digunakan sehari-hari yg


kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
dapat diminum apabila dimasak --> Permenkes RI
No.416 Thn 1990

• Air minum : air yg memenuhi syarat kesehatan dan


dapat langsung diminum --> Permenkes RI No.492
Thn 2010
PENDAHULUAN
• Kualitas Air  sifat-sifat air yang ditunjukkan dengan nilai
dan/atau kadar makhluk hidup, zat, energi, termasuk bahan
pencemar, dan/atau komponen lain yang ada dan/atau
terkandung di dalam air

• Standar Kualitas Air merupakan patokan penilaian baik atau


tidaknya kualitas air untuk dikonsumsi manusia.

• Pada umumnya, penilaian kualitas air berdasarkan 4


parameter standar penilaian yaitu paramater fisik, kimia,
mikrobiologi dan parameter radioaktivitas.
INDIKATOR KUALITAS AIR

FISIK

KIMIA

MIKROBIOLOGI

RADIOAKTIF
Indikator Fisika

• Bau
• Rasa
• Suhu
• Warna
• Kekeruhan
• Jumlah zat padat terlarut (TDS)
Parameter Kualitas Air Secara Fisika

Kadar Maksimum
Parameter Satuan Keterangan
Yg Diperbolehkan

Bau - - Tidak Berbau

Jumlah Zat Padat


mg/L 1000 -
Terlarut (TDS)

Kekeruhan Skala NTU 5 -

Rasa - - Tidak Berasa

Suhu ºC Suhu Udara± 3ºC -

Warna Skala TCU 15 -


1. KEKERUHAN
 Disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi baik yg bersifat organik
maupun anorganik
 Zat organik berasal dari pelapukan tumbuhan dan hewan --> menjadi
makanan bakteri dan algae utk berkembang biak --> bakteri dan algae
juga mrp zat organik tersuspensi --> menambah kekeruhan
 Zat anorganik berasal dari pelapukan batuan atau logam dan limbah
industri
 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan transmisi cahaya yang
bersumber dari cahaya standar

2. JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT (TDS)


 Terdiri dari zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut
 Berbanding lurus dengan kesadahan
3. WARNA
 air sebaiknya tidak berwarna untuk mencegah keracunan dari
berbagai zat kimia
 warna air secara alami karena adanya Tanin dan Asam Humus
yg terdapat dlm air rawa, warnanya kuning muda s.d coklat
kehitaman
 penyebab warna dari air jg disebabkan oleh koloid dari oksida
besi atau oksida mangan
 asam humus bila bereaksi dengan klor membentuk senyawa
triklorometan yg bersifat karsinogen

4. TEMPERATUR (SUHU)
 suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas agar terjadi
pelarutan zat kimia yg dapat membahayakan kesehatan.
 Suhu yg tinggi dpt mempercepat reaksi biokimia didalam
saluran air
5. RASA --> air sebaiknya tidak
berasa (tawar). Rasa air sering SENYAWA DESKRIPSI BAU
disebabkan rasa logam, pahit,
asin, masam, kelat, dll amina anyir

6. BAU --> akibat materi organik


yang membusuk dan terkumpul amoniak pesing
didasar perairan shg
menghasilkan kondisi yang baik
diamine busuk
bagi pertumbuhan organime
anaerobik yang dapat
menghasilkan gas-gas yang hidrogen sulfida telur busuk
berbau.

sulfida organik kubis busuk


CAHAYA
• Cahaya di perairan  energi panas
• Energi (cahaya) yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu sebesar 1oC lebih besar
dari energi yang dibutuhkan untuk materi lain.
• Perairan membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menaikkan atau menurunkan suhu, jika
dibandingkan dengan daratan
SUHU
• Proses
penyerapan
cahaya lebih
intensif pada
lapisan atas
perairan (suhu
lebih tinggi) dan
densitas lebih kecil
dari pada lapisan
bawah 
stratifikasi panas
pada perairan.
Dampak Peningkatan Suhu
• Peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi
dan volatilisasi
• Penurunan kelarutan gas dalam air (O2, CO2, N2,
CH4)
• Peningkatan kecepatan metabolisme dan
respirasi organisme air  peningkatan konsumsi
O2
• Peningkatan suhu 10oC  peningkatan konsumsi
O2 oleh organisme akuatin 2 – 3 kali
• Suhu optimum pertumbuhan fitoplankton 20-
30oC.
Kecerahan dan Kekeruhan
• Kecerahan air tergantung pada warna dan
kekeruhan
• Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan,
ditentukan secara visual menggunakan Secchi disk
• Satuan: meter

Ketika diturunkan ke dalam air, kedalaman maksimum


yang diukur dalam meter di mana pengguna dapat
dengan jelas melihat perbedaan antara hitam dan
putih kuadran.
Kecerahan dan Kekeruhan
• Kekeruhan: menggambarkan sifat optik air, ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan
oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air
• Penyebab: bahan organik dan an-organik yang tersuspensi
dan terlarut (lumpur dan pasir halus), plankon dan
mikroorganisme

METODE SATUAN

Turbidimeter Tubiditas, setara 1 mg/liter SiO2

Nephelometric NTU (Nephelometric Turbidity Unit)


WARNA
• True Color : warna yang disebabkan oleh
bahan-bahan kimia terlarut
• Apparent Color : warna yang disebabkan oleh
bahan terlarut dan atau bahan tersuspensi
• Warna diamati langsung secara visual, atau
diukur berdasarkan skala platinum kobalt
(satuan PtCo), dengan membandingkan warna
air sampel dengan warna air standar
Penyebab Warna di Perairan
• Bahan Organik (tanin, lignin, humus dari
dekomposisi tumbuhan)  kecoklatan
• Ion-ion logam: Fe 0,3 mg/liter  warna
kekuningan; Mn 0,05 mg/liter  warna abu-
abu,
• Kalsium karbonat dari daerah berkapur 
warna kehijauan
• Plankton: Dinoflagelata  warna merah,
Cyanophyta (perairan tawar)
Warna Perairan Disebabkan oleh
Peledakan (Blooming) Fitoplankton (Algae)
• Blooming alga filum Dinoflagelata  perairan
laut berwarna merah (red tide)
Laut Azov Rusia, Pertengah Juli 2012 Sungai Bondi Australia, Nopember 2012

Sumber gambar : http://news.baca.co.id/2405273


http:/
/news
.baca.
co.id/
Laut di Shenzhen, Guangdong, Cina 24052 Laut di Maluku Tengah, Indonesia
Nopember 2014 73 Pertengahan Juni 2015

Red Tide : perubahan laut menjadi merah, ledakan alga merah yang kaya akan pigmen
phycoeritrin, 1 ml air berisi ribuan - jutaan sel

Penyebab blooming alga :


melimpahnya nutrien di laut (eutrofikasi),
pemanasan global : suhu meningkat  memicu metabolisme sel alga  kecepatan
pembelahan atau reproduksi alga meningkat

Alga dalam jumlah besar  stok oksigen berkurang  ikan akan mati
Nilai Warna pada Air
Perairan Warna (PtCo)
Alami Tidak berwarna ( < 10)
Rawa-rawa Kuning kecoklatan ( 200 – 300), krn
adanya humus
Air minum 5 - 50
Konduktivitas
• Daya Hantar Listrik (DHL) : gambaran numerik
dari kemampuan air untuk meneruskan aliran
listrik,
• Semakin banyak garam-garam terlarut yang
dapat terionisasi, semakin tinggi nilai DHL
• Asam, basa, garam adalah konduktor yang
baik
• Bahan organik (sukrosa, benzene) penghantar
listrik yang jelek
Konduktivitas
• Satuan : mhos/cm atau Siemens/cm
• Nilai DHL berhubungan dengan nilai padatan
terlarut (TDS), menurut Tebbut, 1992:
K = DHL (S/m)
TDS (mg/liter)
• K = konstanta untuk jenis air tertentu
• Nilai TDS = DHL X (0,55 sampai 0,75)
Padatan Total, Terlarut, Tersuspensi
Padatan Total (residu) : bahan yang tersisa setelah air sampel
mengalami evaporasi dam pengeringan pada suhu tertentu

Klasifikasi Ukuran Ukuran


Padatan Diameter (m) Diameter (mm)
Padatan terlarut  10-3  10-6
Koloid 10-3 - 1 10-6 - 10-3
Padatan >1 > 10-3
tersuspensi
Padatan Tersuspensi Total
Total Suspended Solid (TSS)
Bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan
pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m

T/a: lumpur, pasir halus, jasad-jasad renik, disebabkan oleh


kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air
Settleable Solid (SS)
Padatan tersuspensi yang dapat diendapkan selama periode
waktu tertentu dalam wadah yang berbentuk kerucut
terbalik (imhoff cone)
Padatan Terlarut Total
Total Dissolved Solid (TDS)
Bahan-bahan yang terlarut (diameter  10-6 mm) dan
koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang berupa senyawa-
senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring
pada kertas saring berdiameter 0,45 m

Disebabkan oleh bahan orgnik berupa ion-ion yang


ditemukan di perairan
Ion-ion yang Biasa Ditemukan di Perairan

Major Ion (Ion Utama) Secondari Ion (Ion Sekunder)


(1,0 – 1.0000 mg/liter) (0,01 – 10,0 mg/liter)
Sodium (Na) Besi (Fe)
Kalsium (Ca) Strontium (Sr)
Magnesium (Mg) Kalium (K)
Bikarbonat (HCO3) Karbonat (CO3)
Sulfat (SO4) Nitrat (NO3)
Klorida (Cl) Flourida (F)
Boron (B)
Silika (SiO2)
Berdasarkan Sifat Volatilitas
(Penguapan), pada suhu 600oC

• Volatile Solids: bahan organik yang teroksidasi


pada pemanasan dengan suhu 600oC
• Non Volatile Solids: fraksi bahan anorganik
yang tertinggal sebagai abu pada suhu
tersebut
Hubungan antara Nilai TDS dan Salinitas

Nilai TDS (mg/liter) Tingkat Salinitas

0 – 1.000 Air Tawar


1.001 – 3.000 Agak Asin / Payau
(Slightly Saline)
3.001 – 10.000 Keasinan Sedang/Payau
(Moderately Saline)
10.001 – 100.000 Asin (Saline)
> 100.000 Sangat Asin (Brine)
Salinitas
• Konsentrasi total ion dalam perairan (air laut,
limbah industri)
• Menggambarkan padatan total di dalam air,
setelah semua karbonat  oksida, semua
bromida, iodida  clorida, semua bahan
organik  dioksidasi
• Satuan g/kg atau promil (o/oo)
• Nilai salinitas dipengaruhi oleh masukan air
tawar dari sungai
Nilai Salinitas
Perairan promil (o/oo)
Perairan tawar Kurang dari 0,5
Perairan payau 0,5 – 30
Perairan laut 30 – 40
Perairan hipersaline 40 – 80

Hubungan Salinitas dan Klorinitas, menurut APHA, 1976

Salinitas (o/oo) = 0,03 + 1,805 klorinitas (o/oo)


Indikator Kimia

• Logam berat
• Pestisida
• Asam dan basa
• DO
• BOD
• COD
• Posfat
• Nitrat, nitrit
Parameter Kualitas Air Secara Kimia
Kadar Maksimum Yg
Parameter Satuan
Diperbolehkan
Air Raksa mg/L 0.001
Arsen mg/L 0.05
Besi mg/L 1.0
Flourida mg/L 1.5
Kadmium mg/L 0.005
Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
Klorida mg/L 600
Kromium,valensi 6 mg/L 0.05
Mangan mg/L 0.5
Nitrat,sebagai N mg/L 10
Nitrit, sebagai N mg/L 1.0
pH 6.5-8.5
Selenium mg/L 0.01
Seng mg/L 15
Sianida mg/L 0.1
Sulfat mg/L 400
Timbal mg/L 0.05
Kimia Anorganik

Air Raksa/ merkuri/ hidragyrum (Hg)

 Hg digunakan dlm pembuatan amalgam, pestisida, perhiasan, instrumentasi, dll


 termasuk logam berat yg bersifat toksik
 berasal dari limbah industri
 Kasus Minamata (1950an) di Jepang, limbah mengandung HgCl
 Isu pencemaran ini terjadi ketika merkuri sulfide yang digunakan sebagai katalis
dibuang ke laut Minamata dan terobah oleh bakteri menjadi CH3Hg+ yang sangat
mudah menguap (volatile). Partikel ini yang masuk ke tubuh organisme dan
melewati berbagai strata rantai makanan.
 Karena sifatnya sebagai logam berat, maka tubuh tidak akan mampu menguraikan
merkuri ini sehingga dalam waktu lama merkuri ini akan mengumpul dalam organ
seperti hati, ginjal, otak dan darah.
 akibat keracunan: gangguan SSP, gangguan ginjal, ggg pencernaan, kanker dan
kelainan genetik/ cacat bawaan.
Mekanisme masuknya merkuri ke tubuh manusia pada Tragedi
Minamata dan akibat yang ditimbulkannya
Arsen (As)
 logam yg sangat toksik, sering digunakan untuk
racun tikus
 As didapat bersama Cu krn produk sampingan
peleburan Cu
 keracunan akut : iritasi, muntaber+darah, koma,
bahkan kematian
 keracunan kronis : anoreksia, gangguan
pencernaan, ggg ginjal, kanker kulit

Besi (Fe)
 dialam terdapat sebagai hematit
 menimbulkan warna kuning dan rasa logam
kelat pada air serta pengendapan/kerak pd pipa,
prtumbuhan bakteri besi, kekeruhan
 Fe diperlukan tubuh tapi dlm jumlah yang
memadai, bila kelebihan dpt merusak dinding
usus, darah menjadi lebih gelap/ kehitaman

Flourida (F)
 senyawa flour, dimana F merupakan halogen
reaktif.
 flourida anorganik bersifat lebih toksik dan
reaktif
 kerucunan : flourosis gigi, gangguan
pertumbuhan rangka, cacat tulang
 penggunaan flourida yg berlebihan berkorelasi
dgn kanker tulang
 menjadi perhatian dokter gigi, peninjauan
kembali flouridasi air
Kadmium (Cd)
 sumber pd industri alloy,
pemurnia Zn, pestisida, dll
 sifatnya toksik shg tdk
diperlukan tubuh utk
pertumbuhan
 keracunan mnyebabkan
gangguan spt flu dan tulang
menjadi lemah, fraktur
tulang dan gangguan ginjal
disebut penyakit "itai-itai"
 sejarah di kota Toyama,
Jepang thn 1910
Kesadahan (CaCO3)
 disebabkan mineral Calsium, magnesium, ferrum
 dampak sulitnya sabun berbusa, pengendapan pada didinding
pipa

Klorida (Cl)
 senyawa halogen klor
 digunakan sebagai desinfektan penyediaan air minum -->
karsinogenik yang berasal dari senyawa halogen-hidrocarbon
(klor dan benzena)

Kromium (Cr) valensi 6


 industri gelas metal, forografi, elektroplating
 bersifat iritan dan korosif di kulit dan selaput lendir
 kerusakan tulang hidung, di paru menyebabkan kanker
Kadar Maksimum Yg
Parameter Satuan
Diperbolehkan
Aldrin dan dieldrin mg/L 0.0007
Benzena mg/L 0.01
Benzo(a)pyrene mg/L
Chloroform (Total Isomer) mg/L 0.007
Chloroform mg/L 0.03
2,4-D mg/L
DDT mg/L 0.03
Deterjen mg/L 0.5
1,2-Dichloroethene mg/L 0.01
1,1-Dichloroethene mg/L 0.0003
Heptachlor dan Heptachlor Epoxide mg/L 0.003
Hexachlorobenzene mg/L 0.00001
Gamma-HCH(Lindane) mg/L 0.004
Methoxychlor mg/L 0.1
Pentachloropenol mg/L 0.01
Pestisida Total mg/L 0.1
2,4,6-Trichloropenol mg/L 0.01
Zat Organik(KMnO4) mg/L 10
 Aldrin dan Diedrin
Aldrin
 digunakan sbg insektisida
 keracunan : iritasi, depresi, kerusakan hati

Diedrin
 sbg insektisida
 gangguan SSP,anoreksia, kanker, mutasi sel
 kulit telur unggas menjadi tipis

 Benzene
 pelarut lemak
 keracunan: erythema, bersifat narkotik dan anestetik pd SSP, hipo atau
hyperplasia sumsum tulang sgh mudah anemia, leukimia atau kelainan
darah lainnya
DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroetana)
 pestisida yg pertama kali dibuat untuk pemberantasan malaria pd PD II

 DDT memiliki sifat larut dalam lemak. Karena itu, residunya terus terbawa
dalam rantai makanan, dan menumpuk dalam jaringan lemak. Dari situ,
sisa DDT mengalir melalui air susu ibu kepada anaknya, baik pada manusia
maupun pada binatang. Binatang pemangsa mendapat timbunan sisa DDT
dari binatang makanannya

 bersifat stabil dan persisten (tahan lama, berpuluh-puluh tahun, bahkan


mungkin sampai 100 tahun atau lebih)

 keracunan menyebabkan gangguan SSP, ggg ginjal, tremor, kerusakan hati,


kanker, cacat

 saat ini DDT dilarang keras utk digunakan kembali


Deterjen
 Deterjen adalah sisa penyulingan minyak bumi yang ditambahkan berbagai bahan kimia.

 Bahan kimia tersebut diantaranya silikat, bahan pewangi, bahan pewarna dan fosfat
serta Alkyl Benzene Sulfonat untuk bahan yang menghasilkan busa.

 zat lipofilik yg mudah terlarut dan menyebar diperairan

 meningkatkan pertumbuhan eceng gondok dan ganggang karena kandungan fosfat yg


tinggi dalam deterjen

 Efek samping berupa kerusakan kulit tangan, seperti kulit menjadi panas, kering, retak-
retak, melepuh dan kulit mudah terkelupas. Terkadang efek tersebut juga menimbulkan
gatal-gatal dan menjadikannya penyakit alergi.

 Pemakaian deterjen secara besar-besaran dan dalam jangka waktu yang lama bisa
mencemari air tanah. Sehingga air minum yang dikonsumsi menjadi tidak enak rasanya
dan berbau tidak sedap. Konsumsi air minum yang tercemar limbah deterjen bisa
mencetus penyakit kanker. Pada proses terurainya deterjen dihasilkan benzena.

 Bila benzena bercampur dengan klor bisa menghasilkan zat klorobenzena yang terbukti
sangat bahaya karena bersifat karsinogenik. Bercampurnya klor dan benzena bisa terjadi
saat proses pengolahan air minum. Biasanya dalam proses klorinasi digunakan zat
kaporit yang digunakan untuk membunuh kuman. Padahal di dalam kaporit terkandung
unsur klor.
pH
• pH adalah ukuran keasaman atau
kebasaan suatu cairan
• pH merupakan salah satu indikator
kualitas air
• Air normal: pH sekitar 6,5 – 7,5.
• pH < normal  asam
• pH > normal  basa
pH

• Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air


yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.

• Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH


dan menyukai pH antara 7 – 8,5.

• Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak


dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis
algae yaitu Chlamydomonas acidophila mampu bertahan
pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6.
Dissolved Oxygen (DO)

• DO : oksigen terlarut yg terkandung dlm air


• Sumber : atmosfir dan dari reaksi fotosintesa tumbuhan air
• Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada:
– Kekeruhan air
– Suhu air
– Kedalaman air
– Arus dan gelombang air
– Tekanan atmosfir.
• Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka
kelarutan oksigen jenuh dalam air pada suhu 25 C dan
tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L.
Dissolved Oxygen (DO)

• Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator


kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam
proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik

• Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan


oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi
beban pencemaran pada perairan secara alami maupun
secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan
air buangan industri dan rumah tangga.
Dissolved Oxygen (DO)

• Oksigen diperlukan oleh semua makhluk


hdp yg ada di air
• Ikan dpt hdp di air jika kadar oksigen dlm
air minimal 5 mg/liter (5 ppm)
• Jika < 5 ppm ikan akan mati, namun
bakteri yg kebutuhannya oksigennya < 5
ppm akan berkembang
• Kadar oksigen maksimum terjadi pada
sore hari dan minimum pada pagi hari.
Dissolved Oxygen (DO)

• Apabila air tercemar limbah yg mengandung bahan


organik maka oksigen terlarut akan digunakan oleh
bakteri aerob utk mengoksidasi karbon, nitrogen dan
bahan organik menjadi karbondioksida dan air

• Akibatnya hewan-hewan air akan mati karena


kekurangan oksigen

• Bau busuk air yg tercemar berasal dari gas NH3 dan


H2S mrpkn hasil proses penguraian bahan organik oleh
bakteri anaerob
BOD
• Tingkat pencemaran air berdasarkan nilai BOD
BOD5
pengukuran jumlah oksigen yang akan dihabiskan dlm waktu 5
hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah
pada suhu 20oC

• Kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air


minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0 –
6,0 mg/L (UNESCO/WHO/UNEP, 1992).

• Berdasarkan (Kep. 51/MENKLH/10/1995) nilai BOD5 untuk baku


mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L
dan golongan II adalah 150 mg/L
Normal clean water organisms
Trash fish (trout, perch, bass,
Fish absent, mayfly, stonefly)
Trash fish fungi, (carp, gar,
Normal clean water organisms (carp, gar, sludge worms, leeches) 8 ppm
Types of (trout, perch, bass, leeches) bacteria
organisms mayfly, stonefly) (anaerobic)

8 ppm
Dissolved
oxygen (ppm)

Biological Clean Zone


oxygen
Recovery
demand
Septic Zone Zone
Decomposition
Clean Zone Zone

Pencemaran Air
(Oxygen sag curve) Fig. 11-24, p. 256
cod
• Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen
yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam
air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang
dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar
didegradasi.

• Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh


kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber
oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O
serta sejumlah ion chrom.
cod
• Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap
degradasi biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dan
sebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD
daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic dapat
dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat dalam
suasana asam, diperkirakan 95% - 100% bahan organic dapat
dioksidasi.
• Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak
diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian.
• Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari
20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200
mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L
(UNESCO,WHO/UNEP, 1992).
Parameter Kualitas Air Secara Mikrobiologi

• Berhubungan dengan keberadaan mikroorganisme


patogen di dalam air yang menyebabkan perubahan
kualitas air atau penyakit

• Mikroorganisme yang umum ditemukan dalam air


adalah: bakteri, fungi, ganggang, protozoa, cacing,
dll.

• Parameter mikrobiologi yang sering diperiksa adalah:


e.coli atau total coliform (MPN Coli)
Kadar
Parameter Satuan Maksimum Yg Keterangan
Diperbolehkan

Total Coliform Jumlah per Bukan Air


0
(MPN) 100 mL Pipaan

Coliform Tinja
Jumlah per Bukan Air
Belum 0
100 mL Pipaan
Diperiksa
Indikator Mikrobiologi

Organisme koliform
 Mrpkn organisme non spora yg motil atau non motil
 Berbentuk batang
 Memfermentasi laktosa utk menghasilkan asam dan gas pd temp 37⁰C dlm
waktu 48 jam
Contoh:
 E. coli (koliform tinja)
 Klebsiella aerogenos (koliform non tinja)

→ keberadaan E. coli dalam sumber air merupakan indikasi pasti


terjadinya kontaminasi tinja manusia
Alasan koliform dipilih sbg indikator

• Jumlah organisme koliform cukup banyakdlm usus


manusia
• Mudah dideteksi melalui metode kultur dibanding
tipe kuman patogen lainnya
• Lebih tahan hidup dibanding kuman usus patogen
lainnya
• Lebih resisten trhdp proses purifikasi air secara
alamiah
Eutrofikasi
DEFINISI :
Proses dimana badan air memperoleh air dengan
konsentrasi nutrisi tinggi, terutama fosfat dan nitrat.
→ meningkatkan pertumbuhan ganggang menjadi
berlebihan.

Sebagai akibatknya: ganggang mati dan membusuk,


tingginya tingkat bahan organik dan organisme yang
membusuk menguras air oksigen yang tersedia dan
menyebabkan kematian organisme lain (seperti ikan).
Sumber Umum, yaitu
• Sumber air, seperti air limbah (kota dan industri), sistem pembuangan
limbah, lading minyak, dan lain-lain.
• Sumber yang tak jelas, seperti dari pertanian, padang rumput, tambang
yang ditinggalkan, dan lain-lain.

Ada tiga dampak ekologi yang utama, yaitu :


• Penurunan keanekaragaman hayati
Peningkatan alga menyebabkan makhluk air mati karena kekurangan
oksigen dan Clostridium botulinum yang menghasilkan racun
mematikan mamalia.
• Invasi spesies Baru
Hal ini menyebabkan pergeseran komposisi jenis ekosistem
• Toksisitas
Beberapa ganggang beracun untuk tanaman dan hewan. Senyawa beracun
yang mereka hasilkan mengakibatkan kematian hewan.
Penanggulangan
 Langkah pembersihan
 Minimalisasi polusi, yaitu
1. Zona penyangga tepi sungai
adalah antarmuka antara tubuh mengalir air dan tanah, dan
telah dibuat dekat saluran air dalam upaya untuk menyaring
polutan, sedimen, dan nutrisi disimpan di sini, bukan di air.
2. Kebijakan Pencegahan
Hukum yang mengatur debit dan pengobatan limbah telah
menyebabkan pengurangan gizi dramatis untuk sekitar
ekosistem.
3. Pengujian dan pemodelan Nitrogen
Pengujian Nitrogen Tanah (N-Testing) adalah teknik yang
membantu petani mengoptimalkan jumlah pupuk diterapkan
untuk tanaman.
4. Pertanian organik
Hal ini akan mengurangi pencucian nitrat berbahaya.
Pollution of Lakes
Discharge of untreated

 Eutrophication municipal sewage Nitrogen compounds


(nitrates and phosphates) produced by cars
and factories

Natural runoff
Discharge of (nitrates and
detergents phosphates
( phosphates)
Manure runoff
From feedlots
(nitrates and
Discharge of treated Phosphates,
municipal sewage ammonia)
(primary and secondary
treatment:
nitrates and phosphates) Runoff from streets,
lawns, and construction
Lake ecosystem lots (nitrates and
nutrient overload phosphates)
and breakdown of
chemical cycling
Runoff and erosion
Dissolving of
(from from cultivation,
nitrogen oxides
mining, construction,
(from internal combustion
and poor land use)
engines and furnaces)

Fig .22.7, p. 499


Oligotrophic and Eutrophic Lakes

Oligotrophic (clear lakes) Eutrophic (green lakes)


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai