Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK H FKEP-UNEJ

JENJANG KARIER KEPERAWATAN


1. Konsep Jenjang Karir Keperawatan
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (2006 dalam Royani et al., 2012) menjelaskan
bahwa jenjang karir keperawatan adalah aspek pengakuan pencapaian
kinerja yang disusun dengan berbagai tujuan. Tujuan jenjang karir
keperawatan antara lain untuk meningkatkan kinerja, profesionalisme, serta
akuntabilitas perawat sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan
kompetensi (Depkes RI dan PPNI, 2006 dalam Royani et al., 2012).
2. Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis
Perawat Klinis atau PK adalah perawat yang memberikan asuhan
keperawatan secara langsung kepada klien baik itu individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2017).
Kemenkes RI (2017) menetapkan jenjang karir Perawat Klinis sebagai
berikut :
 Perawat Klinis I (PK I)
Perawat klinis I adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan
asuhan keperawatan dasar dengan penekanan pada keterampilan teknis
keperawatan dibawah bimbingan.
 Perawat Klinis II (PK II)
Perawat klinis II adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan
asuhan keperawatan holistik pada klien secara mandiri dan mengelola
klien/sekelompok klien secara tim serta memperoleh bimbingan untuk
penanganan masalah lanjut/kompleks.

 Perawat Klinis III (PK III)


Perawat Klinis III adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada area spesifik dan
mengembangkan pelayanan keperawatan berdasarkan bukti ilmiah dan
melaksanakan pembelajaran klinis.
 Perawat Kinis IV
Perawat klinis IV adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan pada masalah klien yang kompleks di area
spesialistik dengan pendekatan tata kelola klinis secara interdisiplin,
multidisiplin, melakukan riset untuk mengembangkan praktek keperawatan
serta mengembangkan pembelajaran klinis.

 Perawat Klinis V (PK V)


Perawat klinis V adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
memberikan konsultasi klinis keperawatan pada area spesialistik, melakukan
tata kelola klinis secara transdisiplin, melakukan riset klinis untuk
pengembangan praktik, profesi dan kependidikan keperawatan.
PROSES REKRUITMEN PERAWAT
1. Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja kesehatan adalah upaya penetapan
jenis,jumlah dan kualifikasi tenaga kerja kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan.
2. Permintaan Khusus Kepala Bagian
Adapun permintaan khusus dari kepala ruang terhadap tenaga
keperawatan dilakukan dengan cara pencatatan permintaan tambahan
tenaga perawat melalui formulir permintaan yang telahdisediakan. Adanya
permintaan tambahan untuk tenaga perawat digunakan untuk membantu
bagian SDM suatu rumah sakit untuk melakukan perencanaan dan
mengevaluasi kebutuhan tenaga keperawatan di setiap ruang layanan
keperawatan.
3. Lowongan Pekerjaan
Membuka lowongan pekerjaan dan melakukan proses seleksi adalah
upaya yang dilakukan untuk mengembangkan pelayanan terhadap pasien,
sehingga kebutuhan tenaga perawat dapat terpenuhi.
4. Proses Rekruitmen dan Seleksi
Rekruitmen adalah proses pencarian calon-calon tenaga kerja, dalam
hal ini tenaga keperawatan yang mempunyai kemampuan sesuai dengan
rencana dan kebutuhan organisasi di waktu tertentu, untuk melamar kerja.
Proses rekruitmen dapat dilakukan pada sumber internal maupun eksternal.
Dalam proses rekruitmen, proses seleksi sangatlah penting guna mempersempit
ruang lingkup kemungkinan didapatnya tenaga perawat yang berkualitas.
Adapaun proses seleksi sebagai berikut :
a. Seleksi Administrasi
b. Wawancara
c. Uji tulis atau tes kepribadian
d. Tes kesehatan
JOBDESK DALAM KEPERAWATAN
1. Kepala Ruangan
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang
sebagai berikut :
1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
3. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang perawatan
4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Ruangan
5. Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala Rumah Sakit
untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan
Tugas Kepala Ruangan
Melaksanaan fungsi perencanaan (P1), yang meliputi :
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
di ruang rawat yang bersangkutan
c. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan
d. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi dengan kepala
instansi
e. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
 Melaksanaan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) yang
meliputi :
a. Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
b. Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan
dan
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
d. Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/
asuhan keperawatan yang sesuai ketentuan.
e. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya.
f. Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga lain
yang akan bekerja diruang rawat
g. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi /non infeksi untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan.
h. Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat
i. Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan
diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan ke MR
j. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat
k. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien atau keluarganya
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
 Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi:
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah di tentukan
b. Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan
yang telah ditentukan
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
d. Mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga perawatan,
peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
e. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri atau kordinasi dengan tim pengendali
mutu asuhan keperawatan.
2. PERAWAT PRIMER
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selam praktek bila di
perlukan
d. Mengkomunikasihkan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
f. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat
g. Membuat jadwal perjanjian klinik
h. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
3. PERAWAT PELAKSANA / ASSOSIATE
 Tanggung jawab perawat pelaksana
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di rawat
bertanggung jawab kepada kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal
sebagai berikut :
a. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuia standar.
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan
asuhan keperawatan/ kegiatan lain yang dilakukan
 Wewenang Perawat Pelaksana
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat
mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan
b. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/ keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batas kewenangan.
 Tugas pokok perawat pelaksana :
a. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
c. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
d. Melakukan pengakajian keperawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan
e. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
f. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan
dan batas kemampuannya
a. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus
dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
b. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat
c. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
yang tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan
d. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tulisan pada saat pengganti dinas.
e. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
f. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
ADA BEBERAPA BENTUK PENGEMBANGAN STAF
YANG DAPAT DILAKUKAN, ANTARA LAIN:
 In service education
Pendekatan yang dilakukan adalah bagaimana staf akan terlibat dalam
proses pendidikan melalui berlangsungnya pelayanan kesehatan atau
keperawatan yang terus diberikan kepada klien.
 Orientasi
Program ini diberikan kepada staf yang baru atau sebaliknya untuk
mengenalkan tugas-tugas yang harus dilakukannya atau mengetahui adanya
perkembangan teknologi di bidang kesehatan.
 Job training
Dilakukan melalui program pelatihan bagi staf sesuai dengan bidang
penugasannya atau job tertentu.
 Pengembangan karier
Staf mempunyai hak atas pengembangan kariernya sesuai dengan system
yang berlaku. Pimpinan harus mampu merencanakan, melaksanakan dan
menilai pengembangan masing-masing stafnya, serta melihat itu semua
sebagai upaya memotivasi, menstimulasi, dan memberikan penghargaan untuk
peningkatan prestasi kerja.
 Continuing nursing education
Program ini merupakan program berkelanjutan sesuai dengan system
pendidikan formal yang berlaku, yaitu system pendidikan tinggi bagi perawat
selaras dengan statusnya sebagai insan profesi. Sesuai dengan kebutuhan
pengembangan, seluruh perawat layak untuk mengikuti program ini dengan
pertimbangan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
 Pelatihan kepemimpinan
Hakekatnya semua perawat adalah pemimpin. Oleh sebab itu, ia perlu
mengembangkan kemampuan leadershipnya sebagai seorang profesional.
 Studi banding
Branch marking adalah proses pengukuran operasional terhadap
bisnis sebuah perusahaan (kualitas, produksi, jasa layanan) dengan
membandingkannya ke perusahaan/institusi lain yang mempunyai
produksi/jasa layanan yang lebih baik.
 Penilaian kinerja
Seluruh staf diberikan penilaian atas kinerjanya melalui system
penilaian yang berlaku. Cakupannya, antara lain tanggung jawab,
loyalitas, kerajinan, kedisiplinan, kepemimpinan, dan kejujuran.
 Pendidikan dan pelatihan
Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan
terhadap staf melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
dengan target tertentu (waktu, materi, keterampilan).
 Kelompok kerja keperawatan
Program ini perlu dilaksanakan selaras dengan keperawatan
sebagai profesi yang telah, tengah dan terus dikembangkan.
Produk kelompok kerja ini adalah hasil diskusi pengembangan
keperawatan, karya tulis, prosedur tetap, materi buku ajar,
temu ilmiah, penelitian keperawatan, pengembangan system
pendidikan keperawatan, dan masukan untuk pengembangan
organisasi profesi.
 Pengembangan kerja tim di ruangan
Konsep kerja tim ini masih banyak kendala dalam
pelaksanaannya, namun semua komponen dalam tim tersebut
perlu mengidentifikasi semua masalah di lapangan yang
dilakukan oleh semua profesi kesehatan yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pengenmbangan Jenjang Karir
Profesional Perawat Klinis. No. 40 Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI.

Nainggolan, S.C. 2011. Proses Perekrutan dan Seleksi Tenaga Keperawatan


dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan RS Santa Elisabeth
Medan. Skripsi.

Royani, J. Sahar, dan Mustikasari. 2017. Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Perawat
Melaksanakan Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia. 15(2): 129
136.

Anda mungkin juga menyukai