Anda di halaman 1dari 24

Spondilitis

Tuberkulosa
DR. LIA SASMITHAE
Pendahuluan

 Tuberculosis adalah penyakit menular yang


disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis).
 Spondilitis TB adalah infeksi Granulomatosis yang
disebabkan yang disebabkan kuman spesifik
yaitu Mycobacterium tuberculosis yang bersifat
kronis, menyebar secara hematogen dan
mengenai tulang Vertebra
 Disebut Juga Pott’s Disease bila disertai Paraplegi
atau defisit neurologis
Pendahuluan (Cont..)

 Paling sering ditemukan di Vertebra T8 – T12 (43%),


L1-L3 (36%) dan paling jarang pada vertebra C2
 Spondilitis TB biasanya mengenai korpus vertebra
dan jarang menyerang arkus vertebra
 Menyebar Hematogen dari fokus utama di paru
paru atau kelenjar getah bening
Jenis Spondilitis
(Berdasarkan lokasi infeksi awal)

 Peridiskal / Paradiskal
 Infeksi pada daerah yang bersebelahan dengan
diskus, banyak pada orang dewasa, menimbulkan
kompresi, iskemia dan nekrosis diskus. Terbanyak
ditemukan pada regio lumbal
 Sentral
 Infeksi pada bagian sentral vertebra, tersiolasi
sehingga sering salah menjadi tumor, sering pada
anak anak.
 Menimbulkan kolaps vertebra lebih dini sehingga
menimbulkan deformitas spinal yang lebih hebat.
Dapat terjadi kompresi yang bersifat spontan atau
akibat trauma. Ditemukan terbanyak di regio
Torakal
Jenis Spondilitis (Cont..)
(Berdasarkan lokasi infeksi awal)

 Anterior
 Infeksi yang terjadi akibat perjalanan perkontinuitatum
dari vertebra di atas dan dibawahnya. Gambarannya
terjadi scalloped karena erosi di bagian anterior dari
sejumlah vertebra. Umumnya pada keadaan sosial
ekonomi rendah
 Bentuk Atipikal
 Dikatakan atipikal krena terlalu tersebar luas dan fokus
primernya tidak dapat diidentifikasi. Termasuk
didalamnya adalah tuberkulosis spinal dengan
keterlibatan lengkung syaraf saja dan granuloma yang
terjadi di canalis spinalis tanpa keterlibatan tulang
(tuberkuloma), lesi di pedikel, lamina, prosesus
transversus dan spinosus, serta lesi artikuler yang
berada di sendi intervertebra posterior
 Tipe Lain - Spondilodistis
Patofisiologi

 Spondilitis TB adalah hasil penyebaran


hematogen dari fokus utama di paru paru atau
kelenjar getah bening.
 Terjadinya nekrosis perkejuan pada vertebra yang
meluas mencegah pembentukan tulang baru
dan pada saat yang bersamaan menyebabkan
tulang menjadi avaskular sehingga menimbulkan
tuberculous sequestra, terutama di regio torakal.
 Diskus intervertebralis yang avaskular, relatif lebih
resisten terhadap infeksi tuberkulosis
Patofisiologi (Cont..)

 Penyempitan rongga diskus dapat terjadi karena


perluasan infeksi paradiskal kedalam ruang diskus
ataupun karena hilangnya tulang subkondral
disertai dengan kolapsnya korpus vertebra akibat
nekrosis dan lisis.
 Suplai darah juga akan semakin terganggu
dengan timbulnya endarteritis yang
menyebabkan tulang menjadi nekrosis
Patofisiologi (Cont..)

 Destruksi progresif tulang di bagian anterior dan


kolapsnya bagian tersebut akan menyebabkan
hilangnya kekuatan mekanis tulang untuk
menahan berat badan sehingga kemudian akan
terjadi kolaps vertebra dengan sendi
intervertebra dan lengkung syaraf posterior tetap
intak.
 Jadi hasil akhir akan timbul deformitas kifosis yang
progresitifitasnya tergantung dari derajat
kerusakan, level lesi dan jumlah vertebra yang
terllibat.
Anamnesis

 Nyeri punggung merupakan gejala yang paling awla dan


sering ditemukan, biasanya didahului keluhan lain bulan
s/d tahun sebelumnya
 Gejala klasik tb berupa keringat malam hari, peningkatan
suhu pada sore malam hari, kelemahan umum, nafsu
makan turun disertai berat badan menurun
 Stadium awal belum didapatkan deformitas tulang
vertebra, nyeri spinal yang menetap, terbatas pergerakan
spinal dan komplikasi neurologis merupakan tanda
destruksi yang lebih lanjut.

 Gangguan sensorik pada stadium aweal jarang dijumpai


kecuali bila bagian posterior juga terlibat.
 Bila kecurigaan di servikal, dapat ditemukan disfagia atau
stridor
Pemeriksan Fisik
INSPEKSI
 Pola jalan (Pendek pendek karena menghindari
nyeri di punggung, rigiditas protektif)
 Infeksi servikal akan menyebabkan leher kaku dan
tidak dapat menolehkan kepalanya,
mempertahankan diri pada posisi ekstensi dan
duduk pada posisi dagu disangga oleh satu
tangannya
 Infeksi di regio torakal menyebabkan punggung
tampak menjadi kaku
 Di Lumbar, abses akan tampak seperti
pembengkakan lunak yang terjadi diatas atau
dibawah lipat paha. Berjalan posisi fleksi di lutut dan
panggul sambil meletakkan tangan di atas paha
 Bila penyakit lanjut tampak deformitas (gibbus,
skoliosis, spondilolistesis dan dislokasi)
Pemeriksan Fisik
PALPASI
 Bila terdapat abses maka akan teraba massa
yang berfluktuasi dan kulit diatasnya teraba
sedikit hangat (disebut cold abscess untuk
dibedakan dengan piogenik)
 Spasme otot protektif serta keterbatasan
pergerakan di segmen yang terkena
 Teraba gibbus pada tulang yang mengalami
infeksi parah
Pemeriksan Fisik
PERKUSI DAN AUSKULTASI
 Nyeri ketok vertebra dan nyeri tekan vertebra
yang terkena
 Auskultasi biasanya di paru tidak didapatkan
kelainan
Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
 Tuberculin skin test/ mantoux test dapat positif
 Gambaran hematologi : anemia normokromik
normositik, trombositosis, serta peningkatan LED
tanpa kelainan hitung sel limfosit
 Sputum BTA dapat positif
Pemeriksaan Penunjang
RADIOLOGIS
 Secara umum ada 2 tipe : Spondilodiskitis dan
atipikal spondilitis.
 Spondilodiskitis berupa destruksi dua atau lebih
vertebra, infeksi disk dan yang tersering adalah
adanya massa paraspinal
 Berbeda dengan Atipikal Spondilitis, tidak
didapatkan infeksi disk
Pemeriksaan Penunjang
RADIOLOGIS
 Foto Polos Vertebra : kurang sensitif untuk deteksi
awal spondilitis TB, penyempitan celah sendi
kemungkinan tidak tampak dan keterlibatan
vertebra sulit dideteksi kecuali > 50% tulang
trabekular hilang
 CT Scan dan MRI : bagus untuk deteksi kerusakan
awal, semakin baik bila di tambah dengan kontras,
MRI merupakan Gold Standard untuk infeksi celah
disk evaluasi osteomielitis tulang belakang dan
menunjukkan perluasan penyakit kedalam jaringan
lunak dan penyebaran TB dibaawah anterior dan
posterior ligamen longitudinal
 Bone Scan : bone scan dengan Tc-99m dianggap
sangat sensitif namun tidak spesifik, digunakan
hanya untuk membantu melokalisasi lesi aktif dan
untuk mendeteksi keterlibatan mulit level vertebra
Pemeriksaan Penunjang
HISTOPATOLOGI &
MIKROBIOLOGI
 Biopsi / aspirasi dapat diperlukan pada kasus
dengan gambaran radiologis yang diragukan,
respon terapi tidak adekuat dan kecurigaan
timbulnya resistensi obat
 Hasil positif hanya 50% dari kasus
TERAPI Non Farmakologik

 Dapat berupa : Tirah baring, bracing eksternal,


makanan bergizi, vitamin, suplemen kalsium,
perawatan kandung kemih dan saluran cerna
TERAPI Farmakologik
Pengobatan Anti TB
 Harus diberikan kemoterapi kombinasi selama 6-9
bulan, Spondilitis TB merupakan klasifikasi WHO
merupakan TB Ekstrapulmonal
 Pengobatan dengan kategori 1
 Pada kasus gagal pengobatan atau kekambuhan
dapat diberikan kategori 2 selama 9 buln
 Obat Anti TB yang digunakan oleh Program Nasional
di Indonesia adalah :
 Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
 Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
* H : isoniazid, R : Rifampisin, Z : Pirazinamid, E : Etambutol,
S : Streptomisin
TERAPI Farmakologik
Pengobatan Anti TB
 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :
 TB Paru BTA Positif
 TB Paru BTA Negatif foto thoraks positif
 TB Ekstra Paru
TERAPI Farmakologik
Pengobatan Anti TB
TERAPI Operatif

 Indikasi Absolut :
 Paraplegia yang timbul selama terapi konservatif; operasi
tidak dilakukan bila timbul tanda dari keterlibatan traktus
piramidalis dan ditunda hingga terjadi kelemahan motorik.
 Paraplegia yang memburuk atau statis walaupun diberikan
terapi konservatif
 Hilangnya kekuatan motorik secara lengkap selama 1 bulan
walaupun telah diberi terapi konservatif
 Paraplegia disertai dengan spastisitas yang tidak terkontrol
sehingga tirah baring dan immobilisasi sulit dilakukan atau
terdapat resiko adanya nekrosis karena tekanan di kulit
 Paraplegia berat dengan onset cepat
 Paraplegia berat, paraplegia rigid, paraplegia fleksi,
hilangnya sensibilitas secara lengkap atau hilangnya
kekuatan motorik selama lebih dari 6 bulan, merupakan
indikasi operasi segera tanpa percobaan pemberian terapi
konservatif
TERAPI Operatif (Cont..)

 Indikasi Relatif
 Paraplegia rekurren dengan paralisis ringan
 Paraplegia pada usia lanjut, indikasi untuk operasi
diperkuat karena kemungkinan pengaruh buruk dari
immobilisasi
 Paraplegia yang disertai nyeri
 Terjadi komplikasi seperti infeksi saluran kemih atau
batu

 Indikasi yang Jarang


 Posterior Spinal Disease
 Spinal Tumor Syndrome
 Paralisis Berat karena Sindrom Kauda Ekuina
Komplikasi dan Prognosis

 Defisit neurologis dan deformitas merupakan


komplikasi terburuk dari TB tulang belakang,
dapat timbul paraplegia, tetraplegia hemiplegia
atau monoplegia
 Pasien yang diobati konservatif rata rata
mengalami peningkatan deformitas 15 persen
 Prognosis bervariasi tergantung manifestasi klinik
yang terjadi
 Secara umum prognosis baik bila disfungsi
neurologis berkembang secara bertahap dan
durasi pendek, semakin cepat pengobatan
dilakukan semakin baik prognosisnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai