Anda di halaman 1dari 15

Perkembangan Pengetahuan (3)

 Krn semakin mendalam kajiannya dan banyak


bidang yg dikaji,kemudian terpisah menjadi 2
kelompok besar yaitu: kelompok disiplin ilmu filsafat
dan kelompok disiplin ilmu pengetahuan.
 Kajian dan pemahaman filsafat :bersifat
rasional,radikal dan spekulatif.
1. Rasional: kriteria kebenaran berdasar kaidah
rasional/logika.
2. Radikal: pemecahan masalah sll berusaha sampai
ke akar permasalahan ,menuju kebenaran akhir
3. Spekulatif : pengembangan ilmunya tdk
mempunyai metodologi tertentu, banyak
menggunakan intuisi,bersifat eksploratif.
1
Perkembangan Pengetahuan (4)
Intuisi:
A.Pemahaman atau pengenalan terhadap
sesuatu secara langsung dan bukan
melalui inferensi penyimpulan).Penglihatan
langsung atau penangkapan
(aprehensi) kebenaran .Kontras dgn
empirisme dan rasionalisme sbg
sumber pengetahuan.
B.Daya (kemampuan) utk memiliki
pengetahuan segera dan langsung
tentang sesuatu tanpa menggunakan rasio.
2
Perkembangan Pengetahuan (4)
• Kajian dan pemahaman ilmu pengetahuan
bersifat rasional,pragmatis dan normatif.
1. Pragmatis: dikembangkan unk memberi
manfaat bagi kehidupan,kebenarannya
bersifat relatif dan gradual sesuai tingkatan
yg telah dicapai.
2. Normatif: pengembangan ilmunya
menggunakan metode baku,yaitu metode
ilmiah.
• Sebagai perbandingan :pemahaman agama
bersifat spiritual,kepercayaan (iman) dan
absolut. 3
LINGKUP FILSAFAT ILMU (1)
• Definisi : Filsafat Ilmu :Kajian filisofis
terhadap ilmu pengetahuan.
• Merupakan bagian dari kelompok disiplin
ilmu filsafat.
• Obyek kajian :
1.Material :gejala pengetahuan.
2.Formal:pendekatan atau sudut pandang
kajian meliputi:
Ontologis:apa---logika.
Aksiologis:untuk apa------etika.
Epistemologis---bagaimana. 4
LINGKUP FILSAFAT ILMU (2)
• Filsafat ilmu pengetahuan memberikan
landasan,arah pengembangan unhtuk
aplikasi dan metode pengembangan teori
ilmu pengetahuan.
• Filsafat ilmu terus berkembang sejalan
dengan perkembangan kebutuhan manusia
dan perkembangan ilmu pengetahuan
sendiri.

5
GEJALA PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN (1)
 Tujuan pengetahuan: Pemenuhan kebutuhan batin.
Pemenuhan Kebutuhan hidup.
 Timbulnya pengetahuan:
A.Karena ada interaksi dan kesatuan antara subyek
dengan obyek,subyek ingin mengenal dan obyek
ingin dikenal.
B.Ada kesesuaian antara kenyataan dlm subyek
(jasmani,jiwa/rokhani,akal) dgn kenyataan dlm
obyek.
 Proses interaksi subyek-obyek tidak pernah
berhenti,karena tidak pernah terjadi kesesuaian dan
kesatuan antara subyek-obyek.

6
GEJALA PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN (2)

Proses terbentuknya pengetahuan.


A.Inderawi.
Berbeda dgn pengetahuan inderawi pd hewan,krn
kemampuan dan tujuan berbeda -
pengalaman dan pengenalan konkret trhp
obyek,terikat oleh ruang dan waktu.
B.Abstraksi:
Menarik dr yg konkrit menjadi “umum niversal,dan
abstrak”,tdk terikat oleh ruang dan
waktu.
Merupakan awal proses internalisasi yaitu usaha
untuk menarik fakta tentang obyek kedalam diri
subyek.
7
GEJALA PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN (2)

• Proses abstraksi merubah dari bentuk yang


dikenal jasmani(konkret)menuju bentuk
abstrak/simbol yang dikenal oleh akal/jiwa.
• Representasi akhir dari proses inderawi
dan abstraksi adalah formulasi dalam
bentuk bahasa,yang dapat sekaligus
bersifat jasmani(konkret)dan
kejiwaan(abstrak).

8
GEJALA PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN (2)

• Pengertian “dari dalam “ obyek biasanya dilakukan


dengan menyusun suatu tata hubungan abstrak
tentang berbagai kenyataan (variabel) dalam obyek
dalam bentuk model matematis atau model
kualitatif.
• Model matematis :
– menunjukkan bentuk interaksi antar variabel ,dlm
tata hubungan dgn struktur persamaan
matematis.
– Dpt menggambarkan secara eksak hal-hal
tentang obyek,seperti : apa,mengapa dan
bagaimana tentang suatu proses yang terjadi
pada obyek.
KEBENARAN ILMIAH (1)
• Konsep tentang kebenaran,kenyataan dan
kepastian tentang obyek dapat mengacu
kepada proses berfikir empiris “Aposteriori”
dan/atau “Apriori”
Proses berfikir APRIORI.Prius (sebelum),
yang berarti ilmu didapat dengan
mengungkapkan sesuatu yang
mendahului adanya kenyataan.
• Dalam sejarah filsafat kebenaran Plato
menganut konsep kebenaran Apriori,yang
ingin menangkap sesuatu yang “tidak
berubah” ,sesuatu yang abadi ,dalam obyek
sebagai suatu kenyataan. 10
KEBENARAN ILMIAH (2)
• Aristoteles,murid Plato, menganggap
konsep kebenaran adalah hasil dari
keseluruhan kegiatan interaksi antara
subyek dengan obyek ,mulai dari
proses inderawi,abstraksi dan refleksi.
• Karena itu konsep kebenaran
Aristoteles adalah gabungan antara
pengamatan empiris,dengan berfikir
teoritis,yaitu gabungan konsep berfikir
Aposteriori dan Apriori.
11
KEBENARAN ILMIAH (3)
• Konsep kebenaran Aristoteles ini menjadi
dasar kaidah normatif metode
pengembangan ilmu pengetahuan sampai
sekarang ,yang disebut sebagai metode
ilmiah.
• Unsur kaidah logika yang digunakan dalam
metode ilmiah yang digunakan adalah
logika induksi yang bersesuaian dengan
pengamatan empiris(Aposteriori)dan logika
deduksi yang bersesuaian dengan berfikir
teoritis(Apriori),yang diaplikasikan ber-
sama2.
12
KEBENARAN ILMIAH (4)

• Dengan demikian kebenaran ilmiah


harus dapat dibuktikan melalui
pengamatan empiris,dan dapat
dideskripsikan secara logis-
teoritis,sistematis dan konsisten.

13
Azas-azas logika
• Proses logika bukan suatu proses “penciptaan”,tetapi lebih
pada proses penjelasan dan penerangan secara
rasional,terhadap berbagai obyek atau fenomena alam.
• Jenis-jenis logika :
1.Analogi:penyetaraan.
2.Korespondensi:tata hubungan.
3.Alibi:keterlibatan.
4.Implikasi:Akibat.
5.Alternative:kemungkinan.
6.Deduksi.
7.Induksi.
8.Trial and error.
9.Dan lain2.
Yang digunakan sebagai dasar pembenaran dalam logika ilmu
pengetahuan adalah logika induksi dan logika deduksi.
14
DAFTAR PUSTAKA
1.Tim Dosen Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat
UGM, Filsafat Ilmu ,Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Penerbit
Liberty Yogyakarta, Cetakan
ketiga,September 2003.
2.The Liang Gie,Pengantar Filsafat Ilmu,
Penerbit Liberty Yogyakarta, Edisi kedua
(diperbaharui) Cetakan kelima Oktober 2000.
3. Rizal Muntasyir dan Misnal Munir. Filsafat
Ilmu. Penerbit Pustaka pelajar. Cetakan V,
April 2006

15

Anda mungkin juga menyukai