FISIK
KIMIA
MIKROBIOLOGI
RADIOAKTIF
Indikator Fisika
• Bau
• Rasa
• Suhu
• Warna
• Kekeruhan
• Jumlah zat padat terlarut (TDS)
Parameter Kualitas Air Secara Fisika
Kadar Maksimum
Parameter Satuan Keterangan
Yg Diperbolehkan
4. TEMPERATUR (SUHU)
suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas agar terjadi
pelarutan zat kimia yg dapat membahayakan kesehatan.
Suhu yg tinggi dpt mempercepat reaksi biokimia didalam
saluran air
5. RASA --> air sebaiknya tidak
berasa (tawar). Rasa air sering SENYAWA DESKRIPSI BAU
disebabkan rasa logam, pahit,
asin, masam, kelat, dll amina anyir
METODE SATUAN
Red Tide : perubahan laut menjadi merah, ledakan alga merah yang kaya akan pigmen
phycoeritrin, 1 ml air berisi ribuan - jutaan sel
Alga dalam jumlah besar stok oksigen berkurang ikan akan mati
Nilai Warna pada Air
Perairan Warna (PtCo)
Alami Tidak berwarna ( < 10)
Rawa-rawa Kuning kecoklatan ( 200 – 300), krn
adanya humus
Air minum 5 - 50
Konduktivitas
• Daya Hantar Listrik (DHL) : gambaran numerik
dari kemampuan air untuk meneruskan aliran
listrik,
• Semakin banyak garam-garam terlarut yang
dapat terionisasi, semakin tinggi nilai DHL
• Asam, basa, garam adalah konduktor yang
baik
• Bahan organik (sukrosa, benzene) penghantar
listrik yang jelek
Konduktivitas
• Satuan : mhos/cm atau Siemens/cm
• Nilai DHL berhubungan dengan nilai padatan
terlarut (TDS), menurut Tebbut, 1992:
K = DHL (S/m)
TDS (mg/liter)
• K = konstanta untuk jenis air tertentu
• Nilai TDS = DHL X (0,55 sampai 0,75)
Padatan Total, Terlarut, Tersuspensi
Padatan Total (residu) : bahan yang tersisa setelah air sampel
mengalami evaporasi dam pengeringan pada suhu tertentu
• Logam berat
• Pestisida
• Asam dan basa
• DO
• BOD
• COD
• Posfat
• Nitrat, nitrit
Parameter Kualitas Air Secara Kimia
Kadar Maksimum Yg
Parameter Satuan
Diperbolehkan
Air Raksa mg/L 0.001
Arsen mg/L 0.05
Besi mg/L 1.0
Flourida mg/L 1.5
Kadmium mg/L 0.005
Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
Klorida mg/L 600
Kromium,valensi 6 mg/L 0.05
Mangan mg/L 0.5
Nitrat,sebagai N mg/L 10
Nitrit, sebagai N mg/L 1.0
pH 6.5-8.5
Selenium mg/L 0.01
Seng mg/L 15
Sianida mg/L 0.1
Sulfat mg/L 400
Timbal mg/L 0.05
Kimia Anorganik
Besi (Fe)
dialam terdapat sebagai hematit
menimbulkan warna kuning dan rasa logam
kelat pada air serta pengendapan/kerak pd pipa,
prtumbuhan bakteri besi, kekeruhan
Fe diperlukan tubuh tapi dlm jumlah yang
memadai, bila kelebihan dpt merusak dinding
usus, darah menjadi lebih gelap/ kehitaman
Flourida (F)
senyawa flour, dimana F merupakan halogen
reaktif.
flourida anorganik bersifat lebih toksik dan
reaktif
kerucunan : flourosis gigi, gangguan
pertumbuhan rangka, cacat tulang
penggunaan flourida yg berlebihan berkorelasi
dgn kanker tulang
menjadi perhatian dokter gigi, peninjauan
kembali flouridasi air
Kadmium (Cd)
sumber pd industri alloy,
pemurnia Zn, pestisida, dll
sifatnya toksik shg tdk
diperlukan tubuh utk
pertumbuhan
keracunan mnyebabkan
gangguan spt flu dan tulang
menjadi lemah, fraktur
tulang dan gangguan ginjal
disebut penyakit "itai-itai"
sejarah di kota Toyama,
Jepang thn 1910
Kesadahan (CaCO3)
disebabkan mineral Calsium, magnesium, ferrum
dampak sulitnya sabun berbusa, pengendapan pada didinding
pipa
Klorida (Cl)
senyawa halogen klor
digunakan sebagai desinfektan penyediaan air minum -->
karsinogenik yang berasal dari senyawa halogen-hidrocarbon
(klor dan benzena)
Diedrin
sbg insektisida
gangguan SSP,anoreksia, kanker, mutasi sel
kulit telur unggas menjadi tipis
Benzene
pelarut lemak
keracunan: erythema, bersifat narkotik dan anestetik pd SSP, hipo atau
hyperplasia sumsum tulang sgh mudah anemia, leukimia atau kelainan
darah lainnya
DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroetana)
pestisida yg pertama kali dibuat untuk pemberantasan malaria pd PD II
DDT memiliki sifat larut dalam lemak. Karena itu, residunya terus terbawa
dalam rantai makanan, dan menumpuk dalam jaringan lemak. Dari situ,
sisa DDT mengalir melalui air susu ibu kepada anaknya, baik pada manusia
maupun pada binatang. Binatang pemangsa mendapat timbunan sisa DDT
dari binatang makanannya
Bahan kimia tersebut diantaranya silikat, bahan pewangi, bahan pewarna dan fosfat
serta Alkyl Benzene Sulfonat untuk bahan yang menghasilkan busa.
Efek samping berupa kerusakan kulit tangan, seperti kulit menjadi panas, kering, retak-
retak, melepuh dan kulit mudah terkelupas. Terkadang efek tersebut juga menimbulkan
gatal-gatal dan menjadikannya penyakit alergi.
Pemakaian deterjen secara besar-besaran dan dalam jangka waktu yang lama bisa
mencemari air tanah. Sehingga air minum yang dikonsumsi menjadi tidak enak rasanya
dan berbau tidak sedap. Konsumsi air minum yang tercemar limbah deterjen bisa
mencetus penyakit kanker. Pada proses terurainya deterjen dihasilkan benzena.
Bila benzena bercampur dengan klor bisa menghasilkan zat klorobenzena yang terbukti
sangat bahaya karena bersifat karsinogenik. Bercampurnya klor dan benzena bisa terjadi
saat proses pengolahan air minum. Biasanya dalam proses klorinasi digunakan zat
kaporit yang digunakan untuk membunuh kuman. Padahal di dalam kaporit terkandung
unsur klor.
pH
• pH adalah ukuran keasaman atau
kebasaan suatu cairan
• pH merupakan salah satu indikator
kualitas air
• Air normal: pH sekitar 6,5 – 7,5.
• pH < normal asam
• pH > normal basa
pH
8 ppm
Dissolved
oxygen (ppm)
Pencemaran Air
(Oxygen sag curve) Fig. 11-24, p. 256
cod
• Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen
yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam
air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang
dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar
didegradasi.
Coliform Tinja
Jumlah per Bukan Air
Belum 0
100 mL Pipaan
Diperiksa
Indikator Mikrobiologi
Organisme koliform
Mrpkn organisme non spora yg motil atau non motil
Berbentuk batang
Memfermentasi laktosa utk menghasilkan asam dan gas pd temp 37⁰C dlm
waktu 48 jam
Contoh:
E. coli (koliform tinja)
Klebsiella aerogenos (koliform non tinja)
Natural runoff
Discharge of (nitrates and
detergents phosphates
( phosphates)
Manure runoff
From feedlots
(nitrates and
Discharge of treated Phosphates,
municipal sewage ammonia)
(primary and secondary
treatment:
nitrates and phosphates) Runoff from streets,
lawns, and construction
Lake ecosystem lots (nitrates and
nutrient overload phosphates)
and breakdown of
chemical cycling
Runoff and erosion
Dissolving of
(from from cultivation,
nitrogen oxides
mining, construction,
(from internal combustion
and poor land use)
engines and furnaces)