Anda di halaman 1dari 38

Titiek Hidayati

Pusat studi kedokteran Islam


Dept epidemiologi, kedokteran keluarga dan
komunitas
Tiu dan Referensi
Fiqih wanita hamil– Yahya abdurrahman al- Khatib
Fiqih darah perempuan– M.nurudin marbu banjar Al
makky
Fiqih sunah sayyid sabiq jilid 1
Ensiklopedia hukum tentang wanita dan keluarga –
Dr. Abdul karim Zaidan
Menstruasi (Haid)
1. Darah yg keluar dr kemaluan wanita sewaktu dia
sehat, bukan disebabakan krn melahirkan atau
luka.Nama haid ada 10 : Al Haid, Ath Thamats, Al
Arak, Adh-dhahak, Al Ikbar, Al I’shar, Ath-Thamas,
Ad-Daras, Al Farak, An Nifas
2. Warna dan sifat darah haid
3. Umur mulai haid
4. Lama haid
5. Jangka waktu suci diantara 2 haid
Definisi

- Mengalir
- Darahnya mengalir
- Nama darah yg keluar dari rahim, bukan karena
melahirkan, kemudian darah yg keluar itu menjadi
suatu kebiasaan yg berlangsung pd waktu-waktu
tertentu. (Haid merupakan kebiasaan alamiah pd
wanita)
Hadist:
“Sesungguhnya haid merupakan persoalan yg telah
ditetapkan oleh Allah atas kaum wanita”
Peredaran mens biasanya satu bulan sekali,
lamanya mens berbeda-beda antara perempuan
dengan perempuan lainnya dan waktunya pun
berbeda-beda dr bulan ke bulan.
Keluarnya darah haid sekurang-kurangnya 1 hari,
apabila darah yg keluar kurang dr 24 jam maka
sholat yg ditinggalkan hrs dibayar, krn darah yg
mengalir tsb tdk dpt dianggap sbg darah haid.
Jk keluarnya darah itu kurang dr waktu biasanya, ia
mandi, sholat & puasa tanpa hrs menunggu
selesainya waktu biasa. Bts minimal jarak waktu
suci yg ditetapkan oleh hukum stlh masa haid
adalah 15 hr.
Kadar dan masa haid
Madzhab Hanafi : Paling cepat 3 hari dan paling lama
10 hari
Madzhab Syafi’i: Masa haid yg paling cepat adalah
sehari semalam & yg paling lam adalah 15 hr
Madzhab Malik : Masa berlangsungnya haid itu tidak
ditentukan. Tidak ada batasan.
Madzhab Hambali: Masa haid yg paling cepat adalah
sehari semalam & yg paling lam adalah 15 hr
Reproduksi
Lahir -------menstruasi, mimpi basah
--------reproduksi---klimakterium---menapouse------
wanita, ibu, anggota masyarakat, hamba Allah--------
mati
Beban-hukum perempuan dewasa
Pertanggung jawaban
Balasan baik dan buruk
Urgensi sbg seorang dokter
Menstruasi adalah sesuatu yg alami dan bukan penyakit.
Bawaan alamiah wanita dalam hidupnya dng sedikit
pelarangan.
Masuk kabah dan masjid
Dibebaskan dr sholat dan puasa (mengganti puasa)
Menyertai sholad ied
Mendengar Al Quran & sebag pendpt boleh membacanya
Penggunaan hormon utk menetapkan selesainya masa mens
agar dpt menyelesaikan ritual haji
Tidak dapat melakukan thawaf atau sai antar bukit shafa dan
marwa.
Mandi atau tayamum (bila tdk ada air) diwajibkan stlh
selesainya haid, aspek ibadah dan kebersihan
Masa mens biasa digunakan utk menentukan lama masa iddah
al thalaq dan menunggu stlh kematian suami
Nifas
1. Darah yg keluar dr kemaluan disebabkan
melahirkan anak, walaupun itu berupa keguguran
2. Batas maksimum 40 hari, bila keadaan suci terlihat
sblm itu,maka hendaklah mrk mandi dan shalat. Dan
jk darah terlihat stlh masa 40 hari, kbnykn ahli
berpendapat: mrk tidak boleh meninggalkan shalat
stlh lewat 40 hari
Hal yg terlarang bg perempuan haid & nifas
1. Puasa dan shalat
 Hadist : “Kenapa org haid menqadha puasa dan
tidak menqadha shalat?” Ujarnya: “ Hal ini kami alami
di masa Rasulullah saw., maka kami disuruh untuk
menqadha puasa dan tidak disuruh untuk menqadha
shalat.”
2. Bersanggama
Hadist riw Muslim “ Perbuatlah segala sesuatu asal
jangan menyetubuhinya”
3. Wanita haid tidak diperbolehkan untuk melakukan
thawaf (Hadist Bukhari)
Minum obat pencegah haid
Diriwayatkan dr imam Ahmad bahwa dia berkata:
“Tidaklah apa-apa wanita yang meminum obat
penahan haid asal ia adalah obat yang baik”
- Membaca Al Quran dan berdzikir kpd Allah
Pendapat jumhur Fuqaha, tidak diperbolehkan
membaca AQ berdasar hadist:
Wanita yg sedang junub atau haid tidak diperbolehkan
untuk membaca sesuatupun dr Al Quran
Namun menurut Ibnu Hazm azh Zhahiri dan madzhab
Maliki diperbolehkan
“Wanita yg haid diperbolehkan membaca AQ dan bukan
wanita junub, sebab hari haid cukup lama. Jk dilarang
maka dikhawatirkan lupa”
Dari Mu'adzah, ia berkata bahwa ada seorang wanita
yang berkata kepada 'Aisyah,
"Apakah kami perlu mengqodho’ shalat kami ketika
suci?"
'Aisyah menjawab,
"Apakah engkau seorang Haruri? Dahulu kami
mengalami haid di masa Nabi shallallahu'alaihi wa
sallam masih hidup, namun beliau tidak
memerintahkan kami untuk mengqodho'nya."
Atau 'Aisyah berkata, "Kami pun tidak
mengqodho'nya." (HR. Bukhari no. 321)
Ayat
Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Kaum muslimin
sepakat akan haramnya menyetubuhi wanita haid
berdasarkan ayat Al Qur'an dan hadits-hadits yang
shahih." (Al Majmu', 2: 359) Ibnu Taimiyah rahimahullah
berkata, "Menyetubuhi wanita nifas adalah sebagaimana
wanita haid yaitu haram berdasarkan kesepakatan para
ulama." (Majmu' Al Fatawa, 21: 624)
"Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari
(hubungan intim dengan) wanita di waktu haid." (QS. Al
Baqarah: 222).
"Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang
berhaji selain dari melakukan thawaf di Ka'bah hingga
engkau suci.” (HR. Bukhari no. 305 dan Muslim no. 1211)
Istihadhah
1. Darah penyakit yg tidak normal, keluarnya darah
terus menerus dan mengalirnya bukan pada
waktunya.
2. Ada lima macam :
- keluar kurang dari masa haid
- keluar lebih dari masa haid
- keluar sebelum usia haid atau setelah masa
menopause
- keluar lebih lama dari maksimal masa nifas
- keluar lebih dari masa haid dan nifas
Perbedaan darah haid dan istihadah
 1. Sumbernya
 rahim, vagina
 2. Warnanya
Hitam,kental,kotor,panas dan berbau
Merah, encer, dan terang
3. Sifat kekentalan
4. Waktu keluarnya
Hukum-hukum bg istihadhah
1.Ia tdk wajib mandi ketika akan melakukan
shalat, kecuali satu kali saja, yakni disaat haidnya
telah terputus.
2. Wajib berwudhu pada setiap akan shalat
3. Hendaklah dibersihkan kemaluannya sblm
wudhu dan memakai pembalut.
4. Janganlah berwudhu sblm masuk waktu shalat
5. Hukumnya sama spt wanita suci: boleh shalat,
puasa, I’tikaf dll
Mandi wajib
1. Niat
2. Membasuh kedua tangannya hingga pergelangan
sebanyak 3 kali
3. Membasuh farjinya dan bagian badan yg terkena
kotoran
4. Wudhu seperti wudhu orang sholat, hanya saja dia
harus mengakhirkan basuhan thdp kedua kakinya
menunggu sampai selesai mandi
5. Mengguyurkan air ke atas kepalanya dan seluruh
anggota badannya sebanyak 3 kali (sebaiknya mulai dr
yg kanan)
6. Membasuh kedua kakinya
Kemudahan – kemudahan dalam Islam pada
masa kehamilan
Dalil :

“Dan Dia sama sekali tidak menjadikan bagi


kalian suatu kesulitan dalam agama.”(QS. A1-jajj: 78)

“Kalian diutus untuk memudahkan, dan kalian tidak diutus untuk menyulitkan
Contoh bentuk-bentuk kemudahan:
Boleh tidak melaksanakan puasa wajib pada bulan
ramadan dan menggantikannya dengan fidyah .

‘Barangsiapa di an.tara kalian sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka),
maka (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain. “(QS. A1-Baqarah: 184)
"Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah)
sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian)
kecuali dengan izinnya". (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan
Muslim no. 1026)
Hak janin dalam rahim
1. Hak saat janin menjadi sesuatu yang berjiwa untuk
mengalami perkembangan
pralahir tanpa gangguan
2. Hak untuk mendapatkan gizi yang memadal untuk
membangun akal dan tubuh yang sehat.
3. Hak untuk dilindungi dan racun dan toksin yang dapat
menghambat perkembangan saraf dan fisik.
4. Hak untuk mendapatkan Iingkungan yang sehat di
dalam rahim, bebas trauma fisik atau tingkatan kebisingan,
cahaya, atau stimulasi berlebihan yang membahayakan.
5. Hak untuk diterima sebagai individu yang hidup dan
sadar sebelum dilahirkan.
Hukum penyewaan rahim
Latar belakang: islam mengharamkan zina dan
melarang adopsi anak.
Teknologi bayi tabung diperbolehkan apabila sperma
dan ovum berasal dari orang tua yang diikat
pernikahan sah dan ditumbuhkan pada rahim siibu.
Meminjamkan rahim untuk menumbuhkan bakal
janin dari orang tua lain tidak diperbolehkan dalam
islam.
Inseminasi buatan dalam islam
Konferensi Fikih Islam kedua yang diadakan pada tahun
1404 H, membolehkan dua bentuk inseminasi buatan.
Pertama, metode yang di dalamnya nutfah dari seorang
laki-laki yang beristri diambil, lalu disuntikkan ke dalam
rahim atau vagina istrinya sendiri.
Kedua, metode yang di dalamnya benih laki-laki dan
wanita diambil dari sepasang suami istri, dan pembuahan
keduanya diadakan secara eksternal di dalam tabung
eksperimen, lalu hasil pembuahan ditanam dalam rahim
istri pemilik sel telur.
Titiek Hidayati

Anda mungkin juga menyukai