Disusun Oleh:
1. Rini Rahmayanti (M1C118009)
2. Cressy Hotmauli Tambunan (M1C118011)
3. Syakira Rayhan Nisa (M1C1180)
4. Susi Alena (M1C118021)
5. Annisa Khairani Masni (M1C11802)
6. Siti Inayah Natasya (M1C118029)
Bentang Alam
01 Definisi Geomorfologi 05 Daerah Terlipat
03 Proses Geomorfologi
07 Bentang Alam Karst
Siklus Perkembangan
04 Sungai 08 Bentang Alam Pantai
01 Definisi Geomorfologi
Pelapukan
Agen
Erosi
Geomorfologi
Mass
Sedimentasi
Wasting
1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses desintegrasi atau disagregasi secara berangsur dari
material penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari mineral-
mineral penyusun batuan.
Pelapukan Mekanis
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan Biologis
a. Pelapukan mekanis adalah semua
mekanisme yang dapat mengakibatkan
terjadinya proses pelapukan sehingga
suatu batuan dapat hancur menjadi
beberapa bagian yang lebih kecil atau
partikel-partikel yang lebih halus.
Mekanisme dari proses pelapukan
mekanis antara lain adalah abrasi,
kristalisasi es (pembekuan air) dalam
batuan, perubahan panas secara cepat,
proses hidrasi, dan eksfoliasi /
pengelupasan yang disebabkan
pelepasan tekanan pada batuan karena
perubahan tekanan.
b. Pelapukan kimiawi (proses dekomposisi atau
proses peluruhan) adalah terurai/pecahnya
batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti
karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan
pertukaran ion-ion dalam larutan. Pelapukan
kimiawi merubah komposisi mineral dalam
batuan menjadi mineral permukaan seperti
mineral lempung. Mineral-mineral yang tidak
stabil yang terdapat dalam batuan akan dengan
mudah mengalami pelapukan apabila berada
dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit.
Air komponen sangat penting dalam terhadinya
proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan
cangkang pada batuan.
b. Pelapukan kimiawi (proses dekomposisi atau
proses peluruhan) adalah terurai/pecahnya
batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti
karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan
pertukaran ion-ion dalam larutan. Pelapukan
kimiawi merubah komposisi mineral dalam
batuan menjadi mineral permukaan seperti
mineral lempung. Mineral-mineral yang tidak
stabil yang terdapat dalam batuan akan dengan
mudah mengalami pelapukan apabila berada
dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit.
Air komponen sangat penting dalam terhadinya
proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan
cangkang pada batuan.
c. Pelapukan biologis (pelapukan organis)
adalah proses pelapukan biologis yang terjadi
pada penghancuran batuan, termasuk proses
penetrasi akar tumbuhan kedalam batuan
dan aktivitas organisme dalam membuat
lubang-lubang pada batuan (bioturbation),
termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis
asam yang ada dalam mineral melalui proses
leaching. Pada hakekatnya pelapukan organis
merupakan perpaduan antara proses
pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.
2. Erosi
Erosi adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan
(pelapukan) dan proses pengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses
erosi fisika disebut sebagai proses corration (erosi mekanis) sedangkan proses
erosi kimia disebut dengan corrosion. Komponen dari proses erosi adalah gaya
gravitasi, air, es, dan angin.
Erosi alur
Erosi saluran
Erosi berlembar
Erosi lembah
Erosi drainase
a. Erosi alur adalah proses pengikisan
yang terjadi pada permukaan tanah
(terain) yang disebabkan oleh hasil
kerja air berbentuk alur-alur dengan
ukuran berkisar antara beberapa
milimeter hingga beberapa centimeter.
Pada perkembangannya erosi alur
akan berkembang menjadi erosi ravine.
b. Erosi berlembar adalah proses
pengikisan air yang terjadi pada
permukaan tanah yang searah dengan
bidang permukaan tanah, biasanya
terjadi pada lereng-lereng bukit yang
vegetasinya jarang atau gundul.
c. Erosi drainase adalah proses
pengikisan yang disebabkan oleh kerja
air pada permukaan tanah (terrain)
yang membentuk saluran-saluran
dengan lembah-lembah salurannya
berukuran antara beberapa centimeter
hinggga satu meter.
d. Erosi saluran adalah erosi yang
disebabkan oleh hasil kerja air pada
permukaan tanah membentuk saluran-
saluran dengan ukuran lebar
lembahnya lebih besar 1 (satu) meter
hingga beberapa meter.
e. Erosi lembah adalah proses dari kerja
air pada permukaan tanah (terrain)
yang berbentuk saluran-saluran
dengan ukuran lebarnya diatas sepuluh
meter.
3. Mass Wasting
Mass wasting pada dasarnya adalah gerakan batuan, regolith, dan tanah
kearah kaki lereng sebagai akibat dari pengaruh gaya berat (gravity) melalui
proses rayapan (creep), luncuran (slides), aliran (flows), rebah (topples), dan
jatuhan (falls). Mass wasting umumnya terjadi di daratan maupun di lautan
terutama di lereng benua. Longsoran merupakan satu contoh yang spektakuler
dari mass wasting.
Hasil pelapukan batuan yang berada di puncak puncak bukit akan berpindah
sebagai debris ke arah kaki bukit, sedangkan air sungai bertindak sebagai ban
berjalan yang membawa material hasil pelapukan menjauh dari sumbernya.
Sepanjang perjalanan material hasil pelapukan batuan yang dibawa oleh air
sungai terkadang berhenti untuk sementara waktu, namun pada akhirnya
material tersebut akan diendapkan di tempat terakhir, yaitu di laut.
4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditranport oleh
media air, angin, es/gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-
mulut sungai adalah hasil dari proses pengendapan material-material yang
diangkut oleh air sungai, sedangkan Sand Dunes yang terdapat di gurun-
gurun dan di tepi pantai adalah hasil dari pengendapan material-material yang
diangkut oleh angin.
Hasil sedimentasi pantai
1. Tahapan
Awal
5. Tahapan 2. Tahapan
Peremajaan Muda
4. Tahapan 3. Tahapan
Tua Dewasa
1. Tahapan awal
Sungai yang belum memiliki pola aliran yang teratur seperti lazimnya suatu
sungai. Sungai pada tahapan ini pada umumnya berkembang d idaerah
daratan pantai yang mengalami pengangkatan atau diatas permukaan lava
yang masih baru.
2. Tahapan muda
Dicirikan dengan sungai yang aktivitas alirannya mengerosi ke arah vertikal.
Erosi tersebut menghasilkan lembah yang menyerupai huruf “V”. Air terjun dan
aliran yang deras mendominasi tahapan ini.
3. Tahapan dewasa
Dicirikan dengan mulai adanya dataran banjir (flood plain) kemudian
membentuk meander. Pada tahapan ini aliran sungai sudah memperlihatkan
keseimbangan laju erosi vertikal dengan laju erosi lateral.
4. Tahapan tua
Dicirikan dengan sungai yang sudah disominasi oleh meander dan daratan
banjir yang semakin melebar. Oxbow lake dan rawa mulai terbentuk disisi
sungai dan erosi lateral lebih dominan dibanding erosi vertikal.
5. Tahapan peremajaan
Perkembangan sungai yang kembali didominasi oleh erosi vertikal dibanding
erosi lateral. Proses ini terjadi akibat terjadinya pengangkatan di daerah sungai
tua sehingga sungai kembali menjadi stadia awal. Peremajaan sungai terjadi
ketika tingkat dasar sungai turun, yang bisa disebabkan oleh penurunan muka
air laut dan pengangkatan daratan.
Stadia tua
05 Bentang Alam Daerah Terlipat
Bila tenaga asal dalam (endogen) bekerja pada daerah itu maka batuan endapan
akan mengalami gangguan yang menyebabkan letaknya tidak horizontal lagi atau
justru terlipat membentuk lipatan (fold) baik antiklin maupun sinklin, atau bahkan
tersesarkan (fault). Sebagai akibat dari kekerasan batuan endapan yang berlainan
antara satu lapisan dengan lapisan lainnya, maka batuan semacam ini membentuk
bentang alam tersendiri yang khas.
Erosi akan mengambil bagian di tempat-tempat lemah yaitu pada batuan yang
lunak dan bagian yang keras akan menonjol membentuk bukit-bukit. Biasanya
bukit ini memanjang sejajar dengan arah pelapisan.
Dengan cara mengetahui bentuk bentang alamnya, mengetahui arah lembah dan
sistem perbukitannya dapat dengan mudah ditafsirkan batuan dan struktur
geologi yang ada di daerah tersebut. Bentangalam ini kadang-kadang terlihat
dengan mudah pada peta topografi dan potret udara atau citra satelit.
An = antiklin,
Sy = sinklin,
L = danau,
AV = lembah antiklinal,
SV = lembah sinklinal,
WG =watergap,
AM = pegunungan
antiklinal,
SM = pegunungan
sinklinal
Pola pengaliran pada bentang alam batuan terlipat pada umumnya adalah pola
pengaliran menangga (trellis), terdapat di daerah yang terlipat kekerasan batuan
yang berselang-seling antara yang lemah dan yang keras mengakibatkan sungai
berbelok-belok.
06 Bentang Alam Tersesarkan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya yang bekerja pada kulit bumi, sehingga
mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Berdasarkan
arah gerak relatifnya, sesar dibagi menjadi 5, yaitu:
Sesar Turun
Sesar Naik
Sesar Geser/Mendatar
Sesar Diagonal
Sesar Rotasi (Bersudut)
Macam-macam bentang alam daerah
tersesarkan atau terpatahkan :
Dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia: Kras = lahan gersang
berbatu. Istilah ini di negara asalnya tidak berkaitan dengan batu
gamping dan proses pelarutan. Tetapi saat ini telah digunakan secara internasional
sebagai istilah bagi bentuklahan asal proses pelarutan (solusional).
Faktor Fisik
Faktor Iklim
Faktor
dan
Kimiawi
Lingkungan
Faktor
Biologis
Faktor Fisik
1. Ketebalan batu gamping, ketebalan yang baik adalah tebal, dapat masif
atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit
batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum ha
bis terlarutkan.
2. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Se
makin besar porositas sirkulasi, air akan semakin lancar sehingga proses karstifi
kasi akan semakin intensif.
3. Intensitas struktur (kekar), zona kekar adalah zona lemah yang mudah mengala
mi pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan,
proses pelarutan berlangsung intensif.
Faktor Kimiawi
Faktor Biologis
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup
batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air di permukaan masuk
ke zona anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meningkat sehingga kemampuan
melarutkannya juga meningkat.
Faktor Iklim dan Lingkungan
Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya
dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan
lautan (Thombury, 1969).
Pengaruh Diatropisme
Tipe Batuan
Struktur Geologi
Perubahan Naik Turunnya Muka Air Laut
Pengendapan Sedimen Asal Daratan/Sungai
Erosi Daratan dan Angin
Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
1. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air
laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.
2. Shore line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan
relatif merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak
bisa.
3. Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih
mendapat pengaruh dari air laut.m
Klasifikasi Pantai