05 Stoikiometri
05 Stoikiometri
KFA 1, Prodi S1
Titrimetri
• Neraca analitik
• Alat pengukur volume: buret, pipet volume dan labu takar yang
telah dikalibrasi
• Senyawa yang digunakan sebagai larutan baku atau untuk
pembakuan harus senyawa murni
• Indikator atau alat lain untuk mengetahui selesainya titrasi
Penggolongan Titrimetri
A. Berdasarkan reaksi kimia
i. Reaksi asam basa (netralisasi)
Berdasarkan perpindahan proton baik dalam lingkungan air, tanpa air ataupun
bebas air
ii. Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Berdasarkan perpindahan electron.
Contoh: Permanganometri, serimetri, iodi-iodometri, iodatometri serta
bromatometri
iii. Reaksi pengendapan (presipitasi)
Berdasarkan terjadinya endapan yang sukar larut
iv. Reaksi pembentukan kompleks
Terjadinya reaksi antara zat-zat pengompleks organik dengan ion logam
menghasilkan senyawa kompleks
Penggolongan Titrimetri
B. Berdasarkkan cara titrasi
i. Titrasi langsung
Melakukan titrasi langsung terhadap zat yang akan ditetapkan.
Cara ini mudah, cepat dan sederhana
Molaritas Normalitas
1M = Dalam satu liter larutan (solution) Banyaknya ekivalen (ek) zat terlarut
berisi 1 mol zat terlarut. (solute) tiap liter larutan
𝑚𝑜𝑙 𝑔 𝑒𝑘 𝑔
𝑀= = N= ; ek =
𝐿 𝐵𝑀 𝑥 𝑉(𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) 𝑉 𝐵𝐸
𝑔
N=
𝐵𝐸 𝑥 𝑉
• Hitunglah molaritas suatu larutan 𝐵𝑀
yang mengandung 6,0 g NaCL BE =
𝑛
(BM=58,44) dalam 200 mL larutan ! 𝑔𝑥𝑛
N=
𝐵𝑀 𝑥 𝑉
Penentuan valensi (n)
1. Reaksi asam-basa
Valensinya ditentukan berdasarkan banyaknya mol H+ atau OH- yang
dihasilkan tiap mol asam atau basa
Contoh:
• HCl H+ + Cl- (valensi 1)
• H2SO4 2H+ + SO42- (valensi 2 BE = BM/2)
• H3PO4 ...
• Ca(OH)2 …
• Al(OH)3 …
Penentuan valensi (n)
2. Reaksi redoks
Valensinya ditentukan oleh banyaknya electron yang hilang atau
timbul pada reaksi redoks.
Misal:
I2 + 2e 2 I- (valensinya 2) BE = ½ BM
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4 H2O, BE = 1/5 BM
: kesetaraan
V x N = jumlah gram ekivalen (grek) Jumlah mol
x kesetaraan
x BM
Jawab: 69,39%