Anda di halaman 1dari 12

Melysa

Ayu Putri Haryanti


PENDAHULUAN
Kondisi kekurangan hormon tiroid, T3 dan FT4 sejak lahir dapat
DEFINISI menyebabkan gangguan orgagonesis sistem saraf pusat serta
metabolisme tubuh

Negara Angka Kejadian


Singapura 1 : 3000-3500
Malaysia 1 : 3026
EPIDEMIOLOGI
Filiphina 1 : 3460
Hongkong 1 : 2040
Indonesia 1 : 2736
Disabilitas
intelektual
Hipertiroid
Kongenital

Koordinasi Defesit
keseimbangan motorik

Bayi HK memerlukan pemberian levotiroksin dalam jangka waktu tertentu dan


berbagai stimulasi perkembangan agar tercapai tumbuh kembang optimal.
Metode Penelitian
• Observasional analitik dengan pendekatan potong lintang.
Jenis penelitian

• Penyandang HK terkontrol pengobatan levotiroksin di klinik Endokrin


Sampel
anak di RS HS periode bulan Agustus – November 2018.

• Pasien terdiagnosis HK berobat terartur di klinik rawat jalan Endokrin


Kriteria
anak RSHS dan telah mendapatkan persetujuan tertulis dari orang
Inklusi
tua dengan menandatangani lembar persetujuan.

• Pasien yang memiliki faktor yang dapat mengganggu status


Kriteria perkembangan anak.
Eklusi
Diagnosa TSH

FT4

Skintigrafi

Penilaian
-Anamnesis
perkembangan Status nutrisi
Pasien -Pemeriksaan
(DDST & ( WHO Standard)
Antropometri
CAT/CLAMS)

Data dianalisis dengan uji Bivarat menggunakan chi-square untuk data kategorik dan uji Mann
Whitney untuk data numerik dengan sebaran data tidak berdistribusi normal.
Karakteristik Jumlah %
Hasil Jenis Kelamin
Laki Laki 38 47,5
Perempuan 42 52,5
Total 80 100
Status Gizi
Normal 49 61,2
Karakteristik pasien Malnutrisi sedang 19 23,8
hipotiriod kongenital Malnutrisi berat 12 15,0
Total 80 100
Etiologi
Kelenjar tiroid ektopik 1 1,25
Agenesis Tiroid 22 27,5
Hipoplasia Tiroid 11 13,7
Dishormogenesis 18 22,5
Tidak diketahui 28 35,0
Total 80 100
Variable Semua pasien Perkembangan ( Denver ) p
N = 80 Suspect n=46 Normal n = 34
Katagori usia ( bulan )
<12 38 ( 47,5 ) 14 ( 30,4 ) 24 ( 70,6 ) 0,001
>12 42 ( 52,5 ) 32 ( 69,6 ) 10 ( 29,4 )
Status Gizi
Normal 49 ( 61,3 ) 29 ( 63,0 ) 20 ( 58,8 ) 0,885
Malnutrisi Sedang 19 ( 23,8 ) 10 ( 21,7 ) 9 ( 26,5 )
Malnutrisi Berat 12 ( 15,0 ) 7 ( 15,3 ) 5 ( 14,7 )
Pendidikan Orang tua
Ayah, n %
SD 11 ( 13,8 ) 6 (13,0 ) 5 ( 14,7 ) 0,178
SMP 29 ( 36,3 ) 19 ( 41,3 ) 10 ( 29,4 )
SMA 34 ( 42,5 ) 20 ( 43,5 ) 14 ( 41,2 )
Perguruan tinggi 6 ( 7,5 ) 1 ( 2,2 ) 5 ( 14,7 )
Ibu, n %
SD 12 ( 15,0 ) 6 ( 13,0 ) 6 ( 17,6 ) 0,601
SMP 37 ( 46,3 ) 24 ( 52,2 ) 13 ( 38,2 )
SMA 26 ( 32,5 ) 14 ( 30,4 ) 12 ( 35,3 )
Perguruan Tinggi 5 ( 6,3 ) 2 ( 4,3 ) 3 ( 8,8 )
Etiologi n = 52 n = 34 n = 18
Kelenjar tiroid ektopik 1 ( 1,9 ) 1 ( 2,9 ) 0 ( 0,0 ) 0,682
Agenesis Tiroid 22 ( 42,3 ) 14 ( 41,2 ) 8 ( 44,4 )
Hipoplasia Tiroid 11 ( 21,2 ) 6 ( 17,6 ) 5 ( 27,8 )
Dishormogenesis 18 ( 34,6 ) 13 ( 38,2 ) 5 ( 27,8 )
Table 3

Variable Semua Pasien Tingkat Perkembangan ( Denver ) p


n = 80 Suspect n = 46 Normal n = 34 0,559
Berat badan lahir ( kg )
< 2,5 30 ( 37,5 ) 16 ( 34,8 ) 14 ( 41,2 ) <0,001
> 2,5 50 ( 62,5 ) 30 ( 65,2 ) 20 ( 58,8 )
Usia saat di diagnosis,
bulan, n (%)
<3 42 ( 52,5 ) 8 ( 17,4 ) 34 ( 100 ) <0,001
>3 38 ( 47,5 ) 38 ( 82,6 ) 0 ( 0,0 )
Awitan pengobatan,
bulan, n (%)
<3 40 ( 50,0 ) 6 ( 13,0 ) 34 ( 100 ) <0,001
>3 40 ( 50,0 ) 40 ( 87,0 ) 0 ( 0,0 )
Tingkat perkembangan ( CAT / CLAMS )
Semua pasien p
Variable N = 80 Normal Suspect
Tidak normal
Disabilitas Gangguan
n = 34 n=8 Intelektual Komunikasi
n = 32 n=6
Katagori usia ( bulan )
<12 38 ( 47,5 ) 24 ( 70,6 ) 5 ( 62, 5 ) 6 ( 18, 8 ) 3 ( 50,0 ) 0,001
>12 42 ( 52,5 ) 10 ( 29,4 ) 3 ( 37, 5 ) 26 ( 81,2 ) 3 ( 50,0 )
Status Gizi
Normal 49 ( 61,3 ) 20 ( 58,8 ) 7 ( 87,5 ) 19 ( 59,4 ) 3 ( 50,0 ) 0,340
Malnutrisi Sedang 19 ( 23,8 ) 9 ( 26,5 ) 1 ( 12,5 ) 6 ( 18, 8 ) 3 ( 50,0 )
Malnutrisi Berat 12 ( 15,0 ) 5 ( 14,7 ) 0 ( 0,0 ) 7 ( 21,9 ) 0 ( 0,0 )
Pendidikan Orang tua
Ayah, n %
SD 11 ( 13,8 ) 5 ( 14,7 ) 2 ( 25,0 ) 3 ( 9,4 ) 1 ( 16,7 ) 0,594
SMP 29 ( 36,3 ) 10 ( 29,4 ) 2 ( 25,0 ) 15 ( 46,9 ) 2 ( 33,3 )
SMA 34 ( 42,5 ) 14 ( 41,2 ) 4 ( 50,0 ) 13 ( 40,6 ) 3 ( 50,0 )
Perguruan tinggi 6 ( 7,5 ) 5 ( 14,7 ) 0 ( 0,0 ) 1 ( 3,1 ) 0 ( 0,0 )
Ibu, n %
SD 12 ( 15,0 ) 6 ( 17,6 ) 1 ( 12,5 ) 4 ( 12,5 ) 1 ( 16,7 ) 0,873
SMP 37 ( 46,3 ) 13 ( 38,2 ) 3 ( 37, 5 ) 17 ( 53,1 ) 4 ( 66,7 )
SMA 26 ( 32,5 ) 12 ( 35,3 ) 4 ( 50,0 ) 9 ( 28,1 ) 1 ( 16,7 )
Perguruan Tinggi 5 ( 6,3 ) 3 ( 8,8 ) 0 ( 0,0 ) 2 ( 6,3 ) 0 ( 0,0 )
Etiologi n = 52 n = 18 n=4 n = 26 n=4
Kelenjar tiroid ektopik 1 ( 1,9 ) 0 ( 0,0 ) 1 ( 25,0 ) 0 ( 0,0 ) 0 ( 0,0 ) 0,114
Agenesis Tiroid 22 ( 42,3 ) 8 ( 44,4 ) 1 ( 25,0 ) 12 ( 46,1 ) 1 ( 25,0 )
Hipoplasia Tiroid 11 ( 21,2 ) 5 ( 27,8 ) 1 ( 25,0 ) 4 ( 15,4 ) 1 ( 25,0 )
Dishormogenesis 18 ( 34,6 ) 5 ( 27,8 ) 1 ( 25,0 ) 10 ( 38,5) 2 ( 50,0 )
Pembahasan
Penyakit HK dapat dicegah dengan melakukan skrinning rutin pada bayi
baru lahir dan pemberian terapi sedini mungkin. Rerata usia saat
didiagnosis HK dari populasi subjeck >3 bulan, sebagian besar pasien
berusia >12 bulan.

Hasil penelitian ini menemukan gangguan perkembangan dengan denvers


sebanyak 34 anak dan 46 anak dengan CAT/CLAMS ( 8 suspect, 32 Disabilitas
intelektual dan 6 gangguan komunikasi ).
Scharf ( 2017 ), menyatakan bayi berat badan lahir rendah memiliki nilai bayley lebih
rendah dibandingkan yang lahir dengan berat normal. Disebabkan karena
penambahan berat pada bayi berbanding lurus dengan volume otak.

Nakamizo ( 2007 ), menyatakan terdapat 3 faktor yang mempengaruhi buruknya


luaran perkembangan intelektual pada bayi HK, yaitu BBLR, kormobiditas, dan
tingginya kadar TSH pada saat diagnosis.

Bongers ( 2000 ), mengungkapkan pemberian terapi optimal hingga mencapai


keadaan eutiroid dan kadar fT4 yang di pertahankan sampai pada batas atas
selama 1 tahun pertama kehidupan dapat mencapai perkembangan psikomotor
normal saat usia 10-3- bulan.

Anda mungkin juga menyukai