Kontrak Berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 Dan Perubahannya 2
Kontrak Berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 Dan Perubahannya 2
Acc
(Procurement Specialist)
Dasar Hukum
1. KUH Perdata (BW)
2. Undang Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai
3. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat;
4. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi;
5. Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa; dan
6. Undang Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
7. Undang Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
8. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
9. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat
Daerah
10. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
11. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara
12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan Perubahannya
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan perubahannya;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pinjaman/Hibah Luar Negeri;
PENGERTIAN
1. Kesepakatan
2. Pertimbangan
3. Kapasitas mengadakan kontrak
4. Obyek yang sah
5. Pelayanan publik
6. Prinsip kehati-hatian
Kontrak Pengadaan B/J
dan Kontrak Bisnis
Kontrak Pengadaan Persamaan/Perbedaan Kontrak Bisnis
Perjanjian tertulis Perjanjian baik tertulis
Bentuk maupun tidak tertulis
PPK dan penyedia Para pihak bisa siapa saja
barang/jasa
Para Pihak asalkan adanya kesepatan
Diatur dalam Peraturan Kebebasan Berkontrak
Presiden No. 54 Tahun 2010
Spesifikasi (Freedom of contract)
dan perubahannya
Peraturan Presiden No. 54 Kebebasan Berkontrak
Tahun 2010 dan
Jenis (Freedom of contract) dan
perubahannya menganut biasanya sesuai dengan
beberapa jenis Kontrak transaksi bisnis yang
Pengadaan dilakukan
Jenis Kontrak Pengadaan
Surat Perjanjian
K
O SSUK
N
T SSKK
R
A Spesifikasi Teknis, KAK
K
Daftar Kuantitas & Harga
Bagian Pendahuluan
Sub-bagian Pembuka
Sub-bagian Pencantuman Identitas Para Pihak
Sub-bagian Pertimbangan
Bagian Isi
Klausul Nilai Kontrak
Klausul Peristilahan dan Ungkapan
Klausul Kesatuan Dokumen
Hierarki Dokumen
Hak & Kewajiban
Klausul Mulai Berlakunya Perjanjian
Bagian Penutup
Blok Penandatanganan
Bagian Pendahuluan
Sub-bagian Pembuka
Sub-bagian Pencantuman Identitas Para
Pihak
Sub-bagian Pertimbangan
Contoh: Sub-bagian Pembuka
Implikasi hukum:
1. Ketiadaan klausul singkatan sebagai pengenal dokumen perjanjian
tidak berdampak pada kekuatan hukum atas kontrak tersebut.
2. Penulisan tempat penandatanganan memiliki implikasi hukum
keberlakuan kontrak sejak kontrak dibubuhkan di tempat tersebut.
3. Penulisan waktu penandatanganan kontrak dapat memiliki implikasi
hukum atas ruang lingkup waktu (temporal scope) kontrak, sesuai
dengan klausul jangka waktu pelaksanaan kontrak.
Implikasi hukum:
1. Ketiadaan klausul sub bagian pertimbangan tidak berakibat pada
sahnya atau tidaknya suatu perjanjian.
2. Ketiadaan klausul sub bagian pertimbangan dapat memiliki implikasi
hukum ketidakjelasan keterkaitan Kontrak dengan Kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010. Keterkaitan Kontrak dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 sangat penting dalam rangka pengaturan kontrak dan
penegasan bahwa penerapan kebebasan berkontrak (freedom of
contract) tidak boleh melanggar Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010.
Implikasi hukum:
1. Perumusan klausul nilai kontrak yang tidak akurat dapat merugikan
PPK dan menyebabkan tidak berjalannya kegiatan penyediaan
barang/jasa secara baik.
2. Ketiadaan klausul nilai kontrak dapat berakibat pada sahnya atau
tidaknya suatu perjanjian karena dapat menyebabkan
ketidakjelasan syarat sah mengenai “suatu hal/objek tertentu”.
3. Sebagai tambahan, berdasarkan United Nations Convention on
Contracts for the International Sale of Goods (CISG), Kontrak harus
menyebutkan dengan jelas Nilai Kontrak.
Implikasi hukum:
1. Definisi dalam Kontrak harus sesuai Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
2. Definisi, peristilahan dan ungkapan yang berbeda dengan Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 dan peraturan perundang undangan yang
berlaku dapat menyebabkan pertentangan dan konflik pengaturan dalam
pelaksanaan Kontrak.
3. Perumusan klausula definisi, peristilahan dan ungkapan dapat berimplikasi
hukum atas ruang lingkup kontrak khususnya hak, kewajiban, waktu dan
kegiatan pengadaan barang/jasa.
Implikasi hukum:
1. Keberlakuan semua dokumen Kontrak sesuai
pengaturan klausul hierarki dokumen Kontrak.
2. Penafsiran dan interpretasi dokumen Kontrak dilakukan
berdasarkan hierarki dokumen Kontrak.
3. Urutan hierarki dokumen Kontrak yang tidak tepat dapat
menyebabkan tidak berlakunya ketentuan yang penting
dan mendasar pada saat terjadinya pertentangan antar
dokumen.
Pasal 2
Bahasa dan Hukum
Bab XX
Perpajakan
Pasal 2
Jangka Waktu Pelaksanaan
Pasal 8
PEMBAYARAN
Pasal XX
Ruang Lingkup
Pasal 2
Cidera Janji
Pasal XX
PEMUTUSAN
Pasal XX
HAK KEPEMILIKAN
Bab XX
Larangan Pemberian Komisi
Bab XX
Pelaporan
Bab XX
Perubahan
Bab XX
Perubahan